Share

Bab 244

Penulis: Evelyn
last update Terakhir Diperbarui: 2024-10-09 18:00:00
“Dari nada suaramu, sepertinya kamu sudah mengawasi di sekitar putriku.”

“Lebih. Kami bahkan mulai berkomunikasi,” ujarnya.

Dia kemudian memberi tahu kami segalanya. Rencananya ketika dia menculik Ava dan bagaimana dia memihaknya setelah itu dan memintanya jika dia bisa terlibat dalam kehidupan bayi itu. Ava, yang berjiwa baik, yang suatu hari mungkin akan membawanya ke masalah, menerimanya.

“Kamu sadar bahwa jika polisi mengetahui kamu pernah berhubungan dengannya, dia akan terjebak?” tanya Calista.

“Jangan khawatir tentang itu. Aku sudah punya rencana yang sedang dikerjakan,” dia memberi Calista senyum nakal, tetapi tidak mengatakan apa pun lebih lanjut.

“Karena kamu telah berkomunikasi dengannya, apakah dia pernah menyebutkan sesuatu padamu? Mungkin dia merasa tidak aman atau terancam? Apa pun itu,” aku memohon padanya. Kami membutuhkan sesuatu untuk memberi kami titik awal di mana harus mencari.

Reaper memberi tahu kami tentang ketika Ava pertama kali mendapatkan catatan dan mel
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

  • PENYESALAN MANTAN SUAMI   Bab 245

    Aku menatap putraku. Aku sangat bangga padanya dan ikatan yang dimilikinya dengan ibunya. Tidak ada yang tahu, bahkan sahabat terdekatnya dan orang pakya, nama yang telah dia pilih, tetapi dia telah memberitahunya kepada Noah.“Itu sangat bagus,” kata Mary, tersenyum kepada Noah. “Kamu sudah mulai menjadi kakak yang hebat.”Noah hanya mengangguk, lalu melihatku.“Saat itu, kami berada di tempat tidurnya sambil makan es krim karena Ibu sangat menginginkannya. Aku bertanya padanya nama apa yang akan kita berikan untuk bayi itu. Kami menghabiskan berjam-jam membahas nama bayi sampai akhirnya kami memutuskan dua nama itu. Itu sangat menyenangkan, dan kami banyak tertawa.”Air mata mulai memenuhi matanya sekali lagi, dan aku menariknya ke sisiku. Sakit sekali melihatnya terluka. Melihatnya dalam rasa sakit. Aku ingin meredakan kesedihannya, tetapi aku tidak memiliki kekuatan untuk itu.“Kapan Ibu akan sembuh? Aku sangat merindukannya,” dia melanjutkan tangisannya.Aku tetap diam karena aku

    Terakhir Diperbarui : 2024-10-10
  • PENYESALAN MANTAN SUAMI   Bab 246

    Aku mengangguk dan mengikutinya.Kami pertama kali memasuki sebuah ruangan terpisah di mana mereka mesterilkan kami sebelum memberikan kami gaun medis, sarung tangan, dan masker untuk dikenakan. Setelah itu selesai, kami dibawa ke unit NICU. Kami melewati beberapa bayi lain yang juga berada di inkubator sebelum berhenti di satu bayi tertentu.Mary tersenyum kepada kami. “Noah, ini Liliana.”Sekali melihat padanya, dia sudah membuatku terpesona dengan jari-jarinya yang kecil. Dia bukan darahku, tetapi dia sudah mengambil hatiku.Liliana, meski dia masih kecil, tapi dia sangat cantik. Matanya tertutup, jadi aku tidak bisa melihat warna matanya, tetapi segalanya, dari hidung hingga bibirnya dan sehelai rambut yang keluar dari topi pinknya, adalah milik Ava. Dia merupakan gambaran persis ibunya.Hatiku hancur melihat selang-selang yang menempel padanya. Dia tidak pantas mendapatkan ini. Seharusnya dia masih terlindungi di dalam rahim ibunya.Dia masih hidup.Benar. Itu yang terpenting.“Bi

    Terakhir Diperbarui : 2024-10-10
  • PENYESALAN MANTAN SUAMI   Bab 247

    Ethan. Ketika aku mendapat kabar dari salah satu teman sel bahwa Ava tertembak, aku merasa seolah hatiku terbelah oleh kapak. Seluruh diriku terpaku saat dia mengatakan tidak ada kabar lebih lanjut, tapi dipercaya bahwa dia meninggal sebab tidak mungkin ada yang selamat dari tembakan itu. Fakta bahwa keluarganya terdiam dan tidak ada berita langsung yang mengabarkan.Aku mencintai Ava, bahkan aku lebih lagi mencintai bayiku. Mengetahui bahwa mereka berdua tidak selamat hampir membuatku gila.Aku menunggu sepanjang waktu dengan gugup. Aku menunggu orangtuaku berkunjung dan memberiku kabar buruk. Ketika semalam terlewati tanpa sepatah kati dari mereka, aku yakin bahwa rumor itu benar. Kalau tidak, kenapa mereka menunggu untuk memberi kabar lama sekali?Aku hampir tidak tertidur semalaman. Kekhawatiran dan kepanikan menghantuiku, memojokkanku ke ujung tepi jurang kegilaan dan kepalaku penuh akan pemikiran yang tidak-tidak.Di satu titik, aku menangis pada Tuhan. Berdoa agar barangkali Di

    Terakhir Diperbarui : 2024-10-11
  • PENYESALAN MANTAN SUAMI   Bab 248

    Rowan.Sudah tiga bulan. Tiga bulan sialan sejak Ava ditembak, dan dia belum juga terbangun. Dengan setiap bulan yang berlalu, semua orang perlahan kehilangan harapan bahwa dia akan bangun.Sangat frustrasi rasanya, tetapi tidak ada yang bisa aku lakukan tentang hal itu. Hal ini sekarang sudah di luar kekuasaan siapa pun.Mesin medisnya dilepas sebulan setelah kecelakaannya. Dia tidak membutuhkannya untuk bernafas karena paru-parunya baik-baik saja. Mereka bahkan memindahkannya ke kamar biasa. Kami semua berpikir dia akan keluar dari koma saat itu, tetapi itu tidak pernah terjadi. Dua bulan berlalu, dan kami masih menunggu.“Haruskah saya menunggu Anda, Pak Wijaya?” tanya supirku tepat sebelum aku keluar dari mobil.“Tidak perlu. Aku akan menghubungimu ketika aku selesai.”Aku keluar dari mobil dan berjalan masuk ke rumah sakit. Pegawai rumah sakit menyapaku karena aku telah menjadi pengunjung tetap selama beberapa bulan terakhir.Aku hanya mengangguk. Aku merasakan kelelahan sampai ke

    Terakhir Diperbarui : 2024-10-11
  • PENYESALAN MANTAN SUAMI   Bab 249

    Aku menatapnya, tidak benar-benar tahu harus berbuat apa. “Kamu tidak bisa melakukan itu. Ibunya belum terbangun.”“Aku tahu, tapi itu adalah aturan rumah sakit. Salah satu dari kalian harus membawanya pulang entah Ava bangun atau tidak.”Sial. Aku mengusap rambutku yang acak-acakan. “Tidakkah dia bisa tinggal sedikit lebih lama?”“Aku minta maaf, tetapi tidak bisa. Kami hanya bisa membiarkannya tinggal sampai besok, tetapi itu saja.”Aku mengangguk. “Baiklah. Aku akan mendiskusikannya dengan kakek-neneknya.”Tanpa menunggu, aku berjalan keluar dari ruang perawatan bayi dan langsung menuju ke kamar Ava. Aku hampir masuk, ketika pintu terbuka. Nora dan Theo keluar dari ruangan.“Orang yang ingin kutemui,” suara dokter membuat ketiga dari kami menoleh ke arahnya.“Apakah ada masalah?” tanya Theo, khawatir menghiasi wajahnya.“Ya. Aku ingin kalian mempertimbangkan opsi tertentu untuk Ava. Biasanya pasien terbangun dari koma dalam sebulan, kenyataannya Ava belum bangun membuat kami khawati

    Terakhir Diperbarui : 2024-10-12
  • PENYESALAN MANTAN SUAMI   Bab 250

    Aku menatapnya dengan tidak yakin apakah ini mimpi atau bukan. Pandangannya tidak fokus saat dia mengamati ruangan sebelum akhirnya mendarat padaku.Aku mungkin terlihat seperti orang bodoh, menatapnya dengan mulut terbuka lebar. Aku tahu aku sudah berdoa untuk sebuah keajaiban. Memohon padanya untuk bangun. Sekarang, ketika akhirnya itu terjadi, semuanya terasa tidak nyata.“Rowan? Ada yang salah?” Dia bertanya, suaranya penuh kebingungan.“Ya ampun, Ava. Kamu sudah bangun!” seruku dengan bahagia, mengejutkannya dalam prosesnya.Aku memeluknya dan menekannya ke dadaku. Rasanya begitu baik. Begitu menyenangkan melihatnya dengan mata terbuka.Segala sesuatu dalam diriku berteriak penuh kegembiraan. Aku bahagia. Aku terpesona.“Kenapa? Apa aku tidak boleh bangun?” Suaranya keluar dengan lirih.Aku menariknya menjauh dari diriku dan hanya menatapnya. Aku tidak bisa mempercayai mataku. Aku tidak bisa mempercayai keajaiban yang telah terjadi.Beberapa menit yang lalu, aku telah mencapai bat

    Terakhir Diperbarui : 2024-10-12
  • PENYESALAN MANTAN SUAMI   Bab 251

    “Apa-apaan ini Ava?” seru Theo sambil membantu Nora berdiri. “Kenapa kamu mendorongnya seperti itu?”Ava tidak mengatakan apapun. Dia memegangi kepalanya dan mulai menggelengkannya perlahan. Aku ada perasaan buruk mengenai ini. Ada sesuatu yang aneh. Kenapa dia tidak senang melihat orang tuanya?Aku merasa sudah tahu jawabannya di lubuk hatiku, tapi aku menolaknya. Katakanlah aku berhalusinasi, katakan sesuka kalian saja, tapi aku menolak untuk menerimanya. Ava sehat dan baik-baik saja. Hanya itu satu-satunya kebenaran yang mau kuterima. “Mari semuanya tenang,” ujar si dokter. “Aku yakin ada penjelasan bagus di balik perlakuan Ava tadi. Tidak baik untuk mendesaknya.”Ava memandangi kami. Berbagai perasaan berkecamuk dari pandangannya. Matanya dipenuhi oleh air mata, dan saat itulah aku menyadari bahwa dia tidak paham akan apa yang sedang terjadi. Dia sangat bingung dan merasa seakan tengah berdiri di ujung jurang.“Tidak,” geram Theo. “Aku paham dia baru tersadar dari koma, tapi aku m

    Terakhir Diperbarui : 2024-10-13
  • PENYESALAN MANTAN SUAMI   Bab 252

    Nora dan perawat terkesiap. Sedangkan kami menatapnya dengan terkejut. Aku tahu ini sudah buruk, tapi aku tidak menyangka akan seburuk ini.Matanya menelisik ke raut wajah kami. “Kenapa aku merasa bukan itu jawaban yang kamu harapkan?”“Ava, kita ada di tahun dua ribu dua puluh tiga,” jawabku lembut.“Astaga.”Benar. Berarti Ava tidak mengingat kehidupannya selama empat tahun terakhir ini. Dokter mencatat di buku kecilnya dan mencoret sesuatu di sana. “Aku perlu mencari tahu sesuatu. Kami perlu menjalankan beberapa pemeriksaan menyeluruh. Hal seperti ini biasa terjadi, tapi kami harus yakin bahwa telah mendiagnosanya dengan tepat.”Dia bergegas keluar ruangan dan diikuti oleh Rosa.Kami memandangi satu sama lain. Tidak ada yang tahu harus bersikap atau berpikri seperti apa. Tidak ada dari kami yang siap akan hal ini. Kami juga tidak menyangka ini akan terjadi. Kami terkejut.“Jadi, kamu benar-benar tidak mengingat kami?” tanya Nora setelah beberapa saat. Aku merasa kasihan pada merek

    Terakhir Diperbarui : 2024-10-13

Bab terbaru

  • PENYESALAN MANTAN SUAMI   Bab 498

    “Apakah makanannya sudah siap?” tanyaku ke pengurus rumah ketika aku memasuki dapur. Dia menjawab dengan senyuman lembut, “Belum, tapi akan siap dalam beberapa menit.”“Baiklah, biar aku menyiapkan mejanya.”Dia baru saja akan membantah, tapi dengan cepat kupotong argumennya. Aku mau membantu. Karena dia memasak, inilah setidaknya yang bisa kulakukan. “Apakah kamu perlu bantuan?”Aku menengadah dan melihat Ibu Gabriel dari sisi meja makan yang berlawanan. Aku menyusun piring di meja dan memberinya senyuman. “Iya. Tapi, aku hampir selesai.”Dia berjalan ke arahku dan mulai membantu menyusun gelas dan sendok. “Jadi, Hana, bagaimana perlakuan putraku terhadapmu?” tanyanya secara tiba-tiba. Aku tidak segera menjawab. Aku perlu beberapa saat untuk memikirkan pertanyaannya, bukan karena aku tidak tahu apa yang harus kukatakan, tapi karena nada suaranya. Dia bukan hanya sedang memulai perbincangan. Dia benar-benar ingin tahu bagaimana perlakuan Gabriel terhadapku. Sepertinya aku terdia

  • PENYESALAN MANTAN SUAMI   Bab 497

    “Kenapa aku membiarkan kalian berdua memengaruhiku dalam rencana kalian?” tanyaku dengan penuh nada frustasi sambil menatap Gabriel dan Lilly. “Sekarang, kita terlambat.”Mereka berdua sama sekali tidak terlihat merasa bersalah. Lilly tersenyum dan matanya berbinar akan kebahagiaan, sedangkan Gabriel mengulas senyumnya. Mereka berdua terlihat puas akan diri mereka sendiri. Aku menghela nafas kalah, bingung akan apa yang harus kuperbuat dengan mereka berdua. Aku bisa jelas melihatnya. Pasangan Ayah-anak itu selalu bekerja sama untuk membuatku kewalahan. Mereka selalu bergabung untuk ‘mengerjaiku’. Aku menatap sinis Lilly, lalu berucap, “Mana solidaritasmu?”“Ibu harus mengakui bahwa ini menyenangkan, ‘kan?” ujarnya sambil meraih lenganku dan Gabriel. Dia terlihat sangat bahagia. Bahkan, dia terlihat lebih bahagia dari biasanya sejak kami kemari. Tentu saja, kami memang bahagia, tapi tidak sebahagia ini. Lilly berhubungan baik dengan Eddy, tapi hubungannya tidak sebaik dengan hubunga

  • PENYESALAN MANTAN SUAMI   Bab 496

    Aku memutar badanku untuk melihat ke sekeliling, sebelum akhirnya menatap Gabriel yang menatapku dengan penuh harap. “Rumah ini besar sekali, Gabriel!” Aku tahu bahwa masih ada banyak ruangan lagi, tapi akan kujelajahi lagi nanti. “Ada berapa banyak kamar tidur di sini?”Dia mendekat ke arahku. “Delapan kamar tidur dan dua kamar tamu.”Aku terpaku sampai tidak bisa berkata apa-apa saat kulihatnya. Tentu, kami memang tumbuh di rumah yang besar, tapi rumah itu hanya sampai memiliki lima kamar tidur. Itu juga sudah lebih dari cukup. “Sepuluh kamar tidur itu terlalu banyak Gabriel,” ujarku sambil tertawa kecil gugup. Apa yang akan kami lakukan dengan ruangan sebanyak itu?Dia kembali mendekat padaku, sebelum melingkarkan lengannya di pinggangku dan menarikku ke arahnya. Aku menempatkan tanganku di dadanya dan merasakan detak jantungnya yang berdegup. “Aku serius saat mengatakan bahwa aku menginginkan anak lagi, Hana.” Pandangannya menelisik secara dalam ke diriku. “Aku hanya tengah berj

  • PENYESALAN MANTAN SUAMI   Bab 495

    Aku menatapnya dengan bingung. Aku mencoba untuk berbicara, tapi tidak ada yang bisa keluar dari mulutku saat pandanganku berganti dari Gabriel ke rumah itu. “Rumah ini cantik sekali!” seru Lilly. Keantusiasannya nampak saat dia melompat kegirangan, seolah dia benar-benar ingin meninggalkan kami dan memasuki rumah itu. “Di sinikah kita akan tinggal? Inikah rumah baru kita?”Pandangan Gabriel beralih dariku ke putri kami yang tersenyum lebar. “Kalau ibumu menyukainya, maka iya. Rumah ini akan menjadi rumah baru kita.”Pandanganku kembali ke rumah itu dan memandanganya dengan takjub. Rumah ini berdiri megah dengan berlatarkan perbukitan, kemegahannya terlihat dari berbagai sudut. Rumah ini perpaduan cocok antara elemen klasik dan modern, yang menggunakan eksterior marmer putih yang berkilauan di bawah cahaya matahari. Ada juga pahatan batu rumit di setiap sudut dan lekukan, membuat rumah ini terlihat elegan yang tidak akan lekang oleh waktu.Bagian pintu masuknya didominasi oleh sepasa

  • PENYESALAN MANTAN SUAMI   Bab 494

    Aku menggelengkan kepalaku dan menepis pemikiran itu. “Ibu tidak tahu. Ayah bilang ini kejutan.”“Aku suka kejutan!” serunya. “Astaga,” gumamku. “Ayo pergi.”Lilly secara hati-hati menaruh bukunya sebelum melompat turun dari ranjangnya. Dia meraih tanganku dan menarikku keluar dari kamarnya. Kami melihat Gabriel menunggu kami di pintu sambil menyilangkan kakinya, dan melipat tangannya di dada bidangnya. Dia mengenakan kaus berleher V hitam yang terlihat ketat di pundaknya. Paha berototnya dibalut oleh celana jins Calvin Klein. Pose tubuhnya seperti ini membuatnya lebih menarik. “Suka apa yang kamu lihat?” goda Gabriel dengan senyuman miring. Perkataannya menarikku dari pemikiranku. “Hmm,” gumamku.Lilly mendecakkan lidahnya, untuk mengingatkanku bahwa dia ada di sini. “Aku tahu Ayah itu tampan, tapi kalian berdua ini menjijikkan.”“Tunggu saja sampai kamu bertumbuh dewasa dan bertemu dengan pria yang membuat jantungmu berdegup,” godaku sambil mencubit pipinya dengan lembut. “Setiap

  • PENYESALAN MANTAN SUAMI   Bab 493

    Hana“Aku ingin kamu dan Lilly menemaniku ke suatu tempat,” ujar Gabriel.Aku di kamar kami dan melipat baju bersih. Memang, kami memiliki asisten rumah tangga, tapi aku tidak terbiasa untuk dibantu dalam pekerjaan rumah. Rasanya aneh bahwa aku terbiasa melakukan segalanya sendirian, dan sekarang ada orang lain yang melakukan hal itu untukku. Aku suka sibuk. Aku tidak bisa menghabiskan akhir pekan dengan tidak melakukan apa-apa. “Orangtuamu akan kemari untuk makan malam, Gabriel. Apakah kamu sudah melupakannya?” tanyaku. Aku membawa sebagian dari baju yang sudah terlipat itu dan berjalan menuju lemari kami yang luas, di mana aku menaruhnya sesuai tempatnya. Gabriel itu sepertiku, sangat rapi. Sedangkan Eddy tidak, dan hal itu sering membuatku kesal sampai aku marah. Kami menikah, jadi kami harus menemukan cara untuk betah tinggal bersama dengan kekurangan masing-masing. Memang tidak mudah, tapi kami selalu menemukan jalannya. Aku keluar dari tempat lemari dan melihatnya terduduk di

  • PENYESALAN MANTAN SUAMI   Bab 492

    HanaSudah hampir dua minggu sejak Gabriel membuat janji padaku yang meluluh lantakkan seluruh pertahananku, aku hampir memberinya kesempatan kedua. Aku bersumpah, aku tidak pernah berpikir bahwa aku akan sebahagia ini. Hidupku bersama Eddy memanglah indah, tapi saat bersama dengan Gabriel, hidupku jauh lebih indah lagi. Mungkin karena Gabriel-lah pria yang kucintai. Dialah pria yang memiliki tempat di hatiku selama hampir satu dekade. Bohong kalau kukatakan aku tidak takut. Masih ada sebagian kecil diriku yang berpikir segalanya akan berbalik. Lagipula, ini bukan kali pertama dalam hidupku, di mana orang yang kukasihi diambil dariku. Ada juga ketakutan bahwa segalanya berjalan dengan begitu mudah, ah kalian tahu lah. Seperti, bukankah seharusnya segalanya sedikit lebih sulit? Sedikit lebih susah. Sedikit lebih menantang ... atau hanya ini sisi diriku yang tidak mau maju?Mungkin aku terbiasa untuk tidak mendapat apa yang kuinginkan, yang mana membuatku bertanya-tanya ketika akhirn

  • PENYESALAN MANTAN SUAMI   Bab 491

    Dia sekali lagi memandang mobilnya sebelum melangkah masuk. Kemudian dia berhenti sejenak, matanya bergerak mengamati ruangan itu.Mungkin sudah bertahun-tahun sejak terakhir kali dia menginjakkan kaki di rumah ini. Terakhir kali, kalau tidak salah, adalah setelah dia ditembak saat pemakaman Ayah.Pandangannya terlihat muram. Aku bisa melihat bayangan kekelaman memenuhi pandangannya. Beban kenangan buruk yang dia bawa tentang rumah ini dan orang-orang di dalamnya. Apakah Guntur akan terbayang oleh hal yang sama karena aku? Karena apa yang telah aku lakukan?Aku tidak mau itu terjadi.Aku memang tidak banyak berada di sini setelah dia dan Rowan menikah, tetapi aku ada saat kami masih kecil. Aku tidak secara langsung mau mengakuinya sebagai saudaraku, seperti yang lainnya, aku mengabaikannya. Kami seharusnya menjadi saudara, tapi aku memperlakukannya seolah dia tidak pantas berada di sini. Orang lain juga melakukan hal yang sama. Saat melihatnya sekarang, aku bisa memahami apa yang Mia

  • PENYESALAN MANTAN SUAMI   Bab 490

    Perkataan Mia terus terngiang di kepalaku bahkan saat aku memasuki mobilku. Kebenaran itu brutal. Tidak mudah untuk menelan pil pahit, tetapi aku harus menelannya.Alih-alih keluar dari tempat parkir dengan terburu-buru seperti biasanya, aku hanya duduk di dalam mobil dan membiarkan air mata mengalir. Aku tidak bisa menghentikannya, meskipun aku mau. Ruangan itu dipenuhi suara tangisanku. Isakanku terasa menyiksa dari dalam, seolah-olah seluruh bebanku menghantamku sekaligus.Kepalaku terjatuh ke kemudi karena aku sudah tidak bisa lagi menahannya. Rasa maluku sudah tertanam di diriku. Rasa malu itu terukir jauh di dalam diriku seperti sebuah tato yang terkutuk.Kenapa aku membiarkan semuanya sampai sejauh ini? Kenapa aku menyakitinya seperti itu? Kenapa aku membiarkan keegoisanku merusak ikatan yang bisa aku miliki dengan Guntur?Kenapa. Kenapa. Kenapa?Kalau saja kutahu bahwa suatu hari nanti aku akan sangat ingin memeluk Guntur. Ingin menjadi bagian dari hidupnya. Ingin mendengar dia

DMCA.com Protection Status