Share

Bab 249

Penulis: Evelyn
last update Terakhir Diperbarui: 2024-10-12 18:00:00
Aku menatapnya, tidak benar-benar tahu harus berbuat apa. “Kamu tidak bisa melakukan itu. Ibunya belum terbangun.”

“Aku tahu, tapi itu adalah aturan rumah sakit. Salah satu dari kalian harus membawanya pulang entah Ava bangun atau tidak.”

Sial. Aku mengusap rambutku yang acak-acakan. “Tidakkah dia bisa tinggal sedikit lebih lama?”

“Aku minta maaf, tetapi tidak bisa. Kami hanya bisa membiarkannya tinggal sampai besok, tetapi itu saja.”

Aku mengangguk. “Baiklah. Aku akan mendiskusikannya dengan kakek-neneknya.”

Tanpa menunggu, aku berjalan keluar dari ruang perawatan bayi dan langsung menuju ke kamar Ava. Aku hampir masuk, ketika pintu terbuka. Nora dan Theo keluar dari ruangan.

“Orang yang ingin kutemui,” suara dokter membuat ketiga dari kami menoleh ke arahnya.

“Apakah ada masalah?” tanya Theo, khawatir menghiasi wajahnya.

“Ya. Aku ingin kalian mempertimbangkan opsi tertentu untuk Ava. Biasanya pasien terbangun dari koma dalam sebulan, kenyataannya Ava belum bangun membuat kami khawati
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

  • PENYESALAN MANTAN SUAMI   Bab 250

    Aku menatapnya dengan tidak yakin apakah ini mimpi atau bukan. Pandangannya tidak fokus saat dia mengamati ruangan sebelum akhirnya mendarat padaku.Aku mungkin terlihat seperti orang bodoh, menatapnya dengan mulut terbuka lebar. Aku tahu aku sudah berdoa untuk sebuah keajaiban. Memohon padanya untuk bangun. Sekarang, ketika akhirnya itu terjadi, semuanya terasa tidak nyata.“Rowan? Ada yang salah?” Dia bertanya, suaranya penuh kebingungan.“Ya ampun, Ava. Kamu sudah bangun!” seruku dengan bahagia, mengejutkannya dalam prosesnya.Aku memeluknya dan menekannya ke dadaku. Rasanya begitu baik. Begitu menyenangkan melihatnya dengan mata terbuka.Segala sesuatu dalam diriku berteriak penuh kegembiraan. Aku bahagia. Aku terpesona.“Kenapa? Apa aku tidak boleh bangun?” Suaranya keluar dengan lirih.Aku menariknya menjauh dari diriku dan hanya menatapnya. Aku tidak bisa mempercayai mataku. Aku tidak bisa mempercayai keajaiban yang telah terjadi.Beberapa menit yang lalu, aku telah mencapai bat

    Terakhir Diperbarui : 2024-10-12
  • PENYESALAN MANTAN SUAMI   Bab 251

    “Apa-apaan ini Ava?” seru Theo sambil membantu Nora berdiri. “Kenapa kamu mendorongnya seperti itu?”Ava tidak mengatakan apapun. Dia memegangi kepalanya dan mulai menggelengkannya perlahan. Aku ada perasaan buruk mengenai ini. Ada sesuatu yang aneh. Kenapa dia tidak senang melihat orang tuanya?Aku merasa sudah tahu jawabannya di lubuk hatiku, tapi aku menolaknya. Katakanlah aku berhalusinasi, katakan sesuka kalian saja, tapi aku menolak untuk menerimanya. Ava sehat dan baik-baik saja. Hanya itu satu-satunya kebenaran yang mau kuterima. “Mari semuanya tenang,” ujar si dokter. “Aku yakin ada penjelasan bagus di balik perlakuan Ava tadi. Tidak baik untuk mendesaknya.”Ava memandangi kami. Berbagai perasaan berkecamuk dari pandangannya. Matanya dipenuhi oleh air mata, dan saat itulah aku menyadari bahwa dia tidak paham akan apa yang sedang terjadi. Dia sangat bingung dan merasa seakan tengah berdiri di ujung jurang.“Tidak,” geram Theo. “Aku paham dia baru tersadar dari koma, tapi aku m

    Terakhir Diperbarui : 2024-10-13
  • PENYESALAN MANTAN SUAMI   Bab 252

    Nora dan perawat terkesiap. Sedangkan kami menatapnya dengan terkejut. Aku tahu ini sudah buruk, tapi aku tidak menyangka akan seburuk ini.Matanya menelisik ke raut wajah kami. “Kenapa aku merasa bukan itu jawaban yang kamu harapkan?”“Ava, kita ada di tahun dua ribu dua puluh tiga,” jawabku lembut.“Astaga.”Benar. Berarti Ava tidak mengingat kehidupannya selama empat tahun terakhir ini. Dokter mencatat di buku kecilnya dan mencoret sesuatu di sana. “Aku perlu mencari tahu sesuatu. Kami perlu menjalankan beberapa pemeriksaan menyeluruh. Hal seperti ini biasa terjadi, tapi kami harus yakin bahwa telah mendiagnosanya dengan tepat.”Dia bergegas keluar ruangan dan diikuti oleh Rosa.Kami memandangi satu sama lain. Tidak ada yang tahu harus bersikap atau berpikri seperti apa. Tidak ada dari kami yang siap akan hal ini. Kami juga tidak menyangka ini akan terjadi. Kami terkejut.“Jadi, kamu benar-benar tidak mengingat kami?” tanya Nora setelah beberapa saat. Aku merasa kasihan pada merek

    Terakhir Diperbarui : 2024-10-13
  • PENYESALAN MANTAN SUAMI   Bab 253

    Aku sudah mendengar soal amnesia selektif. Aku menemukannya saat mencari tahu soal cedera otak. Aku hanya tidak berpikir itu akan diderita Ava.“Amnesia selektif berarti bahwa Ava melupakan beberapa kejadian di hidupnya, dan dia melupakan empat tahun terakhir kejadian di hidupnya. Berkaca dari kebanyakan kasus, dia bisa mengingat seluruh ingatannya, atau sebagian, datau dia bahkan tidak akan mengingatnya dan ingatan yang tidak kembali itu di benaknya akan menjadi ruang kosong selama hidupnya,” terangnya.Aku melihat reaksi semua orang. Noah dan aku-lah yang beruntung di sini. Dia mengingat kami, tapi tidak mengingat mereka.“Jadi, menurut perkataanmu dia mungkin tidak akan mengingat kami?” tanya Ruby dengan suara bergetar. Dia menyisirkan jarinya di rambutnya, tapi jarinya terlihat sedikit gemetar. Aku tahu seberapa menyakitkan hal ini baginya. Mereka adalah teman baik, tapi Dokter Charles berkata padanya bahwa Ava mungkin tidak akan mengingat seluruh kenangan yang mereka lalui.“Ituk

    Terakhir Diperbarui : 2024-10-13
  • PENYESALAN MANTAN SUAMI   Bab 254

    Setelah dia pergi, semuanya kembali ke kamar Ava, sedangkan aku tetap di sana sebentar. Aku hanya perlu waktu untuk bernafas. Segalanya terjadi begitu cepat dan asing bagiku. Aku kesulitan untuk memprosesnya.Aku kembali ke kamarnya setelah aku yakin aku sudah bisa mengendalikan diriku. Aku melihat Ruby, Calista dan Calvin sedang mengenalkan diri mereka.“Kamu si culun Calvin,” ujar Ava dengan senyuman. Dia menatapnya tajam, tapi tidak ada kemarahan di baliknya. “Kecil sekali dunia ini sampai anak kita jadi teman baik.”“Benar,” balasnya singkat.Tidak ada yang menyebutkan bahwa Guntur juga anak Emma. “Jadi, kapan Ibu akan melihat Liliana?” tanya Noah setelah sesi perkenalan usai.“Bisakah mereka membawakan dia padaku? Aku tidak sabar melihatnya.” Senyumnya begitu sumringah dan cantik. Sesuatu yang belum kulihat belakangan ini. “Aku tidak percaya kita memiliki seorang putri.”Sialan. Bagaimana caranya aku memberi tahukan hal ini padanya?Melihat kegundahanku, Nora mengambil telepon da

    Terakhir Diperbarui : 2024-10-13
  • PENYESALAN MANTAN SUAMI   Bab 255

    Ava. Aku sama sekali tidak tertidur. Benakku dipenuhi oleh berbagai pikiran. Segalanya masih terlihat seolah tidak nyata. Aku sudah mendengar soal amnesia. Aku tahu soal amnesia. Aku hanya tidak pernah membayangkan aku akan jadi salah satu orang yang mengalaminya.Rasanya aneh bahwa ada seperti kekosongan lebar di ingatanku. Aku tidak ingat apa-apa setelah aku bangun. Tidak ingat soal orang yang mengaku sebagai orang tuaku. Tidak ingat soal orang yang mengaku sebagai temanku. Aku tidak mengingat apa-apa soal Liliana atau lelaki yang membuatku hamil.Terus juga, kenapa aku tidur bersama pia lain? Dan mengapa sepertinya Rowan tidak ada masalah soal itu? Ah, mungkin dia tidak marah karena dia tidak peduli. Tapi, kenapa kami masih menikah kalau aku tidur bersama orang lain, dan bahkan sampai hamil? Terus, ke mana cincin pernikahanku?Aku merasa melewatkan banyak hal. Di ingatanku, Noah masih lima tahun. Tapi, kenyataannya dia sudah melewati umur tersebut. Rasanya aku melewatkan pertumbuha

    Terakhir Diperbarui : 2024-10-14
  • PENYESALAN MANTAN SUAMI   Bab 256

    Rowan tersenyum padaku. “Bunga untuk wanita cantik.”Dia kemudian mengejutkanku saat dia menunduk dan mencium pipiku. Aku menatap jakunnya dengan kaget. Kalian mengerti akan maksudku saat kukatakan dia berbeda, ‘kan?Rowan yang kutahu, tidak mungkin akan menciumku, bahkan kecupan kilat di pipi pun tidak sudi dilakukannya. Jadi, ini adalah perkembangan baru. Perkembangan yang aku tidak yakin apakah aku siap akan itu. “Terima kasih,” kataku sambil menggelengkan kepalaku untuk mengusir kebingunganku. “Apakah kamu sudah siap pulang?Noah mengambil Liliana dari tanganku secara lembut. Dia memandanginya dengan kagum. Seakan Liliana memberikan secercah cahaya pada dunianya. Ketika dia membisikkan kalimat manis, Liliana terbangun. Mengejutkannya, dia tidak menangis. Dia hanya memandangi kakaknya dengan kagum. Sepertinya dia sudah terbiasa dengan Noah. “Iya. Semuanya sudah siap.”“Bagus. Kita akan sampai di rumah saat makan malam.”Dia membantuku bangun dari kasur. Kemudian, dia mengambil ta

    Terakhir Diperbarui : 2024-10-14
  • PENYESALAN MANTAN SUAMI   Bab 257

    “Ada sesuatu yang mau kutunjukkan padamu,” ujar Rowan saat dia berjalan menuju kamar tamu. Aku sudah selesai menyusui Liliana dan segera saja dia tertidur. Dengan cepat dan lembut, aku menarik payudaraku dari mulutnya dan menutupnya. Rowan adalah suamiku. Dia sudah melihatku telanjang ratusan kali, tapi kali ini entah mengapa berbeda, apalagi saat matanya terfokus pada buah dadaku.“Gelap dari yang kuingat,” gumamnya sendiri. “Apa?”“Pucuk payudaramu.”Aku tertawa kecil dengan gugup, tapi tidak mengatakan sepatah kata pun. Ini kali pertama Rowan mengomentari badanku. Aku tidak tahu apa yang harus dikatakan atau harus bereaksi apa. Bahkan dalam kejadian langka, di mana kami akhirnya tidur bersama, dia sama sekali tidak menggunakan perasaannya selama kami berhubungan badan. Kalian mungkin pernah melihat novel romansa, di mana pemeran laki-laki begitu memuja tubuh si puan? Atau saat si pemeran meracau soal seberapa seksi badan pasangannya? Aku tidak pernah mendapat perlakuan seperti it

    Terakhir Diperbarui : 2024-10-14

Bab terbaru

  • PENYESALAN MANTAN SUAMI   Bab 498

    “Apakah makanannya sudah siap?” tanyaku ke pengurus rumah ketika aku memasuki dapur. Dia menjawab dengan senyuman lembut, “Belum, tapi akan siap dalam beberapa menit.”“Baiklah, biar aku menyiapkan mejanya.”Dia baru saja akan membantah, tapi dengan cepat kupotong argumennya. Aku mau membantu. Karena dia memasak, inilah setidaknya yang bisa kulakukan. “Apakah kamu perlu bantuan?”Aku menengadah dan melihat Ibu Gabriel dari sisi meja makan yang berlawanan. Aku menyusun piring di meja dan memberinya senyuman. “Iya. Tapi, aku hampir selesai.”Dia berjalan ke arahku dan mulai membantu menyusun gelas dan sendok. “Jadi, Hana, bagaimana perlakuan putraku terhadapmu?” tanyanya secara tiba-tiba. Aku tidak segera menjawab. Aku perlu beberapa saat untuk memikirkan pertanyaannya, bukan karena aku tidak tahu apa yang harus kukatakan, tapi karena nada suaranya. Dia bukan hanya sedang memulai perbincangan. Dia benar-benar ingin tahu bagaimana perlakuan Gabriel terhadapku. Sepertinya aku terdia

  • PENYESALAN MANTAN SUAMI   Bab 497

    “Kenapa aku membiarkan kalian berdua memengaruhiku dalam rencana kalian?” tanyaku dengan penuh nada frustasi sambil menatap Gabriel dan Lilly. “Sekarang, kita terlambat.”Mereka berdua sama sekali tidak terlihat merasa bersalah. Lilly tersenyum dan matanya berbinar akan kebahagiaan, sedangkan Gabriel mengulas senyumnya. Mereka berdua terlihat puas akan diri mereka sendiri. Aku menghela nafas kalah, bingung akan apa yang harus kuperbuat dengan mereka berdua. Aku bisa jelas melihatnya. Pasangan Ayah-anak itu selalu bekerja sama untuk membuatku kewalahan. Mereka selalu bergabung untuk ‘mengerjaiku’. Aku menatap sinis Lilly, lalu berucap, “Mana solidaritasmu?”“Ibu harus mengakui bahwa ini menyenangkan, ‘kan?” ujarnya sambil meraih lenganku dan Gabriel. Dia terlihat sangat bahagia. Bahkan, dia terlihat lebih bahagia dari biasanya sejak kami kemari. Tentu saja, kami memang bahagia, tapi tidak sebahagia ini. Lilly berhubungan baik dengan Eddy, tapi hubungannya tidak sebaik dengan hubunga

  • PENYESALAN MANTAN SUAMI   Bab 496

    Aku memutar badanku untuk melihat ke sekeliling, sebelum akhirnya menatap Gabriel yang menatapku dengan penuh harap. “Rumah ini besar sekali, Gabriel!” Aku tahu bahwa masih ada banyak ruangan lagi, tapi akan kujelajahi lagi nanti. “Ada berapa banyak kamar tidur di sini?”Dia mendekat ke arahku. “Delapan kamar tidur dan dua kamar tamu.”Aku terpaku sampai tidak bisa berkata apa-apa saat kulihatnya. Tentu, kami memang tumbuh di rumah yang besar, tapi rumah itu hanya sampai memiliki lima kamar tidur. Itu juga sudah lebih dari cukup. “Sepuluh kamar tidur itu terlalu banyak Gabriel,” ujarku sambil tertawa kecil gugup. Apa yang akan kami lakukan dengan ruangan sebanyak itu?Dia kembali mendekat padaku, sebelum melingkarkan lengannya di pinggangku dan menarikku ke arahnya. Aku menempatkan tanganku di dadanya dan merasakan detak jantungnya yang berdegup. “Aku serius saat mengatakan bahwa aku menginginkan anak lagi, Hana.” Pandangannya menelisik secara dalam ke diriku. “Aku hanya tengah berj

  • PENYESALAN MANTAN SUAMI   Bab 495

    Aku menatapnya dengan bingung. Aku mencoba untuk berbicara, tapi tidak ada yang bisa keluar dari mulutku saat pandanganku berganti dari Gabriel ke rumah itu. “Rumah ini cantik sekali!” seru Lilly. Keantusiasannya nampak saat dia melompat kegirangan, seolah dia benar-benar ingin meninggalkan kami dan memasuki rumah itu. “Di sinikah kita akan tinggal? Inikah rumah baru kita?”Pandangan Gabriel beralih dariku ke putri kami yang tersenyum lebar. “Kalau ibumu menyukainya, maka iya. Rumah ini akan menjadi rumah baru kita.”Pandanganku kembali ke rumah itu dan memandanganya dengan takjub. Rumah ini berdiri megah dengan berlatarkan perbukitan, kemegahannya terlihat dari berbagai sudut. Rumah ini perpaduan cocok antara elemen klasik dan modern, yang menggunakan eksterior marmer putih yang berkilauan di bawah cahaya matahari. Ada juga pahatan batu rumit di setiap sudut dan lekukan, membuat rumah ini terlihat elegan yang tidak akan lekang oleh waktu.Bagian pintu masuknya didominasi oleh sepasa

  • PENYESALAN MANTAN SUAMI   Bab 494

    Aku menggelengkan kepalaku dan menepis pemikiran itu. “Ibu tidak tahu. Ayah bilang ini kejutan.”“Aku suka kejutan!” serunya. “Astaga,” gumamku. “Ayo pergi.”Lilly secara hati-hati menaruh bukunya sebelum melompat turun dari ranjangnya. Dia meraih tanganku dan menarikku keluar dari kamarnya. Kami melihat Gabriel menunggu kami di pintu sambil menyilangkan kakinya, dan melipat tangannya di dada bidangnya. Dia mengenakan kaus berleher V hitam yang terlihat ketat di pundaknya. Paha berototnya dibalut oleh celana jins Calvin Klein. Pose tubuhnya seperti ini membuatnya lebih menarik. “Suka apa yang kamu lihat?” goda Gabriel dengan senyuman miring. Perkataannya menarikku dari pemikiranku. “Hmm,” gumamku.Lilly mendecakkan lidahnya, untuk mengingatkanku bahwa dia ada di sini. “Aku tahu Ayah itu tampan, tapi kalian berdua ini menjijikkan.”“Tunggu saja sampai kamu bertumbuh dewasa dan bertemu dengan pria yang membuat jantungmu berdegup,” godaku sambil mencubit pipinya dengan lembut. “Setiap

  • PENYESALAN MANTAN SUAMI   Bab 493

    Hana“Aku ingin kamu dan Lilly menemaniku ke suatu tempat,” ujar Gabriel.Aku di kamar kami dan melipat baju bersih. Memang, kami memiliki asisten rumah tangga, tapi aku tidak terbiasa untuk dibantu dalam pekerjaan rumah. Rasanya aneh bahwa aku terbiasa melakukan segalanya sendirian, dan sekarang ada orang lain yang melakukan hal itu untukku. Aku suka sibuk. Aku tidak bisa menghabiskan akhir pekan dengan tidak melakukan apa-apa. “Orangtuamu akan kemari untuk makan malam, Gabriel. Apakah kamu sudah melupakannya?” tanyaku. Aku membawa sebagian dari baju yang sudah terlipat itu dan berjalan menuju lemari kami yang luas, di mana aku menaruhnya sesuai tempatnya. Gabriel itu sepertiku, sangat rapi. Sedangkan Eddy tidak, dan hal itu sering membuatku kesal sampai aku marah. Kami menikah, jadi kami harus menemukan cara untuk betah tinggal bersama dengan kekurangan masing-masing. Memang tidak mudah, tapi kami selalu menemukan jalannya. Aku keluar dari tempat lemari dan melihatnya terduduk di

  • PENYESALAN MANTAN SUAMI   Bab 492

    HanaSudah hampir dua minggu sejak Gabriel membuat janji padaku yang meluluh lantakkan seluruh pertahananku, aku hampir memberinya kesempatan kedua. Aku bersumpah, aku tidak pernah berpikir bahwa aku akan sebahagia ini. Hidupku bersama Eddy memanglah indah, tapi saat bersama dengan Gabriel, hidupku jauh lebih indah lagi. Mungkin karena Gabriel-lah pria yang kucintai. Dialah pria yang memiliki tempat di hatiku selama hampir satu dekade. Bohong kalau kukatakan aku tidak takut. Masih ada sebagian kecil diriku yang berpikir segalanya akan berbalik. Lagipula, ini bukan kali pertama dalam hidupku, di mana orang yang kukasihi diambil dariku. Ada juga ketakutan bahwa segalanya berjalan dengan begitu mudah, ah kalian tahu lah. Seperti, bukankah seharusnya segalanya sedikit lebih sulit? Sedikit lebih susah. Sedikit lebih menantang ... atau hanya ini sisi diriku yang tidak mau maju?Mungkin aku terbiasa untuk tidak mendapat apa yang kuinginkan, yang mana membuatku bertanya-tanya ketika akhirn

  • PENYESALAN MANTAN SUAMI   Bab 491

    Dia sekali lagi memandang mobilnya sebelum melangkah masuk. Kemudian dia berhenti sejenak, matanya bergerak mengamati ruangan itu.Mungkin sudah bertahun-tahun sejak terakhir kali dia menginjakkan kaki di rumah ini. Terakhir kali, kalau tidak salah, adalah setelah dia ditembak saat pemakaman Ayah.Pandangannya terlihat muram. Aku bisa melihat bayangan kekelaman memenuhi pandangannya. Beban kenangan buruk yang dia bawa tentang rumah ini dan orang-orang di dalamnya. Apakah Guntur akan terbayang oleh hal yang sama karena aku? Karena apa yang telah aku lakukan?Aku tidak mau itu terjadi.Aku memang tidak banyak berada di sini setelah dia dan Rowan menikah, tetapi aku ada saat kami masih kecil. Aku tidak secara langsung mau mengakuinya sebagai saudaraku, seperti yang lainnya, aku mengabaikannya. Kami seharusnya menjadi saudara, tapi aku memperlakukannya seolah dia tidak pantas berada di sini. Orang lain juga melakukan hal yang sama. Saat melihatnya sekarang, aku bisa memahami apa yang Mia

  • PENYESALAN MANTAN SUAMI   Bab 490

    Perkataan Mia terus terngiang di kepalaku bahkan saat aku memasuki mobilku. Kebenaran itu brutal. Tidak mudah untuk menelan pil pahit, tetapi aku harus menelannya.Alih-alih keluar dari tempat parkir dengan terburu-buru seperti biasanya, aku hanya duduk di dalam mobil dan membiarkan air mata mengalir. Aku tidak bisa menghentikannya, meskipun aku mau. Ruangan itu dipenuhi suara tangisanku. Isakanku terasa menyiksa dari dalam, seolah-olah seluruh bebanku menghantamku sekaligus.Kepalaku terjatuh ke kemudi karena aku sudah tidak bisa lagi menahannya. Rasa maluku sudah tertanam di diriku. Rasa malu itu terukir jauh di dalam diriku seperti sebuah tato yang terkutuk.Kenapa aku membiarkan semuanya sampai sejauh ini? Kenapa aku menyakitinya seperti itu? Kenapa aku membiarkan keegoisanku merusak ikatan yang bisa aku miliki dengan Guntur?Kenapa. Kenapa. Kenapa?Kalau saja kutahu bahwa suatu hari nanti aku akan sangat ingin memeluk Guntur. Ingin menjadi bagian dari hidupnya. Ingin mendengar dia

DMCA.com Protection Status