Sementara itu di markas sekte Elang Harimau sedang terjadi kehebohan besar.Kehebohan itu tak lain diakibatkan, karena ditemukannya sosok istri ketua sekte Elang Harimau dalam keadaan telah menjadi mayat dengan kondisi mengenaskan.Penjaga ruang tahanan khususlah yang pertama kali menemukan sosok mayat Nyi Wilasih tersebut. Lalu dia pun mengabarkan hal itu pada sang ketua sektenya, Ki Taksaka."Arrghhkss! Bodoh kau Wilasih!" Ki Taksaka berteriak keras dalam rasa marah bercampur sedih. Dia sangat menyesali tindakkan istrinya, yang mengambil plakat khusus miliknya dan mendatangi ruang tahanan khusus tanpa sepengetahuannya.Seketika itu juga Ki Taksaka memerintahkan pengambilan mayat istrinya. Namun Ki Taksaka juga marah, karena tak mungkin istrinya bisa mengetahui bahwa Kirana berada di tahanan khusus itu, kecuali ada orang yang memberitahunya! Tapi siapa?!"Periksa dan cari orang yang telah memberitahu pada istriku, tentang keberadaan Kirana di tahanan khusus!" perintah Ki Taksaka te
"O ya Mas. Beberapa hari lalu bahkan ada seorang pendekar wanita berwajah mengerikkan datang untuk menantang ketua sekte itu. Daerah sekitar markas sekte itu sampai bergetar seperti ada gempa dan badai. Bahkan langit gelap sekali saat itu. Akhirnya sampai sekarang wanita itu belum keluar lagi dari markas itu," ujar sang ibu warung mengisahkan. "Hahh! Wajah mengerikkan bagaimana Bi?! A-apakah wajahnya seperti tergores senjata tajam yang memanjang sampai ke dahi?!" seru Jalu tersentak kaget bukan main mendengar hal itu. "Be-benar Mas. Apakah Mas mengenalnya?! Padahal bibi sudah menyarankannya untuk membatalkan niatnya, tapi wanita itu seperti sudah nekat mas," kini ganti si ibu warung yang terlihat kaget. Ibu warung itu menduga pemuda di depannya itu mengenal wanita buruk rupa itu. "Ahh! Kirana.." seru Jalu seraya menggumamkan nama Kirana dengan wajah muram. "Mas Jalu. Katakan saja apa rencana Mas Jalu, Ranti dan Jaya akan membantu sekuat tenaga," ucap Ranti, yang sudah mengetahui
"Ranti, Jaya. Ini adalah misi yang berbahaya, karena di dalam sana ada sepuh sakti Eyang Gentaloka!Jadi aku minta kalian hanya memancing keributan sebentar saja, di depan gerbang markas sekte nanti malam.Untuk sekedar mengalihkan perhatian para anggota sekte ke luar markas, pada saat aku masuk ke dalam," ujar Jalu pada keduanya."Lalu setelah itu, apa yang harus kami lakukan Mas Jalu?" tanya Ranti."Selanjutnya kalian langsung saja ke tempat ini. Jika aku lama tak kembali, atau gagal menyelamatkan Kirana.Sebaiknya kalian langsung menuju ke kerajaan Pallawa, bergabunglah dengan pasukkan yang dibentuk oleh Eyang Shindupalla di sana. Mas pasti akan menyusul kesana jika berhasil selamat," ucap Jalu."Tidak! Ranti akan ikut kemanapun Mas Jalu berada!" seru Ranti menolak rencana Jalu, untuk pergi ke Pallawa dan meninggalkan Jalu jika misi itu gagal."Ranti! Inilah yang kucemaskan akan terjadi, jika kau ikut dalam perjalananku. Perjalananku penuh bahaya, dan kau harus bisa menjaga keselam
"Hups..!" seru Jalu, seraya bersiap kerahkan aji 'Pusar Bumi'nya. Karena memang dengan ajian itulah, Jalu bisa menembus masuk ke dalam markas sekte Elang Harimau dengan mudah. Daambh..!Jalu hentakkan kakinya ke bumi, getaran bumi terjadi namun tak begitu keras. Karena Jalu sengaja menahan powernya, agar tak terlalu terasakan oleh orang di sekitarnya.Blaarrshp..!Pusaran tanah tercipta di bawah sosok Jalu, lalu ...Slapsshh!Sosok Jalu langsung lenyap amblas masuk ke dalam bumi."Wahh! Luar biasa kemampuan Mas Jalu ya Mbak!" seru Jaya terkejut, karena baru kali ini dia melihat kemampuan Jalu menembus bumi.Sosok Jalu terus melaju di kedalaman bumi, bumi seolah menjadi lunak dan mudah di terobos sesuai dengan arah yang dituju oleh Jalu. Sungguh ajaib memang kemampuan aji Pusar Bumi itu.Braalghk..!Sosok Jalu melesat keluar setelah menjebol lantai sebuah ruangan hingga ambyar dan berlubang seukuran tubuh Jalu.Taph!Jalu mendarat di lantai ruangan itu. Namun Jalu langsung merasa aneh.
Braallgkh..!Lantai ruang tahanan jebol ambyar dengan suara keras bergema, sesosok tubuh melesat keluar dari dalam bumi dan mendarat di lantai ruang tahanan khusus itu. Jalu!"Hahh! Bedebah!! S-siapa kau..?!!" teriak Arya terkejut setengah mati. Namun dia segera menarik kain celananya kembali ke atas pinggangnya."Mas Jaluu..! Huhuhuu..!!" teriakkan keras Kirana segera melengking histeris. Saat melihat pria yang selalu di ingat dan disebut-sebut dalam hatinya sejak tadi, kini menjelma datang di hadapannya. Tangis Kirana pecah seketika itu juga."Bajingan..! Apa yang akan kaulakukan pada Kirana..?!" Jalu berseru dengan suara terlambari dengan powernya secara spontan. Akibat begitu murkanya Jalu melihat kondisi Kirana, yang hampir polos sama sekali.Byaarrshk..!! Blaazzth..!!Power Jalu meledak seketika, bersamaan dengan ledakkan kilau keemasan menyilaukan dari gagang Pedang Rajawali Emas. Hawa panas segera menebar di ruang tahanan itu."Arkkhs! Mas Jalu ... panas!" teriak Kirana yang l
"Jalu! Rupanya kau bagaikan kucing bernyawa rangkap! Seharusnya kau sudah mati di jurang Sirna Wujud dulu, tapi ternyata kau masih ingin merasakan mati sekali lagi di tanganku! Hahahaa!" Arya berseru garang pada Jalu seraya terbahak.Sesungguhnya hati Arya saat itu di penuhi oleh kecemburuan terhadap Jalu, yang selalu saja mendapat perhatian lebih dari wanita sudah di anggap sebagai jodohnya, Kirana."Hmm! Arya! Dahulu kau boleh menghina dan menindasku, tapi kali ini sepertinya kau yang akan mati!" sahut geram Jalu, dengan rahang mengeras menahan amarah."Huppsh!" Byaarrshk..!Meledak sudah power Arya mendengar ucapan Jalu yang dianggapnya omong besar itu, kobaran api hitam pekat seketika menyelimuti tubuhnya. Hawa panas bukan main segera menebar di lokasi pertarungan itu."Kirana, kau mundurlah menjauh. Ini akan berbahaya pada saat dirimu kehilangan tenaga dalam," ucap Jalu, dia tahu kalau Kirana telah di totok pusat energinya.Kirana pun menuruti ucapan Jalu, dia mundur menjauh di b
"Hmm. Boleh juga kemampuanmu anak muda! Mari Eyang antarkan kau ke gerbang neraka!" seru Eyang Gentaloka tajam.Nafsu membunuh Eyang Gentaloka yang lama terpendam, kini berkobar dahsyat kembali dalam dirinya. Setelah dia mengetahui, jika Jalu ada hubungan dengan musuh bebuyutannya Eyang Jayasona.Sungguh tidak adil keadaan ini bagi Jalu, yang baru saja mengerahkan power penuhnya dalam Pukulan Sirna Jagad. Karena dia harus menghadapi Eyang Gentaloka dalam keadaan power yang tersisa saja. Sungguh sepuh tak bermalu si Gentaloka itu!Namun Jalu adalah pemuda tanpa rasa gentar di hatinya, betapa pun keadaan dia selalu tak menunjukkan kelemahannya di depan lawannya."Hmm. Pantas saja Eyang Guru menyuruhku hati-hati terhadapmu Gentaloka! Rupanya kau adalah sepuh penghalal segala cara! Sampah dunia persilatan! Hahahaa!" Jalu berseru keras lalu terbahak, untuk membuat Eyang Gentaloka semakin emosi.Ya, Jalu teringat kembali wejangan Eyang Gurunya.'Jalu, jika lawanmu bisa tunduk dan berdamai
"Biarkan Kirana menemanimu Mas Jalu! Kita mati bersama!" seru Kirana nyaring. Tak ada suara ketakutan sedikitpun dalam suaranya.Perlahan Eyang Gentaloka menghampiri sosok Kirana yang diam di tempatnya, menatap dingin pada Eyang Gentaloka."Hahahaa! Dahulu gurumu Jayasona telah mengambil wanita yang kucintai sepenuh hati! Kini kau sebagai muridnya harus merasakan, bagaimana rasanya kehilangan wanita yang kaucintai di depan matamu!" sentak Eyang Gentaloka dengan suara penuh dendam."Hupsh!" Eyang Gentaloka angkat tapak tangannya yang berkobar hitam itu ke atas, sementara di bawahnya Kirana terus menatap tak berkedip pada Eyang Gentaloka.Jalu berjuang keras menggerakkan tubuhnya untuk berlari ke arah Kirana. Namun jangankan berlari, berjalan pun sulit baginya yang telah terluka dalam cukup parah. Sepasang mata Jalu mencorong penuh amarah."Beranimu hanya pada orang lemah yang telah kehabisan daya sepuh sampah! Bangsat!" seru Jalu penuh kebencian.Sepasang matanya terus mengawasi gerakk