Share

Bab 70

Author: Evelyn
last update Last Updated: 2024-10-29 19:42:56
Tidak ada cara lagi selain lewat jendela. Aku mengambil kursi dan memukul jendela dan teralis hingga pecah. Aku mendorongnya hingga lepas. Aku mengeluarkan koperku hingga terjatuh.

Seperti yang kubilang, kamarku terletak paling jauh, jadi kegaduhan ini tidak akan terdengar oleh siapa pun. Aku perlahan memanjat turut, berhati-hati oleh pecahan kaca. Aku menghela nafas lega ketika aku turun.

Senang akhirnya aku bisa turun, aku mengambil dan menyeret koperku. Mataku terpaku pada ponselku saat memesan taksi. Kesenanganku sirna ketika aku menabrak seseorang. Aku menengadah dan merasa hatiku mencelos ketika mendapati mataku bertemu dengan mata Rowan.

“Apakah kamu benar-benar akan kabur dengan bayiku?” Tanyanya, nada suaranya keras.

Aku mengepalkan tanganku, melepas koperku.

“Sudah kubilang pada Ibu itu bukan bayimu,” bohongku sambil mundur.

Tidak mungkin aku akan membesarkan bayiku di tengah lingkungan yang toksik. Di mana semuanya membenci ibunya.

“Beraninya kamu berbohong padaku,” g
Locked Chapter
Continue to read this book on the APP

Related chapters

  • PENYESALAN MANTAN SUAMI   Bab 71

    Masa sekarang. “Jadi begitulah. Mereka memiliki alasan untuk membenciku. Aku adalah penghancur hubungan,” kataku sambil merasakan air mata menggenang di mataku. Mengingat hal ini membuatku merasa sakit. Aku dulu sangat bodoh dan naif. Aku berpikir bahwa aku bisa membuatnya mencintaiku setelah kuhancurkan hidupnya. Sembilan tahun berlalu dan aku masih membayar harga untuk mencintai Rowan Wijaya. “Bukankah itu bukan salahmu?” Tanya Ethan, jemarinya mengelusku. “Benar. Aku membiarkan rasa obsesiku untukny menang dan karena itu, aku membuat kesalahan terbesar dalam hidupku.” Tangisanku jatuh. Jika saja aku bisa memutar waktu kembali. Jika saja aku bisa merubahnya. Aku hidup dalam penyesalan. Kuharap aku mendengarkan suara hatiku. Kuharap aku memerhatikan suara itu, bukannya mengabaikannya. Pastilah itu akan menyelamatkanku dari rasa sakit dan sakit hati. Astaga. Aku berharap aku menyadari aku hamil lebih awal. Aku akan kabur lebih awal. Aku akan kabur dan tidak pernah bilang Rowan ba

  • PENYESALAN MANTAN SUAMI   Bab 72

    Cahaya hangat yang membias di wajahku membuatku bangun. Awalnya, aku bingung mengapa aku ada di kamarku, tetapi kemudian lengan berat di pinggangku membuatku teringat akan apa yang telah terjadi. Aku mulai panik, sampai-sampai takut untuk membangunkan Ethan. Aku tidak ingin membangunkannya sekarang. Tidak ketika aku sedang panik seperti ini. Tidak ketika seisi kepalaku sedang kacau. Pelan-pelan aku bangun dan meninggalkan kasur. Dia berbalik badan dan menggumamkan sesuatu di tidurnya, tetapi dia tidak bangun. Aku menghela nafas lega sambil memakai baju dan mengambil ponselku dari nakas. Aku berjalan berjinjit ke pinty dan membukanya perlahan hingga suara deritan pintu terdengar. Aku menengok, segera lega karena Ethan asih tertidur. Selimut menutupi pinggangnya, memperlihatkan otot perutnya yang terpahat sempurna dan tangannya menutupi wajahnya. Aku meneguk ludah dan meninggalkan ruangan. Aku menuruni anak tangga dengan perasaan malu, meskipun aku berada di rumahku sendiri. Rasa sa

  • PENYESALAN MANTAN SUAMI   Bab 73

    Aku benar-benar tidak mengerti. Mengapa sekarang? Apa yang mereka harapkan dari ini?“Maaf darimu, mungkin?” Suara yang sama berbisik. Maafku. Sebuah kata yang sederhana, tetapi begitu rumit. Bagaimana bisa aku memberikan apa yang mereka mau, ketika mereka tidak memberikannya padaku? Bagaimana bisa aku memaafkan mereka ketika mereka menghancurkanku? Bagaimana bisa aku melupakan semuanya ketika mereka tidak membiarkanku hidup dalam damai atas apa yang terjadi?Ethan benar. Baik aku dan Rowan sama-sama mabuk, tetapi hanya aku yang diadili. Yang disalahkan adalah aku. Akulah yang diejek oleh mereka, yang diremehkan oleh mereka, dan dirundung oleh mereka. Akulah yang mendapat siksaan baik mental maupun fisik. Aku menerima semuanya. Aku menanggung kesalahan itu, meskipun tidak harus kuindahkan. Namun, kulakukan karena aku mencintai Rowan. Semakin kupikirkan, semakin aku merasa marah. Aku bisa merasakan tangisan amarah ingin berjatuhan, tetapi kali ini aku tidak ingin menahannya. Aku su

  • PENYESALAN MANTAN SUAMI   Bab 74

    Rowan. Aku sedang bersiap-siap untuk pesta. Aku tidak sedang ingin berpesta, tetapi aku harus pergi. Pemilik Yayasan Harapan mengadakan pesta makan-makan untuk menghargai seluruh donaturnya. Karena aku adalah salah satu dari donatur, aku diundang. “Ada apa, Brian? Aku sibuk,” jawabku setelah mengecek siapa yang menelepon.“Kami sudah tahu itu DNA siapa dari sampel darah yang kami ambil dari rumah Nona Santoso,” katanya dengan lugas. Namanya membuatku tercekat. Kata terakhir yang kuucapkan padanya masih bergema di benakku. Tidak seharusnya aku mengatakan hal sejahat itu, tetapi aku benar-benar marah saat dia memukul Emma.“Lalu?” Tanyaku buru-buru. Kuharap ini adalah berita baik. Aku sangat ingin menyelesaikan masalah Ava dan melupakannya. “Aku tidak memiliki kabar bagus,” jawabnya membuatku mengerang. “Apa yang terjadi?”“Kami menemukan laki-laki ini. Dia terkenal dengan nama Bisa Hitam. Dia sudah dalam pencarian kami sejak lama sebab dia adalah pembunuh bayaran. Seseorang member

  • PENYESALAN MANTAN SUAMI   Bab 75

    Kami sampai tepat waktu dan aku menghela nafas lega. Mobil berhenti dan aku keluar, lalu aku membantu Emma keluar. Blitz kamera mulai menyambut kami begitu kami berjalan di karpet merah. “Pak Wijaya, benarkah Anda sekarang bersama Emma Santoso, kakak mantan istri Anda?” Tanya satu reporter. “Ada yang bilang bahwa Nona Emma adalah kekasih Anda, tetapi situasi memaksa Anda untuk bersama Ava Santoso.” Sahut yang lain.“Di mana mantan istri Anda, Pak Wijaya?”“Nona Emma, bagaimana rasanya bersama pria yang pernah menikahi adik Anda? Mereka bahkan memiliki anak.”Aku merasa cengkraman Emma pada lengan atasku mengencang ketika mereka menanyainya pertanyaan itu. Aku menjauhkannya dari para reporter itu saat mereka menanyai kami secara bertubi-tubi. Akhirnya, kami masuk dan disambut ke dalam. Pelaksana acaranya bekerja dengan baik. Aku tidak suka hal ini, tetapi tempatnya terlihat luar biasa. Kami diantar di meja kami. Di sana sudah ada Gabriel, Travis, Ruby, dan Christine yang sudah duduk.

  • PENYESALAN MANTAN SUAMI   Bab 76

    Baik Emma dan Christine menatapnya dengan terkejut dan penuh amarah. Mungkin karena belum pernah ada yang berani berbicara seperti itu pada mereka. Emma mengepalkan tangannya. Amarah berkilat dari sorotnya. “Cukup, Ruby. Aku tidak akan menoleransimu berbicara pada Emma seperti itu, dia adikku. Jika kamu tidak bisa menghormatinya, maka pergilah,” geram Travis padanya. Ruby kemudian ganti melirik Travis. “Mungkin saja kamu lupa, Ava adalah adikmu, tetapi sepertinya kamu tidak memedulikannya. Toh, kamu juga termasuk orang yang menginjaknya dan memperlakukannya seperti sampah,” Lalu dia berdiri. “Aku dengan senang hati aku pergi. Aku lebih memilih berada di rumah, daripada menghabiskan malam dengan orang-orang bajingan seperti kalian. Kalian membuatku muak.”“Ruby...” Travis memohon, nada suaranya dengan cepat berubah. Namun, dia sudah berbalik dan pergi. Suasana di meja menjadi hening saat kami melihatnya pergi. Namun, saat dia akan pergi, dia dihentikan oleh pengawal. Pengawal itu men

  • PENYESALAN MANTAN SUAMI   Bab 77

    “Apa?” Bisik Emma di sebelahku dengan terkejut. Seisi ruangan menjadi hening. Semua orang terkejut. Tidak ada yang mengira bahwa Ava-lah pendiri dari organisasi sebesar itu. Astaga, aku sempat menikahinya dan aku juga tidak tahu. Mungkin semua orang bertanya-tanya jika aku tahu identitas Ava yang sebenarnya atau tidak. “Apakah kamu mengetahui ini?” Tanya Gabriel, matanya terbelalak dan mulutnya menganga. “Tidak.” Geramku karena tidak mengetahuinya. Aku melihatnya saat dia kembali ke kursinya. Dia berdiri dan Ethan berdiri sambil menautkan tangannya. Dengan senyuman, Ava membalas uluran tangannya dan dia mengajaknya berjalan ke panggung. Aku mengeraskan rahangku ketika dia menaruh tangannya di punggungnya yang terekspos saat dia membantunya naik tangga. Ketika dia sudah naik, Ethan turun. Ava memeluk Maria sebelum dia ke mimbar. Dia tersenyum sebelum berdeham. “Hai,” Dia tertawa kecil degan tergugup. “Untuk alasan satu dan lain hal, lebih mudah bagiku untuk berada di ruangan pen

  • PENYESALAN MANTAN SUAMI   Bab 78

    “Sempurna.” Dia tidak berkata sepatah kata apa pun, dia hanya mengambil tabletnya dan mulai mengetik sesuatu di sana.“Hei,” Ujar Emma. “Bukankah itu Caleb Kurniawan dari Perusahaan Kurniawan di bidang teknologi? Apa yang dilakukannya dengan Ava? Apakah dia mengenalnya?Aku melihat ke arah pandangannya. Pria muda yang bersama Ava, pantas saja dia terlihat familiar. Perusahannya didirikan sekitar dua tahun yang lalu. Dia adalah pemimpin termuda dan sudah menorehkan namanya di dunia bisnis. Dalam usia dua puluh tahun, dia sudah sukses. Teknologinya menjadi popular dan dia menjadi sorotan orang-orang. Aku benar-benar terpojok. Aku khawatir dia akan menggantikan posisiku sebagai pengusaha nomor satu di negara ini. Bocah itu sudah membuat pengusaha yang lainnya kewalahan. “Oh, iya. Beliau adalah salah satu penerima dari Yayasan Harapan. Dia adalah yatim piatu dan Ava menaunginya. Dia juga yang sadar kalau Caleb adalah jenius dalam teknologi. Dia mendorongnya untuk mengasah bakatnya. Keti

Latest chapter

  • PENYESALAN MANTAN SUAMI   Bab 398

    Hana“Apa maumu, Gabriel? Seperti yang kamu lihat, aku sedang tidak ingin bicara.” Aku bangkit dari lantai sambil menghapus air mataku.Kata-kata Lilly masih terngiang di kepalaku serta menyayat hatiku berulang kali. Aku mengusap rambutku untuk mencoba mengusir rasa sakit yang kurasakan. Aku tahu ini akan terjadi. Aku tahu dia mungkin tidak akan menerimanya dengan baik.Maksudku, bagaimana bisa seseorang menerimanya dengan baik ketika ibunya tiba-tiba mengungkapkan bahwa pria yang selama ini dianggapnya Ayah ternyata bukan ayahnya? Bahwa dia telah dibohongi dan tidak ada yang mau memberi tahu kebenarannya hingga keadaan memaksa. Aku mengerti perasaannya dan paham reaksinya. Aku hanya tidak tahu bagaimana menghadapi kata-katanya dan rasa sakit yang kulihat di matanya.“Dia tidak benar-benar bermaksud begitu,” ujar Gabriel sambil berjalan lebih dekat ke kamarku.Aku menatapnya tajam dan merasakan sesuatu yang buruk membuncah di dalam diriku. “Bagaimana kamu tahu? Kamu bahkan belum cukup

  • PENYESALAN MANTAN SUAMI   Bab 397

    HanaMinggu ini benar-benar kacau. Sejak kembali ke kota ini, rasanya aku terus-menerus berlarian menyelesaikan berbagai urusan tanpa sempat istirahat sedikit pun.Setidaknya Lilly sekarang merasa lebih nyaman. Gabriel menolak untuk mengirim kasurnya karena kasur di sini lebih nyaman, tapi dia setuju untuk mengirimkan seprai dan selimutnya. Itu sudah cukup membuat perubahan, dan sekarang dia bisa tidur nyenyak sepanjang malam.Gabriel … dari mana aku harus memulainya? Dia pulang ke rumah meskipun larut malam, tapi hanya sebatas itu. Kami saling menghindari dan mencoba hidup seperti tidak saling ada. Kurasa ini cara terbaik untuk kami. Ini akan mencegah Lilly melihat kami bertengkar terus-menerus.“Ibu, katanya ingin bicara denganku?” Suara Lilly menarikku dari lamunanku.Aku meletakkan pakaian yang sedang kulipat dan duduk di tempat tidur sebelum memberi isyarat padanya untuk melakukan hal yang sama. Dia melangkah mendekat dengan dahi berkerut dan duduk di sebelahku.Kami berada di kam

  • PENYESALAN MANTAN SUAMI   Bab 396

    Punggung wanita itu membelakangiku, begitu juga dengan Guntur. Aku tidak perlu mengkhawatirkan Calvin, sebab dia terlihat begitu tergila-gila dan mengarahkan perhatiannya pada setiap perkataan wanita itu dengan senyuman lembut di bibirnya.Lagi-lagi, perasaan tidak nyaman menyusupi diriku. Mengapa aku merasa aku tidak bisa bernafas? Kerongkonganku terasa tercekat melihatnya. Aku berfokus pada mereka. Aku tidak bisa mendengar apa yang mereka katakan karena mereka berjarak beberapa meja dariku, tapi kedamaian dan kebahagiaan di wajah Calvin sudah cukup untuk membuatku tahu apa yang tengah terjadi. Dia sedang berkencan dan Guntur ikut. Wanita itu bahkan tidak mempermasalahkannya, tapi tidak mungkin aku akan membiarkan wanita lain menggantikanku di kehidupan putraku. Aku tidak bisa melihat Guntur, tapi aku tahu, seperti dengan Calvin, dia senang bisa berada di sini. Calvin pasti akan langsung pergi dengan putra kami kalau dia merasa sebaliknya. Entah mengapa, aku tetap ada di sana meski

  • PENYESALAN MANTAN SUAMI   Bab 395

    Perkataan Merrisa terus terngiang di telingaku bahkan setelah kami makan. Kami sedang memakan hidangan penutup kami. Aku suka es krim, tapi hari ini aku tidak bisa menikmatinya. Tidak ketika dia sudah membuatku meragukan segala yang kuyakini selama beberapa tahun terakhir ini. “Kenapa kamu begitu diam?” tanyanya setelah menaruh milkshake-nya ke meja. “Apakah kamu memikirkan apa yang kukatakan padaku?”Kalimat terakhirnya dikatakannya sambil tersenyum miring sambil bersandar kembali di kursinya. “Tentu tidak,” bohongku. “Aku hanya penasaran caraku untuk membuat Calvin dan Guntur memaafkanku. Tidak peduli seberapa keras kupikirkan, sepertinya tidak ada jalannya.”Sebagai seorang pengacara, aku terbiasa untuk memandang segala hal dari seluruh sisi ketika aku membela klienku. Itulah yang membuat pekerjaanku begitu lancar. Aku membereskan segalanya dan bisa menangani seluruh hasilnya. Aku melakukan itu pada masalahku sekarang dan kuyakin tidak ada harapan. Aku mungkin tidak mencintai Cal

  • PENYESALAN MANTAN SUAMI   Bab 394

    “Kenapa aku harus membiarkanmu untuk meyakinkanku keluar makan siang?” keluhku sambil melihat pemandangan di depan kami. Sudah lama sekali sejak aku keluar dari rumah keluarga kami. Sepertinya terakhir kali aku keluar adalah saat aku menghadiri pernikahan Ava. Sejujurnya, aku bahkan terkejut bahwa dia mengundangku. Di antara semua orang, kupikir aku akan menjadi orang terakhir yang diinginkannya hadir di pernikahannya. “Sebab kamu harus keluar,” balas Merrisa sambil menarikku dari pemikiranku. “Aku biasanya keluar dari rumah, Merrisa,” ujarku untuk membela diriku. Dengusannya begitu membuatku kesal. “Pergi ke taman tidak terhitung keluar,” balasnya. “Sekarang, berhentilah mengeluh dan duduk serta nikmati. Kamu pasti akan menyukai ini, aku janji.”“Aku tidak yakin.”Setelah itu aku bersandar ke kursi dan menutup mataku. Benakku berkecamuk akan ribuan pemikiran di setiap menitnya. Aku tidak bisa mengendalikannya sama sekali. Setelah pembicaraanku dengan Merrisa di kamarku, benakku

  • PENYESALAN MANTAN SUAMI   Bab 393

    Emma. “Kamu harus keluar dari kamarmu, Emma. Kamu tidak bisa menghabiskan harimu di dalam sini.” Aku mendengar perkataan Ibu, tapi aku tidak menatapnya sebab mataku tetap terfokus pada drama sedih yang sedang kutonton. Aku duduk di ranjangku dengan masih memakai piyama dan beberapa cemilan yang berceceran di sekitar selimutku. Aku minum bermacam-macam minuman dan sekotak besar es krim, yang mana tengah menjadi adiksiku saat ini. Gorden kamarku tertutup dan menghalangi sinar matahari masuk sedari aku menutup gorden ini sejak beberapa bulan lalu. “Itulah yang sudah kucoba katakan padanya, tapi wanita itu tidak mau mendengarku!” dengus Merrisa. Aku bisa merasakan kata-katanya menusuk di hatiku, tapi aku sama sekali tidak mengindahkannya. Aku hanya mau sendirian untuk meresapi penderitaanku. Lagipula, akulah yang membawa penderitaan ini sendiri. “Apa yang akan Guntur katakan kalau dia melihatmu seperti itu? Kamu begitu berantakan, begitu juga dengan ruanganmu. Aku tidak tahu kapan ter

  • PENYESALAN MANTAN SUAMI   Bab 392

    Aku melihat Rowan begitu kami masuk. Sama seperti kembarannya, dia memakai jas hitam. Kami berjalan ke depan kapel saat pendeta berjalan masuk ke dalam.“Hai, Hana,” sapa Rowan dengan sopan dan menyambutku dengan senyumannya. Aku benar-benar terkejut. Dia sudah sangat berubah, dia tidak seperti Rowan yang kuingat. Sebelumnya, dia selalu terlihat dingin dan datar, seolah dia menganggap seluruh orang tidaklah penting. Tapi sekarang, dia terlihat hangat. Seolah kekelaman yang dulu menyelimutinya sudah sepenuhnya sirna. “H ... Hai,” balasku dengan terbata-bata. Aku penasaran apakah dia berhasil kembali bersama mantan pacarnya. Lagipula, semua orang tahu bahwa dia berubah setelah dia kehilangan dirinya dan terpaksa untuk menikahi Ava. Ah, pasti dia sudah kembali bersama mantan pacarnya. Dia begitu membenci Ava, jadi perubahan ini pastilah karena kakaknya Ava, Emma. “Bisa kita mulai sekarang?” sela si pendeta dan kami bertiga mengangguk. Aku berdiri di sebelah Gabriel dan Rowan berdiri

  • PENYESALAN MANTAN SUAMI   Bab 391

    Aku menyelesaikan riasakanku sebelum menatap diriku di kaca. Aku benar-benar gugup sebab hari ini adalah hari pernikahanku yang ketiga kali. Memang kedengarannya aku kecewa akan hal ini, ‘kan? Satu-satunya hal yang menenangkanku adalah aku akan menikahi pria yang sama yang kunikahi bertahun-tahun yang lalu, suamiku yang pertama. Sembari memakai mantelku, aku mengambil tasku dan berjalan keluar dari kamar. Udara di sana seakan menyengatku seiring dengan rasa kecemasan yang menjalari setiap jengkal tubuhku. Gabriel sudah membawakan kontrak yang baru yang sudah disetujui malam itu, dan sekarang, sehari setelahnya, kami menuju ke gereja untuk pemberkatan. “Apakah kamu sudah siap?” tanya Gabriel saat aku berjalan ke ruang tamu. Aku tidak bisa menjawab. Aku merasa aku tidak bisa berpikir, jadi aku hanya mengangguk. “Kenapa aku tidak bisa pergi bersama Ibu?” keluh Lilly yang membuatku berbalik ke arahnya. Dia sedang duduk di sofa yang berbentuk L sembari mengernyitkan dahinya dan melip

  • PENYESALAN MANTAN SUAMI   Bab 390

    Dia mendorong dokumen itu ke arahku di atas meja. Aku mengambilnya dan mulai membacanya. Aku akan meminta pengacaraku memeriksanya nanti, tapi penting juga bagiku untuk memahami isi kontrak itu sendiri terlebih dahulu. Satu hal yang diajarkan kakakku adalah jangan pernah menandatangani apa pun tanpa membacanya dengan seksama.Dasar-dasar yang kami diskusikan sebelumnya tercantum di sana. Kontrak ini akan berlaku minimal selama dua tahun. Setelahnya, aku akan mendapatkan Perusahaan Gelora dan sedikit tunjangan. Gabriel juga akan terus membiayai Lilly. Dia juga menegaskan bahwa dia ingin Lilly diakui sebagai putrinya dan Lilly harus menyematkan nama Wijaya di nama belakangnya. Itulah poin-poin terpenting bagiku, jadi setelah membaca dan mengulangi bagian itu, aku meletakkan kertas-kertasnya.“Ada keluhan?” tanyanya sambil menyodorkan pulpen ke arahku.“Tidak, tapi aku ingin menambahkan beberapa ketentuan,” ujarku sambil menatap pulpen itu, tapi tidak segera mengambilnya.“Ketentuan sepe

DMCA.com Protection Status