Sementara itu, di divisi umum.Pak Raka sudah tidak tahan lagi memendam rasa sukanya kepada Raceh. Dia berencana akan mengungkapkan perasaannya kepada Raceh hari ini juga.Raceh yang hendak ke pantri ditarik seseorang menuju toilet."Apaan sih, Fan!" ujarnya kepada Fani."Tuh, lihat wajahmu di cermin!" Raceh mengikuti spa yang dikatakan oleh Fani."Tidak ada yang aneh Fan, ada apa rupanya?" ujar Raceh pura-pura tidak tahu maksud Fani."Yaelah, Ra. Itu bibir Lo, kok jadi jontor begitu?" seru Fani penasaran.Raceh hanya menunduk dan tersipu malu. Fani sudah mengerti jika Raceh reaksinya seperti itu."What jadi benar dugaan ku? Pak CEO ganas juga ya?" tukas Fani."Please, Fan. Jangan keras-keras ngomongnya." Namun tiba-tiba dering telepon Raceh pun terdengar.Panggilan tersebut dari Pak Raka yang menyuruh Raceh ke ruangannya.Keduanya pun kembali masuk ke dalam ruang kerja mereka.Sedangkan Raceh langsung menuju ke ruangan Pak Raka.Sebelum masuk ke ruangan Pak Raka, Raceh disapa oleh
Sementara itu, di ruangan kantor utama tepatnya di ruang kerja Asisten Sutan.Dia melihat dan mendengarkan semua hal yang dibicarakan Pak Raka kepada Raceh.Asisten Sutan dengan segera merekamnya dan menyimpan filenya.Dia lalu segera menuju ruang CEO. Namun langkahnya terhenti saat mendengarkan tawa Zefki yang sedang bercengkerama dengan para klien yang berasal dari luar negeri.Asisten Sutan kembali memundurkan langkahnya.Dia memilih berjalan menuju pantri. Saat sampai di pantri, Asisten Sutan segera memerintahkan Vania untuk membawakan minuman untuk para kolega yang saat ini berada di ruang CEO.Vania segera mengikuti perintah Asisten Sutan.Gadis itu juga tidak lupa menyuguhkan secangkir kopi kepada Asisten Sutan.Asisten Sutan pun menyesap kopi buatan Vania sambil berkata dalam hati,"Ternyata dia masih ingat kopi kesukaanku." gumamnya dalam hati.Lalu Sutan angkat bicara,"Ternyata Anda masih ingat rasa favoritku?" ujarnya sinis kepada Vania yang sedang membuat kopi.Vania han
"Sial! Siapa yang berani mengetuk pintu itu!" gumamnya marah dalam hati.Mau tidak mau, Zefki terpaksa menghentikan aksinya untuk menggoda istrinya.Raceh dengan sigap juga kembali menjauhkan tubuhnya dari Zefki dan merapikan bajunya yang sedikit berantakan akibat ulah suaminya.Raceh merasa beruntung ada orang yang mengetuk pintu ruangan CEO. Karena jika tidak, dia tidak tahu apa yang akan dilakukan suaminya itu kepadanya."Masuk!" ujar Zefki tegas.Pintu ruangan terbuka, terlihat wajah Asisten Sutan.Zefki langsung menatapnya dengan tatapan mematikan."Maaf, Tuan Muda. Saya pikir Nona Raceh telah kembali ke ruang kerjanya," seru Asisten Sutan."Shitt! ganggu saja, Lo! Dasar jomlo abadi!" ujar Zefki marah dan dibalas senyuman nyengir oleh Asisten Sutan."Ya sudah, Mas. Aku balik saja ke ruanganku. Siapa tahu Asisten Sutan mau membicarakan hal yang penting. Lagian jam istirahat siang juga hampir habis," Raceh berkata seperti itu sambil melirik ke arah jam dinding yang ada di ruangan s
Raceh membuka pesan dari Asisten Sutan yang mengatakan jika suaminya sedang sakit.Raceh seketika kaget dan buru-buru ke luar dari ruangan itu. Sebelumnya dia pamit kepada Fani jika dia ada perlu penting bersama suaminya.Sesampainya di ruangan CEO, Raceh melihat ada Vania di situ. Dia pun menanyakan keberadaan suaminya. Asisten Sutan mengatakan jika Zefki berada di dalam kamar yang ada di ruangan itu.Asisten Sutan pun menyuruh agar Vania ke luar dari ruangan itu. Gadis itu pun segera ke luar.Disaat Raceh hendak masuk ke dalam kamar, Asisten Sutan memberitahukan kepada sang nona muda jika Zefki sudah mengetahui jika Pak Raka telah menyatakan perasaannya kepada Raceh.Seketika dirinya kaget. Dia tidak menyangka jika suaminya tahu tentang hal itu."Asisten Sutan, kok Mas Zef bisa tahu?" tanya Raceh."Panjang ceritanya, Nona. Ada baiknya Nona melihat kondisi Tuan muda dulu. Saya harap Nona bisa lebih sabar menghadapi Tuan Muda yang saat ini emosinya kurang stabil," ujar Asisten Sutan
Seketika Zefki sadar dengan apa yang dia lakukan itu salah.Dirinya baru sadar jika nafsunya sudah menutupi akal sehatnya.Zefki segera duduk dan ingin melangkah menjauh dari tempat tidur, namun dengan cepat Raceh bangun dan langsung memeluk Zefki dengan erat dari balik punggungnya, terdengar suara Raceh yang memohon kepada suaminya."Maafkan aku, Mas. Maafkan aku. Aku ... aku bukannya tidak mau, Mas. Tapi ku mohon, beri aku waktu. Aku sangat takut, Mas. Ku mohon Mas mau menunggu aku siap melakukannya," ujarnya sambil menangis, air matanya pun membahasi kemeja suaminya tepatnya bagian punggung Greg.Namun Zefki malah berpikiran lain, "Sial! Kenapa dia memelukku begitu erat, dadanya terasa penuh di punggungku! Bisa-bisa alat tempurku ku ngamuk lagi jika begini!" Marena diam-diam tadi Zefki juga mendapatkan pelepasannya. Sama halnya dengan istrinya itu.Zefki mencoba melepas rangkulan istrinya itu. Namun tiba bisa. Raceh terlalu kuat memeluk pinggangnya."Aku nggak akan mau melepaskan
Zefki lalu melihat perubahan wajah istrinya, "Wajah kamu kenapa sayang?" tanyanya.Raceh melangkah menuju sofa dan bergabung dengan suaminya yang terlebih dahulu duduk disitu."Mas, apa nggak ada baju yang lain?" seru Raceh, protes."Sayangku, ini dress keluaran baru. Terlihat pas di tubuhmu dan juga dress-nya di bawah lutut. Terlihat sopan, Baby. Masa kamu nggak suka?" ujarnya."Tapi, Mas. Dress ini tidak menutupi leherku," seru Raceh ketus."Kenapa dengan lehermu, Baby? Menurutku tidak ada yang aneh. Malah. Hasil maha karya suamimu ini, terpampang jelas begitu!" seru Zefki sambil tersenyum."Itu masalahnya, Mas. Aku malu terlihat sama orang lain." tutur Raceh memelas."Cih! Mana ada orang lain di sini, sih?""Asisten Sutan, Sekretaris Risa dan Mbak Vania, mereka itu orang lain, Mas." seru Raceh semakin kesal dengan suaminya itu.Mereka itu bukan orang, Baby. Tapi boneka hidup! Ha-ha-ha." Gelak tawa Zefki tiba-tiba menggelegar di dalam ruangan itu."Apaan sih, Mas? Nggak lucu tahu!"
Terlintas ide cemerlang dari otaknya.Zefki melihat Raceh sekilas yang sedang asyik menonton drama Korea kesukaannya.Lalu Zefki menekan ponselnya dan mengirim pesan kepada Sekretaris Risa.Zefki : "Sekretaris Risa. Tolong carikan dress yang cocok untuk istri saya pakai. Saya akan membawanya ikut serta dalam meeting nanti. Carikan dress yang bisa menutupi bagian leher atau belikan syal yang senada warnanya dengan dress tersebut."Pesan terkirim kepada Sekretaris Risa dan segera melihat pesan tersebut. Dia lalu buru-buru merapikan tasnya dan segera berlalu dari situ menuju salah satu butik ternama untuk mencarikan baju untuk Nona Muda, Raceh.Sesampainya di butik, Sekretaris Risa mengambil beberapa foto dress di butik itu lalu mengirimkannya kepada atasannya.Menunggu balasan dari Zefki Sekretaris Risa berkeliling melihat lihat isi butik itu."Wah, gaun yang dijual di toko ini, harganya jutaan semua. Mana sanggup gue belinya, bisa-bisa isi dompet gue menjerit lihat harga yang mahal sem
Ponsel yang dibanting Zefki itu adalah hasil dia menyisikan uang jajannya semasih kuliah dulu.Raceh ingat gimana dulu dia sampai memangkas setengah uang jajan dari orang tuanya, demi ingin memiliki ponsel android seperti teman-temannya yang lain.Ponsel tersebut sudah menemaninya beberapa tahun terakhir ini.Raceh mencoba melupakan tentang ponselnya yang telah dibanting oleh suaminya. Dia buru-buru mengganti bajunya dengan dress yang ada di dalam paper bag.Sementara itu Zefki sedang berbicara dengan Sekretaris Risa."Sekretaris Risa, Anda saya tugaskan untuk mewakili saya mengikuti meeting dengan klien yang bekerja sama dengan pembangunan hotel di Bekasi, ini dokumen yang harus Anda bawa. Sebenarnya ini tugas Asisten Sutan, namun dia ada urusan pribadi yang tidak dapat di tunda lagi katanya."Sekretaris Risa langsung mengiyakan perintah dari Zefki.Dia lalu melihat arlojinya ternyata masih ada waktu satu jam lagi.Saat ini jam pulang kantor telah tiba. Risa memutuskan untuk kembali