Benar saja. Di dalam kamar, Raceh berbaring sambil menangis."Aku kenapa sih? Kok aku jadi menangis? Apa yang salah denganku?" Raceh mencoba menepis rasa cemburu yang datang tiba-tiba dari dalam hatinya namun tidak bisa."Kenapa disaat melihat mereka berdua akrab seperti itu, hati ku seakan tidak terima?" Raceh pun semakin larut dalam tangisannya.Sementara itu Bik Yati sedang bertelepon ria dengan nyonya Clement dapur.Bik Yati"Iya Nyonya. Tuan muda sangat akrab dengan Nona Vania dan sepertinya Nona Muda cemburu dengan kedekatan mereka"Mami Clement"Begitu ya, Bik. Oh ya, Bik. Apakah Raceh telah hamil?"Bik Yati "Tidak ada tanda-tanda Nona Muda hamil, Nyonya." Mami Clement"Lho, Bik. Masa Raceh belum hamil? mereka menikah hampir lima bulan lho, Bik.Apakah ada yang salah dengan mereka berdua? Tapi menurut saya mereka berdua terlihat sehat-sehat saja." Bik Yati"Kalau itu saya kurang tahu Nyonya." Mami Clement"Ini tidak bisa dibiarkan. Baiklah, Bik. Jika ada kejadian penting
"Sayang ... kamu kenapa kok tiba-tiba menangis" Zefki lalu memegang kedua pipi istrinya dengan tangannya. Seketika dia merasa kasihan melihat istrinya yang sedang menangis itu. "Aku nggak apa-apa kok, Mas. Mataku hanya kemasukan debu," ujarnya. "Mana ada debu di sini? Kamu tahu kalau aku sangat suka kebersihan kan? Katakan kamu kenapa? Ayolah, kamu jujur sayang." ujar Zefki lagi. Zefki menunggu kejujuran Raceh sambil juga merasa ketar-ketir hatinya karena disisi lain pria itu ingin mengetahui isi hati sang istri kepadanya. "Aku ... aku takut kamu akan marah, Mas." ujarnya memelas. "Kok aku bisa marah?" tutur Zefki lagi. "Aku takut jika Mas marah, itu sangat menyeramkan bagiku." ujarnya takut. "Apa? Memangnya jika aku marah itu, menyeramkan?" Raceh mengangguk pelan dan mengiyakan perkataan Zefki. "Baiklah, Sayang. Aku janji tidak akan marah." Zefki lalu mengangkat kedua jarinya kepada istrinya.
Keesokan paginya tepatnya pukul lima pagi Zefki terbangun. Dia segera bersiap-siap untuk joging.Dirinya sengaja bangun lebih dulu, agar bisa joging bersama-sama dengan istrinya.Setelah Zefki selesai berpakaian dia pun membangunkan istrinya.Raceh kaget karena Zefki telah berganti pakaian. Sedangkan dia baru saja bangun."Mas, kamu mau ke mana?" ujarnya kepada suaminya itu."Mau ngeronda!" ucapnya kesal kepada Raceh."Sudah jelas-jelas aku berpakaian olah raga. Kok masih ditanya aku mau ke mana? Heran deh," ujarnya dari dalam hatinya."Ayo buruan kamu ganti baju, kita joging bareng-bareng mulai hari ini," ucapnya lagi.Raceh pun duduk dan menjelaskan kepada Zefki jika dia hanya joging, tiga kali dalam seminggu.Sontak Zefki berubah kikuk saat mendengar jika istrinya joging hanya tiga kali daln seminggu."Shitt! Kenapa gue nggak bertanya dulu, sih! Mati gaya gue, sekarang!" gumamnya dari dalam hatinya."Tapi ya sudah, Mas. Karena mas sudah siap-siap begitu Tungguin aku ya, Mas. Aku m
Sementara itu, di divisi umum.Pak Raka sudah tidak tahan lagi memendam rasa sukanya kepada Raceh. Dia berencana akan mengungkapkan perasaannya kepada Raceh hari ini juga.Raceh yang hendak ke pantri ditarik seseorang menuju toilet."Apaan sih, Fan!" ujarnya kepada Fani."Tuh, lihat wajahmu di cermin!" Raceh mengikuti spa yang dikatakan oleh Fani."Tidak ada yang aneh Fan, ada apa rupanya?" ujar Raceh pura-pura tidak tahu maksud Fani."Yaelah, Ra. Itu bibir Lo, kok jadi jontor begitu?" seru Fani penasaran.Raceh hanya menunduk dan tersipu malu. Fani sudah mengerti jika Raceh reaksinya seperti itu."What jadi benar dugaan ku? Pak CEO ganas juga ya?" tukas Fani."Please, Fan. Jangan keras-keras ngomongnya." Namun tiba-tiba dering telepon Raceh pun terdengar.Panggilan tersebut dari Pak Raka yang menyuruh Raceh ke ruangannya.Keduanya pun kembali masuk ke dalam ruang kerja mereka.Sedangkan Raceh langsung menuju ke ruangan Pak Raka.Sebelum masuk ke ruangan Pak Raka, Raceh disapa oleh
Sementara itu, di ruangan kantor utama tepatnya di ruang kerja Asisten Sutan.Dia melihat dan mendengarkan semua hal yang dibicarakan Pak Raka kepada Raceh.Asisten Sutan dengan segera merekamnya dan menyimpan filenya.Dia lalu segera menuju ruang CEO. Namun langkahnya terhenti saat mendengarkan tawa Zefki yang sedang bercengkerama dengan para klien yang berasal dari luar negeri.Asisten Sutan kembali memundurkan langkahnya.Dia memilih berjalan menuju pantri. Saat sampai di pantri, Asisten Sutan segera memerintahkan Vania untuk membawakan minuman untuk para kolega yang saat ini berada di ruang CEO.Vania segera mengikuti perintah Asisten Sutan.Gadis itu juga tidak lupa menyuguhkan secangkir kopi kepada Asisten Sutan.Asisten Sutan pun menyesap kopi buatan Vania sambil berkata dalam hati,"Ternyata dia masih ingat kopi kesukaanku." gumamnya dalam hati.Lalu Sutan angkat bicara,"Ternyata Anda masih ingat rasa favoritku?" ujarnya sinis kepada Vania yang sedang membuat kopi.Vania han
"Sial! Siapa yang berani mengetuk pintu itu!" gumamnya marah dalam hati.Mau tidak mau, Zefki terpaksa menghentikan aksinya untuk menggoda istrinya.Raceh dengan sigap juga kembali menjauhkan tubuhnya dari Zefki dan merapikan bajunya yang sedikit berantakan akibat ulah suaminya.Raceh merasa beruntung ada orang yang mengetuk pintu ruangan CEO. Karena jika tidak, dia tidak tahu apa yang akan dilakukan suaminya itu kepadanya."Masuk!" ujar Zefki tegas.Pintu ruangan terbuka, terlihat wajah Asisten Sutan.Zefki langsung menatapnya dengan tatapan mematikan."Maaf, Tuan Muda. Saya pikir Nona Raceh telah kembali ke ruang kerjanya," seru Asisten Sutan."Shitt! ganggu saja, Lo! Dasar jomlo abadi!" ujar Zefki marah dan dibalas senyuman nyengir oleh Asisten Sutan."Ya sudah, Mas. Aku balik saja ke ruanganku. Siapa tahu Asisten Sutan mau membicarakan hal yang penting. Lagian jam istirahat siang juga hampir habis," Raceh berkata seperti itu sambil melirik ke arah jam dinding yang ada di ruangan s
Raceh membuka pesan dari Asisten Sutan yang mengatakan jika suaminya sedang sakit.Raceh seketika kaget dan buru-buru ke luar dari ruangan itu. Sebelumnya dia pamit kepada Fani jika dia ada perlu penting bersama suaminya.Sesampainya di ruangan CEO, Raceh melihat ada Vania di situ. Dia pun menanyakan keberadaan suaminya. Asisten Sutan mengatakan jika Zefki berada di dalam kamar yang ada di ruangan itu.Asisten Sutan pun menyuruh agar Vania ke luar dari ruangan itu. Gadis itu pun segera ke luar.Disaat Raceh hendak masuk ke dalam kamar, Asisten Sutan memberitahukan kepada sang nona muda jika Zefki sudah mengetahui jika Pak Raka telah menyatakan perasaannya kepada Raceh.Seketika dirinya kaget. Dia tidak menyangka jika suaminya tahu tentang hal itu."Asisten Sutan, kok Mas Zef bisa tahu?" tanya Raceh."Panjang ceritanya, Nona. Ada baiknya Nona melihat kondisi Tuan muda dulu. Saya harap Nona bisa lebih sabar menghadapi Tuan Muda yang saat ini emosinya kurang stabil," ujar Asisten Sutan
Seketika Zefki sadar dengan apa yang dia lakukan itu salah.Dirinya baru sadar jika nafsunya sudah menutupi akal sehatnya.Zefki segera duduk dan ingin melangkah menjauh dari tempat tidur, namun dengan cepat Raceh bangun dan langsung memeluk Zefki dengan erat dari balik punggungnya, terdengar suara Raceh yang memohon kepada suaminya."Maafkan aku, Mas. Maafkan aku. Aku ... aku bukannya tidak mau, Mas. Tapi ku mohon, beri aku waktu. Aku sangat takut, Mas. Ku mohon Mas mau menunggu aku siap melakukannya," ujarnya sambil menangis, air matanya pun membahasi kemeja suaminya tepatnya bagian punggung Greg.Namun Zefki malah berpikiran lain, "Sial! Kenapa dia memelukku begitu erat, dadanya terasa penuh di punggungku! Bisa-bisa alat tempurku ku ngamuk lagi jika begini!" Marena diam-diam tadi Zefki juga mendapatkan pelepasannya. Sama halnya dengan istrinya itu.Zefki mencoba melepas rangkulan istrinya itu. Namun tiba bisa. Raceh terlalu kuat memeluk pinggangnya."Aku nggak akan mau melepaskan