Byaarsshk..!Jalu ledakkan powernya, seketika sosok Jalu diselimuti aura merah membara yang dilapisi cahaya putih kemilau. Gelombang hawa panas menyengat menebar dahsyat di seantero kalangan pertemuan itu.Cuaca di sekitar lereng Kandagapun berubah kelam, nampak dari langit turun sebuah sebuah badai angin tornado berwarna hitam pekat."Hiaahh..!" Weerrsshk..!Sosok Jalu seketika diselimuti badai hitam berupa pasir yang panasnya bukan olah-olah.Ya, rupanya Jalu tak tanggung-tanggung lagi kali ini. Ajian nomor dua andalannya 'Pukulan Pasir Neraka' telah diterapkannya, untuk menghadapi ajian gadis sombong itu.Blaassth..!!Kedua kepalan tinju Jalu kini diselimuti bola hitam pekat, yang merupakan gumpalan pasir hitam yang berkeredepan menguarkan hawa panas neraka. Ajian 'Pukulan Pasir Neraka' siap di lontarkan Jalu, dengan pengerahan 2/3 powernya."Ahh! Pu-pukulan Pasir Neraka!" seru bergetar Eyang Dharmala. Dia sangat mengenal pemilik ajian pukulan itu, karena dia pernah berhadapan den
'Luar biasa kau Jalu!' seru bathin Eyang Pandunatha kagum, dia sendiri merasa ragu bisa mengalahkan Jalu saat itu. Karena power Jalu saja dirasakannya sudah berada beberapa lapis di atasnya.'Demi Hyang Widhi Yang Agung! Kali ini sepertinya Ayu akan menemukan 'batu'nya, karena bertemu dengan murid Eyang Jayasona ini', bathin Eyang sepuh Dharmala.Eyang Dharmala segera bersiaga, jika ada hal yang akan membahayakan keselamatan Ayu muridnya itu.'Ahh! Powernya sungguh dahsyat, hempasan gelombang energi Pedang Pelangi langsung tenggelam oleh gelombang energi Pedangnya', kejut bathin Ayu.Tak pernah dia menyangka akan menemukan pusaka dahsyat lainnya dalam pertarungannya di Tlatah Ramayana itu."Hiiahh..!" Seth! Seth! Sresth! Berseru nyaring, Ayu mulai mainkan jurus Pedang Pelanginya secara cepat sekali. Aneka cahaya berkilauan membuat gerakkan pedangnya nampak indah namun mengerikkan.Karena di setiap ayunan, tusukkan, dan tebasan dalam jurusnya seperti mengeluarkan angin-angin tajam yan
"Eyang. Jika Eyang masih berusia seperti adikku Jaya, yang tadi menyelamatkan kakaknya. Mungkin aku, Jalu Sajiwo masih bisa menerimanya.Namun Eyang adalah sepuh yang seharusnya menjadi panutan kami. Seperti halnya aku dan Eyang Pandunatha pun tadi hanya menyambar dan membawa pergi kedua lawan muridmu, tanpa memapasi pukulannya. Namun Eyang?" ujar Jalu, menyahuti jawaban Eyang sepuh Dharmala."Hmm. Apakah kau sudah sedemikian pandainya, hanya karena kau murid dari Eyang Jayasona, Jalu?!" seru Eyang sepuh Dharmala mulai emosi. Dia merasa sangat malu telah ditelanjangi oleh anak bau kencur di muka umum.Kebijakkan dan pertimbangan Eyang sepuh Dharmala hilang seketika saat itu, akibat terlalu menganak emaskan muridnya itu.Apa yang sebenarnya membuat sepuh itu begitu merendahkan diri terhadap muridnya sendiri itu?!"Eyang. Jawaban Eyang malah membuat perasaan hormatku hilang seketika terhadap Eyang. Maaf Eyang, aku tak pernah menjual nama Eyang Guruku untuk sesuatu yang remeh dan tak
Sementara itu di markas sekte Elang Harimau sedang terjadi kehebohan besar.Kehebohan itu tak lain diakibatkan, karena ditemukannya sosok istri ketua sekte Elang Harimau dalam keadaan telah menjadi mayat dengan kondisi mengenaskan.Penjaga ruang tahanan khususlah yang pertama kali menemukan sosok mayat Nyi Wilasih tersebut. Lalu dia pun mengabarkan hal itu pada sang ketua sektenya, Ki Taksaka."Arrghhkss! Bodoh kau Wilasih!" Ki Taksaka berteriak keras dalam rasa marah bercampur sedih. Dia sangat menyesali tindakkan istrinya, yang mengambil plakat khusus miliknya dan mendatangi ruang tahanan khusus tanpa sepengetahuannya.Seketika itu juga Ki Taksaka memerintahkan pengambilan mayat istrinya. Namun Ki Taksaka juga marah, karena tak mungkin istrinya bisa mengetahui bahwa Kirana berada di tahanan khusus itu, kecuali ada orang yang memberitahunya! Tapi siapa?!"Periksa dan cari orang yang telah memberitahu pada istriku, tentang keberadaan Kirana di tahanan khusus!" perintah Ki Taksaka te
"O ya Mas. Beberapa hari lalu bahkan ada seorang pendekar wanita berwajah mengerikkan datang untuk menantang ketua sekte itu. Daerah sekitar markas sekte itu sampai bergetar seperti ada gempa dan badai. Bahkan langit gelap sekali saat itu. Akhirnya sampai sekarang wanita itu belum keluar lagi dari markas itu," ujar sang ibu warung mengisahkan. "Hahh! Wajah mengerikkan bagaimana Bi?! A-apakah wajahnya seperti tergores senjata tajam yang memanjang sampai ke dahi?!" seru Jalu tersentak kaget bukan main mendengar hal itu. "Be-benar Mas. Apakah Mas mengenalnya?! Padahal bibi sudah menyarankannya untuk membatalkan niatnya, tapi wanita itu seperti sudah nekat mas," kini ganti si ibu warung yang terlihat kaget. Ibu warung itu menduga pemuda di depannya itu mengenal wanita buruk rupa itu. "Ahh! Kirana.." seru Jalu seraya menggumamkan nama Kirana dengan wajah muram. "Mas Jalu. Katakan saja apa rencana Mas Jalu, Ranti dan Jaya akan membantu sekuat tenaga," ucap Ranti, yang sudah mengetahui
"Ranti, Jaya. Ini adalah misi yang berbahaya, karena di dalam sana ada sepuh sakti Eyang Gentaloka!Jadi aku minta kalian hanya memancing keributan sebentar saja, di depan gerbang markas sekte nanti malam.Untuk sekedar mengalihkan perhatian para anggota sekte ke luar markas, pada saat aku masuk ke dalam," ujar Jalu pada keduanya."Lalu setelah itu, apa yang harus kami lakukan Mas Jalu?" tanya Ranti."Selanjutnya kalian langsung saja ke tempat ini. Jika aku lama tak kembali, atau gagal menyelamatkan Kirana.Sebaiknya kalian langsung menuju ke kerajaan Pallawa, bergabunglah dengan pasukkan yang dibentuk oleh Eyang Shindupalla di sana. Mas pasti akan menyusul kesana jika berhasil selamat," ucap Jalu."Tidak! Ranti akan ikut kemanapun Mas Jalu berada!" seru Ranti menolak rencana Jalu, untuk pergi ke Pallawa dan meninggalkan Jalu jika misi itu gagal."Ranti! Inilah yang kucemaskan akan terjadi, jika kau ikut dalam perjalananku. Perjalananku penuh bahaya, dan kau harus bisa menjaga keselam
"Hups..!" seru Jalu, seraya bersiap kerahkan aji 'Pusar Bumi'nya. Karena memang dengan ajian itulah, Jalu bisa menembus masuk ke dalam markas sekte Elang Harimau dengan mudah. Daambh..!Jalu hentakkan kakinya ke bumi, getaran bumi terjadi namun tak begitu keras. Karena Jalu sengaja menahan powernya, agar tak terlalu terasakan oleh orang di sekitarnya.Blaarrshp..!Pusaran tanah tercipta di bawah sosok Jalu, lalu ...Slapsshh!Sosok Jalu langsung lenyap amblas masuk ke dalam bumi."Wahh! Luar biasa kemampuan Mas Jalu ya Mbak!" seru Jaya terkejut, karena baru kali ini dia melihat kemampuan Jalu menembus bumi.Sosok Jalu terus melaju di kedalaman bumi, bumi seolah menjadi lunak dan mudah di terobos sesuai dengan arah yang dituju oleh Jalu. Sungguh ajaib memang kemampuan aji Pusar Bumi itu.Braalghk..!Sosok Jalu melesat keluar setelah menjebol lantai sebuah ruangan hingga ambyar dan berlubang seukuran tubuh Jalu.Taph!Jalu mendarat di lantai ruangan itu. Namun Jalu langsung merasa aneh.
Braallgkh..!Lantai ruang tahanan jebol ambyar dengan suara keras bergema, sesosok tubuh melesat keluar dari dalam bumi dan mendarat di lantai ruang tahanan khusus itu. Jalu!"Hahh! Bedebah!! S-siapa kau..?!!" teriak Arya terkejut setengah mati. Namun dia segera menarik kain celananya kembali ke atas pinggangnya."Mas Jaluu..! Huhuhuu..!!" teriakkan keras Kirana segera melengking histeris. Saat melihat pria yang selalu di ingat dan disebut-sebut dalam hatinya sejak tadi, kini menjelma datang di hadapannya. Tangis Kirana pecah seketika itu juga."Bajingan..! Apa yang akan kaulakukan pada Kirana..?!" Jalu berseru dengan suara terlambari dengan powernya secara spontan. Akibat begitu murkanya Jalu melihat kondisi Kirana, yang hampir polos sama sekali.Byaarrshk..!! Blaazzth..!!Power Jalu meledak seketika, bersamaan dengan ledakkan kilau keemasan menyilaukan dari gagang Pedang Rajawali Emas. Hawa panas segera menebar di ruang tahanan itu."Arkkhs! Mas Jalu ... panas!" teriak Kirana yang l