Share

Chapter. 165

Penulis: Paradista
last update Terakhir Diperbarui: 2023-03-18 09:05:36

Memang tak butuh waktu lama bagi Jonathan dan gengnya untuk mengetahui apa yang sebenarnya terjadi pada perusahaan. Dengan sangat berhati-hati dia memeriksa semua kejanggalan yang terjadi di dalam perusahaan tersebut. Dan memang bisa dibilang cukup mudah baginya untuk mengetahui siapa pelaku dari menghilangnya semua dokumen penting maupun sebagian aset yang dimiliki oleh perusahaan tersebut.

Dia mulai memeriksa semuanya, dari CCTV, beberapa kesaksian orang-orang yang menjadi bagian dari kantor tersebut, bahkan ada beberapa bukti kecil lain yang membuatnya semakin yakin bahwa apa yang dia pikirkan saat ini seratus persen tepat adanya.

Jonathan yang berminggu-minggu ini bekerja keras mencari pelaku di gudang waktu itu hingga permasalahan di dalam perusahaan, tampaknya tidak perlu berpikir panjang untuk memberitahu semua hal itu pada Aditya. Dia tahu bahwa Aditya sudah cukup sabar menangani semua ini sendirian. Dia tidak pernah memikirkan bagaimana reaksi lelaki itu
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

  • PEMBALASAN DENDAM SANG PEWARIS    Chapter. 166

    Aditya yang mengetahui hal tersebut langsung saja geram. Dia sama sekali tidak memikirkan apa yang diinginkan oleh dua orang itu terhadap dirinya sehingga tega melakukan hal semacam ini. Awalnya memang tahu betapa brengseknya mereka, tapi Aditya menyangka jika mereka hanya serakah terhadap hartanya saja dan tidak sampai hati jika membahayakan keselamatan orang lain apalagi sampai melenyapkan nyawa seseorang."Aku harus mendapat jawaban dari mereka. Kau tahu bahwa aku tidak akan mungkin membiarkan mereka kabar begitu saja tanpa menjelaskan sepatah kata padaku. Mereka harus menjelaskan semua tujuan atau alasan mereka melakukan hal semacam ini. Aku ingin kau mencarinya." Perkataan tegas dari Aditya sudah menjadi sinyal hijau bagi Jonathan. Bahkan tanpa disuruh sekalipun dia akan tetap mencari dua orang tersebut dan membawanya kembali ke hadapan Aditya. "Apa yang akan kau lakukan pada mereka berdua jika aku berhasil membawanya kembali?" tanya Jonathan. Aditya sejenak menghilang tanda b

    Terakhir Diperbarui : 2023-03-22
  • PEMBALASAN DENDAM SANG PEWARIS    Chapter. 167

    "Lantas dari mana saja kau selama ini? Di mana tempat persembunyianmu selama ini? Aku tidak mengerti masalah apa yang sedang kau hadapi, namun yang jelas aku ingin membicarakan sesuatu bersamamu. Dan tentu saja aku bersyukur kau mendadak datang sekarang setelah beberapa hari kemarin kau tidak menjawab telepon dan tidak membalas ratusan pesanku itu." Catrina menarik napas panjang. Dia masih sedikit takut apabila harus menjelaskan semuanya pada Aditya hari ini. Ia menatap gelisah pada Jonathan. Dalam hatinya, dia hanya ingin berbicara dengan Aditya saat ini tanpa disaksikan atau didengar oleh orang lain. Baginya, bisa dibilang ini merupakan urusan pribadi antara dirinya dan Aditya. Apa pun status Jonathan saat ini, dia hanya tidak ingin lelaki itu ada di sana. Jonathan yang menyadari tatapan gelisah dari Catrina pun langsung mengerti apa maksud perempuan itu bahkan juga bisa membaca bagaimana perasaannya saat ini. Tanpa sepatah kata Jonathan pun berlalu dari sana,

    Terakhir Diperbarui : 2023-04-01
  • PEMBALASAN DENDAM SANG PEWARIS    Chapter. 168

    Aditya semakin diam, dia tidak bisa berkata apa-apa. Dia membeku menatap Catrina yang saat ini masih menunduk dan semakin tidak berani menatap mata Aditya. Aditya mengerti bahwa barangkali perempuan itu sangat merasa ketakutan terhadap dirinya. Catrina takut Aditya akan melakukan sesuatu yang buruk setelah mengetahui semua kenyataan ini. Namun, tentu saja dia tidak akan melakukan hal semacam itu terhadap perempuan. Biar bagaimanapun dia masih memiliki harga diri dan perasaan terhadap Catrina. Dari awal perasaannya pada Catrina tulus, Aditya mencintainya sungguh-sungguh dan akan bertanggung jawab terhadap apa yang sudah dia lakukan terhadap wanita yang pernah ditidurinya itu. Melampiaskan kemarahannya apalagi dengan cara memukul Catrina hanya akan membuatnya malu. Dia masih berusaha mencerna perkataan Catrina. Ada rasa tidak percaya dalam dirinya setelah mengetahui kenyataan itu. Namun, biar bagaimanapun Catrina adalah orang yang berada di lokasi tersebut. "Aku yakin tidak ada gunany

    Terakhir Diperbarui : 2023-04-02
  • PEMBALASAN DENDAM SANG PEWARIS    Chapter. 169

    "Aku tidak yakin bahwa apa yang kau katakan ini benar. Maksudku, kamu mungkin sudah tahu sejak awal tentang niat ayahmu ini. Atau barangkali kau juga mendukungnya dengan alasan yang entah apakah itu. Bodohnya aku, aku sama sekali tidak pernah bertanya pada ayahku tentang masalah di masa lalunya yang mungkin membuat orang lain masih dendam terhadap dirinya hingga saat ini. Andaikan saja aku tahu hal itu, mungkin kejadian mengerikan semacam ini tidak akan pernah terjadi. Mungkin aku bisa mencegahnya dan datang tepat waktu sebelum ayahku benar-benar menghilang dari dunia yang disebabkan oleh ayahmu itu Catrina." Catrina menggeleng keras. Dia sudah menduga sebelumnya bahwa reaksi Aditya akan seperti ini. Aditya tidak akan langsung percaya padanya bahwa memang apa yang dia katakan saat ini benar adanya. Dia sama sekali tidak memiliki urusan terhadap masalah ayahnya. Jangankan Aditya, ia saya juga berharap demikian. Dalam artian, seandainya setiap dulu dia akrab dengan

    Terakhir Diperbarui : 2023-04-03
  • PEMBALASAN DENDAM SANG PEWARIS    Chapter. 170

    Aditya mencintai Catrina yang merupakan putri dari pria yang telah membunuh ayahnya sendiri. Bagaimana mungkin dia menerima hal itu. Bagaimana dia akan bertahan dalam hubungan semacam itu. Situasi semacam ini tidak pernah dipikirkan oleh Aditya. Dia tidak pernah menduga bahwa saat ini dia menjadi protagonis yang harus menderita terlebih dahulu dan harus menjadi korban sebelum kemudian berakhir bahagia, meski belum tentu berakhir bahagia. "Kita harus tetap mencari dua orang itu. Mereka tak bisa dibiarkan begitu saja. Aku yakin kau tidak akan membiarkan masalah yang satu ini menghambat pekerjaan kita. Sebelum Indra bertindak lebih jauh lagi, lebih baik kita menghentikannya sekarang." Aditya mengangkat kepala, berusaha menenangkan diri ketika ada sesuatu yang menggantung di hatinya. Sesuatu yang sangat berat dan tidak mampu dia tanggung sendiri. Namun untuk saat ini dia harus mengabaikannya. Untuk saat ini perlu baginya untuk tidak peduli pada urusan Catrina. Biarlah dahulu dia melupak

    Terakhir Diperbarui : 2023-04-06
  • PEMBALASAN DENDAM SANG PEWARIS    Chapter. 171

    Catrina berusaha tetap tenang dan mengintip ayahnya di dalam sana. Dua orang itu belum mengatakan apa pun, masih terlalu serius menatap senjata api di tangan mereka. Ayahnya tampak sedang berganti baju, memilih mengenakan kaos biasa yang dipadu dengan celana jeans. Sepertinya memang ada banyak hal yang perlu dipersiapkan. Segala hal yang Catrina tahu bahwa itu bukanlah sesuatu yang baik. Dia bisa menebak bahwa ayahnya berniat menghabisi seseorang kali ini. Namun, dia memilih untuk tidak beranjak di sana sebelum mendengar detail rencana dari kedua orang itu. "Anak itu sudah terlalu mengganggu. Kehadirannya hanyalah penghalang bagiku. Kurasa sudah saatnya dia tahu dimanakah posisinya. Seharusnya sejak awal dia tahu diri. Tapi sekarang dia malah menjadi parasit." Dengus Indra terdengar kesal.Catrina mengerutkan kening mendengar perkataan ayahnya. Meski pria itu sama sekali tidak menyebut satu nama pun, Catrina yakin bahwa yang dimaksud oleh ayahnya adalah Adity

    Terakhir Diperbarui : 2023-04-06
  • PEMBALASAN DENDAM SANG PEWARIS    Chapter. 172

    Catrina masih menguping pembicaraan ayahnya dengan Aditya lewat telepon itu, tampaknya Aditya juga menyanggupi pertemuan mereka."Kau tidak akan menolak hal ini, Aditya. Aku tahu bahwa kau dan Jonathan mencariku hari ini. Justru aku memudahkan pekerjaanmu, karena itulah aku memintamu untuk menemuiku hari ini juga agar kita bisa membicarakan semuanya dengan baik. Bukankah tak ada sesuatu yang jauh lebih beruntung daripada hal itu?" Dalam hatinya Catrina berharap Aditya tidak menyetujui hal tersebut. Namun sepertinya harapan itu tidak terkabul ketika melihat ayahnya tampak tersenyum puas sebelum kemudian memutuskan telepon itu. Catrina merasa sangat beruntung ketika dia mendengar ayahnya menyebutkan suatu tempat yang menjadi lokasi pertemuan mereka. Setidaknya sekarang dia sudah tahu di lokasi mana ayahnya menemui Aditya nanti. Dia langsung pergi dari sana dan langsung menuju ke kantor polisi. Dia menjalankan rencana sendiri untuk menghentikan aksi mengeri

    Terakhir Diperbarui : 2023-04-07
  • PEMBALASAN DENDAM SANG PEWARIS    Chapter. 173

    Aditya dan Jonathan terlihat bersiap. Mereka berdua sudah sepakat untuk membawa setidaknya satu senjata saja untuk hari ini. Aditya mengganti bajunya. Sebisa mungkin apa yang mereka kenakan sekarang bisa menyembunyikan senjata itu. Sudah beberapa menit yang lalu sejak Aditya dan Indra berbicara lewat telepon. Aditya yakin bahwa Indra sudah berada di tempat itu dan menunggunya di sana. "Bagaimana dengan masalahmu bersama Catrina? Menurutmu apa yang dia lakukan sekarang setelah berbicara denganmu tadi?" Aditya langsung terdiam mendengar pertanyaan Jonathan. Dia langsung teringat kembali pada perempuan itu. Benar apa yang dikatakan Jonathan, entah apa yang dilakukan Catrina saat ini setelah membicarakan semuanya beberapa saat yang lalu. Apakah dia juga mengetahui tentang rencana Indra? Aditya bahkan merasa takut lagi apabila harus terus memikirkan Catrina. Dia masih terlalu sakit hati dan terlanjur tidak bisa melupakan semua kenyataan ini. Orang yang akan dia hadapi sekarang adalah aya

    Terakhir Diperbarui : 2023-06-06

Bab terbaru

  • PEMBALASAN DENDAM SANG PEWARIS    Chapter. 199

    "Aditya kamu gak apa-apa?" teriak Jonathan panik dan segera melindungi Aditya jika saja ada serangan lagi dari Indra."Indra apa kau ingin mati!" seru Jonathan ke arah Indra."Ayolah kita sebaiknya mati bersama-sama." Balas Indra sambil bersiap kembali menarik pelatuk.Jonathan tidak bisa membiarkan Aditya, anak buahnya maupun dia mati begitu saja, akhirnya dengan spontan tanpa sengaja menarik pelatuk dan tembakan itu mendarat tepat di dada Indra yang langsung terpental hingga jatuh ke dalam air laut di belakangnya.Semua orang terdiam, Aditya tampak terperanjat kaget saat Indra terjatuh dan tak terlihat lagi berdiri di depannya."Aditya ayo pergi." Ajak Jonathan sambil menarik lengan temannya itu, dia tak peduli keadaan Indra."Kamu yakin dia sudah mati?" tanya Aditya, lalu berdiri dan melihat laut.Wajah Aditya tersenyum puas kala melihat tubuh Indra yang tersangkut oleh jaring, pria itu tampak masih berusaha bertahan sambil menahan rasa sakit."Belum mati rupanya." Dengus Jonathan

  • PEMBALASAN DENDAM SANG PEWARIS    Chapter. 198

    Aditya tampak tak peduli dengan perkataan temannya itu, dia segera pergi dan berjalan lebih dulu. Sedangkan Jonathan sepertinya kini tak bisa mencegah Aditya lagi, dia menebak jika Aditya tahu kalau dia memiliki rencana terselubung."Maafkan aku kawan, aku tahu kamu berbuat begini karena ingin membuatku tetap aman." Batin Aditya mendesah saat dia menebak-nebak rencana yang dibuat temannya itu.Aditya berjalan semakin jauh menuju sebuah pelabuhan yang disana sudah mulai dipadati beberapa orang, mereka tampak bersiap untuk menurunkan barang dari kapal besar yang baru saja berlabuh.Kedua mata Aditya berkeliling mencari seseorang di sekitar sana, dengan wajah yang tegas dan pandangan yang tajam akhirnya tatapan matanya berhenti pada seseorang yang sedang duduk sambil melihat ke arah kapal di depannya.Jonathan mengawasi tatapan Aditya dan dia juga melihat sosok itu, Aditya akan melangkah pergi tapi Jonathan segera mencegahnya."Tunggulah disini, serahkan dia padaku." Kata Jonathan.Adity

  • PEMBALASAN DENDAM SANG PEWARIS    Chapter. 197

    Tidak ada manusia normal manapun yang akan baik-baik saja kalau dalam waktu dekat kehilangan dua orang yang paling dicintai dalam hidupnya. Begitulah kiranya perasaan Aditya dan Jonathan dapat memahaminya, makanya dia harus waspada serta menyerahkan penangkapan Indra pada para pengikutnya agar keselamatan Aditya lebih terjamin daripada dia sendiri yang menangkapnya.Jonathan berusaha sebisa mungkin berkomunikasi dengan para pengikutnya untuk memberikan perintah tanpa sepengetahuan Aditya.Waktu sudah sangat larut, keadaan dermaga juga tidak terlalu ramai seperti saat siang. Mungkin karena di siang hari banyak kapal-kapal kecil yang singgah, sedangkan malam tidak ada.Suara klakson kapal feri yang baru datang terdengar nyaring dan menggema, Aditya mulai waspada."Ayo cepat kita kesana, mungkin pria itu akan menaiki kapal feri itu." Ajak Aditya sambil menunjuk."Tenanglah ada pengikut kita di depan, pergerakan mereka lebih smooth dibanding kita berdua." Jawab Jonathan disertai senyuman

  • PEMBALASAN DENDAM SANG PEWARIS    Chapter. 196

    Jonathan melajukan kendaraannya dengan cepat, adrenalinnya benar-benar terpacu saat dia tahu akan menangkap penjahat itu. Penjahat yang sudah mengambil nyawa penolong keluarganya yaitu tuan Fajar, dia juga memiliki dendam bukan hanya Aditya saja."Aku juga sudah menghubungi ayahku, biarkan anak buahnya berjaga di pelabuhan agar penjahat itu tidak bisa pergi kemanapun.""Good job." Puji Aditya.Jonathan melirik sebentar, dia sangat senang ketika temannya itu bersemangat lagi.Perjalanan cukup jauh meskipun Jonathan sudah memacu kendaraannya dengan cepat, mereka berangkat dari pusat kota dan menuju ke pesisir pantai dimana Indra terlihat. Sementara Aditya tidak mau hanya diam saja dan menyia-nyiakan waktu berharganya itu, dengan cekatan dia terlihat merakit senjata api yang sudah disiapkan oleh Jonathan di kursi penumpang."Kamu memilih senjata kecil itu?" tanya Jonathan disela-sela memacu kendaraannya."Hem." Jawab Aditya pendek."Aku ingin membunuhnya perlahan dari jarak terdekat kami

  • PEMBALASAN DENDAM SANG PEWARIS    Chapter. 195

    Sementara Aditya belum cukup puas memandangi wajah Catrina untuk terakhir kalinya, namun kini paramedis seakan memaksanya harus segera berpisah dengan wanita itu. Benar saja apa kata teman-temannya dan Sandra, kalau dia akan menyesalinya."Tolong, biarkan aku sebentar lagi. Tolonglah…." Pinta Aditya memohon."Maafkan kami tuan Aditya, jasadnya harus segera kami bersihkan sebelum terlambat." Kata-kata paramedis itu benar-benar menyakiti hati Aditya, "bukankah memang sudah terlambat? Dia sudah mati, apalagi yang membuat semua ini tidak terlambat?""Dia tidak akan hidup lagi, bukankah semuanya sudah terlambat?""Ya beliau memang sudah tiada, tubuhnya kaku dan kulitnya mulai membiru. Apa Anda akan puas saat tubuh ini mulai membusuk? Apa itu yang Anda inginkan?" balas paramedis tersebut.Rasanya jantung Aditya berhenti berdetak, dia menyesali segalanya tapi dia juga masih ingin melihat wajah Catrina untuk beberapa saat lagi."Sudahlah ikhlaskan dia, kasihan tubuhnya." Kata Jonathan sambil

  • PEMBALASAN DENDAM SANG PEWARIS    Chapter. 194

    Sandra terus berbicara agar anak sambungnya itu sadar dari sikap omong kosongnya itu."Aditya dengarkan saya sekali ini_""Sejak kapan saya tidak pernah mendengarkanmu? Bukankah selama ini saya selalu menurut?" potong Aditya bertanya.Sandra menghela napas, dia juga tahu kalau putra sambungnya ini sedang dalam proses depresi akut. Hanya saja tingkat depresinya sangat mengkhawatirkan, yang lain bisa menangis, bersedih, menyalahkan diri sendiri atau marah-marah untuk meluapkan emosinya. Tapi Aditya hanya diam saja tanpa melakukan apapun, masalahnya jika dia tidak menghalangi orang-orang untuk mengurus mayat Catrina tidak jadi masalah mau bersikap begini, tapi Aditya menghalangi dan mengacaukan segalanya."Maksud ibu, apa harus ibumu yang langsung bicara padamu? Ibumu sekarang masih lemah dan terbaring di rumah sakit, tapi ibumu masih baik-baik saja. Sementara Catrina… dia sudah tiada, tubuhnya butuh segera diurus.""Lalu… apa kamu juga menganggap aku sehat sampai bisa datang kesini? Tid

  • PEMBALASAN DENDAM SANG PEWARIS    Chapter. 193

    "Jo kamu harus hubungi seseorang." Kata Jhon setelah dia ingat sesuatu."Siapa?" tanya Jo penasaran."Orang tuanya, siapa tahu dia mau nurut." Jawab Jhon."Ah_"Jonathan akhirnya teringat seseorang yang mungkin saja bisa membujuk Aditya yang keras kepala itu. Akhirnya dia segera menghubungi orang tersebut agar segera datang, untungnya orang itu tidak sulit untukdia hubungi."Sudah, kita tunggu saja semoga nyonya besar cepat datang." Kata Jonathan pada Jhon.Jhon tampak mengelus-elus dadanya, sepertinya pria itu merasa sedikit lega. Tidak ada yang bisa dia lakukan, dia juga tidak bisa melihat Catrina secara langsung selain dari balik kaca ruangan tersebut karena Aditya duduk tepat di depan pintu ruangan itu dan menghalangi siapapun yang akan memasuki ruangan itu.Sedangkan Jonathan dengan perlahan tampak berjalan mendekati Aditya."Hey ayolah, kasian dia." Masih berusaha membujuk.Jonathan lalu berjongkok agar bisa berbicara lebih dekat dengan atasan sekaligus sahabatnya itu."Tuan Adi

  • PEMBALASAN DENDAM SANG PEWARIS    Chapter. 192

    Aditya tidak menjawab, bahkan dia enggan untuk masuk dan melihat wajah Catrina yang terakhir kalinya. Dia memilih berdiam diri dan duduk di luar ruangan tempat tubuh tak bernyawa Catrina terlentang dengan tenang."Tolong beri aku ruang Jo, tinggalkan aku sendirian bersama Catrina. Siapapun yang masuk cegahlah, jangan biarkan siapapun mengganggu kami." Pinta Aditya terdengar lesu.Jonathan mengangguk lalu menjauh, dari kejauhan itu dia menghubungi para penjaga Aditya juga teman satu gengnya agar datang ke rumah sakit dan menjaga Aditya yang sedang sedih.Namun tampaknya Aditya masih belum masuk untuk menemui Catrina, para dokter dan staf rumah sakit sudah sangat khawatir dengan jasad Catrina yang tidak mungkin dibiarkan begitu saja karena bagaimanapun juga Catrina sudah meninggal."Bagaimana ini? Jasad tidak bisa dibiarkan begitu saja. Setidaknya berilah kami waktu untuk memandikannya, semakin kaku jasadnya akan semakin sulit kita urus." Celetuk seorang paramedis di rumah sakit tersebu

  • PEMBALASAN DENDAM SANG PEWARIS    Chapter. 191

    "Kami tahu, teman saya ini hanya asal bicara saja." jawab Aditya sedikit ketus."Oh iya Jo, dia kabur dimana?" lanjutnya bertanya pada Jonathan."Di rumah sakit, tadi di lobby." Jawab Jonathan.Aditya terdiam, jarak antara ruangan dia dan Lobby memang sangat jauh karena dia berada di gedung yang berbeda dan berada di atas beberapa lantai dari Lobby utama rumah sakit tersebut."Bilangnya mau ke toilet dulu, mau membersihkan diri sebelum bertemu putrinya. Eh siapa sangka kalau itu hanya akal bulus untuk mengelabui semua petugas." "Lagipula para petugas bodoh ini benar-benar terlalu meremehkan si tua bangka itu."Jonathan menjelaskan semua yang terjadi di bawah tadi, karena kebetulan dia mengikuti mobil para petugas yang membawa Indra. Siapa tahu apa yang dia pikirkan benar-benar terjadi, Indra benar-benar kabur. Hanya saja Jonathan pikir kalau Indra akan kabur di perjalanan, tapi rupanya orang itu lebih nekad lagi.Tepat setelah Jonathan berbicara demikian, terdengar ada pengumuman cod

DMCA.com Protection Status