Home / Lain / PEMBALASAN SANG JENDRAL / Penghina Akan Terhina

Share

Penghina Akan Terhina

Author: F Azzam
last update Last Updated: 2024-01-14 16:25:56

"Mari ikut dengan saya, Pak. Saya akan memberitahukan sesuatu," ucap Charles. Seraya merangkul George.

George mulai luluh, ia lantas mengikuti langkah Charles menuju ke mobilnya. Namun tiba-tiba George berubah pikiran.

"Mau dibawa kemana saya! tidak, saya tidak mau ikut!"

Ia langsung melepaskan tangan Charles dari bahunya. Lalu pergi begitu saja meninggalkan Charles.

"Tunggu Jendral!"

"Saya tidak akan mencelakai anda! percayalah!" Charles mencoba meyakinkan George.

Tapi George tak juga menggubrisnya. George adalah orang yang sangat hati-hati dan tidak percaya begitu saja dengan orang yang tidak dia kenal.

Dan akhirnya George pun pergi semakin jauh tanpa arah tujuan.

Tanpa diketahuinya, Charles terus memantau keberadaan George.

Di dalam mobil dinas miliknya, Charles menelepon Sersan Herdy. Ia mengambil ponsel dari sakunya lalu sambungan telepon pun terhubung.

"Selamat siang Sersan Herdy," ucap Charles.

"Selamat siang Letnan Charles, ada yang bisa saya bantu?" tanya Herdy melalui sambungan telepon.

"Hari ini saya mengabarkan. Jendral George telah ditemukan. Tapi Jendral George sudah tidak mengingat sama sekali dengan saya dan bahkan tentang semua masa lalunya. Dia menolak untuk ikut dengan saya. Sekarang saya instruksikan untuk kirimkan pengawalan untuk Jendral George," ucap Letnan Charles.

Mendengar kabar baik tersebut, tentu saja membuat Sersan Herdy bahagia. Tak terbayangkan baginya Sang Jendral yang sangat dihormati kembali memimpin kesatuan.

"Apakah ini benar? Sa-saya sangat senang Letnan," ucap Sersan Herdy.

"Benar Sersan. Sekarang instruksikan pengawalan untuk Jendral George di Jalan St. petersburg sisi timur," ucap Letnan Charles.

"Siap laksanakan Letnan!" jawab Sersan Herdy, antusias.

Lalu sambungan telepon pun terputus.

Di saat yang sama. George tengah berjalan dengan langkah cepat. Namun setelah perjalanan selama satu jam akhirnya ia merasa letih lalu menepi di sebuah emperan toko.

George duduk termenung meratapi nasibnya. Rasa lapar dan dahaga tak tertahankan. Lantas ia merogoh kantungnya.

srek... srek...

Saat tangan merogoh kantung celana. Ternyata ia lupa membawa dompetnya. Alangkah bingungnya George.

"Aduh, bagaimana ini. Aku lupa membawa dompet!" ucap dalam benaknya.

Lantas ia berdiri dari emperan toko untuk bergegas kembali ke rumah mewah Tuan William.

Namun sesampainya di kediaman Tuan William. Tempat yang selama ini dia tinggali bersama Sang istri.

Puluhan mobil mewah tampak berjejer di halaman rumah yang megah.

George mengintip dari celah pagar rumah.

"Ada acara apa ini?" tanya George dalam benaknya.

Kemudian ia menekan tombol bel. Lalu seorang security keluar dari dalam pos keamanan rumah.

"Di dalam sedang ada acara. Untuk apa kamu kembali lagi?" tanya Security dengan nada menyolot.

"Dompet ku tertinggal. Aku ingin mengambil Dompetku," jawab George.

"Kamu tunggu di sini. Biar saya yang akan mengambil dompetnya," ucap Security.

"Apakah saya tidak diizinkan masuk?" tanya George.

"Sesuai instruksi dari Nyonya Jenny. Anda tidak diterima lagi di rumah Tuan William," jawab Security.

George pun merasa sedih dengan kenyataan itu. Mengingat selama setahun ini ia telah banyak mengukir cerita dengan Veronica di rumah itu.

Walau pun apa yang dialami selama ini setelah kepergian Tuan William. George diperlakukan layaknya asisten rumah tangga di rumah itu. Memotong rumbut dan mencuci mobil Nyonya Jenny adalah pekerjaan sehari-harinya. Cacian dan hinaan sudah biasa ia terima hingga ia seperti mati rasa.

"Baiklah, saya akan menunggu di sini," ucap George.

Lalu sang Security melangkah memasuki rumah.

Di saat menunggu itu ia memperhatikan keadaan halaman rumah yang begitu ramai. Dan tiba-tiba ada seseorang menghampirinya.

"Hey, mau apa kamu ke sini?!" seru Edward yang merupakan adik kandung Veronica.

"Aku hanya ingin mengambil dompetku," jawab George, singkat.

"Tidak ada. semua barangmu sudah dibakar!" seru Edward.

Namun George tau Edward sedang membohonginya.

Lalu datanglah sang Security membawa dompet milik George. Tampaknya ia tidak datang sendiri. Melainkan bersama Jenny dan seorang pria.

George bertanya-tanya tentang siapa pria tersebut.

"Ini dompetmu," ucap Security, memberikan dompet itu kepada George.

"Heh sampah! kamu tidak usah datang lagi ke rumah ini ya! Saya sudah menjodohkan Veronica dengan lelaki istimewa ini, " seru Jenny dengan nada tinggi, tangan satunya menepuk punggung pria itu dengan pelan.

Sontak George terkejut bukan main. Ternyata lelaki itulah yang akan menggantikannya sebagai suami Veronica. Tak pernah terbayangkan baginya bila orang yang sangat dicintainya dipersunting oleh pria lain.

"Ti-tidak mungkin. Aku masih suaminya. Kamu tidak berhak untuk menggantikanku dengan pria lain," ucap George dengan nada yang bergetar.

"Loh, saya ibu Veronica. Saya lebih berhak untuk mengatur dia. Dia berasal dari rahim saya. Sedangkan kamu, untuk memberi nafkah saja tidak becus!" seru Jenny dengan nada tinggi.

"Walau bagaimanapun saya tetap bertanggung jawab. Saya tidak pernah lari dari tanggung jawab. Kenapa kamu memperlakukan saya seperti itu?" George pun tak habis pikir dengan apa yang diperbuat Jenny.

Jenny menatap sinis ke arah George. Lantas ia berkata, "Hanya dengan 150 Dollar sebulan kamu bilang menafkahi? huh, sungguh memalukan jika Veronica tetap bersama sampah seperti kamu."

Jhony tersenyum kecut memandang George. Pandangannya seperti jijik saat melihat sampah.

"Jadi lelaki ini yang mama ceritakan? hikks. . . memalukan!"

Pandangan George seketika menatap tajam ke arah Jhony.

"Kau pikir kau hebat? Kau tidak akan dapat mengambil hati Veronica. Sampai kapanpun aku adalah suaminya," ucap George.

Sontak Jenny murka dengan ucapan George.

"Jangan asal bicara kamu! Veronica akan menjadi istrinya. Dia adalah pengusaha sukses. Tidak seperti kamu, Gelandangan!" seru Jenny.

Jhony tersenyum memandang Nyonya Jenny.

"Tenang saja Ma, Veronica pasti akan bahagia dengan saya. Dan pastinya gelandangan ini tidak akan kembali lagi setelah ini," ucap Jhony, menyeringai memandang George.

Lantas Jhony melangkah ke hadapan George. Lalu tiba-tiba kedua tangannya mendorong tubuh George.

Di saat itulah, seketika sebuah klakson mobil terdengar.

Teeet!

Suara bising itu membuat semua orang terkejut lalu mengalihkan perhatian mereka.

Setidaknya ada tujuh mobil anti peluru berdatangan. Lalu beberapa orang dengan tubuh yang tinggi dan berbadan tegap keluar dari mobil-mobil tersebut. Beberapa dengan pakaian dinas kemiliteran lengkap dengan lencana.

Hal itu tentu saja membuat mereka bertanya-tanya. Nyonya Jenny lantas memandang Jhony. "Itu para tamu undanganmu?" tanya Jenny.

Jhony pun bingung harus menjawab apa. Namun bukan Jhony jika tidak bisa berbohong demi gengsi dirinya.

Jhony berbisik pelan ke telinga Jenny. Lalu pria itu berkata. "Tentu saja Ma. Siapa lagi orang penting di sini kalau bukan aku."

Jenny merasa bangga dengan Jhony. Namun sedikit lagi pengakuan itu akan menjadi bumerang bagi dirinya.

Saat para petinggi militer itu berdatangan. Jhony langsung menyodorkan tangannya.

"Selamat datang, saya sudah menunggu kalian. senang akhirnya bapak-bapak datang. silahkan masuk,"

Namun sodoran tangan Jhony seketika dihempaskan oleh seorang Letnan jendral di hadapannya.

Prakk!

"Berani-beraninya kamu memperlakukan Bapak George seperti itu!" seru Letjen Greigh. Seorang Letnan jendral yang merupakan bawahan sekaligus teman dekat Jendral George.

Jhony, Jenny dan semua yang melihat kejadian itu terkejut bercampur keheranan.

Jhony adalah orang yang sangat disegani dan memiliki puluhan pengawal. Dan baru kali ini ada seseorang yang berani melabraknya.

Jhony pun terdiam membeku. Begitu juga Jenny hingga menganga mulutnya mendengar ucapan seorang petinggi militer tersebut.

Related chapters

  • PEMBALASAN SANG JENDRAL   Gila Kehormatan Maka Akan Terinjak

    Para petinggi dan anggota kesatuan memberikan hormat militer kepada George, Sang Jendral yang telah lama dinantikan. Walaupun kini George tak terlihat wibawanya seperti dulu. Namun kehormatannya adalah yang tertinggi di kalangan militer. Pemandangan itu membuat semua orang Terheran-heran. Bagaimana bisa seorang yang dipandang rendah ternyata dihormati oleh para pejabat militer Jhony memandang heran ke arah para petinggi tersebut lalu bertanya, "Kenapa kalian memberikan hormat kepada seorang gembel? Kehormatan kalian sudah dijatuhkan oleh seorang gelandangan seperti dia.""Harusnya aku lah yang dihormati. Apa kalian tidak mengenal saya?" Perkataan itu membuat Letjen Greigh bangkit dan langsung menggenggam kerah baju Jhony, Lalu menariknya hingga tepat di depan wajah Greigh. "Kau tidak tau siapa dia?! bahkan nyawamu tidak akan bisa menebus kehormatan Jendral George!" "Jendral George? cuihh! kebohongan apa yang kalian mainkan?" ucap Jhony, meludah ke tanah.Greigh seketika naik pita

    Last Updated : 2024-01-16
  • PEMBALASAN SANG JENDRAL   Penyambutan Jenderal George

    Sebastian melangkah kembali ke mobil dinasnya. Lantas Jenny langsung mengejarnya. Namun para pengawal Irjen Sebastian seketika menghadangnya. "Jangan mendekat! Anda sudah membuang-buang waktu Irjen Sebastian. Dia harus menemui Menteri Pertahanan Sore ini!" seru seorang pengawalnya. "Ta-tapi. Saya benar-benar meminta untuk menangkap mereka. Kenapa kalian tidak bergerak?" tanya Jenny. Sebastian mendengar percakapan itu, ia seketika mengeluarkan kepalanya dari jendela mobil lalu berteriak. "Apa otakmu sudah gila?! Menangkapnya sama saja saya melepaskan jabatan! Kau harus meminta maaf kepada mereka. Terutama kepada Bapak George!"Jenny terdiam membatu mendengar ucapan Sebastian hingga tak dapat berkata-kata. Dan mobil dinas yang dikawal oleh para polisi bersenjata lengkap itu pun pergi begitu saja. Di saat ia tengah terdiam. Jhony datang membisikinya. "Ma, bagaimana proses pengenalan keluarga ini? mari kita lanjutkan."Nyonya Jenny langsung memandang Jhony dengan wajah memerah. "Ka

    Last Updated : 2024-01-16
  • PEMBALASAN SANG JENDRAL   Mengungkap Jati Diri George

    George tampak diam memperhatikannya. Lalu seorang ajudan mendekati George dan berbicara pelan."Tuan itu adalah seorang utusan dari Bapak Jean Corner. Dia ingin berbicara dengan anda, Jenderal."George mengerutkan keningnya mendengar nama tersebut, Lalu bertanya." Jean Corner? siapa dia? Bahkan aku tidak mengingat sama sekali sebelum ku bertemu dengan istriku," ucap George."Biar Tuan itu yang akan menjelaskan kepada Bapak," ucap Sang Ajudan.George kembali menatap seseorang tersebut. Lalu melangkah mendekatinya.Seorang Pria paruh baya, berambut putih namun rapih itu tersenyum dan menyodorkan tangannya kepada George."Selamat datang Pak George.""Akhirnya saya bisa berjumpa dengan anda. Saya Harry, seorang kepercayaan Tuan Jean Corner."Lantas George menerima jabat tangannya dengan wajah yang mengerut namun memaksakan untuk tersenyum."Apa yang ingin kamu sampaikan kepada saya?" tanya George."Baik, mari kita duduk dulu pak," ucap Harry, sang utusan.Para ajudan segera mempersiapkan

    Last Updated : 2024-01-31
  • PEMBALASAN SANG JENDRAL   Penolakan Akan Berujung Penyesalan

    Seketika George menganga mulutnya mendengar apa yang dikatakan Harry.Tak terbayangkan sedikitpun tentang kemewahan selama ini. Untuk menafkahi istrinya saja ia harus pontang panting hingga rela menjadi tukang kebun dan cuci mobil.Namun kini seakan semua kesulitan itu terbayarkan dengan sekejap.Ia lantas menjawab dengan penuh semangat."Baik, aku akan kembali ke sana. Tapi tolong antarkan aku dulu ke rumah Tuan William. Aku akan mengajak istriku!"Harry pun tersenyum mendengarnya. "Oke pak, kami dengan senang hati akan mengantarkan Bapak," ucap Harry, antusias.George pun langsung berdiri dari kursi. Seorang petinggi militer lantas berbicara kepada George."Maaf Jendral, biar pasukan kami yang akan mengawal anda. Kami sudah menyiapkan 10 ajudan untuk menjamin keselamatan anda," ucap Seorang petinggi militer yang berada dalam satu ruangan itu.George menganggukkan kepala. Lalu berkata."Baik, tapi tolong jika sudah sampai di sana. Tinggalkan saya sendiri untuk menemui istri saya."

    Last Updated : 2024-02-02
  • PEMBALASAN SANG JENDRAL   Hana, Sang asisten cantik

    Iringan mobil yang mengawal George pun berjalan meninggalkan rumah kediaman Tuan William. Fenomena itu membuat Veronica semakin bertanya-tanya. Pertanyaan itu terus terngiang-ngiang di pikirannya. Mungkinkah sampah yang dibuangnya ternyata adalah sebuah permata? Rasa penyesalan itu tidak akan bisa mengembalikan keadaan. Nasi telah jadi bubur. Kekecewaan itu tidak akan bisa dipulihkan dengan mudah. George pun pergi dengan amarah yang membara. ***Sesampainya di rumah mewah miliknya. George turun dari mobil dan berjalan perlahan memandangi megahnya rumah bak istana. Semua yang dilihatnya bagaikan sebuah mimpi. Ratusan orang telah menunggunya di depan gerbang dengan senyum. Lalu seorang pria berperawakan rapih menghampirinya dan menyodorkan tangan. "Selamat datang Bapak George. Masih ingatkah dengan saya?" tanyanya dalam senyum. "Jujur saya sudah tidak ingat sama sekali dengan kalian. Terima kasih atas semua penyambutan ini," ucap George, seraya menerima jabat tangannya. Harry

    Last Updated : 2024-02-03
  • PEMBALASAN SANG JENDRAL   Suara Desahan

    Setelah George menghabiskan makanannya, Perut yang kenyang membuatnya merasa mengantuk. "Huamm..." Harry memperhatikan George yang menguap lalu berkata."Jika anda mengantuk sebaiknya beristirahat saja Pak. Kamar anda berada di lantai atas. Saya dan Hana akan mengantarkan Bapak untuk kesana.""Kamar pribadi saya?" tanya George, sembari memperhatikan seisi rumah, seakan tak percaya."Benar Pak, para pelayan sudah merapihkan sebelum anda pulang," jawab Harry.Lantas George bangkit dari kursi dan berkata."Baiklah, kebetulan aku sudah lelah sekali. Di mana kamar itu harry?""Ikut saya Pak," jawab Harry.Kemudian ia mengikuti langkah Harry untuk menuju ke kamar pribadinya. Sesampainya di kamar itu, George terkejut saat Harry membuka pintu kamarnya.Begitu megah dan mewahnya kamar itu. George terpaku memandangi sekeliling kamarnya yang dipenuhi dengan barang antik dan di salah satu sisi kamar terdapat lemari kaca yang berisi segala jenis senjata api.George menghampiri lemari itu lalu be

    Last Updated : 2024-02-14
  • PEMBALASAN SANG JENDRAL   Halu

    Seketika terbesit ingatan, saat istrinya tak mengenakan apa-apa. Dengan kulitnya yang putih dan halus. George tak kuasa untuk tidak menelan ludahnya. Telinganya memerah, dengan suara yang tergagap ia menjawab,"Ba-baik, tunggu dulu ya..."Hana menganggukkan kepala dan tersenyum. Hati George dipenuhi rasa tak percaya. Kemudian ia segera menuju ke lemari baju dan membukanya. Di saat ia membuka lemari itu, sehelai celana dalam tiba-tiba jatuh ke lantai. Dengan rasa panik ia memungutnya. Namun sesuatu yang tercium begitu wangi sampai ke hidungnya. Dia tak kuasa untuk tidak menghirup udara dalam-dalam. Dia melirik ke arah kamar mandi dengan sedikit rasa bersalah. Seolah-olah takut aksinya ini dipergoki oleh Hana. Celana dalam itu bertipe transparan. Hanya disatukan oleh tali hitam yang tipis. Ternyata... Hana yang terlihat Konservatif, celana dalamnya malah dengan model yang begitu seksi. Tampaknya jauh di dalam lubuk hati, Hana adalah tipe wanita yang terbuka. George tak mampu mena

    Last Updated : 2024-02-25
  • PEMBALASAN SANG JENDRAL   Mantan Asisten Tuan Jean

    Tetapi baru saja... Hana melakukan itu di kamar mandi ... Tentu saja Hana juga wanita biasa yang memiliki kebutuhan biologis. Tetapi kenapa dia berinisiatif meminta George untuk mengambilkan celana dalamnya? Apa jangan-jangan Hana juga mulai bergejolak? Apa dia belum puas dengan yang tadi? Kenapa dia tidak seperti biasanya? belum lagi dengan pakaian dalam itu. Apa jangan-jangan Hana... George tak kuasa menahan pikirannya yang carut marut. "Buka pintu? Kenapa tidak Bapak George saja yang ke dalam?" ucap Hana, lembut memanja. Bak disiram seember air panas. Kepala George tiba-tiba memanas seiring gejolaknya yang semakin panas. "Ba-baik. Aku ke dalam ya," ucap George, bergetar. George segera membuka pintu kamar mandi dan seketika terkejut. Ternyata Hana berada di dalam ruangan yang tertutup tirai. "Taruh saja celana dalamku di belakang pintu Pak, maaf ya aku menyuruh Pak George, " ucap Hana. George yang terbakar tiba-tiba seperti disiram air dingin. Fantasi liar George langsung

    Last Updated : 2024-02-25

Latest chapter

  • PEMBALASAN SANG JENDRAL   Ucapan Benny (Kakak Kandung Veronica) Akan Mempermalukan Diri Sendiri

    Semua mata tertuju pada selembar surat yang dibawa oleh sang Menteri.Lalu Menteri pertahanan berkata, "Jendral George. Ini adalah surat penyerahan kekuasaan atas semua perusahaan milik anda. silahkan ditandatangani,"Sang Menteri menyodorkan surat itu ke hadapan George.Lantas ia menerima surat tersebut dan membacanya secara seksama.Mata George pun berbinar. Merasa tak percaya. Seakan semua adalah mimpi yang terwujud jadi nyata dalam sekejap mata.Setelah penandatangan selesai, seluruh pejabat di ruangan itu bertepuk tangan. Menandakan kini George telah kembali menjadi pemilik perusahaan yang sah."Selamat Jenderal, kini kepemilikan Harvest Group telah kembali ke tangan anda. Semoga kejayaan perusahaan anda senantiasa bersinar kembali," ucap Menteri pertahanan, seraya berjabat tangan dengan George.George tampak tersenyum sumringah menerima jabat tangan dari sang Menteri seraya berkata, "Terima kasih banyak sudah memberitahukan saya. Saya sangat mengapresiasi atas kejujuran Bapak da

  • PEMBALASAN SANG JENDRAL   Kembalinya Perusahaan Milik George

    Sementara itu di saat George baru sampai di Markas besarnya. Seorang Pengawal seketika membukakan pintu mobil dan menyambut kedatangan Sang Jenderal. Di depan kantor, telah berjejer rapih para prajurit penjaga. "Kepada Panglima besar, hormat gerak!" seru seorang prajurit di ujung barisan. Mereka serentak melakukan penghormatan militer. George membalas memberikan penghormatan. Lalu melangkahkan kaki menuju ke pusat halaman markas. Secara tak sengaja, Veronica mengendarai mobil di depan markas. Ia tak sengaja melihat suaminya yang tengah disambut oleh puluhan prajurit. "Loh, itu kan George? benarkah dia?!"Lalu Ia mengucek matanya untuk memastikan. "Tidak mungkin. Dia tidak mungkin memiliki pangkat setinggi itu! dia kan cuma pengangguran ..." Ucap Veronica dengan memandang penuh keheranan.Di halaman kantor, Seorang Letnan Kolonel menyodorkan tangan kepada George. "Selamat Siang Jendral, kami sangat senang anda telah kembali lagi ke dalam kesatuan," ucap Letkol Herry. "Terima k

  • PEMBALASAN SANG JENDRAL   Kembali Memimpin Satuan

    Matteo tersenyum kecut, tampak ia sedang menahan rasa sakitnya. Namun ia berusaha berdiri tegak. Dengan posisi menantang.Walau kakinya meneteskan darah, Matteo berjalan dengan menyeret satu kakinya menghampiri George. Mereka saling berhadapan dengan membusungkan dada."Kau ingin menghabisi ku? Hahaha! Jangan bermimpi!" Matteo meremehkan. Tiba-tiba ia menyemburkan air liur dari mulutnya.Cuih!George seketika mengelak dengan memiringkan badan menghindari cipratan air liur. Lalu ia kembali tegak.George masih menatap tajam, lalu berkata, "Kau pikir kau hebat?!""Ini untuk Ayah Dan Ibuku!"Cekrek! (Suara senjata yang dikokang)Tiba-tiba ia mengarahkan senjata ke kepala Matteo. Dan Matteo merespon dengan mengarahkan senjata ke kepala George. Mereka saling menodongkan senjata."Ayo, tembak! Haha!" Teriak Matteo, terus menantangnya. Kecepatan tangan mereka sangat dipertaruhkan dalam situasi ini.Sementara di luar bangunan tua itu, suara tembakan terdengar saling bersautan. Di dalam se

  • PEMBALASAN SANG JENDRAL   Pembalasan

    Pasukan militer seletika bersiap siaga. Lalu bersembunyi di balik mobil lapis baja. Tampak sekelompok orang berdiri di sudut jalan. Mereka tampak seperti seorang tentara dan terlihat bersenjata lengkap. Tiba-tiba seseorang menembakkan senjata ke udara. Hal itu memicu tindakan balasan dari pasukan George. Seketika tembakan balasan dilepaskan oleh salah satu anggota. George lantas memberikan komando melalui HT. "Tenang! jangan bertindak gegabah! Kita beri waktu agar mereka pergi sebelum kita membalasnya!""Siap laksanakan Jenderal!" Jawab pasukannya. Namun di saat para pasukan militer telah menahan. Seorang mafia tersebut melakukan tindakan nekat dengan mencoba masuk ke dalam barisan pasukan. Tiba-tiba, suara histeris terdengar dari dalam rumah. "Tolong!" "Tolong!"Suara itu semakin jelas terdengar. Dan seketika muncul seorang pria menodongkan senjata di atas kepala seorang wanita paruh baya. Ternyata wanita itu adalah Jenny. Alangkah terkejutnya George mengetahui hal itu. I

  • PEMBALASAN SANG JENDRAL   Menjemput Matteo

    George hanya diam mendengar ucapan tak berguna dari mulut Matteo. Tak berselang lama, sebuah mobil berwarna biru dengan pengawalan ketat datang, lalu memarkir di depan rumah dinas Matteo. Di depan rumah dinas itu. Suasana telah ramai dipenuhi para prajurit bersenjata lengkap. Seorang pria bertubuh tegap dengan baju dinas lengkap dengan lencana keluar dari mobil yang dijaga ketat oleh beberapa ajudannya. Ia memperhatikan sekitar yang dipenuhi oleh prajurit bersenjata lengkap. hal itu membuat Sang Brigadir Jendral bertanya-tanya. Matteo berjalan tergopoh gopoh keluar rumah dan menyambut Brigjen Hady. "Selamat pagi Brigjen Hady, saya sudah menunggu kedatangan anda, saya ingin menunjukkan bahwa ada salah satu oknum tentara yang mencoba mengusik rumah saya!"Brigjen Hady tampak mengerutkan keningnya. "Tapi, sebelumnya saya ingin bertanya dulu dengan anda. Ada kejadian apa hingga banyak tentara bersenjata lengkap di sekitar sini?" tanya Brigjen Hady. "Saya tidak mengerti mengapa ok

  • PEMBALASAN SANG JENDRAL   Mimpi Buruk Matteo

    Mendengar apa yang diucapkan George, membuat sang Komandan terkejut. "Ti-tidak. Saya tidak mungkin membiarkan Bapak Menteri dibunuh oleh anda," Lalu dengan segera sang Komandan memerintahkan anak buahnya."Cegah dia. Jangan sampai kejadian tidak diinginkan terjadi di sini!""Siap komandan!" Jawab salah satu anak buahnya.Lalu dua anak buah memegangi kedua tangan George. Namun kekuatan dua pria bertubuh kekar itu pun tak sanggup mengalahkannya. George dengan mudah menjatuhkan kedua penjaga tersebut. Dua pria itu jatuh tersungkur setelah kedua tangannya dipelintir oleh George. Melihat kedua anak buahnya tak berdaya, Sang Komandan mengarahkan sepucuk senjata ke arah kepala George. "Jangan bergerak. Atau peluru ini akan menembus kepala anda Jenderal," ancam sang Komandan. "Kamu berani melawanku?!" seru George, membentaknya. "Hahaha ... kau pikir saya akan menurutimu?! saya sudah mengabdi kepada Tuan Matteo selama 10 tahun. Dan aku tidak akan mengkhianatinya,""Dan saya juga yang me

  • PEMBALASAN SANG JENDRAL   Aku ingin membunuhnya

    "Aku baru saja menerima kabar dari Harry. Bahwa aku adalah anak seorang konglomerat bernama Jean Corner. Dan apakah benar seluruh keluargaku telah tewas di tangan musuh-musuhku. Padahal selama ini aku tidak merasa mempunyai masalah dengan orang lain," ucap George, dengan cepat. "Kalau memang benar aku memiliki musuh, tolong sebutkan mereka siapa.""Yang saya tau. Musuh terbesar keluarga anda adalah lawan politik Tuan Jean Corner yang juga merupakan ketua mafia terkuat di negeri Rein. Mereka memiliki koneksi yang kuat antar mafia di seluruh negeri dan juga bekerja sama dengan para pejabat berhaluan kiri untuk berusaha merebut kekuasaan," ucap Sang mantan asisten pribadi Jean Corner. "Jadi Ayahku juga merupakan pemangku kekuasaan?""Lalu apa nama mafia yang kau sebutkan terkuat itu?" tanya George, penasaran. "Nama mafia itu adalah De Sisilia. Mereka adalah mafia penyelundupan narkoba terbesar di negeri ini Tuan, dan ketua mafia itu bernama Matteo. Kini dia menjabat sebagai Mentri perd

  • PEMBALASAN SANG JENDRAL   Mantan Asisten Tuan Jean

    Tetapi baru saja... Hana melakukan itu di kamar mandi ... Tentu saja Hana juga wanita biasa yang memiliki kebutuhan biologis. Tetapi kenapa dia berinisiatif meminta George untuk mengambilkan celana dalamnya? Apa jangan-jangan Hana juga mulai bergejolak? Apa dia belum puas dengan yang tadi? Kenapa dia tidak seperti biasanya? belum lagi dengan pakaian dalam itu. Apa jangan-jangan Hana... George tak kuasa menahan pikirannya yang carut marut. "Buka pintu? Kenapa tidak Bapak George saja yang ke dalam?" ucap Hana, lembut memanja. Bak disiram seember air panas. Kepala George tiba-tiba memanas seiring gejolaknya yang semakin panas. "Ba-baik. Aku ke dalam ya," ucap George, bergetar. George segera membuka pintu kamar mandi dan seketika terkejut. Ternyata Hana berada di dalam ruangan yang tertutup tirai. "Taruh saja celana dalamku di belakang pintu Pak, maaf ya aku menyuruh Pak George, " ucap Hana. George yang terbakar tiba-tiba seperti disiram air dingin. Fantasi liar George langsung

  • PEMBALASAN SANG JENDRAL   Halu

    Seketika terbesit ingatan, saat istrinya tak mengenakan apa-apa. Dengan kulitnya yang putih dan halus. George tak kuasa untuk tidak menelan ludahnya. Telinganya memerah, dengan suara yang tergagap ia menjawab,"Ba-baik, tunggu dulu ya..."Hana menganggukkan kepala dan tersenyum. Hati George dipenuhi rasa tak percaya. Kemudian ia segera menuju ke lemari baju dan membukanya. Di saat ia membuka lemari itu, sehelai celana dalam tiba-tiba jatuh ke lantai. Dengan rasa panik ia memungutnya. Namun sesuatu yang tercium begitu wangi sampai ke hidungnya. Dia tak kuasa untuk tidak menghirup udara dalam-dalam. Dia melirik ke arah kamar mandi dengan sedikit rasa bersalah. Seolah-olah takut aksinya ini dipergoki oleh Hana. Celana dalam itu bertipe transparan. Hanya disatukan oleh tali hitam yang tipis. Ternyata... Hana yang terlihat Konservatif, celana dalamnya malah dengan model yang begitu seksi. Tampaknya jauh di dalam lubuk hati, Hana adalah tipe wanita yang terbuka. George tak mampu mena

DMCA.com Protection Status