Home / Romansa / PENARI ITU WANITAKU / Iman Veekit Diuji

Share

Iman Veekit Diuji

Author: Ayu Sipayung
last update Last Updated: 2024-10-29 19:42:56

"Untuk apa saya ikut?" tanya Veekit tiba tiba.

Flora berbalik.

"Tunjukkan toiletnya tuan." ujar flora memutar bola matanya malas. Veekit menggangguk lalu ikut berjalan menunjukkan jalan ke arah toilet.

Sesampainya di toilet, flora yang hendak masuk dan Veekit yang merasa kebingungan harus bagaimana.

"Saya harus bagaimana?" tanya Veekit kepada flora yang ingin masuk.

"Tuan tunggu saja disini, jangan tinggalkan saya, nanti saya kesasar." jawab flora dengan entengnya.

Veekit hendak menolak karena seperti diperintahkan namun apa yang dikatakan flora benar adanya. Jika flora kesasar, dirinya juga yang harus bertanggung jawab dan kerepotan nantinya.

"Cepatlah, saya tinggu disini." ujarnya. Flora mengangguk pelan dan ingin kembali masuk namun terhenti karena Veekit menghentikannya kembali.

"Tunggu!"

"Ada apa tuan?" tanya flora menghela nafas berat.

"Kamu ganti dengan apa?" tanyanya teringat jika flora saja tidak memiliki baju ganti apapun.

Flora yang mendengarnya terdiam. Benar juga, bukan?

Locked Chapter
Continue to read this book on the APP

Related chapters

  • PENARI ITU WANITAKU   ASISTEN SAH

    "Kenapa kamu terlihat sangat senang? Karena gaji?" tanyanya menatap flora sinis.Flora mengangguk semangat."Tentu saja tuan. Saya jadinya bisa bayar kontrakan untuk bulan depan, saya bisa ke panti, dan.." ucapannya terhenti ketika sadar jika dia hampir memberi tahu mengenai pengeluarannya atau tentang hidupnya. Veekit yang sempat mendengar diam saja menatap flora yang terdiam tiba tiba dan tidak melanjutkan ucapannya."Kenapa berhenti?" tanyanya. Flora menatap lain arah dengan menggaruk tengkuknya yang tidak gatal."Tidak ada tuan, intinya saya sangat menunggu gaji dari tuan, hehe." jawabnya berbinar kembali."Kamu tunggal di kontrakan sendiri?" tanya Veekit tiba tiba. Flora memudarkan senyumnya yang lebar dan mengangguk tersenyum kecut."Kamu ngapain ke panti?" tanyanya lagi. Flora tidak menjawab untuk pertanyaan kali ini.Veekit menyadari itu."Kamu benar tidak mau menerima tawaran saya?" tanya Veekit kembali. Flora mengerutkan keningnya tidak paham. Tawaran?"Tawaran saya tuan?" t

  • PENARI ITU WANITAKU   BUSANA TERBUKA

    Flora mengangguk pelan dan menatap gelombang air pantai."Rindu? Kau bertanya rindu bukan? Jawabannya adalah ketidak pastian." jawab flora tanpa menatap Sean. Sean yang mendengarnya mengerutkan keningnya tidak paham dengan maksud ucapan flora."Maksud kamu?" tanya Sean melirik flora dengan bingung."Iya, ketidakpastian. Kita belum terlalu kenal, dan sebentar kita sudah akan berpisah. Saat aku sudah kembali lagi nantinya, aku bisa saja merindukanmu atau bahkan tidak sekalipun." jelas flora tersenyum manis menatap Sean.Sean mencerna ucapan flora dengan baik baik. Dan sekarang, dia mengerti maksud dari kata kata flora."Kamu bicara tentang waktu?" tanya Sean tapi flora hanya diam saja."Baik, akan aku pastikan perkenalan kita bukan hanya sebatas perkenalan biasa." ujar Sean mengangguk dengan ucapannya. Flora bingung dengan ucapan yang dikatakan Sean."Maksudmu?" tanyanya."Akan aku pastikan kita tidak akan saling berjauhan, karena kita sudah saling kenal dan selamanya akan seperti itu.

  • PENARI ITU WANITAKU   MARAH BESAR

    Amilia tersenyum mengerti akan maksud flora."Tante mengerti. Tapi kamu sudah taukan bagaimana kota Bali ini? Pakaian pakaian wanitanya sudah terbiasa terbuka. Jadi orang orang tidak akan merasa heran atau merasa aneh melihatmu memakai busana seperti ini. Mereka malahan pasti akan kagum." jelas Amilia memberikan pengertian.Flora yang mendengarnya mengangguk. Dirinya jadinya percaya diri memakai busana ini karena mencerna semua ucapan Amilia. Dia merasa Amilia benar.Setelah kepergian Amilia, flora memilih keluar setelah membersihkan kamarnya dan mempersiapkan dirinya untuk nanti malam. Dirinya keluar dari ruangan kamarnya namun tidak mendapati Veekit di ruang tengah manapun.Tanpa sengaja flora melihat jas di kursi tengah. Dirinya mendekati jas itu dan mengamati jas itu. Flora lalu meraihnya dan menyentuh jas itu namun sejenak terhenti karena suara dari arah belakang."Sedang apa kamu?" tanya suara berat dari arah belakang. Flora langsung saja berbalik dan mendapati Veekit yang kelua

  • PENARI ITU WANITAKU   DIINCAR

    "Lalu mengapa kamu masih memakainya ha?!" Bentaknya lagi Veekit. "Saya tidak punya busana lain tuan. Saya hanya memiliki ini." jawab flora semakin gugup. Veekit memijit pelipisnya mendengar jawaban flora. Dia mengusap wajahnya kasar sembari membuang muka. Lalu dia kembali menatap flora. "Kamu bisa memberi tahu saya sebelum acaranya dimulai, kita bisa mengganti busananya flora." ujar Veekit dengan suara yang menjadi lebih pelan. Namun ada rasa kecewa di raut wajahnya. Flora masih tetap menunduk. "Saya tidak mau merepotkan tuan." ucap flora. Veekit menggeleng dan kembali mengusap wajahnya. Dia lalu mendengar isakan tangis flora. "Hiks..hiks.. hiks ." tubuh flora bergetar dengan isakan tangis. Dia benar benar tidak berani menatap Veekit. Veekit yang mendengarnya langsung mendekati flora. Lalu tanpa aba aba, dia langsung memeluk flora. "Sudahlah, semuanya sudah terjadi." ujar Veekit mengusap punggung flora. "Saya janji tidak akan mempermalukan tuan. Saya akan langsung b

  • PENARI ITU WANITAKU   TRAUMA

    "Permisi!" ujar dua orang pria mendekati flora. Flora yang tadinya asik menata busana nya agar terlihat rapi harus terhenti karena kedua pria ini datang dan menghampirinya.Flora menatap mereka bergantian. Kedua pria yang tidak terlalu tua namun dia tau jika keduanya sudah sangat dewasa. Flora berpikir jika kedua pria ini memang orang penting yang diundang sebagai tamu undangan.Flora tersenyum ramah."Ada yang bisa saya bantu tuan?" tanya flora tersenyum ramah."Ah iya, kami mendengar jika tamu bisa bermalam di sini bukan?" tanya salah satu pria itu.Flora yang mendengarnya mengangguk tanpa melepas senyumnya."Benar, para tamu bisa bermalam disini." jawab flora ramah.Kedua pria itu mengangguk saling melirik. Mereka menatap flora dengan tatapan tenang namun penuh maksud."Kamu penari di acara ini?" tanya pria yang satunya lagi."Benar, saya penari tuan." jawab flora. Flora menatap mereka dengan tatapan yang tidak curiga sedikitpun. Karena memang terlihat seperti tamu biasa."Kami ing

  • PENARI ITU WANITAKU   MASIH CINTA

    Veekit tidak menjawab dan langsung menggendong tubuh Flora dan meninggalkan Sean yang berdiri menatapi kepergian mereka."Yang terpenting dia sudah aman bersama orang itu. Flora pasti sangat trauma." gumam Sean dengan iba melihat bagaimana flora yang terlihat sangat takut dan gemetar.Veekit membawa flora ke kamar pribadi miliknya. Flora hanya diam dengan terus memejamkan mata dengan isakan tangis yang benar benar sangat terasa."Tenanglah, kamu sudah aman bersama saya." ujar Veekit dengan suara yang sangat pelan seperti berbisik. Flora tidak melepas pelukannya dan tubuhnya masih saja bergetar. Veekit membiarkan itu dan mengelus punggung Flora.Dia menatap tubuh Flora yang sudah lebih terbuka. Kemudian dia menarik selimut dan menyelimuti flora yang masih memeluknya.Keduanya pun tertidur di tengah tengah acara yang berlangsung. Veekit yakin tidak ayang tau karena keributan tadi tidak terdengar.Hari mulai terang dengan kilaunya cahaya dan suara burung yang terdengar.Veekit dan Flora

  • PENARI ITU WANITAKU   PENYEBAB BERPISAH

    Setelah perpisahan mereka berdua karena satu masalah saja, Vinson benar benar sering merasa kosong dan memikirkan Viola. Jujur, dia masih sangat mencintai Viola bahkan sampai sekarang, dan ada rasa menyesal karena tidak mendukung keputusan Viola yang menjadi masalah keluarga mereka terpecah belah.Taukah kalian satu masalah itu apa?"Seharusnya kamu bahagia Vinson." ujar viola tersenyum pahit."Bukankah ini kemauanmu? Kamu tidak perlu terus menanggapi permintaanku yang terlihat konyol bagimu bukan?" tanya Viola menatap sinis Vinson.Vinson menunduk. Entah mengapa ada rasa menyesal semakin lama dari dalam hatinya mengingat dirinya dulu menentang keras permintaan berulang dari Viola. Sampai Viola memohon kepada dirinya berulang kali, Vinson terus menolak."Bagaimana perkembangan pencarian putri kandungmu?" tanya Vinson ragu sekaligus malu. Tentu saja dia malu menanyakan sesuatu yang dulu sangat dia dia tolak keras.Ya, inilah masalah keluarga kecil mereka terpecah belah. Masalahnya mun

  • PENARI ITU WANITAKU   GAJI

    "Kenapa?" tanya Sani bingung karena Flora menatapinya dengan curiga."Loe ada hubungan apa sama tuan Vandes? Kok rasanya ada yang beda sekarang?" tanya Flora merasakan hawa hawanya yang mulai berbeda. Berbeda sekali sewaktu dirinya baru meninggalkan Sani bersama Vandes untuk bekerja bersama.Sani tersenyum malu malu mendengar itu. Dia berdiri dan membelakangi flora yang menunggu jawabannya itu."Jawab hey!" sentak Flora karena tak kunjung menjawab pertanyaannya."Sebenarnya, gue sama tuan Vandes itu sekarang udah mulai dekat. Gue rasa gue suka deh sama tuan Vandes hehe." jelas Sani malu malu berbalik menatap Flora.Flora terkejut bukan kepalang. Baru ditinggal hampir sebulan saja sudah banyak berubah keadaan sahabatnya ini. Wah wah wah!"Loe bisa suka sama tuan Vandes, tapi tuan Vandes mau tidak sama loe? Jangan sampe kaya gue deh." sahut Flora tidak suka."Gue yakin kok tuan Vandes juga pasti suka sama gue. Apalagi gue juga enggak kalah cantik sama wanita wanita karir di luar sana."

Latest chapter

  • PENARI ITU WANITAKU   BAGIAN TERAKHIR

    Halo semuanya...Kembali lagi dengan author yang akan melanjutkan jalan cerita "PENARI ITU WANITAKU." Baiklah, author hanya ingin memperjelas jika episode ini adalah episode penutup dari cerita ini sebelum akhirnya benar benar tamat. Maaf jika terkesan buru-buru karena author sedang merilis cerita baru. Author berharap episode terakhir ini bisa memberikan rasa puas kepada pembaca dan kesan yang baik untuk diingat. Author spil ya, jika ending cerita ini pastinya adalah happy ending karena semua masalah akan selesai pada episode terakhir ini. Tanpa berlama lama, silahkan dan nikmati pembacaannya sayang author !!!**Langit baru saja menjemput gelap serta hiasan-hiasan bintang di sekitarnya. Dibawah langit, tepatnya di sebuah gedung megah hampir seperti gedung pencakar langit yang terlihat megah dan terlihat seperti desain bangsawan, gedung itu mulai dipenuhi oleh para tamu yang tidak sembarang tamu mengingat malam ini adalah acara ulang tahun yang pertama kali diacarakan oleh seorang p

  • PENARI ITU WANITAKU   TERNYATA KAU

    Ceklek..."Selamat siang semuanya." ucap seorang wanita yang baru saja datang. Seorang wanita yang sudah mulai berkeriput namun masih terlihat sangat cantik dan anggun. Disampingnya ada seorang wanita yang jauh lebih muda. Dengan pakaian ketat dan terlihat mahal, wanita itu tersenyum di samping wanita tadi. Mereka semua sudah tau siapa kedua wanita itu. Tapi akila baru pertama kali melihat keduanya, ralat wanita yang jauh lebih tua itu pernah dia temui sekali bersama Sean karena wanita itu katanya ingin melihat putra dari sahabatnya. Tapi wanita yang bergaya model itu belum pernah dia lihat."Selamat siang nyonya, silahkan duduk!" ujar Sani berdiri bersama flora dan mempersilahkan keduanya duduk. Keduanya pun duduk bergabung bersama mereka."Jadi sudah sampai mana pembahasan kalian? Kami tidak ketinggalan kan?" tanya sookit, ya itu sookit dan di sampingnya adalah Amira. Dia mengatakannya dengan lembut, persis seperti ibu yang lembut."Kami belum membahas apapun tentang ulang tahun Vee

  • PENARI ITU WANITAKU   RAHASIA

    "Kau menyukaiku sampai terus melirikku seperti itu?" tanya Sean tanpa menatap seseorang yang berada di sampingnya, seseorang yang cukup atau bahkan dibencinya selama bertahun tahun.Pria tersebut malah mengalihkan tatapannya semakin jelas menatap pria yang mengendarai mobil itu. Mereka berdua memang hanya berdua di dalam mobil tersebut mengingat mereka memang harus bersama untuk menemui seseorang pemilik wilayah yang akan menjadi tempat mereka melakukan proyek pembangunan."Kalau benar memangnya kenapa?" tanyanya enteng, dia Sean. Entahlah, entah bagaimana sekarang pandangannya melihat seorang pria yang sangat dibencinya tapi pria itu adalah pria yang disukai oleh adiknya, alias flora. Ya, dia tentu saja tau. Melihat bagaimana perlakuan sesama mereka serta kedekatan mereka siapapun akan tau jika mereka memang saling menyukai.Veekit melirik dan mendelik menatap Sean. Mengapa dia berubah seperti ini? Veekit merasa geli melihat tingkah Sean. Dia bertingkah seolah olah tidak terjadi apa

  • PENARI ITU WANITAKU   BERSATU

    "Biar aku saja yang berbicara." ucap flora kepada Sean dan Veekit disampingnya. Mereka menatap akila yang terduduk tenang di sebuah cafe yang menghadap jalan kota, cafe dengan tingkat paling atas dan berada di udara bebas tanpa ada penutup. Angin sepoi-sepoi meniup kencang rambut akila yang sebahu itu. Karena membelaku mereka membuat mereka bertiga tidak tau naga raut wajah akila. Ya, memang mereka mengikuti arah akila yang ternyata pergi ke sebuah cafe terdekat dari perusahaan.Flora berjalan mendekati akila sementara Veekit dan Sean saling tatap dengan malas lalu ikut mendekati kedua wanita itu tapi tanpa mengeluarkan suara."Halo kak?" sapa flora tersenyum manis sembari melambaikan tangannya kepada akila yang meliriknya tanpa berekspresi."Tidak perlu membujukku flo, aku sedang ingin sendiri." sahut akila mengalihkan kembali tatapannya ke depan dengan pandangan kosong. Di depannya ada secangkir kopi yang dia tau akila memang penyuka minuman kopi, apalagi jika rasanya manis.Flora t

  • PENARI ITU WANITAKU   PUTRIKU

    "Kita ditipu." kesal Sani sembari memakan ice cream yang ada di tangannya. Flora yang juga menikmati es krim dengan tenang hanya tersenyum miring melirik Sani yang sedari tadi mengoceh tidak jelas.Memang benar, mereka ditipu. Dan mereka ditipu oleh kedua tuan besar mereka. Katanya, ada rapat mendadak penting namun nyata mereka hanya diajak untuk menemani keduanya ke sebuah pusat perbelanjaan yang katanya untuk membeli sesuatu. Kini mereka berdua ditinggal duduk di sebuah kursi di dalam pusat perbelanjaan itu atau lebih tepatnya mall, sementara keduanya entah kemana perginya."Kemana kedua manusia aneh itua? Lama sekali." ujar lagi Sani kembali. Flora menggeleng tidak habis pikir mengapa Sani saat cerewet sekali."Ada apa si dan? Loe bawel banget dari tadi." sambung flora angkat bicara dengan tenang. Sani melirik sahabat ini dengan malas dengan bibir yang dia manyunkan."Gimana gak bawel, karena mereka berdua kita gak jadi pergi deh." jawab Sani sedikit memelas."Yasudah, Minggu depa

  • PENARI ITU WANITAKU   ULAR

    Akhir pekan seperti ini, dimana para pekerja akan merilekskan pikiran dengan healing bersama orang tersayang atau sekedar menikmati waktu santai sebelum esok akan kembali bekerja, berbeda sekali dengan dua orang wanita ini."Dua tuan besar itu benar benar gila, sejak kapan bekerja di akhir pekan seperti ini? Padahal aku sudah berencana untuk pergi berjalan jalan denganmu flo. Bukankah sudah lama kita tidak jalan berdua?" ujar Sani sembari memasang anting anting di telinganya. Dia melirik flora yang sedang mempersiapkan tasnya melalui kaca cermin besar di depannya."Kau tidak perlu heran, mereka dari dulu memang aneh." sahut flora singkat. Dia tidak terlalu mau memberikan komentar panjang karena dia sudah mengenal sedikit sifat konyol dan aneh dari dua tuan besar di tempat perusahaan mereka."Ada ada saja!" kesal Sani.Di tempat lain, di sebuah mansion mewah bergaya klasik namun dengan cat yang berwarna gelap membuat mansion itu terlihat sedikit menyeramkan apalagi jika di malam hari.

  • PENARI ITU WANITAKU   SATU BULAN

    Satu bulan kemudianSean sudah mengetahui jika ternyata wanita yang sempat dia sukai atau tidak lain adalah flora ada adik tiri yang selama ini dia cari cari.Jangan tanya bagaimana perasaannya, karena perasaannya pasti hancur. Tapi belum ada satu bulan, dia merasakan sesuatu hal yang baru di hatinya. Apa itu?"Ada apa denganmu? Kau masih belum bisa terima jika flora adalah adik tirimu yang sempat kau sukai?" tanya akila santai menatap pria yang sudah cukup lama bersamanya ini. Dia sedari tadi menatapi Sean diam saja seperti memikirkan sesuatu sembari dirinya menyesap kopi manis miliknya. Ya, mereka memang berada di sebuah cafe setelah habis pulang melakukan rapat bersama Veekit dan rekannya.Akila masih menyesap kopi manis kesukaannya sementara Sean tersadar dari lamunannya. Apa yang dikatakan akila masih bisa dia dengar dan itu membuatnya semakin bingung. "Tidak, kau salah!" ucapnya singkat sembari kembali menyentuh gelas wine miliknya.Akila tersenyum miring. "Flora itu adik tirimu

  • PENARI ITU WANITAKU   GALAU

    Flora tersenyum manis menatap Sean sehingga menampilkan gigi rapinya, Sean hanya tersenyum tipis melihat itu dan kembali menikmati hidangan dengan nikmat.Ditengah tengah itu, pintu cafe terbuka lebih kasar sehingga flora dan Sean menatap ke arah pintu masuk. Mereka cukup heran karena yang masuk adalah vandes sendiri. Sean dan Flora saling tatap sebentar karena melihat Vandes yang duduk dekat kasar dan dengan raut wajah yang tidak bersahabat."Ada apa dengan tuan Vandes?" tanya Flora melirik kembali Vandes. Sean mengangkat bahu acuh kemudian berdiri mendekati meja duduk Vandes.Sean menyentuh bahu Vandes yang terlihat diam melamun sehingga Vandes yang merasa tubuhnya disentuh langsung menatap siapa yang menyentuh tubuhnya."Veekit?" Vandes cukup kaget melihat keberadaan Veekit yang juga berada di cafe yang sama yang dia kunjungi."Hm." dehem Veekit santai."Bagaimana bisa kau ada disini?" tanyanya. Sean hanya diam sembari memberikan perhatian ke arah Flora yang diam menatapi mereka. J

  • PENARI ITU WANITAKU   AWAL MASALAH

    Flora menghela nafas pelan."Ya gue dan tuan Veekit memang sudah mengenal mereka, tapi...." ucapannya flora terpotong karena Sani yang memotongnya. Flora memejamkan mata berusaha agar tidak emosi."Mereka maksudnya siapa? Yang dua orang penting tadi? Tuan dan nona tadi?" tanyanya bertubi tubi kembali. Flora mengepalkan tangannya geram."Iya Sani, astaga." jujur, ingin sekali rasanya flora mencabik cabik wajah sahabatnya ini, untung saja sayang."Lalu bagaimana?" tanyanya lagi semakin penasaran."Tapi gue merasa tuan Veekit dan tuan Sean tidak memiliki hubungan yang baik. Mereka sering sekali melempar tatapan permusuhan." jelas Flora mengingat bagaimana tatapan keduanya yang saling melempar aura permusuhan. Dia sadar itu!"Benarkah? Bagaimana bisa mereka seperti itu?" tanya Sani tidak kalah kaget. Mulutnya sampai membulat."Gue juga enggak tau, tapi sepertinya ada hal yang gue enggak tau sebagai alasan mereka seperti itu." flora cukup yakin dengan perkataannya sendiri. Pasti ada sesuat

DMCA.com Protection Status