Rowan“Pak?” Dion menelepon dengan suaranya yang gemetar tidak wajar.Aku melepaskan pelukanku dari Emma, yang sedang bersandar di dadaku dan di saat yang sama kami sedang menonton film. Banyak hal yang telah kulakukan untuk akhirnya dia bisa memaafkanku. Aku tidak bermaksud untuk menyakitinya lebih lagi. Aku ingin segalanya kembali seperti semula, ketika kami masih muda.Aku masih benar-benar sangat bingung dan tidak tahu apa yang sedang kulakukan. Mencium saudara Emma saat aku sedang berhubungan dan mencintai Emma. Aku masih bisa merasakan bibir Ava berhari-hari lamanya, tetapi seperti yang telah kulakukan sebelumnya untuknya, aku mengubur ingatan akan Ava dan ciuman itu dalam-dalam di benakku.Aku telah menunggu begitu lama untuk akhirnya bersama Emma. Tidak akan aku hancurkan kesempatan untuk bersamanya lagi. Apa pun yang kurasakan untuk Ava itu bukan apa-apa. Selain Noah, Emma adalah duniaku, selamanya begitu. Tidak akan kubiarkan ada penghalang apa pun lagi. “Apa?!” Aku bertanya
“Baiklah,” balasnya dan dia membuka matanya. Brian memotong pembicaraan kami. “Jangan khawatir, mereka akan sampai sebentar lagi. Nah, sambil menunggu, apakah saya boleh menanyai Anda beberapa pertanyaan?”Ava menganggukkan kepalanya dan mengernyit, merasakan sakit akan lukanya. ‘Sial!’ Kataku sembari menyibak rambutku. Dia kesakitan dan aku merasa amarah mendalam di dalam diriku. “Baiklah. Bisakah Anda memberi saya gambaran mengenai seperti apa rupa pelaku yang menyerang Anda?” Tanya Brian padanya. Ava menarik nafas panjang. “Dia memakai masker, jadi aku tidak tahu wajahnya seperti apa. Namun, aku ingat rambutnya berwarna cokelat dan acak-acakan. Dia cukup tinggi, mungkin sekitar seratus delapan puluh centimeter dan badannya benar-benar besar dan kokoh.”“Ada lagi?”“Tidak. Itu saja.”“Apakah dia mengatakan sesuatu? Misalnya mengapa dia menargetmu?”“Iya. Dia berkata bahwa dia bukanlah anggota geng manapun, tetapi seseorang berjanji akan membayarkan sejumlah besar uang jika dia me
POV Anonim. Aku benar-benar sebal. Ini merupakan sebuah penghinaan. Bukan sebal lagi, aku sudah benar-benar merasa marah. Lagi-lagi dia berhasil kabur dariku, Lagi-lagi dia berhasil selamat dari maut. “Katakan padaku, bagaimana bisa dia masih hidup?” Tanyaku pada Rafael. “Aku bersumpah aku hampir saja berhasil kali ini. Sedikit lagi aku bisa mengakhiri hidupnya, tetapi pengawal sialannya itu datang dan menyelamatkannya,” gumamnya. Oh, dia pikir aku bodoh? Bahwa aku tidak tahu apa yang terjadi? Aku hanya mendapatkan alasan dari dia sejak rencana ini dimulai. Tiga kali sudah dia gagal untuk membawakanku mayatnya. Satu-satunya yang bisa kusyukuri adalah aku belum membayarnya. Bayangkan saja jika dia sudah kubayar, tetapi dia tetap saja tidak berhasil. Dia seharusnya bisa mendapat tujuh setengah miliar rupiah jika berhasil menyelesaikan pekerjaannya. Seharusnya dia cukup termotivasi untuk melaksanakan tugasnya dan menyelesaikannya tepat waktu sesuai persetujuan kami dengan uang sebeg
Ava. Aku masih proses pemulihan dari penyerangan tadi. Tidak hanya fisikku yang babak belur, mentalku juga. Aku hanya ingin ini semua segera berakhir. Tiga kali sudah seseorang mencoba untuk membunuhku. Tiga kali sudah aku bisa lolos. Aku tidak tahu kapan keberuntunganku akan habis, sebab pastilah siapa pun itu yang menginginkan kematianku benar-benar ingin membuatku tidak bisa melihat Noah lagi. Aku merinding ketika aku ingat seberapa dekat aku akan bertemu dengan penciptaku. Dia sudah berada di rumahku, merencanakan untuk merudapaksaku sebelum membunuhku. Air mata mulai memenuhi pelupuk mataku dan aku berusaha dengan keras untuk tidak membiarkannya mengalir. Aku sudah cukup banyak menangis beberapa hari terakhir ini. Aku sudah lelah, tetapi aku tidak bisa mengerti. Mengapa ada yang ingin aku mati? Aku tidak pernah berbuat masalah apa pun pada seseorang, selain Emma. Bahkan dia sudah bersama dengan Rowan sekarang, seharusnya itu sudah mengampuni dosaku. Aku tidak pantas mendapatkan
“Christine, kamu melakukan segalanya untuk menghancurkanku, berpikir bahwa Rowan akan melihatmu. Bahkan ketika kami menikah, kamu mencoba dengan sepenuh hati untuk menggodanya tetapi dia tidak tertarik. Tentu, dia tidak mencintaiku, tetapi aku dulu adalah istrinya, dan kamu bukanlah siapa-siapa selain sekretarisnnya dia yang bahkan tidak menarik baginya. Jadi, kutanyakan pertanyaan yang sama padamu, bagaimana rasanya mengetahui bahwa kamu tidak akan pernah menjadi pasangannya? Bahwa dia tidak akan pernah melihatmu lebih dari sekedar seorang sekretaris? Bahwa dia lebih baik meniduriku meskipun dia membenciku, daripada selingkuh denganmu? Lalu, bagaimana rasanya mengetahui bahwa kamu tidak akan punya kesempatan, karena Emma sudah kembali?” Aku menyunggingkan senyum jahat, bangga karena akhirnya aku bisa membela diri. “Dasar jalang jelek!” Geramnya sebelum melompat ke arahku. Aku sempat untuk menghindar dan dia tersandung heelsnya yang terlampau tinggi dan mahal itu. Dia segera berdiri
“Apakah kamu yakin atas apa yang kamu lakukan, Ava?” Tanya Ruby dengan khawatir. Aku sedang bersiap-siap untuk pergi ke sekolah Noah. Hari ini ada pertemuan antar guru dan orangtua yang dilaksanakan setahun sekali dan aku seharusnya bertemu Rowan di sana. Ruby memanggilku untuk mengetahui apakah kami bisa pergi bersama karena sudah lama kami tidak berjumpa. Ketika aku sedang diserang, dia sedang berada di Jepang bersama Travis untuk urusan bisnis. Dia kembali lusa lalu. “Aku yakin. Aku berpikir ini adalah jalan terbaik untuk melupakan Rowan. Maksudku, bagaimana bisa aku jatuh cinta dengan orang lain jika aku tidak menyelesaikan yang lama?”Aku sudah memberitahunya mengenai ciuman yang kulakukan bersama Ethan. Selama beberapa hari terakhir, kami melakukannya terus, tetapi tidak lebih dari itu. “Tentu, tetapi tidakkah kamu pikir kamu bergerak sedikit terlalu cepat? Sudah berapa lama kamu mengenal dia?” Pertanyaannya membuatku membuyarkan lamunanku. “Sekitar tiga bulan...tunggu, meng
Apa yang aku inginkan? Apakah aku hanya menggunakannya atau aku benar-benar menginginkannya? Aku tidak ingin membuat segalanya rumit atau menyulitkan diriku sendiri untuk hal ini. Aku sudah memutuskan untuk melupakan Rowan, tetapi akankah aku melakukannya dengan benar?Aku tidak ingin menyakiti Ethan, apalagi jika dia benar-benar tertarik untuk menjalin hubungan denganku, tetapi sebagian dari diriku takut bahwa aku akan menjadi ketergantungan secara tidak sehat dengannya. Dia membuatku melupakan Rowan dan cintaku untuknya. Aku takut itulah alasanku aku tenggelam dalam pesonanya. Meskipun ini terlihat tidak bagus, aku masih memikirkanya. Apakah benar se-tidak bagus itu? Kita semua ingin seseorang untuk melupakan segalanya. Apakah ini salah jika aku menginginkan Ethan karena dia membuatku melupakan semua rasa sakit hati dan deritaku?Bel mobil berbunyi di belakangku membuatku tersentak. Aku tenggelam begitu dalam dalam pemikiranku, sampai-sampai aku tidak sadar bahwa aku sudah berada d
Aku ingin meraihnya dalam pelukanku, tetapi dia berada di tempat yang beratus-ratus kilometer jauhnya. “Ibu minta maaf sayang. Mungkin Ayah sibuk dengan pekerjaan.”“Namun Ayah sudah janji!” Dia berteriak di layar. “Ayah bilang dia tidak akan melupakan janjinya, tetapi dia melakukannya.” Dia sudah menangis sekarang dan itu menghancurkanku. Ibu dan Joyce, Ibu Rowan datang untuk menenangkannya. Aku ingin berada bersamanya dan kenyataan bahwa aku tidak bisa seakan membunuhku. “Ayah akan menebusnya, sayang. Ingatlah Ayah mencintaimu dan dia tidak pernah melupakanmu,” kataku untuk menenangkannya. Dia tidak menjawab. Noah hanya menatap ke suatu arah dengan air mata yang terus mengalir di wajahnya. Dia benar-benar terlihat kosong. Ketika dia tidak bergeming atau mengatakan apa pun, Joyce berkata bahwa mereka akan menenangkannya sebelum memutus sambungan telepon. Aku menghentakkan langkahku keluar dari sekolah dan menuju parkiran. Sebagian besar dari mobil sudah pergi. Aku baru saja akan
Hai pembaca terkasih, aku baru saja membaca komentar kalian dan kalian benar-benar memberi tahuku perasaan kalian. Setiap orang berhak atas pendapatnya masing-masing, dan aku menghormati itu. Aku tidak bisa melakukan apa pun untuk mengubah pandangan mereka, dan itu benar-benar tidak masalah.Aku telah menerima beberapa kritik yang sangat baik, dan aku ingin berterima kasih kepada mereka yang telah menunjukkan kesalahanku. Aku selalu kesulitan menulis bagian akhir cerita, dan itulah mengapa kadang-kadang terasa terburu-buru. Jangan khawatir, aku akan bekerja keras untuk memperbaikinya di buku berikutnya.Tentang Emma dan Calvin, aku ingin kalian semua mengerti bahwa ini memang selalu menjadi akhir yang direncanakan, setidaknya di buku ini.Emma tidak mencintai Calvin. Dia menyesal atas apa yang dia lakukan, tetapi dia tidak pernah mencintainya dengan kedalaman yang sama seperti Calvin mencintainya. Dengan kata lain, dia mencintai Calvin, tetapi dia tidak jatuh cinta padanya. Calvin pan
Hana. Aku seolah sedang melayang dalam langit ketujuh. Aku merasa hangat, damai, dan dicintai. Perlahan, aku terbangun. Gabriel di belakangku dengan tangannya yang merengkuhku. Dia selalu melakukan ini setiap kali kami tidur. Dia terus memegangiku, seolah takut kalau aku akan menghilang kalau dia tidak melakukannya. Aku menggeliat sedikit untuk lepas dari tangannya. Alih-alih melepasku, dia mengeratkan tangannya, yang mendorongku mendekat ke badannya. Aku berhenti ketika merasakannya. Ketika kurasakan kejantanannya yang mengeras, libidoku naik, dan aku segera menginginkannya. Aku ingin merasakannya memasukiku. Kehidupan ranjang kami sehat, tapi selalu ada waktu di mana aku menginginkan lebih. Dengan memiliki tiga anak, kadang sulit untuk mendapat waktu untuk berduaan. “Hmm,” geram Gabriel ketika aku menggesekkan pantatku di kejantanannya. Suaranya menggetarkan klitorisku. Aku melakukannya lagi, dan mengundang desahan seksi darinya. Gabriel mulai membubuhi punggung, pundak, dan
“Tentu,” dia membalas senyumku tepat saat Henry berjalan mendekati kami.“Aku di sini untuk mencuri istriku yang cantik.” Suaranya serak, dan aku tak bisa menahan diri untuk tidak meleleh mendengar nadanya. Suaranya benar-benar seksi.“Dia milikmu.” Calvin melepaskanku dan menyingkir sebelum pergi.Henry menarikku ke dalam pelukannya, memastikan tidak ada jarak di antara kami. “Apakah kamu baik-baik saja? Punggungmu sakit? Kaki-kakimu bagaimana?”Lihat apa yang aku bilang? Dia mendominasi di dunia hukum, tapi perhatian dan penuh cinta sebagai pasangan. Aku bahkan tidak tahu bahwa aku punya tipe pria seperti ini sampai aku bertemu dengannya.“Aku baik-baik saja, cintaku, berhentilah khawatir,” ujarku sambil terkekeh dan menyeret diriku lebih dekat padanya.“Sudahkah aku memberitahumu bahwa aku mencintaimu?” tanyanya.Aku tidak bisa menahan senyum saat aku berdiri di ujung jari kakiku dan berbisik di bibirnya. “Sudah kamu katakan seribu kali hari ini, tapi aku tidak mengeluh.”“Kamu adal
Merrisa adalah salah satu pengiring pengantin perempuanku, begitu juga Ava, Calista, Ruby, Hana, dan Anjani. Mereka telah menjadi sahabatku selama empat tahun terakhir sejak kecelakaan itu. Tentu saja, aku tidak pernah bisa menggantikan Merrisa, dia sahabat terbaikku, tapi aku bersyukur memiliki mereka.Ditambah lagi, kemarin Merrisa memberitahuku bahwa dia berpikir untuk pindah ke sini. Aku sangat bersemangat. Aku menyayanginya, tapi kami mengakui bahwa menjalani persahabatan jarak jauh itu sulit. Aku benar-benar merasa di atas awan karena dia akan berada di dekatku.Musiknya melambat, dan Guntur mendekat, memecah semua percakapan lain.“Bolehkah aku berdansa denganmu, Ibu?”Seruan riuh para tamu terdengar, dan aku bersumpah hatiku langsung meleleh.“Tentu saja, putra tampanku,” jawabku sebelum menggenggam tangannya.Guntur sekarang sudah empat belas tahun, sudah jadi remaja. Bisa kalian percaya itu? Tingginya sudah sama denganku, dan aku yakin dalam beberapa tahun dia akan lebih ting
Emma. Aku menari dengan Merrisa, membiarkan musik menenggelamkanku. Aku merasakan sedikit rasa sakit di punggungku, tapi masa bodoh, sebab aku merasa sangat bahagia. Gaunku berayun mengikuti irama tubuhku sembari kami meneriakkan lirik lagu Cruel Summer milik Taylor Swift sekuat tenaga. Ava, yang hamil besar bergabung dengan kami. Aku tertawa sebab dia berpikir bahwa dia sedang menari, tapi tidak. Aku bahkan tidak tahu apa yang dilakukannya. Aku bisa menghitung saat-saat terbahagiaku dengan jari. Satu adalah ketika aku lolos ujian pengacara. Kedua, ketika Guntur memanggilku Ibu untuk pertama kali setelah bertahun-tahun lamanya, dan yang ketiga adalah hari ini, di hari pernikahanku.Kalian tidak salah dengar. Aku baru saja menikah, dan aku tidak pernah sebahagia ini. Ingat pengacara tampan yang kuberi tahu Ava saat ulang tahun James? Ya, dia tidak mau menyerah, tidak peduli berapa kali aku menolaknya. Dia terus bertanya hampir setiap hari. Aku lelah ditanyai hal yang sama setiap har
Jadi, kalian sudah sampai pada akhir dari Penyesalan Mantan Suami dan cerita sampingannya. Aku hanya mau berterima kasih pada kalian semua atas cinta dan dukungan kalian akan buku ini. Ini adalah buku terpanjang yang pernah kutulis, dan sejauh ini adalah yang paling sukses. Buku ini tidak akan sesukses ini kalau bukan karena dukungan kalian. Maka dari itu, terima kasih banyak. Terima kasih sudah menjadi bagian dari perjalanan buku ini dari awal sampai akhir. Hal ini sungguh berarti bagiku. Sekarang, aku mau mengumumkan bahwa buku Noah akan diunggah selanjutnya. Judulnya ‘Perjuangan Sang Milyuner untuk Pengampunan’. Aku masih mengerjakan plotnya, tapi akan kuunggah pada pertengahan Oktober, nantikan saja! Kita akan ada cerita sampingan soal Guntur dan mungkin satu lagi soal Lilly. Inilah sedikit intipan dari Perjuangan Sang Milyuner untuk Pengampunan. Di bawah ini hanyalah cuplikan kasarnya. ***Shella. Aku berjalan ke arah altar. Jantungku berdegup, dan langkahku lambat. Bunga mawa
Tiga tahun kemudian.Emma.“Serius, Emma, kapan kamu akan mulai berkencan?” tanya Ava sambil duduk di sampingku.Aku memandang ke arah halaman belakang, dan aku tak bisa menahan senyum yang muncul di bibirku. Hari ini adalah ulang tahun anak laki-laki Travis dan Ruby. James, dinamai dari ayah kami, yang berusia satu tahun hari ini.Ruby dan Travis menikah sekitar dua tahun yang lalu. Travis langsung melamarnya setelah aku sadar dari kecelakaan yang hampir merenggut nyawaku. Kalian mungkin bertanya-tanya apa yang terjadi pada pengemudi itu. Dia saat ini sedang menjalani hukuman lima tahun penjara karena mengemudi sembarangan. Aku berharap dia belajar dari kesalahannya.Kembali ke Travis dan Ruby. Kurasa melihatku di rumah sakit membuatnya menyadari betapa singkatnya hidup manusia. Dia melamarnya, dan Ruby setuju. Mereka menikah saat musim semi. Sebagai hasil dari perbaikan hubunganku dengan Ava, aku dibawa masuk ke pertemanan mereka. Calista dan Reaper menikah dalam sebuah pernikahan k
“Tidak! Aku harus mengejan!” seruku sambil menggenggam baju Gabriel. Aku merasa seperti sudah gila. Seolah aku sudah kehilangan akal sehatku. Rasa sakit ini sungguh sudah membuatku gila. Untungnya, kami sampai di kamar sebelum aku melahirkan di koridor rumah sakit sialan ini. Aku menghela nafas lega saat memasuki ruangan, dan mereka mulai mempersiapkanku. Ava sudah di dalam. Aku bersyukur memiliki seseorang yang mengerti rasanya kemaluan terbelah dua agar manusia cilik itu bisa terlahir ke dunia. “Aku tidak bisa menahannya lagi,” ujarku sebelum mengejan sekuat tenaga. Aku bersumpah bisa merasakan belahan pantatku seolah terbelah, yang menambah rasa sakitku.“Ini semua salahmu!” seruku pada Gabriel sambil mencengkeram erat tangannya. Aku menatap tajam padanya dengan nafas yang menderu. Batang hidungku kembang-kempis untuk berusaha meraup sebanyak-banyaknya oksigen ke paru-paruku. “Ayo, Hana, ejanlah!” ujar Ava sambil menyeka keringat dari dahiku. “Jangan pedulikan Gabriel.”“Jaha
“Tidak apa-apa, sayangku. Ibu hanya akan melahirkan. Ingatkah yang Ibu katakan padamu apa yang akan terjadi ketika sudah waktunya?”Dia menganggukkan kepalanya. “Iya. Ibu bilang akan merasa kesakitan, tapi aku tidak seharusnya takut, sebab itu bagian dari melahirkan bayi ke dunia.”“Bagus,” ujarku sambil meringis saat sakit kontraksi kembali menghampiri. “Itulah yang terjadi sekarang, jadi janganlah takut.”Gabriel menggenggam tanganku dan membantuku keluar dari kamar. Aku bernafas melalui hidung dan mulutku, tapi jujur saja. Ini sama sekali tidak membantu, ‘kan?“Aku hanya tidak paham. Kenapa Ibu harus kesakitan? Kenapa bayinya tidak langsung lahir saja tanpa menyakiti Ibu?”Hal terakhir yang kuinginkan adalah menorehkan trauma pada putriku dengan menjelaskan padanya bahwa rasa sakit memang lumrah untuk mengeluarkan bayi dari diriku. Dia pasti akan ingin tahu mengapa bayi harus dikeluarkan dengan mengejan, dan aku harus menjelaskan bahwa bayi itu besar, dan jalan keluarnya lebih kecil