Beranda / Pendekar / PENDEKAR LEMBAH HANTU / Bab 90 Hari Saraswati

Share

Bab 90 Hari Saraswati

Penulis: Freya
last update Terakhir Diperbarui: 2025-03-10 23:15:51

Sementara Rangga langsung menyabetkan pedang menyambut serangan lawan. Kembali terdengar bunyi senjata beradu.

"Traang traaang traaang....sreeet!"

Musuh mencoba menggaet pedang Rangga, namun Rangga segera menarik pedangnya. Percikan api meletik kala pedang dan clurit beradu.

Rangga mundur beberapa langkah, kali ini Rangga menyadari, kemampuan lawannya tidak bisa disepelekan, dia harus berhati-hati jika masih ingin hidup.

Musuh kembali mengayunkan clurit menebas ke arah wajah Rangga. Rangga berkelit menjauhi serangan sambil menangkis dengan pedangnya. Kali ini musuh menyabetkan clurit lebih cepat dari serangan awal.

Makin lama serangan itu makin cepat. Clurit musuh seolah berada di mana-mana sehingga Rangga sulit membedakan mana clurit yang asli mana yang bayangan.

Merasa kesal Rangga juga menambah kecepatan dua kali lebih besar daripada tadi. Kali ini musuh mulai terlihat kewalahan. Rangga yang ingin segera menyelesaikan pertarungan melihat ada celah di serangan lawan. Pedangny
Lanjutkan membaca buku ini secara gratis
Pindai kode untuk mengunduh Aplikasi
Bab Terkunci

Bab terkait

  • PENDEKAR LEMBAH HANTU   Bab 91 Kerusuhan di Sywagrha

    Sambil berjalan Rangga bertanya pada Resi Raju. "Siapa nama pemimpin pandhita di Sywagrha sekarang?"tanya Rangga. "Sekarang Sywagrha dipimpin oleh Pandhita Kanwa."Seorang gadis berjalan membawa sesaji di atas kepala. Tampaknya dia juga ikut mempersiapkan upacara Hari saraswati. Rangga bertanya pada gadis pembawa sesaji. "Dimana Pandhita Kanwa?" Gadis itu menunjuk ke arah satu bangunan candi yang tertinggi. "Beliau ada di sebelah sana di candi Sywa."***** Di candi Sywa terlihat ada seorang pria tua berpakaian serba putih sedang berbincang bersama orang-orang yang mempersiapkan keperluan upacara. Saat Rangga dan Resi Raju tiba di candi Sywa, mereka langsung mendatangi Pandhita Kanwa. "Rahayu Pandhita Kanwa,"ucap Resi Raju dan Rangga. Pria berpakaian serba putih itu menoleh lalu bertanya "Siapa kalian? Sepertinya anda datang dari india?"tanyanya.Suara Pandhita Kanwa begitu lembut dan menenangkan seperti alunan suara doa. "Ya, kami datang dari India. Saya datang bers

    Terakhir Diperbarui : 2025-03-12
  • PENDEKAR LEMBAH HANTU   Bab 92 kekacauan di Sywagrha

    Rangga belum sempat melihat siapa pelakunya tiba-tiba saja tubuhnya dihantam oleh ombak besar sehingga tubuhnya terpental. Rangga berusaha bangun namun hantaman air gelombang kedua mengenai tubuhnya kembali. "Wuuur wuuur!" Rangga kembali terjatuh setelah dihantam gulungan air. Diliriknya Hasta, ternyata pemuda juga bernasib sama seperti dirinya. Hasta juga jatuh bangun dihantam gelombang air. Hasta yang marah berteriak memaki "Hei perempuan nyinyir, pergilah jangan ikut campur urusan kami! Pergi saja ngurus anak dan suamimu!" Perempuan itu melompat ke arah Hasta "Sembarangan ngomong, aku belum punya suami dan anak!" Sekarang Rangga dapat melihat jelas perempuan itu. Dia seorang perempuan muda yang cantik. Berpakaian serba biru dengan kain batik warna biru indigo. Hasta tersenyum mengejek "Ooh belum punya suami. Pantas saja tidak laku wajahmu juga tidak cantik. Mana ada pemuda yang mau menjadikan kamu isteri. Ha ha ha ha." Tiba-tiba semburan air masuk ke mulut Hasta yan

    Terakhir Diperbarui : 2025-03-13
  • PENDEKAR LEMBAH HANTU   Bab 93 Swargaloka

    "Amrita, apa yang terjadi?"Rangga melihat jenazah di depan Amrita. Resi Raju telah gugur dengan tubuh penuh cacahan senjata tajam dan luka tusuk di dadanya. Sedangkan Amrita tangannya terluka karena goresan senjata tajam."Mereka...mereka telah membunuh ayah,"Amrita menangis tersedu.Rangga begitu marah, wajahnya membesi dengan suara bergetar dia bertanya kepada Amrita."Kamu tahu siapa yang membunuh mereka, setidaknya kamu tahu ciri-ciri mereka?"tanya Rangga lagi.Amrita menggeleng dan menangis lagi"Aku tidak tahu Rangga, aku bingung sekarang aku sudah tidak punya siapa siapa lagi."Rangga hanya bisa termangu di sisi jenazah Resi Raju. Dia bisa mengerti, Amrita masih belum bisa ditanyai tentang peristiwa kematian ayahnya. Seseorang menepuk bahunya, Rangga menoleh, Dhesta berdiri di belakangnya dengan raut wajah sedih."Maaf aku terlambat menolong Resi Raju. Dia memilih menjadi tameng untuk anaknya. Saat aku datang membantu, beberapa orang telah membunuhnya. Beruntung aku masih sem

    Terakhir Diperbarui : 2025-03-15
  • PENDEKAR LEMBAH HANTU   Pembebasan

    Dhesta terdiam sejenak lalu berkata lagi."Sebenarnya ada untungnya kamu tidak sadarkan diri seperti orang mati. Setelah kerusuhan itu, beberapa prajurit kerajaan mencarimu. Tapi saat aku menunjukan tubuhmu yang sudah terbujur kaku dengan wajah pucat, mereka pergi dan tak bertanya-tanya lagi. Rangga sebenarnya apa yang terjadi sampai prajurit kerajaan ikut mengejarmu?"Rangga hanya menggeleng lalu berkata."Entahlah aku tidak tahu. Mungkin karena aku berteman dengan Awehpati si Raja Racun. Ah sudahlah, yang penting Sang Hyang Widhi masih melindungi aku. Aku dimatikan sebentar untuk menyelamatkan nyawaku."Rangga tiba-tiba teringat dengan Pandhita Kanwa."Dhesta, bagaimana nasib Pandhita Kanwa, apa dia selamat?"Dhesta menenangkan Rangga."Jangan kuatir, Pandhita Kanwa selamat, beberapa jamaah pendekar berhasil membawanya pergi. Sekarang dia pulang ke desa Parambanan tempat tinggalnya."Rangga lega Pandhita Kanwa masih hidup. Setidaknya dia masih bisa meminta bantuannya membebaskan ji

    Terakhir Diperbarui : 2025-03-16
  • PENDEKAR LEMBAH HANTU   Bab 95 Karma Sang Hyang Agni

    "Mereka masih bisa dibebaskan? Pandhita Kanwa mengangguk. "Masih bisa, jangan kuatir, nanti malam kita ke Sywagrha. Kita akan mengadakan upacara untuk menghilangkan kutukan dan membebaskan jiwa para pendekar itu dari karma Sang Hyang Agni. ****** Malam itu Rangga sama sekali tidak bisa tidur. Dia gelisah menunggu sampai waktunya tiba. Waktu pun berjalan hingga menjelang sepertiga malam, saat itu udara terasa lebih dingin dari biasanya. Dengan membawa obor Rangga, Pandhita Kanwa dan dua orang cantrik yang membawa keperluan upacara berjalan menyusuri jalan desa yang sepi menembus kegelapan malam. Dari semak belukar terkadang tampak sepasang mata berwarna merah mengamati mereka sebentar lalu menghilang dalam kerimbunan semak belukar. Pandhita Kanwa rupanya menangkap kecemasan di mata Rangga. "Jangan takut, itu cuma mata harimau yang keluar di malam hari. Mereka tidak menyerang asal kita tidak mengganggu,"ujar Pandhita Kanwa. Setelah beberapa saat berjalan, tibalah mereka

    Terakhir Diperbarui : 2025-03-20
  • PENDEKAR LEMBAH HANTU   Bab 96 Pencapaian Tertinggi

    Hari sudah subuh saat upacara pembebasan karma Sang Hyang Agni usai. Setelah beristirahat sebentar, Pandhita Kanwa mengajak Rangga melarung abu di Kali Opak yang berada di dekat Sywagrha.Sebelum melarung abu, Pandhita Kanwa memimpin doa untuk mendoakan arwah-arwah para pendekar yang gugur di Lembah Hantu. Rangga melarung abu yang dibawanya ke sungai. Aliran sungai yang jernih membawa abu menuju Pantai Selatan. Rangga merasa lega, pikirannya kini terasa ringan karena tugas dari para pendekar di Lembah Hantu sudah selesai. "Pandhita Kanwa, karena urusan ini sudah selesai saya pamit mau pulang ke Lembah Hantu,"ujar Rangga."Silahkan kalau mau pulang. Tapi mulai dari sekarang kamu harus berhati-hati karena energi Sang Hyang Agni itu telah berpindah ke dalam tubuhmu. Kamu harus bisa mengendalikannya. Jika tidak tubuhmu akan berasa seperti terbakar. Tapi saat bertarung energi Sang Hyang Agni otomatis akan keluar dari tubuhmu. Bahkan hanya dengan satu jari saja kamu dapat membakar lawanmu,

    Terakhir Diperbarui : 2025-03-22
  • PENDEKAR LEMBAH HANTU   Bab 97 Reuni

    Kedua rekannya yang lain terkejut melihat temannya tanpa disentuh bisa mengalami luka bakar. Wajah mereka seketika berubah ketakutan. Rangga menatap mereka dengan pandangan sinis. Dari kalung yang mereka kenakan, dia tahu bahwa pangkat mereka hanyalah prajurit rendahan. "Bukannya berperang kalian malah mau merusak anak gadis orang. Bagaimana jika Bekel kalian tahu kalian berada di sini di saat penyerbuan,"ejek Rangga. Ketiga prajurit itu saling berpandangan lalu buru-buru merapikan celana dan setagennya lalu menghunus pedang. "Kurang ajar kamu, ikut campur urusan orang saja!" Mereka langsung bergerak menyerang Rangga. Tapi bagi Rangga serangan mereka tak ada artinya. Tangan Rangga berkelebat menyambar pedang yang mengarah ke tubuhnya. Tak lama kemudian, pedang mereka sudah meleleh. Terkesiap ketiga prajurit tadi, seketika ketiganya langsung lari ambil langkah seribu. Rangga membiarkan saja mereka berlari, baginya tidak ada gunanya juga mengejar prajurit penakut. saat dia menoleh

    Terakhir Diperbarui : 2025-03-25
  • PENDEKAR LEMBAH HANTU   Bab 98 Merantau

    Terkesiap Hasta dan Rama melihat orang-orang Bulan Sabit Emas dan prajurit Pajang bertumbangan dihajar pihak lawan. Melihat situasi yang makin tidak kondusif, Rama berbisik pada Hasta "Kangmas Hasta, keadaan mulai tidak menguntungkan, sepertinya orang itu menggunakan senjata rahasia jarum beracun,"Rama menunjuk pada Awehpati yang tangannya bergerak menebarkan sesuatu. Hasta memandang Awehpati dengan pandangan penuh dendam "Awehpati, orang itu selalu saja menggangguku. Dia sempat menghilang tapi tiba-tiba dia muncul lagi mengacaukan semuanya!" "Awehpati? Siapa dia sebenarnya?"tanya Rama. "Dia si Raja Racun murid Ra Tanca pengkhianat negara,"jawab Hasta dengan geram. Hasta yang sudah dibakar amarah langsung maju hendak menghadang Rangga namun Rama menghalangi. "Sabar Kangmas, sebaiknya kamu segera pergi dari sini sebelum mereka menghajarmu,"saran Rama. Hasta melihat ke gelanggang, beberapa orang-orang sekte Bulan Sabit Emas dan prajurit kerajaan sudah terkena racun. Menya

    Terakhir Diperbarui : 2025-03-26

Bab terbaru

  • PENDEKAR LEMBAH HANTU   Bab 116 Pewaris

    "Jolodhong adalah nama julukan teman-temannya di dunia hitam. Nama aslinya adalah Jayendra. Dia sahabat Nambi Mahapatih Majapahit saat itu. Saat Nambi pulang ke Lamajang karena Pranaraja bapaknya meninggal, Halayuda memfitnah Nambi dengan mengatakan bahwa Nambi akan memberontak. Sehingga pasukan Majapahit menyerang Nambi dan keluarganya Lamajang." "Apakah Eyang membantu Nambi memberontak?"tanya Jiwo. "Tentu saja, sebagai sahabat yang baik, Eyang Jolodhong memberitahu Nambi tentang kelicikan Halayuda. Dia kemudian membantu Nambi menghadapi pasukan Majapahit di Benteng Arnon,"tutur Bima. "Pemberontakan Nambi bisa ditumpas, lalu bagaimana nasib Eyang setelah penyerangan di Lamajang?"tanya Wening. Bima menghela nafas lalu berkata "Eyangmu tidak pulang ke Majapahit karena jika pulang dia bisa dibunuh. Setelah mengetahui Nambi telah gugur, aku dan ibuku ke Lamajang mencari bapakku. Tapi sayang sesampainya di Lamajang ibuku meninggal karena sakit dan kelelahan. Demi keselamatanku, bap

  • PENDEKAR LEMBAH HANTU   Bab 115 Janji Wening

    Saraswati maju ke hadapan Jiwo lalu dengan cepat menampar wajahnya dua kali. "Plaaak...plaak!" "Kamu laki-laki dengan nafsu binatang, kalau tidak ingat kamu adalah anak Ki Bima, sudah aku kebiri kamu!" Wajah Jiwo langsung merah karena marah, tangan kirinya yang masih utuh bergerak hendak memukul Saraswati. "Perempuan jalang, bukannya kamu sendiri yang menggodaku saat itu? Lalu saat bapakku datang kamu pura-pura lumpuh karena ditotok dan mengatakan aku sudah memperkosamu?"ejek Jiwo. Rangga yang gusar karena tidak terima dengan penghinaan Jiwo pada Saraswati langsung protes. "Kamu lupa Jiwo, aku mendengar percakapanmu dengan Saraswati dan melihat apa yang kamu lakukan pada dia. Jadi jangan mencoba membohongi semua orang!" Wening yang melihat semua kejadian itu, seketika menyesali dirinya yang terlanjur bercerita tentang perasaannya pada Rangga pada kakaknya. Dia tak menyangka reaksi kakaknya setelah mendengar ceritanya sampai seperti itu. Kang Mas Jiwo rupanya tertarik pa

  • PENDEKAR LEMBAH HANTU   Bab 114 Iri Hati

    Namun Jiwo tak peduli, dia melangkah ke kamar Rangga, saat itu dia melihat Saraswati yang sedang menunggui Rangga minum madu. Hati Jiwo langsung terbakar melihat keakraban mereka berdua. "Rangga, lihat apa yang sudah kamu lakukan terhadapku! Sekarang aku harus membuntungi tanganmu sebagai balasannya! Saraswati, sebaiknya jauhi penjahat itu!" Saraswati langsung pasang badan di depan Rangga melindunginya. "Mau apa kamu Jiwo? Pergilah jangan ganggu dia! Aku akan selalu berada di sampingnya,"Saraswati mengusir Jiwo. Namun Jiwo yang sudah terbakar api cemburu tetap menghampiri Rangga dan menyerangnya. Spontan Saraswati mendorong Jiwo sehingga pemuda itu mundur beberapa langkah. Saraswati kemudian menyerang Jiwo yang mencoba mendekati Rangga. Kini Saraswati dan Jiwo terlibat dalam satu perkelahian di dalam kamar yang sempit. Rangga merasakan tubuhnya sudah membaik maka diapun bangun dari tidurnya. Dia tak ingin Saraswati yang bertarung untuknya dan membuat rumah Ki Bima berantak

  • PENDEKAR LEMBAH HANTU   Bab 113 Energi Panas

    Tubuh Rangga semakin panas, dia masih tidak dapat mengendalikan energi Sang Hyang Agni di dalam. Suara teriakan Saraswati sudah tidak terdengar lagi tapi justru hal itu membuatnya cemas. Dalam keadaan tersiksa marena panas, Rangga mencari sosok Saraswati. Matanya tertuju pada dua sosok di tepi sungai. Lampu minyak yang diletakan Saraswati di atas batu, menerangi dua sosok di tepi sungai.Tampak Jiwo sedang melucuti pakaian Saraswati yang hanya diam terpaku tak bisa melawan. Mendidih darah Ramgga melihat Saraswati dilecehkan seperti itu. Tanpa mempedulikan rasa sakitnya, Rangga keluar dari sungai lalu menghampiri Jiwo dengan langkah terhuyung."Lepaskan dia, atau aku akan membunuhmu!"Jiwo menoleh menatap Rangga dengan gusar"Ooh kamu menantangku? Dalam keadaan lemah begini kamu menantangku apa kamu mau cari mati?!"Jiwo melangkah menghampiri Rangga lalu memukulnya. Rangga menangkis pukulan Jiwo namun tangkisannya begitu lemah sehingga ada saatnya Rangga roboh terkena pukulan Jiwo. Di

  • PENDEKAR LEMBAH HANTU   Bab 112Cemburu Buta

    Baru berendam beberapa menit, air di sekitarnya sudah tak lagi dingin. Rangga berpindah tempat yang airnya masih dingin. Tapi itupun tak banyak membantu. Saraswati terbangun dari tidurnya karena rasa haus di tenggorokannya. Dia membuka pintu kamarnya, lalu berjalan menuju ke dapur. Saat itu dia mendapati kamar Rangga sudah terbuka. Dia mengintip ke kamar dan dilihatnya tempat tidur Rangga yang sudah kosong. Perasaan Saraswati mulai tak enak. Dia segera menuju pintu depan, ternyata pintu depan juga sudah terbuka. Saraswati mengambil lampu minyak yang tergantung di dinding, lalu dia keluar rumah mencari Rangga. Matanya menjelajahi setiap sudut halaman dan jalan setapak di depan rumah, tapi bayangan Rangga tak juga tampak. Saraswati memutuskan untuk mengitari lingkungan di sekitar rumah mencari Rangga, namun bayangan Rangga tak juga di temukan. Dia berjalan ke halaman belakang menuju kebun sayur. Saraswati melihat beberapa tanaman sayur roboh terinjak-injak. Mungkin Rangga l

  • PENDEKAR LEMBAH HANTU   Bab 111 Galau

    Gajah Mada tercekat, berita itu membuatnya sedih sekaligus marah. Seseorang telah membunuh Rangga. "Hasta...siapa dia?"tanya Gajah Mada. "Saya mencari informasi ke salah satu murid Mpu Waringin yang selamat. Ketika dia menyebut nama Hasta, saya langsung menyelidiki soal Hasta. Dia adalah salah satu Senopati di pasukan Araraman dan Ra Kembar adalah pamannya,"jawab Tudjo. Gajah Mada terkejut, tak menyangka Hasta ternyata adalah seorang prajurit Majapahit keponakan Ra Kembar. Gajah Mada yang murka langsung berujar "Kurang ajar, prajurit rendahan saja beraninya dia mengganggu Rangga." "Sabar dulu Gusti Patih, kita harus memastikan dulu apakah Rangga memang sudah mati dibunuh Hasta atau dia sebenarnya masih hidup. Jangan sampai anda balas dendam ke orang yang salah,"Wasis mengingatkan. "Tadi sewaktu acara selamatan di rumah Ra Kembar, saya menguping pembicaraan Hasta dan dua anak buah kepercayaannya Tunggul dan Gembong. Menurut informasi murid Mpu Waringin, Tunggul dan Gembong d

  • PENDEKAR LEMBAH HANTU   Bab 110 Shankara Lahir

    Tangisan bayi memecah ketenangan di Kasogatan Dharmasuci siang itu. Para bhiksuni di asrama bersuka cita menyambut kehadiran bayi laki-laki anak Siwi. Siwi tersenyum bahagia melihat anaknya terlahir selamat. Santini mendekatkan bayi yang sudah dibersihkan kepada Siwi. "Anaknya laki-laki, kamu sudah punya nama untuk dia?"tanya Santini Siwi menatap wajah anaknya lekat-lekat. Anak itu mirip dengan Hasta bapaknya. Kemudian dia berkata "Anak ini akan kunamai Shankara yang artinya pembawa keberuntungan. Semoga kelak hidupnya akan selalu beruntung." Senandung doa dari para bhiksuni menggema di seluruh relung Kasogatan Dharmasuci. Bersyukur atas kelahiran Shankara serta mendoakan Siwi dan Shankara. ***** Sementara itu Hasta sedang berada di kediaman keluarga Ra Kembar yang saat itu sedang dalam suasana duka. Sebuah acara selamatan sedang diselenggarakan oleh keluarga Ra Kembar. Saat itu rumah keluarga Ra Kembar dipenuhi oleh sanak saudara, teman dan rekan kerja Ra Kembar. Hast

  • PENDEKAR LEMBAH HANTU   Bab 109 Bhiksuni Santini

    Pedagang kue itu menjambak rambut Siwi dengan kasar hingga sanggulnya berantakan. "Kamu mau bayar tidak? Kalau tidak kami akan membawamu ke Dhayksa!" "Maaf saya lapar tapi saya tidak punya uang? Saya...saya tidak bisa bayar,"ucap Siwi lirih. Mata Siwi memandang ke sekelilingnya namun tak seorangpun yang membelanya. Salah seorang penonton berseru memprovokasi orang-orang disekitarnya. "Dia bohong, mana ada maling mau ngaku!" "Kita bawa dia ke Dhayksa!"penjual kue bersiap menyeret Siwi pergi. "Tunggu!" Seorang laki-laki dengan pakaian yang indah dengan banyak perhiasan mendatangi Siwi. Laki-laki itu wajahnya tampan dan kulitnya bersih. Dia memakai selendang sutera berwarna hijau serasi dengan kipas dari bulu merak hijau di tangannya. Di belakangnya seorang abdi laki-laki berbadan gempal dan pendek mengikuti di belakangnya. Laki-laki itu meraih dagu Siwi dan meneliti wajahnya. Sejurus kemudian dia tersenyum, kecantikan Siwi masih memancar walaupun penampilannya kumal da

  • PENDEKAR LEMBAH HANTU   Bab 108 Pencarian Siwi

    "Gusti Putri Alit adalah putri bungsu Bhre Pajang Sureswari. Dia menghabiskan masa kecilnya di goa Selarong di kediaman keluarga bapaknya,"ungkap Rama. Tertegun Hasta mendengar penjelasan Rama, sejurus kemudian raut wajahnya tampak menyesal. "Sial, urusanku dengan Hasta jadi tambah panjang ditambah lagi aku harus berurusan dengan dia. Bhre Pajang sudah mengusirku, besok aku sudah harus pulang ke Trowulan,"ujar Hasta dengan geram. Rama menenangkan Hasta yang kecewa karena diusir dari Pajang "Kangmas Hasta tidak usah kuatir, masalah Hasta biar aku yang mengurusnya. Bhre Pajang boleh saja minta Rangga dibawa dalam keadaan hidup. Tapi aku tidak terima, Rangga dan teman-temannya sudah membunuh saudara-saudara seperguruanku. Mereka harus menerima balasannya!" Seorang abdi tiba-tiba masuk ke ruangan Hasta dengan tergesa-gesa "Ndoro Hasta, Ki Tunggul ingin bertemu dengan anda. Katanya ada berita penting yang harus segera disampaikan." "Suruh dia masuk!"perintah Hasta. Abdi itu

Jelajahi dan baca novel bagus secara gratis
Akses gratis ke berbagai novel bagus di aplikasi GoodNovel. Unduh buku yang kamu suka dan baca di mana saja & kapan saja.
Baca buku gratis di Aplikasi
Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status