Home / Pendekar / PENDEKAR LEMBAH HANTU / Bab 43 Persaingan Ra Kembar

Share

Bab 43 Persaingan Ra Kembar

Author: Freya
last update Last Updated: 2025-01-01 22:57:48

"Kamu harus bisa menyembuhkan penyakit kami sekeluarga,"ujar Prawara.

Rangga terkejut lalu buru-buru menukas

"Kalau penyakit itu menurut saya adalah penyakit keturunan. Mohon maaf, kalau penyakit keturunan saya tidak bisa,"tukas Rangga.

Prawara tampak tidak suka dengan alasan Rangga.

"Ini bukan penyakit keturunan, aku tidak mau tahu pokoknya penyakit di keluargaku ini harus sembuh! Kamu mau orang-orang desa itu sembuh tidak?"

Rangga sejenak tertegun, ucapan Prawara seolah bagai ancaman bagi penduduk desa. Sedangkan penyakit itu ada karena praktek pesugihan yang mereka lakukan.

"Baiklah saya bersedia mengobati anda sekeluarga. Tapi saya harus mengobati penduduk desa terlebih dahulu baru keluarga anda."

Prawara tampak gembira mendengarnya.

"Baiklah, mari ke gudang, di sana ada banyak bahan obat yang kamu perlukan. Ambil saja semaumu."

Prawara dan Rangga ke gudang penyimpanan obat. Saat memasuki tempat itu, aroma herbal langsung menyergap.hidung. Saat memasuki ruangan, Rangga
Continue to read this book for free
Scan code to download App
Locked Chapter

Related chapters

  • PENDEKAR LEMBAH HANTU   Bab 44 Penyebaran Wabah

    "Ya memang seperti itu resikonya. Tapi di sini aku akan mendapatkan keuntungan, jika pasukanku berhasil menghancurkan Sadeng, pasti Gusti Ratu akan menganugerahkan kenaikan pangkat bahkan menjadikanku sebagai Mahapatih Majapahit menggantikan Mpu Krewes,"ujar Ra Kembar dengan yakin.Wajah Ra Kembar merah menahan kemarahan, nafasnya sudah terengah-engah. Persaingan Ra Kembar dengan Gajah Mada dalam memperebutkan jabatan Mahapatih Majapahit sudah menjadi rahasia umum. Ra Kembar yang merasa senior, mengabdi sejak Prabu Wijaya berkuasa tak rela jika harus menjadi bawahan Gajah Mada yang jauh lebih muda.Melihat Ra Kembar yang dalan keadaan marah, Hasta belum berani berkomentar. Setelah berhasil menenangkan dirinya Ra Kembar melanjutkan perkataannya."Aku ini sudah mengabdi semenjak Prabu Wijaya berkuasa. Aku juga ikut serta berperang melawan Jayakatwang dan pasukan Mongol, memadamkan pemberontakan Ranggalawe ,Nambi dan Ra Kuti. Masa bertahun aku terus menerus berada bersama para prajurit y

    Last Updated : 2025-01-02
  • PENDEKAR LEMBAH HANTU   Bab 45 Kosong

    Hasta bersama rombongan telik sandi dan tak lupa dua sahabat sekaligus abdi setianya Gembong dan Tunggul yang senantiasa bersamanya menyusuri jalanan di perbatasan wilayah Lamajang Tigang Juru dan Majapahit. Setelah beberapa saat berjalan tibalah mereka di benteng Renon yang dibangun semasa Aria Wiraraja berkuasa sebagai penguasa Lamajang Tigang Juru. Dari kejauhan benteng itu terlihat sepi, tidak ada prajurit bersenjata lengkap yang berjaga di atas tembok benteng. "Aneh, benteng itu kelihatannya kosong, aku tidak melihat satupun prajurit di atas sana,"ujar Tunggul.Hasta ikut memperhatikan benteng itu dengan seksama, benar kata Tunggul, benteng itu terlihat sepi, tidak ada tanda-tanda aktivitas di dalamnya. Tapi sesuai prosedur perang, dia tidak boleh hanya mempercayai dari apa yang dilihatnya saja."Memang sepertinya tidak ada tanda-tanda kehidupan di dalamnya. Tapi sesuai prosedur perang, kita harus tetap waspada,"Hasta berkomentar.Hasta menoleh pada Tunggul"Tunggul, kamu dan

    Last Updated : 2025-01-04
  • PENDEKAR LEMBAH HANTU   Bab 46 Hasta dan Siwi

    Melihat sosok itu, Hasta langsung berlutut menyembah"Gusti Mahesasura yang maha sakti, hamba ingin minta bantuan anda. Turunkanlah wabah penyakit di desa Taladwaja ini."Mahesasura dengan suaranya yang berat dan besar bertanya"Untuk apa kamu memintaku menurunkan wabah penyakit pada orang-orang itu?""Orang-orang itu adalah musuh Majapahit yang harus hamba perangi. Hamba ingin memperoleh kemenangan dengan mudah. Jika hamba berhasil memperoleh kemenangan, hamba akan mendapatkan kenaikan jabatan.""Ha ha ha ha itu soal mudah bagiku. Tapi itu ada syaratnya,"ujar Mahesasura."Apa itu syaratnya?""Beri aku tumbal seorang gadis muda yang cantik untukku!"Hasta tersenyum jahat lalu berkata"Tentu saja hamba akan segera memenuhinya."Asap tebal kembali muncul, sosok Mahesasura makin lama makin tenggelam dalam asap. Ketika asap mulai menipis, Mahesasura sudah lenyap dari pandangan.******Saat Hasta keluar dari komplek pasetran, hari sudah subuh. Buru-buru Hasta berkemas lalu kembali ke desa.

    Last Updated : 2025-01-05
  • PENDEKAR LEMBAH HANTU   Bab 47 Kembali ke Majapahit

    Usai bercinta, Siwi segera mengemasi pakaiannya. Wajahnya masih tanpa ekspresi dengan tatapan mata yang kosong. Setelah berpakaian, Siwi meninggalkan Hasta."Siwi...mau kemana?"Siwi tak menjawab, dia pergi tanpa berkata-kata atau menoleh ke belakang. Hasta merasa aneh dengan sikap Siwi. Dia duduk termangu memikirkan peristiwa tadi.Siwi, mengapa dia bersikap aneh? Seorang gadis baik-baik bersedia tidur denganku tanpa harus kuajak atau kubujuk? Hmm... pasti ada sesuatu atau jangan-jangan, dia di bawah pengaruh Mahesasura?pikir Hasta.Ketika pagi menjelang, Siwi seperti biasa membagikan makanan pada para pengungsi. Kali ini Hasta menyapanya "Siwi...kamu baik-baik saja?"Siwi tampak heran dengan pertanyaan Hasta. Namun sikapnya pada Hasta masih tetap sama seperti kemarin-kemarin, tak ada yang berubah."Iya Kangmas Hasta, saya baik-baik saja, memangnya kenapa?""Oh, nggak...nggak apa-apa,"Hasta menggeleng lalu menerima semangkuk bubur dari Siwi.Siwi tersenyum kemudian berlalu. Hasta ha

    Last Updated : 2025-01-06
  • PENDEKAR LEMBAH HANTU   Bab 48 Rahasia Ra Tanca

    Ki Yasa Lurah Desa Dadapan sudah mulai membaik keadaannya. Sekarang dia sudah dapat beraktivitas seperti biasa. Para warga desa yang mengidap penyakit Cacar, sudah diungsikan di Bale Desa agar tidak menulari warga lainnya yang masih sehat. Sore itu di pendopo rumah Ki Yasa, Rangga bersama Ki Yasa dan Nyai Yasa sedang menikmati kudapan sore. Ada kue Wajik, Nagasari dan Jadah Blondo yang ditemani secawan Wedhang Uwuh. "Terimakasih Rangga, kamu telah menyembuhkan penyakitku dan penduduk desa Dadapan. Kami tidak mau wabah ini kembali berulang di desa kami,"ujar Ki Yasa. "Anda tidak perlu kuatir, jika sudah pernah terkena penyakit cacar, selanjutnya dia tidak akan terkena penyakit itu lagi karena tubuhnya sudah kebal terhadap kuman cacar,"jelas Rangga. Ki Yasa tampak gemɓira "Kalau begitu berarti aku tidak akan sakit seperti ini lagi?"tanya Ki Yasa. "Tidak Ki Yasa, tapi anda juga harus tahu bahwa wabah penyakit itu tidak hanya penyakit cacar saja. Ada wabah Lepra, Diare, Malari

    Last Updated : 2025-01-07
  • PENDEKAR LEMBAH HANTU   Bab 49 Rahasia Rangga

    Rangga tertegun, dia berusaha menenangkan gemuruh emosi di dalam dirinya. Lalu diapun berkata "Bapakku bernama Dipo, ibuku bernama Ayu Dewi. Aku berasal dari desa Pandakan." Awehpati menatap wajah Rangga dengan pandangan menyelidik lalu bertanya dengan nada tajam. "Hmm...desa Pandakan ya. Apa kamu tahu Gajah Pagon dan Macan Kuping?" Wajah Rangga tampak terkejut "Tentu saja saja aku tahu, Eyang Gajah Pagon adalah Kakekku sedangkan Eyang Macan Kuping Kakek Buyutku. Bagaimana Ki Sanak bisa tahu nama mereka? Apa Ki Sanak mengenal mereka?" Kali ini Awehpati yang tampak terkejut, matanya tampak berkaca-kaca. Telunjuk Awehpati menunjuk Rangga lalu berkata dengan suara gemetar. "Jadi...kamulah anak itu...kamulah Rangga anak Ra Tanca! Tidak salah lagi, anak Ra Tanca punya tanda merah di bahunya sama seperti kamu dan nama kalian juga sama Rangga." Rangga bagaikan disambar petir di siang bolong. Dia masih tak percaya jika ternyata dirinya adalah anak Ra Tanca seorang pengkhianat

    Last Updated : 2025-01-09
  • PENDEKAR LEMBAH HANTU   Bab 50 Pisau Bedah Ra Tanca

    "Orang-orang Majapahit itu pernah melihatku sedang bersama anda. Pastilah mereka sekarang juga mencariku karena aku anak Ra Tanca,"ujar Rangga.Awehpati menatap Rangga lalu berkata dengan nada serius"Mulai dari sekarang, kamu harus hati-hati. Mereka sekarang sudah mengincarmu."Awehpati mengambil pisau bedah itu, lalu diberikan pada Rangga."Pisau bedah ini pernah digunakan Ra Tanca untuk membunuh Prabu Jayanegara. Ambil pisau ini dan gunakan untuk membunuh Dipo orang yang selama ini kamu anggap bapakmu. Kamu harus membalaskan dendam kematian Bapak kandungmu."Tangan Rangga gemetar ketika menerima pisau bedah itu. Rangga menimang pisau bedah Ra Tanca, pisau bedah itu terbuat dari logam hitam dan terasa ringan ditangan. Walaupun sudah berusia 20 tahunan, namun pisau bedah itu masih tampak bagus dan tak berkarat. Di gagangnya ada ukiran yang tampaknya masih setengah jadi karena masih kasar."Ki Sanak, terbuat dari apa pisau bedah ini? Memang pisau ini tidak nampak berkarat, tapi bobotn

    Last Updated : 2025-01-10
  • PENDEKAR LEMBAH HANTU   Bab 51 Jangan Buka Pintunya

    Rangga mengangkat pisau bedah itu lalu menunjukan gagang berukir ular naga yang belum selesai. "Ki Sanak, lihat di bagian mulut ular ini, tadi sewaktu memegang pisau ini, tanganku tak sengaja tergores ukiran gigi ular ini hingga berdarah. Darah itu menempel di gagang. Ketika akan kubersihkan, darahnya kulihat ditelan kepala ular ini. Pisau bedah ini ternyata hidup, dia makan darah,"kata Rangga mulai takut. Wajah Awehpati tampak berubah, namun sejurus kemudian dia memalingkan wajahnya dan berkata "Ah, aku selama menggunakan pisau bedah ini tidak pernah mengalami hal aneh. Jangan berpikir yang tidak-tidak. Yaah...mungkin Ra Tanca menciptakan suatu mekanisme agar ketika membedah pasien, gagang pisaunya tidak licin karena darah,"Awehpati berusaha menenangkan Rangga. Awehpati lalu menepuk bahu Rangga sambil berkata. "Dengan memiliki pisau itu, kamu akan jadi seorang tabib yang ternama." Rangga menimang pisau itu, ada keraguan dalam dirinya. Tapi Rangga juga ingin membuktikan kat

    Last Updated : 2025-01-12

Latest chapter

  • PENDEKAR LEMBAH HANTU   Bab 118 Dunia di ujung goa

    Saraswati tersadar dengan gugup dia berkata"Oh ya tentu saja, bapakku seorang pertapa. Dia sering bertapa di gunung-gunung di pulau Jawa ini. Pastinya dia pernah di sini, simbol makara adalah simbol dari keluarga kami.""Lalu apa maksud bapakmu meletakan patung makara itu di sini? Seharusnya patung ini diletakan di tempat yang mudah terlihat. Bukan di tempat tersembunyi di antara celah bebatuan goa. Sepertinya dia tak ingin tempat ini ditemukan orang,"tulas Rangga.Saraswati terdiam mengingat-ingat sesuatu laku berkata lagi."Bapakku pernah bercerita tentang jalur menuju Laut Selatan melalui sebuah lorong yang terletak di wilayah Pajang. Mungkinkah lorong ini akan membawa kita langsung menuju Laut Selatan?"Rangga teringat pengalamannya saat membebaskan keluarga Prawara dari perjanjian pesugihan dengan Nyi Blorong. Saat itu dia bisa langsung menuju Laut Selatan dari halaman belakang rumah keluarga Prawara."Ah, tidak aku tidak mau ke sana lagi. Malas aku bertemu dengan para demit di

  • PENDEKAR LEMBAH HANTU   Bab 117

    Mereka menerobos kerimbunan hutan di lereng Merapi. Ternyata jalur menuju goa itu tidak semudah yang terlihat dari jauh. Mereka masih harus berjalan agak jauh. Samar terdengar suara air mengalir dengan deras, semakin dekat suara air mengalir itu semakin jelas terdengar.Akhirnya tibalah mereka di depan sebuah bukit batu yang terjal. Di atas bukit batu itu ada sebuah goa. Sesampainya di depan bukit batu, Rangga berdiri terpaku. Bukit itu ternyata curam dan dipenuhi oleh bebatuan yang terjal, licin dan berlumut. "Kalau dengan cara biasa kita akan kesulitan mencapai goa itu,"Rangga berkomentar."Lalu apa kamu mau mundur dan mencari tempat lain?"tanya Saraswati."Tidak, kita tetap ke sana, kamu pegangan yang kenceng, aku bawa kamu ke sana,"Rangga memeluk pinggang Saraswati lalu melompat ke bukit batu, menapaki bebatuan dengan ilmu meringankan tubuh Sang Hyang Bayu. Saraswati yang terkejut berteriak kaget."Hei, kamu tidak perlu menggendongku seperti ini. Aku juga bisa!""Sudahlah kamu pe

  • PENDEKAR LEMBAH HANTU   Bab 116 Pewaris

    "Jolodhong adalah nama julukan teman-temannya di dunia hitam. Nama aslinya adalah Jayendra. Dia sahabat Nambi Mahapatih Majapahit saat itu. Saat Nambi pulang ke Lamajang karena Pranaraja bapaknya meninggal, Halayuda memfitnah Nambi dengan mengatakan bahwa Nambi akan memberontak. Sehingga pasukan Majapahit menyerang Nambi dan keluarganya Lamajang." "Apakah Eyang membantu Nambi memberontak?"tanya Jiwo. "Tentu saja, sebagai sahabat yang baik, Eyang Jolodhong memberitahu Nambi tentang kelicikan Halayuda. Dia kemudian membantu Nambi menghadapi pasukan Majapahit di Benteng Arnon,"tutur Bima. "Pemberontakan Nambi bisa ditumpas, lalu bagaimana nasib Eyang setelah penyerangan di Lamajang?"tanya Wening. Bima menghela nafas lalu berkata "Eyangmu tidak pulang ke Majapahit karena jika pulang dia bisa dibunuh. Setelah mengetahui Nambi telah gugur, aku dan ibuku ke Lamajang mencari bapakku. Tapi sayang sesampainya di Lamajang ibuku meninggal karena sakit dan kelelahan. Demi keselamatanku, bap

  • PENDEKAR LEMBAH HANTU   Bab 115 Janji Wening

    Saraswati maju ke hadapan Jiwo lalu dengan cepat menampar wajahnya dua kali. "Plaaak...plaak!" "Kamu laki-laki dengan nafsu binatang, kalau tidak ingat kamu adalah anak Ki Bima, sudah aku kebiri kamu!" Wajah Jiwo langsung merah karena marah, tangan kirinya yang masih utuh bergerak hendak memukul Saraswati. "Perempuan jalang, bukannya kamu sendiri yang menggodaku saat itu? Lalu saat bapakku datang kamu pura-pura lumpuh karena ditotok dan mengatakan aku sudah memperkosamu?"ejek Jiwo. Rangga yang gusar karena tidak terima dengan penghinaan Jiwo pada Saraswati langsung protes. "Kamu lupa Jiwo, aku mendengar percakapanmu dengan Saraswati dan melihat apa yang kamu lakukan pada dia. Jadi jangan mencoba membohongi semua orang!" Wening yang melihat semua kejadian itu, seketika menyesali dirinya yang terlanjur bercerita tentang perasaannya pada Rangga pada kakaknya. Dia tak menyangka reaksi kakaknya setelah mendengar ceritanya sampai seperti itu. Kang Mas Jiwo rupanya tertarik pa

  • PENDEKAR LEMBAH HANTU   Bab 114 Iri Hati

    Namun Jiwo tak peduli, dia melangkah ke kamar Rangga, saat itu dia melihat Saraswati yang sedang menunggui Rangga minum madu. Hati Jiwo langsung terbakar melihat keakraban mereka berdua. "Rangga, lihat apa yang sudah kamu lakukan terhadapku! Sekarang aku harus membuntungi tanganmu sebagai balasannya! Saraswati, sebaiknya jauhi penjahat itu!" Saraswati langsung pasang badan di depan Rangga melindunginya. "Mau apa kamu Jiwo? Pergilah jangan ganggu dia! Aku akan selalu berada di sampingnya,"Saraswati mengusir Jiwo. Namun Jiwo yang sudah terbakar api cemburu tetap menghampiri Rangga dan menyerangnya. Spontan Saraswati mendorong Jiwo sehingga pemuda itu mundur beberapa langkah. Saraswati kemudian menyerang Jiwo yang mencoba mendekati Rangga. Kini Saraswati dan Jiwo terlibat dalam satu perkelahian di dalam kamar yang sempit. Rangga merasakan tubuhnya sudah membaik maka diapun bangun dari tidurnya. Dia tak ingin Saraswati yang bertarung untuknya dan membuat rumah Ki Bima berantak

  • PENDEKAR LEMBAH HANTU   Bab 113 Energi Panas

    Tubuh Rangga semakin panas, dia masih tidak dapat mengendalikan energi Sang Hyang Agni di dalam. Suara teriakan Saraswati sudah tidak terdengar lagi tapi justru hal itu membuatnya cemas. Dalam keadaan tersiksa marena panas, Rangga mencari sosok Saraswati. Matanya tertuju pada dua sosok di tepi sungai. Lampu minyak yang diletakan Saraswati di atas batu, menerangi dua sosok di tepi sungai.Tampak Jiwo sedang melucuti pakaian Saraswati yang hanya diam terpaku tak bisa melawan. Mendidih darah Ramgga melihat Saraswati dilecehkan seperti itu. Tanpa mempedulikan rasa sakitnya, Rangga keluar dari sungai lalu menghampiri Jiwo dengan langkah terhuyung."Lepaskan dia, atau aku akan membunuhmu!"Jiwo menoleh menatap Rangga dengan gusar"Ooh kamu menantangku? Dalam keadaan lemah begini kamu menantangku apa kamu mau cari mati?!"Jiwo melangkah menghampiri Rangga lalu memukulnya. Rangga menangkis pukulan Jiwo namun tangkisannya begitu lemah sehingga ada saatnya Rangga roboh terkena pukulan Jiwo. Di

  • PENDEKAR LEMBAH HANTU   Bab 112Cemburu Buta

    Baru berendam beberapa menit, air di sekitarnya sudah tak lagi dingin. Rangga berpindah tempat yang airnya masih dingin. Tapi itupun tak banyak membantu. Saraswati terbangun dari tidurnya karena rasa haus di tenggorokannya. Dia membuka pintu kamarnya, lalu berjalan menuju ke dapur. Saat itu dia mendapati kamar Rangga sudah terbuka. Dia mengintip ke kamar dan dilihatnya tempat tidur Rangga yang sudah kosong. Perasaan Saraswati mulai tak enak. Dia segera menuju pintu depan, ternyata pintu depan juga sudah terbuka. Saraswati mengambil lampu minyak yang tergantung di dinding, lalu dia keluar rumah mencari Rangga. Matanya menjelajahi setiap sudut halaman dan jalan setapak di depan rumah, tapi bayangan Rangga tak juga tampak. Saraswati memutuskan untuk mengitari lingkungan di sekitar rumah mencari Rangga, namun bayangan Rangga tak juga di temukan. Dia berjalan ke halaman belakang menuju kebun sayur. Saraswati melihat beberapa tanaman sayur roboh terinjak-injak. Mungkin Rangga l

  • PENDEKAR LEMBAH HANTU   Bab 111 Galau

    Gajah Mada tercekat, berita itu membuatnya sedih sekaligus marah. Seseorang telah membunuh Rangga. "Hasta...siapa dia?"tanya Gajah Mada. "Saya mencari informasi ke salah satu murid Mpu Waringin yang selamat. Ketika dia menyebut nama Hasta, saya langsung menyelidiki soal Hasta. Dia adalah salah satu Senopati di pasukan Araraman dan Ra Kembar adalah pamannya,"jawab Tudjo. Gajah Mada terkejut, tak menyangka Hasta ternyata adalah seorang prajurit Majapahit keponakan Ra Kembar. Gajah Mada yang murka langsung berujar "Kurang ajar, prajurit rendahan saja beraninya dia mengganggu Rangga." "Sabar dulu Gusti Patih, kita harus memastikan dulu apakah Rangga memang sudah mati dibunuh Hasta atau dia sebenarnya masih hidup. Jangan sampai anda balas dendam ke orang yang salah,"Wasis mengingatkan. "Tadi sewaktu acara selamatan di rumah Ra Kembar, saya menguping pembicaraan Hasta dan dua anak buah kepercayaannya Tunggul dan Gembong. Menurut informasi murid Mpu Waringin, Tunggul dan Gembong d

  • PENDEKAR LEMBAH HANTU   Bab 110 Shankara Lahir

    Tangisan bayi memecah ketenangan di Kasogatan Dharmasuci siang itu. Para bhiksuni di asrama bersuka cita menyambut kehadiran bayi laki-laki anak Siwi. Siwi tersenyum bahagia melihat anaknya terlahir selamat. Santini mendekatkan bayi yang sudah dibersihkan kepada Siwi. "Anaknya laki-laki, kamu sudah punya nama untuk dia?"tanya Santini Siwi menatap wajah anaknya lekat-lekat. Anak itu mirip dengan Hasta bapaknya. Kemudian dia berkata "Anak ini akan kunamai Shankara yang artinya pembawa keberuntungan. Semoga kelak hidupnya akan selalu beruntung." Senandung doa dari para bhiksuni menggema di seluruh relung Kasogatan Dharmasuci. Bersyukur atas kelahiran Shankara serta mendoakan Siwi dan Shankara. ***** Sementara itu Hasta sedang berada di kediaman keluarga Ra Kembar yang saat itu sedang dalam suasana duka. Sebuah acara selamatan sedang diselenggarakan oleh keluarga Ra Kembar. Saat itu rumah keluarga Ra Kembar dipenuhi oleh sanak saudara, teman dan rekan kerja Ra Kembar. Hast

Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status