Beranda / Lainnya / PEMBALASAN SANG JENDRAL / Bertemu Dengan Seorang Letnan

Share

Bertemu Dengan Seorang Letnan

Penulis: F Azzam
last update Terakhir Diperbarui: 2024-01-14 03:03:16

Saat ia akan melangkah mengikuti firasatnya, tiba-tiba sebuah suara teriakan terdengar memanggil namanya.

"Jendral George!"

Sontak George tersentak dan teralihkan perhatiannya. Seseorang yang gagah terlihat menghampiri dirinya. Pria dengan tinggi 195 cm dengan tubuhnya yang atletis dan berbalut sebuah seragam loreng.

George mengerutkan keningnya memandang seseorang tersebut.

"Jendral George, Kami sudah mencarimu selama 1 tahun ini. Saya sangat senang bisa menemui anda di sini," ucap Seseorang tersebut, seraya menyodorkan tangan ke hadapan George.

"Jendral? saya bukan seorang Jendral. Mungkin anda salah orang, saya bukan George yang anda maksud," ucap George. Tatapannya begitu heran memandang seseorang yang bertubuh besar dengan rambut cepak khas anggota militer tersebut.

"Tidak, saya tau betul anda Jendral George. Saya adalah Letnan Charles. Saya adalah orang kepercayaan anda. Ada satu peristiwa yang harus saya katakan kepada bapak," ucap seseorang tersebut.

Namun George enggan untuk meladeninya. Ia membuka telapak tangannya saat orang tersebut akan menjelaskan.

"Maaf, saya tidak punya banyak waktu. Saya bukan George yang anda maksud. Sekarang saya harus pergi!"

George meninggikan suaranya bergegas melangkah menjauhi orang tersebut.

Namun pria berpakaian loreng tersebut tak menyerah begitu saja. Ia mencoba mengejar George yang tengah berjalan tergopoh-gopoh.

"Jendral!"

"Jendral!"

"Tolong dengarkan saya dulu!" seru sang Letnan.

George lantas menghentikan langkahnya seketika. Dan ia pun berbalik badan.

"Tolong tinggalkan saya. Saya punya privasi yang tidak bisa diganggu!" seru George dengan nada tinggi.

"Baik, saya tidak akan mengganggu Bapak. Tapi yang perlu Jendral ketahui. Bahwa Anda bukanlah orang sembarangan. Banyak yang mengintai untuk mencelakai Anda, Jendral!" ucap Sang Letnan dengan nada sedikit meninggi.

Letnan Charles bahwasanya menyadari bahwa George telah mengalami sebuah peristiwa yang membuatnya lupa ingatan. Dan di momen inilah ia mencoba menyadarkan George tentang jati dirinya.

Namun George tampak ragu dengan ucapan Charles.

"Mengada-ada kamu ini!"

"Saya bukan siapa-siapa! apalagi seorang Jendral! Memegang senjata saja saya tidak pernah! mimpi kamu!" seru George dengan nada suara tinggi.

"Jendral menginginkan bukti?"

"Baik, saya akan buktikan," ucap Charles.

Lalu Charles mengambil ponsel dari saku bajunya dan memperlihatkan sebuah foto dari layar ponselnya.

"Anda ingat ini Pak?" tanya Charles seraya tersenyum.

George pun terkejut kala ia melihat sebuah foto dirinya tengah membidik sebuah target saat ia tengah memberikan sebuah pelatihan kepada para prajurit.

"Loh, bagaimana bisa saya ada di foto itu?!" tanya George.

"Itulah alasan kami mencari Bapak. Kami akan membawa Jendral untuk kembali memimpin kesatuan kami," ucap Letnan Charles, seraya tersenyum dan menegakkan badannya.

George tampak mengerut keningnya. Ia tak habis pikir dengan apa yang dilihatnya.

"Be-begitu ya,"

"Karena, Jujur saya tidak tau apapun tentang masa lalu saya," ucap George.

"Nah sekarang biarkan saya menceritakan tentang diri anda, Jendral."

"Apakah Bapak bersedia?" tanya Charles.

"Mm... Baiklah," jawab George.

Namun saat baru saja Charles hendak menjelaskan. Sebuah peristiwa tiba-tiba membuat George mengalihkan perhatian.

Sebuah mobil alpard mengebut mengenai kubangan air hingga menyiprati sekujur tubuh George yang tengah berdiri di pinggir jalan.

George terkejut dan secara spontan meneriaki mobil tersebut.

"Hey, Liat-liat kalau jalan!" seru George, dengan suara yang lantang.

Tiba-tiba mobil itu berhenti, lalu berjalan mundur semakin mendekat.

Saat mobil berada di hadapan George. Seseorang keluar dari mobil. Dan ternyata, seseorang itu adalah Jhonson. Dia adalah Kakak kandung Veronica dan berumur 40 tahun. 5 tahun di atas umur George.

"Jhonson?!" seru George, tak menyangka.

Jhonson melangkah cepat mendekat ke arah George dengan mengangkat dagu.

"Apa?!"

"Teriak sekali lagi di wajahku, sampah!"

Tiba-tiba Jhonson membusungkan dada dan membenturkan tubuhnya ke hadapan George.

Namun karena tubuh George yang melebihi besar tubuh Jhonson. Benturan itu pun tak berarti baginya. Ia tetap berdiri tegak dan mencoba bersikap tenang.

"Aku kira kamu orang lain, Mohon maafkan ya," ucap George, seraya menundukkan kepala.

Namun sikap rendah hati George malah membuat Jhonson semakin arogan.

Jhonson secara sengaja mencoba menggeplak kepala George.

Tapi saat tangannya hampir mengenai kepala George. Secara tiba-tiba tangan Jhonson tertahan oleh genggaman tangan Charles. Dengan sangat cepat Charles dapat menangkapnya.

"Jangan coba-coba Anda berbuat kurang ajar kepada Jendral George!" seru Letnan Charles, dengan tatapan tajam ke arah Jhonson.

Peristiwa itu seketika membuat Jhonson membatu. Dan suasana pun menjadi hening. Namun setelah itu sebuah tawa dari mulut Jhonson memecah keheningan.

"Hahaha!"

"Apa? apa saya tidak salah dengar?!"

"Sampah macam seperti ini Anda panggil Jendral?"

"Kamu tau siapa dia?"

"Dia itu cuma pengangguran sampah! Hanya bisa menyusahkan orang saja!"

Sontak Charles naik pitam mendengar ucapannya. Ia hampir saja melayangkan tinju ke wajah Jhonson. Namun George menahannya.

"Sudah, biarkan dia mau berbicara apa. Bagi saya ucapan dia hanyalah angin lalu. saya sudah biasa," ucap George dengan nada pelan.

Pengakuan itu malah semakin membuat Charles naik pitam. Wajahnya tampak semakin memerah dan matanya terbuka lebar menatap Jhonson.

"Kamu tidak tau siapa Bapak George?!"

"Akan ku beri pelajaran kamu!"

Jhonson tampak ketakutan saat Charles memperlihatkan genggaman tangannya yang berotot dengan urat yang menyembul keluar.

Ia melangkah mundur menuju ke mobilnya. Namun Charles yang sudah di puncak amarah segera mengejarnya.

"Untuk apa kamu ikut campur. Ini masalah saya dengan sampah itu!" seru Jhonson seraya memasuki mobilnya.

Charles tiba-tiba mengangkat sisi mobil itu hingga miring. Dan membuat Jhonson histeris ketakutan.

"Ampun!"

"Ampun!"

"Saya tidak akan mengulanginya lagi!" seru Jhonson.

"Sudah, biarkan dia pergi. Bagaimana pun dia adalah kakak istri saya!" seru George.

Mendengar ucapan George, barulah Charles akhirnya menurunkan kembali mobil itu.

Brukk!

Mobil alpard itu pun terjatuh dengan keras di sisi kanannya hingga membuat bampernya hampir copot.

"Kalau tidak karena Jendral George. Sudah ku buat terbalik mobilmu!"

"Cepat! pergi sekarang!" seru Charles, murka.

"Ba-baik, saya pergi sekarang!" jawab Jhonson, memelas.

Lantas Jhonson langsung menancap gas dan mobil pun melaju dengan cepat.

Namun saat di kejauhan. Tiba-tiba mobil berhenti dan Jhonson mengeluarkan kepalanya dari jendela lalu berteriak seraya tertawa.

"Hahaha! sedikit lagi Veronica akan dijodohkan dengan Jhony, anak konglomerat. Kau akan kembali menjadi gelandangan!"

Lalu mobil itu segera pergi dengan kecepatan tinggi.

Ucapan Jhonson semakin membuat George patah semangat. Ia menundukkan kepala dan merenungi diri.

Namun tiba-tiba telapak tangan Charles menyentuh bahunya.

"Jendral George, percayalah. Ucapan dia tidak akan terjadi. Anda adalah orang istimewa. Mereka akan menyesal jika mengetahui anda yang sebenarnya," ucap Charles, mencoba menyemangatinya.

Sontak George berbalik badan dan menatap Charles dengan mengerutkan keningnya.

Perkataan Charles seketika membuatnya bangkit. Namun pertanyaan dalam dirinya juga semakin besar tentang siapa dirinya yang sebenarnya.

"

Bab terkait

  • PEMBALASAN SANG JENDRAL   Penghina Akan Terhina

    "Mari ikut dengan saya, Pak. Saya akan memberitahukan sesuatu," ucap Charles. Seraya merangkul George. George mulai luluh, ia lantas mengikuti langkah Charles menuju ke mobilnya. Namun tiba-tiba George berubah pikiran. "Mau dibawa kemana saya! tidak, saya tidak mau ikut!" Ia langsung melepaskan tangan Charles dari bahunya. Lalu pergi begitu saja meninggalkan Charles. "Tunggu Jendral!""Saya tidak akan mencelakai anda! percayalah!" Charles mencoba meyakinkan George. Tapi George tak juga menggubrisnya. George adalah orang yang sangat hati-hati dan tidak percaya begitu saja dengan orang yang tidak dia kenal. Dan akhirnya George pun pergi semakin jauh tanpa arah tujuan. Tanpa diketahuinya, Charles terus memantau keberadaan George. Di dalam mobil dinas miliknya, Charles menelepon Sersan Herdy. Ia mengambil ponsel dari sakunya lalu sambungan telepon pun terhubung. "Selamat siang Sersan Herdy," ucap Charles. "Selamat siang Letnan Charles, ada yang bisa saya bantu?" tanya Herdy mela

    Terakhir Diperbarui : 2024-01-14
  • PEMBALASAN SANG JENDRAL   Gila Kehormatan Maka Akan Terinjak

    Para petinggi dan anggota kesatuan memberikan hormat militer kepada George, Sang Jendral yang telah lama dinantikan. Walaupun kini George tak terlihat wibawanya seperti dulu. Namun kehormatannya adalah yang tertinggi di kalangan militer. Pemandangan itu membuat semua orang Terheran-heran. Bagaimana bisa seorang yang dipandang rendah ternyata dihormati oleh para pejabat militer Jhony memandang heran ke arah para petinggi tersebut lalu bertanya, "Kenapa kalian memberikan hormat kepada seorang gembel? Kehormatan kalian sudah dijatuhkan oleh seorang gelandangan seperti dia.""Harusnya aku lah yang dihormati. Apa kalian tidak mengenal saya?" Perkataan itu membuat Letjen Greigh bangkit dan langsung menggenggam kerah baju Jhony, Lalu menariknya hingga tepat di depan wajah Greigh. "Kau tidak tau siapa dia?! bahkan nyawamu tidak akan bisa menebus kehormatan Jendral George!" "Jendral George? cuihh! kebohongan apa yang kalian mainkan?" ucap Jhony, meludah ke tanah.Greigh seketika naik pita

    Terakhir Diperbarui : 2024-01-16
  • PEMBALASAN SANG JENDRAL   Penyambutan Jenderal George

    Sebastian melangkah kembali ke mobil dinasnya. Lantas Jenny langsung mengejarnya. Namun para pengawal Irjen Sebastian seketika menghadangnya. "Jangan mendekat! Anda sudah membuang-buang waktu Irjen Sebastian. Dia harus menemui Menteri Pertahanan Sore ini!" seru seorang pengawalnya. "Ta-tapi. Saya benar-benar meminta untuk menangkap mereka. Kenapa kalian tidak bergerak?" tanya Jenny. Sebastian mendengar percakapan itu, ia seketika mengeluarkan kepalanya dari jendela mobil lalu berteriak. "Apa otakmu sudah gila?! Menangkapnya sama saja saya melepaskan jabatan! Kau harus meminta maaf kepada mereka. Terutama kepada Bapak George!"Jenny terdiam membatu mendengar ucapan Sebastian hingga tak dapat berkata-kata. Dan mobil dinas yang dikawal oleh para polisi bersenjata lengkap itu pun pergi begitu saja. Di saat ia tengah terdiam. Jhony datang membisikinya. "Ma, bagaimana proses pengenalan keluarga ini? mari kita lanjutkan."Nyonya Jenny langsung memandang Jhony dengan wajah memerah. "Ka

    Terakhir Diperbarui : 2024-01-16
  • PEMBALASAN SANG JENDRAL   Mengungkap Jati Diri George

    George tampak diam memperhatikannya. Lalu seorang ajudan mendekati George dan berbicara pelan."Tuan itu adalah seorang utusan dari Bapak Jean Corner. Dia ingin berbicara dengan anda, Jenderal."George mengerutkan keningnya mendengar nama tersebut, Lalu bertanya." Jean Corner? siapa dia? Bahkan aku tidak mengingat sama sekali sebelum ku bertemu dengan istriku," ucap George."Biar Tuan itu yang akan menjelaskan kepada Bapak," ucap Sang Ajudan.George kembali menatap seseorang tersebut. Lalu melangkah mendekatinya.Seorang Pria paruh baya, berambut putih namun rapih itu tersenyum dan menyodorkan tangannya kepada George."Selamat datang Pak George.""Akhirnya saya bisa berjumpa dengan anda. Saya Harry, seorang kepercayaan Tuan Jean Corner."Lantas George menerima jabat tangannya dengan wajah yang mengerut namun memaksakan untuk tersenyum."Apa yang ingin kamu sampaikan kepada saya?" tanya George."Baik, mari kita duduk dulu pak," ucap Harry, sang utusan.Para ajudan segera mempersiapkan

    Terakhir Diperbarui : 2024-01-31
  • PEMBALASAN SANG JENDRAL   Penolakan Akan Berujung Penyesalan

    Seketika George menganga mulutnya mendengar apa yang dikatakan Harry.Tak terbayangkan sedikitpun tentang kemewahan selama ini. Untuk menafkahi istrinya saja ia harus pontang panting hingga rela menjadi tukang kebun dan cuci mobil.Namun kini seakan semua kesulitan itu terbayarkan dengan sekejap.Ia lantas menjawab dengan penuh semangat."Baik, aku akan kembali ke sana. Tapi tolong antarkan aku dulu ke rumah Tuan William. Aku akan mengajak istriku!"Harry pun tersenyum mendengarnya. "Oke pak, kami dengan senang hati akan mengantarkan Bapak," ucap Harry, antusias.George pun langsung berdiri dari kursi. Seorang petinggi militer lantas berbicara kepada George."Maaf Jendral, biar pasukan kami yang akan mengawal anda. Kami sudah menyiapkan 10 ajudan untuk menjamin keselamatan anda," ucap Seorang petinggi militer yang berada dalam satu ruangan itu.George menganggukkan kepala. Lalu berkata."Baik, tapi tolong jika sudah sampai di sana. Tinggalkan saya sendiri untuk menemui istri saya."

    Terakhir Diperbarui : 2024-02-02
  • PEMBALASAN SANG JENDRAL   Hana, Sang asisten cantik

    Iringan mobil yang mengawal George pun berjalan meninggalkan rumah kediaman Tuan William. Fenomena itu membuat Veronica semakin bertanya-tanya. Pertanyaan itu terus terngiang-ngiang di pikirannya. Mungkinkah sampah yang dibuangnya ternyata adalah sebuah permata? Rasa penyesalan itu tidak akan bisa mengembalikan keadaan. Nasi telah jadi bubur. Kekecewaan itu tidak akan bisa dipulihkan dengan mudah. George pun pergi dengan amarah yang membara. ***Sesampainya di rumah mewah miliknya. George turun dari mobil dan berjalan perlahan memandangi megahnya rumah bak istana. Semua yang dilihatnya bagaikan sebuah mimpi. Ratusan orang telah menunggunya di depan gerbang dengan senyum. Lalu seorang pria berperawakan rapih menghampirinya dan menyodorkan tangan. "Selamat datang Bapak George. Masih ingatkah dengan saya?" tanyanya dalam senyum. "Jujur saya sudah tidak ingat sama sekali dengan kalian. Terima kasih atas semua penyambutan ini," ucap George, seraya menerima jabat tangannya. Harry

    Terakhir Diperbarui : 2024-02-03
  • PEMBALASAN SANG JENDRAL   Suara Desahan

    Setelah George menghabiskan makanannya, Perut yang kenyang membuatnya merasa mengantuk. "Huamm..." Harry memperhatikan George yang menguap lalu berkata."Jika anda mengantuk sebaiknya beristirahat saja Pak. Kamar anda berada di lantai atas. Saya dan Hana akan mengantarkan Bapak untuk kesana.""Kamar pribadi saya?" tanya George, sembari memperhatikan seisi rumah, seakan tak percaya."Benar Pak, para pelayan sudah merapihkan sebelum anda pulang," jawab Harry.Lantas George bangkit dari kursi dan berkata."Baiklah, kebetulan aku sudah lelah sekali. Di mana kamar itu harry?""Ikut saya Pak," jawab Harry.Kemudian ia mengikuti langkah Harry untuk menuju ke kamar pribadinya. Sesampainya di kamar itu, George terkejut saat Harry membuka pintu kamarnya.Begitu megah dan mewahnya kamar itu. George terpaku memandangi sekeliling kamarnya yang dipenuhi dengan barang antik dan di salah satu sisi kamar terdapat lemari kaca yang berisi segala jenis senjata api.George menghampiri lemari itu lalu be

    Terakhir Diperbarui : 2024-02-14
  • PEMBALASAN SANG JENDRAL   Halu

    Seketika terbesit ingatan, saat istrinya tak mengenakan apa-apa. Dengan kulitnya yang putih dan halus. George tak kuasa untuk tidak menelan ludahnya. Telinganya memerah, dengan suara yang tergagap ia menjawab,"Ba-baik, tunggu dulu ya..."Hana menganggukkan kepala dan tersenyum. Hati George dipenuhi rasa tak percaya. Kemudian ia segera menuju ke lemari baju dan membukanya. Di saat ia membuka lemari itu, sehelai celana dalam tiba-tiba jatuh ke lantai. Dengan rasa panik ia memungutnya. Namun sesuatu yang tercium begitu wangi sampai ke hidungnya. Dia tak kuasa untuk tidak menghirup udara dalam-dalam. Dia melirik ke arah kamar mandi dengan sedikit rasa bersalah. Seolah-olah takut aksinya ini dipergoki oleh Hana. Celana dalam itu bertipe transparan. Hanya disatukan oleh tali hitam yang tipis. Ternyata... Hana yang terlihat Konservatif, celana dalamnya malah dengan model yang begitu seksi. Tampaknya jauh di dalam lubuk hati, Hana adalah tipe wanita yang terbuka. George tak mampu mena

    Terakhir Diperbarui : 2024-02-25

Bab terbaru

  • PEMBALASAN SANG JENDRAL   Langkah Berbahaya

    George berjalan keluar dari rumah, setiap langkah terasa semakin berat seiring dengan rasa cemas yang menghimpit di dadanya. Ketegangan terasa mencekam, dan fikiran tentang Hana yang tertinggal di rumah membuatnya semakin sulit untuk berkonsentrasi. Ia tahu bahwa setiap detik berharga dalam situasi yang semakin memburuk. Di markas besar, suasana tampak mencekam. Para tentara berlari ke sana-sini, berusaha mengendalikan kekacauan setelah serangan mendadak terhadap Menteri Pertahanan. George segera mendekati ruang operasi, tempat di mana Menteri sedang berkumpul dengan staf dan analis. “George! Terima kasih kau datang,” Menteri Hendrik menyambutnya dengan lega, namun wajahnya tetap menunjukkan tekanan yang menggelayuti. “Kami baru menerima informasi bahwa serangan ini mungkin hanya bagian dari rencana yang lebih besar. Marco mungkin sudah memiliki jalur untuk menginternalisasi kekuatannya kembali.” “Menteri, siapa yang menyerang? Dan apakah kita sudah menemukan dalang di balik in

  • PEMBALASAN SANG JENDRAL   Antara Tanggung Jawab Dan Cinta

    George dan timnya kembali ke markas besar dengan langkah yang berat. Mereka baru saja melalui pertempuran yang sengit dengan Marco dan pasukan mafia yang terampil, meskipun berhasil mengusir mereka, perasaan kekalahan tetap menggelayut di benaknya. Banyak yang hilang dalam pertarungan itu—kehidupan, kepercayaan, dan mungkin sedikit rasa aman. Setiba di markas besar, suasana terasa hampa. Lampu-lampu menyala terang, menyinari ruangan yang seharusnya menjadi pusat komando bagi mereka. George disambut oleh Menteri Pertahanan, Bapak Hendrik, yang menunggu di ruang tunggu. “George! Kabar yang mengejutkan tentang pertempuran baru-baru ini. Silakan duduk,” kata Menteri sambil gestur untuk mempersilakan George duduk. Wajahnya penuh kekhawatiran namun tampak berusaha tenang. "Apa yang sebenarnya terjadi di lapangan? Bagaimana keadaanmu dan tim?" George menarik napas dalam-dalam, mengingat kembali semua yang terlibat. “Kami terlibat dalam pertempuran yang lebih besar dari yang kami perkiraka

  • PEMBALASAN SANG JENDRAL   Janji Dalam Dendam

    Malam itu, setelah pertempuran yang sangat brutal, George berdiri berjaga di tengah reruntuhan medan perang. Dia bisa merasakan napasnya yang berat dan jantungnya yang berdegup kencang. Pertarungan itu sangat sengit, dan walaupun dia telah berhasil melumpuhkan Marco, dia tahu bahwa ancaman tidak sepenuhnya sirna. Dengan peluru berserakan dan api yang menerangi seluruh medan, suasana terasa lebih menegangkan daripada sebelumnya. Marco, masih terjatuh di tanah, memegang lengan yang terkena tembakan. Nyeri yang luar biasa menghantuinya, tetapi bukan hanya rasa sakit fisik yang menyiksa—itu adalah rasa kehampaan karena menghadapi kekalahan ini. Sadisnya, kekalahan ini juga mengingatkannya pada semua yang telah hilang; kehormatan, rasa percaya diri, dan kini bahkan pasukannya. Dengan sisa kekuatan yang ada, Marco menggerakkan tubuhnya, berusaha bangkit dan melarikan diri dari tempat itu. Di balik bayang-bayang, beberapa anggota sisa mafia Marco dengan cepat menyadari situasi kritis yan

  • PEMBALASAN SANG JENDRAL   Pertempuran Sengit

    George mengedarkan pesan mendesak pasukannya. Dia mengorganisir pertemuan di basis militernya. Hari itu, George berdiri di pangkalan militer. Jamie, komandan dengan sikap tegas, melangkah maju dengan wajah serius. "Jendral George, kami semua terkejut mendengar kabar ini. Tak seharusnya anda berhadapan dengan Marco yang berbahaya itu sendirian. Dan dapatkah anda benar-benar menjamin keberhasilan operasi ini?" Tanya Jamie, mengawasi reaksi George. "Saya tidak punya pilihan lain. Marco telah mendapatkan kekuatan dan ia kini bergabung dengan organisasi mafia lainnya. Mereka tidak hanya mengincar saya, tetapi juga siap menyerang siapa pun yang berdiri di jalur mereka. Ini bukan hanya tentang saya. Ini tentang melindungi keamanan negeri ini,” jawab George, suaranya tegas namun tegang. Jamie mengangguk. "Kami semua siap mendukungmu, George. Tapi kita harus berhati-hati. Jika Marco membentuk aliansi dengan mafia lain, ini bisa menjadi peperangan yang lebih besar." Perencanaan dan pelatih

  • PEMBALASAN SANG JENDRAL   Industri Terbengkalai Menjadi Saksi

    Keheningan dalam kompleks industri yang terabaikan terasa semakin mencekam. George dan Hana berpegang erat, perasaan takut dan ketidakpastian menyelimuti Hana saat suara langkah kaki yang semakin mendekat, menandakan Marco dan anak buahnya sudah mulai mendekati mereka. George berbisik, “Hana, kita harus bersiap. Kalau mereka menemukan kita, kita tidak akan punya pilihan selain melawan.” Hana menatapnya dengan mata penuh ketakutan namun seberkas keberanian melintas di wajahnya. “Apa yang harus kita lakukan, George?” George mengambil napas dalam-dalam, merasakan detak jantungnya berdegup kencang. Dia mengeluarkan pistol kecil yang selalu disimpannya untuk situasi darurat. “Saya akan mengalihkan perhatian mereka. Kamu tetap di sini dan cari tempat yang aman untuk berlindung. Jika ada kesempatan, keluar sejauh mungkin.” Tanpa menjawab, Hana hanya mengangguk, hatinya berusaha menguatkan diri. George memeriksa peluru dalam pistolnya, lalu mengintip melalui celah jendela truk, melihat

  • PEMBALASAN SANG JENDRAL   Malam Mencekam

    Malam semakin larut ketika George dan Hana keluar dari restoran, bersiap untuk pulang. Suara mesin mobil meraung di tengah hiruk pikuk jalanan malam. George memasuki mobil, dan Hana duduk di sampingnya, merasakan ketegangan yang tak terucapkan. Dia berpaling menatap langit malam yang berbintang, namun George merasakan sesuatu yang lain: sebuah bahaya yang kian mendekat.Di saat George mulai mengendarai mobilnya. Sebuah mobil hitam terlihat membuntuti."Saya rasa kita seharusnya mengambil rute yang lain, Hana," ucap George dengan nada serius, sementara dia memutar kemudi untuk menghindari jalan yang sepi.Hana, yang tidak merasakan ancaman apa pun, mengerutkan dahi. "Tapi jalan ini lebih cepat, kan? Kita hanya ingin pulang," ujarnya dengan suara lembut.George mengalihkan pandangannya ke arah samping, matanya menyapu sekitar. Dalam sekejap, dia melihat sesosok pria bertato dengan tampang garang tengah duduk memperhatikannya dari dalam mobil hitam itu. Hati George semakin berdegup kenc

  • PEMBALASAN SANG JENDRAL   Pembalasan George

    Benny tampak terkejut, namun semangat ejekannya tak surut. Ia berdiri dan memandang Hana dengan senyum sinis, seolah ingin menunjukkan bahwa ia tidak gentar. "Oh, jadi sekarang kau ikut-ikutan membela gembel ini? Apakah sudah ada unsur cinta di antara kalian berdua? Hahaha!" teriak Benny, dengan suara lantang penuh penghiburan bagi mereka yang duduk di meja sekitarnya. George, meski hatinya dipenuhi syak wasangka dan kemarahan yang berkecamuk, tetap berusaha menjaga ketenangan. Ia tahu bahwa membalas cemoohan Benny hanya akan memperkeruh suasana. "Hana, duduklah. Jangan buang waktu untuk mengurusi orang-orang seperti dia," ujarnya, mencoba meredam ketegangan yang ada. Namun Hana, dengan semangat yang berkobar, terus berdiri dan mengabaikan peringatan George. "Benny! Apa kau tidak mengerti betapa rendahnya kamu yang mengolok-olok seseorang yang tidak benar-benar kamu kenal? Orang yang kau sebut gembel justru lebih berharga daripada dirimu!" teriaknya, suaranya bergetar dengan kemara

  • PEMBALASAN SANG JENDRAL   Ucapan Benny (Kakak Kandung Veronica) Akan Mempermalukan Diri Sendiri

    Semua mata tertuju pada selembar surat yang dibawa oleh sang Menteri.Lalu Menteri pertahanan berkata, "Jendral George. Ini adalah surat penyerahan kekuasaan atas semua perusahaan milik anda. silahkan ditandatangani,"Sang Menteri menyodorkan surat itu ke hadapan George.Lantas ia menerima surat tersebut dan membacanya secara seksama.Mata George pun berbinar. Merasa tak percaya. Seakan semua adalah mimpi yang terwujud jadi nyata dalam sekejap mata.Setelah penandatangan selesai, seluruh pejabat di ruangan itu bertepuk tangan. Menandakan kini George telah kembali menjadi pemilik perusahaan yang sah."Selamat Jenderal, kini kepemilikan Harvest Group telah kembali ke tangan anda. Semoga kejayaan perusahaan anda senantiasa bersinar kembali," ucap Menteri pertahanan, seraya berjabat tangan dengan George.George tampak tersenyum sumringah menerima jabat tangan dari sang Menteri seraya berkata, "Terima kasih banyak sudah memberitahukan saya. Saya sangat mengapresiasi atas kejujuran Bapak da

  • PEMBALASAN SANG JENDRAL   Kembalinya Perusahaan Milik George

    Sementara itu di saat George baru sampai di Markas besarnya. Seorang Pengawal seketika membukakan pintu mobil dan menyambut kedatangan Sang Jenderal. Di depan kantor, telah berjejer rapih para prajurit penjaga. "Kepada Panglima besar, hormat gerak!" seru seorang prajurit di ujung barisan. Mereka serentak melakukan penghormatan militer. George membalas memberikan penghormatan. Lalu melangkahkan kaki menuju ke pusat halaman markas. Secara tak sengaja, Veronica mengendarai mobil di depan markas. Ia tak sengaja melihat suaminya yang tengah disambut oleh puluhan prajurit. "Loh, itu kan George? benarkah dia?!"Lalu Ia mengucek matanya untuk memastikan. "Tidak mungkin. Dia tidak mungkin memiliki pangkat setinggi itu! dia kan cuma pengangguran ..." Ucap Veronica dengan memandang penuh keheranan.Di halaman kantor, Seorang Letnan Kolonel menyodorkan tangan kepada George. "Selamat Siang Jendral, kami sangat senang anda telah kembali lagi ke dalam kesatuan," ucap Letkol Herry. "Terima k

Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status