Share

Chapter. 141

Penulis: Paradista
last update Terakhir Diperbarui: 2023-02-04 12:54:30

Kembali ke beberapa waktu sebelumnya, sebelum Fajar dan Sandra melihat gudang yang terbakar tersebut.

Aditya, Jonathan and the geng dan beberapa penduduk yang tinggal tidak jauh dari gudang itu, mencoba mencari pintu masuk untuk bisa masuk ke dalam gudang tersebut. Betapa terkejutnya dia, ketika mendapati sang ibu yang sedang diikat dan ditutupi mulutnya tengah menangis sendiri sambil didudukkan di sebuah kursi.

“Ibuku ada di dalam sana! Aku harus segera menyelamatkannya sekarang juga.” Aditya langsung berteriak sedemikian rupa di hadapan Jonathan.

Jonatan mengerti dan meminta teman-teman yang lain juga untuk membantu Aditya menyelamatkan Aletta yang masih disekap di dalam gudang tersebut. Namun sayangnya, ketika mereka tengah berusaha membuka pintu gudang, yang terlihat dikunci dari dalam. Justru sambaran api tiba-tiba muncul begitu saja dan mulai menjalar ke seluruh bagian gudang. Hingga merambat ke dalam bagian gudang dan begitu besarnya, yang membuat gudang tersebut mungkin akan s
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

  • PEMBALASAN DENDAM SANG PEWARIS    Chapter. 142

    Berita tentang terbakarnya gudang tersebut dan apa yang menimpa terhadap Aditya dan juga Aletta rupanya sudah didengar oleh banyak orang. Terutama para pemegang saham yang saat itu memang tengah berkumpul di sebuah restoran yang sudah dipesan oleh Indra, entah ada apa pria itu muncul dan ingin bertemu sambil mengundang makan malam.Hal ini jelas sangat mengejutkan bagi seluruh pemegang saham. Baik tuan Abraham dan tuan Weber sekalipun. Mereka merasa khawatir dengan kondisi dari Aditya dan mencoba untuk mencari tahu bagaimana kondisi dari pria tersebut saat ini. Apalagi walaupun mereka sudah berada di rumah Indra sekarang, tapi nyatanya mereka juga belum bertemu dengan Indra secara langsung. Yang dikatakan, tengah berada di perjalanan menuju ke rumah dan terjebak macet."Kenapa kita harus berkumpul di rumah ini, bukankah Indra sebenarnya adalah yang sudah menyebarkan rumor dan menjual sebagian properti perusahaan yang hilang?" Tanya Weber."Saya datang karena penasaran, saya ingin tahu

    Terakhir Diperbarui : 2023-02-04
  • PEMBALASAN DENDAM SANG PEWARIS    Chapter. 143

    “Tidak ada yang tidak mungkin untuk Anda bisa lakukan Nyonya Sandra. Sekali lagi, Anda memiliki banyak kekuatan yang tersembunyi. Dan kebencian Anda juga bisa terpancar jelas dari wajah Anda sejak beberapa hari yang lalu. Mungkin juga, keberadaan tuan Fajar di tempat ini adalah bagian dari rencana Anda juga? Untuk membuat tuan Aditya terpaksa masuk ke dalam gudang itu dan menyelamatkan ibunya hingga membuat dia harus mengorbankan nyawanya sekaligus?” kali ini Weber yang ikut berbicara.“Kalian berdua ini benar-benar keterlaluan! Mana mungkin aku bisa melakukan itu semua! Kau lihat itu, apa kau masih percaya pada mereka juga? Atau kau lebih percaya padaku?” Sandra langsung menatap Fajar dengan tatapan pedih dan juga tajam. Air matanya mulai menggenang dan membuat kedua kelopak mata wanita tersebut berkaca-kaca saat menatap manik mata suaminya saat ini.Fajar kemudian terlihat mengelus kepala sang istri dengan lembut dan berbicara di hadapan Abraham dan juga Weber yang masih menuduh ist

    Terakhir Diperbarui : 2023-02-05
  • PEMBALASAN DENDAM SANG PEWARIS    Chapter. 144

    Merasa bahwa posisinya saat ini begitu terdesak dan tidak mendapat pembelaan yang cukup dari suaminya sendiri. membuat Sandra menjadi merasa jengkel dan bingung dengan situasi yang ada. Dia yang sudah panik dan ketakutan melihat kobaran api yang begitu besar dan menghanguskan gudang tersebut. Hingga membayangkan bagaimana jika nantinya benar, Aletta dan Aditya sudah terbakar habis di dalamnya dan mati mengenaskan. Serta tuduhan-tuduhan yang tak henti-hentinya diarahkan kepada dirinya. Membuat Sandra kemudian menjadi gelap mata, hingga tanpa disadari, wanita itu langsung mengambil alih senjata api yang masih tersimpan di balik punggung suaminya sendiri. setelah pertengkaran mereka sebelumnya, yang mana saat itu Fajar berhasil mengambil alih kembali senjata api dari tangan Sandra dan menyimpannya di balik punggung pria itu.Dalam kondisi yang super chaos dan perhatian yang masih terpecah belah dengan banyak hal yang terjadi di tempat tersebut. Tiba-tiba saja Sandra sudah berhasil mengam

    Terakhir Diperbarui : 2023-02-05
  • PEMBALASAN DENDAM SANG PEWARIS    Chapter. 145

    Dari kejauhan, Catrina melihat semua kejadian yang berlangsung, dan dia begitu terkejut karena melihat langsung siapa pelaku sesungguhnya dari pembakaran gudang, penyekapan Aletta yang adalah ibu kandung dari Aditya sendiri, bahkan pelaku dari penembakan Fajar hingga membuat pria tersebut dalam kondisi kritis saat ini.Dengan tubuh yang menggigil kuat karena merasa ketakutan sekaligus bingung harus berbuat apa saat ini, Catrina pun langsung pergi begitu saja dari tempat kejadian. Dan berusaha untuk mencari tempat persembunyian, untuk dirinya sendiri. Agar keberadaannya di tempat ini tidak diketahui oleh siapapun. Termasuk oleh si pelaku kejahatan itu sendiri. Yang memang Catrina mengenal dengan sangat baik siapa pelakunya.***Aditya yang baru saja berhasil membawa keluar sang ibu dari dalam gudang. Baru saja ingin menurunkan tubuh ibunya dan membaringkannya di atas tanah. Sementara dia akan menunggu bantuan dari ambulans untuk datang dan me

    Terakhir Diperbarui : 2023-02-06
  • PEMBALASAN DENDAM SANG PEWARIS    Chapter. 146

    “Maafkan kelalaian saya ini Tuan Aditya… bukan maksud saya untuk menghancurkan apa yang sebenarnya terjadi di sini dan membuat kekacauan diantara kalian semua. Hanya saja, kami mendapat kabar bahwa Nyonya Aletta sudah diculik dan Anda datang ke tempat ini untuk menyelamatkannya. Untuk itulah kami sampai berada di tempat ini juga. Karena kami juga ingin menolong Nyonya Aletta. Tapi kemudian, kami sudah melihat bahwa gudang terbakar dengan begitu ganas. Dan saat mengetahui bahwa Anda masih berada di dalam gudang bersama dengan Nyonya Aletta, kami pun akhirnya sempat memiliki pikiran buruk, kepada Nyonya Sandra. Karena mengira bahwa dia yang menjadi dalang dari penculikan Nyonya Aletta dan terbakarnya gudang tempat Nyonya Aletta disekap saat ini.”Abraham kemudian menambahkan kembali. “Di tengah keributan itulah, Nyonya Sandra sempat histeris dan hampir bunuh diri dengan mengacungkan senjata api ke kepalanya sendiri. Dan saat Tuan Fajar ingin menghentikan Nyonya Sandra untuk melakukan t

    Terakhir Diperbarui : 2023-02-07
  • PEMBALASAN DENDAM SANG PEWARIS    Chapter. 147

    Sementara itu, Sandra yang melihat suaminya berusaha keras untuk memberikan pembelaan di saat-saat terakhirnya. Justru menangis begitu kencang dan merasa sangat bersalah. Karena dia sempat tidak mempercayai sang suami dan sempat termakan omongan oleh kedua adiknya sendiri, hingga membuat mereka berdua mengalami pertengkaran hebat semalam.“Jangan bilang begitu Mas… jangan pernah bicara seperti itu. Aditya memang harus tahu, tapi tidak sekarang. Keadaanmu masih seperti ini, jangan paksakan dirimu dulu! kita harus menunggu sampai bantuan datang, nanti setelah kamu sembuh dan pulih. Barulah kamu bisa bicara dengan Aditya. Anakmu ini pasti mau menunggu sampai waktu itu tiba. Iya kan?” Sandra berusaha untuk menghentikan Fajar.Bukan tanpa alasan jika Sandra menghentikan suaminya untuk bicara lebih lanjut dengan Aditya. Wanita itu bukannya tidak mau sampai Fajar membuka kenyataan di balik semua sikap dan keputusan yang diambil oleh mereka berdua 10 tahun yang lalu. Namun, melihat kondisi Fa

    Terakhir Diperbarui : 2023-02-09
  • PEMBALASAN DENDAM SANG PEWARIS    Chapter. 148

    “Ada satu hal penting yang harus kamu ketahui. Sebenarnya, Ayah sampai mengusir kamu dan juga ibumu 10 tahun yang lalu. Bukanlah karena aku membenci kamu atau membenci ibumu. Bukan juga karena aku lebih memilih Sandra dibandingkan ibumu. Dan bukan juga karena alasan, bahwa aku tidak mau bertanggung jawab atas dirimu dan juga ibumu.” Fajar kini mulai menjelaskan segalanya di hadapan sang anak.Aditya mengernyitkan kening dan merasa bingung dengan ucapan yang disebutkan ayahnya tersebut. Dia masih bertanya-tanya dan tidak paham apa yang dimaksud oleh sang ayah sebenarnya.“Aku dan ibu tirimu, Sandra. Memutuskan untuk mengusir kalian dan membuat kalian hidup jauh dari kami berdua. Justru karena kami ingin supaya kalian bisa selamat dan hidup dengan baik. Karena saat itu kami tahu, bahwa kondisi di dalam perusahaan, sangat tidak kondusif. Banyak sekali persaingan yang terjadi dan itu sangat tidak sehat. Serta semua itu, bisa membahayakan keselamatan kamu. juga ibumu. Akhirnya, karena kond

    Terakhir Diperbarui : 2023-02-09
  • PEMBALASAN DENDAM SANG PEWARIS    Chapter. 149

    Betapa terpukulnya Aditya, seketika dia mengetahui kenyataan tersebut. Dia yang awalnya sangat membenci sang ayah dan begitu marah dengan segala situasi yang menimpa dirinya juga ibu kandungnya. Saat itu juga semuanya luruh dan berubah menjadi sebuah penyesalan besar di dalam dirinya sendiri. Aditya kemudian menangis pilu, sambil memeluk sang ayah yang sudah tergeletak tak bernyawa di pangkuannya. Sementara Sandra, dia juga ikut menangis histeris dan memanggil-manggil nama suaminya berulang kali.“Suamiku… ayo cepat bangun suamiku… tolong, bangunlah. Lihat anakmu sudah tahu semuanya sekarang, tidak ada lagi yang membenci kita. Tidak ada lagi yang mendendam pada kita berdua. Tapi dia sudah memaafkan kamu, bangun suamiku ayo bangun…” mohon Sandra pada Fajar yang sudah tak bernyawa sekarang.“Ya Tuhan Ayah… maafkan aku Ayah. Aku benar-benar minta maaf. Aku sangat-sangat menyesal karena sudah bersikap seperti ini padamu Ayah… aku mohon, bangun. Beri aku kesempatan untuk membahagiakanmu le

    Terakhir Diperbarui : 2023-02-10

Bab terbaru

  • PEMBALASAN DENDAM SANG PEWARIS    Chapter. 199

    "Aditya kamu gak apa-apa?" teriak Jonathan panik dan segera melindungi Aditya jika saja ada serangan lagi dari Indra."Indra apa kau ingin mati!" seru Jonathan ke arah Indra."Ayolah kita sebaiknya mati bersama-sama." Balas Indra sambil bersiap kembali menarik pelatuk.Jonathan tidak bisa membiarkan Aditya, anak buahnya maupun dia mati begitu saja, akhirnya dengan spontan tanpa sengaja menarik pelatuk dan tembakan itu mendarat tepat di dada Indra yang langsung terpental hingga jatuh ke dalam air laut di belakangnya.Semua orang terdiam, Aditya tampak terperanjat kaget saat Indra terjatuh dan tak terlihat lagi berdiri di depannya."Aditya ayo pergi." Ajak Jonathan sambil menarik lengan temannya itu, dia tak peduli keadaan Indra."Kamu yakin dia sudah mati?" tanya Aditya, lalu berdiri dan melihat laut.Wajah Aditya tersenyum puas kala melihat tubuh Indra yang tersangkut oleh jaring, pria itu tampak masih berusaha bertahan sambil menahan rasa sakit."Belum mati rupanya." Dengus Jonathan

  • PEMBALASAN DENDAM SANG PEWARIS    Chapter. 198

    Aditya tampak tak peduli dengan perkataan temannya itu, dia segera pergi dan berjalan lebih dulu. Sedangkan Jonathan sepertinya kini tak bisa mencegah Aditya lagi, dia menebak jika Aditya tahu kalau dia memiliki rencana terselubung."Maafkan aku kawan, aku tahu kamu berbuat begini karena ingin membuatku tetap aman." Batin Aditya mendesah saat dia menebak-nebak rencana yang dibuat temannya itu.Aditya berjalan semakin jauh menuju sebuah pelabuhan yang disana sudah mulai dipadati beberapa orang, mereka tampak bersiap untuk menurunkan barang dari kapal besar yang baru saja berlabuh.Kedua mata Aditya berkeliling mencari seseorang di sekitar sana, dengan wajah yang tegas dan pandangan yang tajam akhirnya tatapan matanya berhenti pada seseorang yang sedang duduk sambil melihat ke arah kapal di depannya.Jonathan mengawasi tatapan Aditya dan dia juga melihat sosok itu, Aditya akan melangkah pergi tapi Jonathan segera mencegahnya."Tunggulah disini, serahkan dia padaku." Kata Jonathan.Adity

  • PEMBALASAN DENDAM SANG PEWARIS    Chapter. 197

    Tidak ada manusia normal manapun yang akan baik-baik saja kalau dalam waktu dekat kehilangan dua orang yang paling dicintai dalam hidupnya. Begitulah kiranya perasaan Aditya dan Jonathan dapat memahaminya, makanya dia harus waspada serta menyerahkan penangkapan Indra pada para pengikutnya agar keselamatan Aditya lebih terjamin daripada dia sendiri yang menangkapnya.Jonathan berusaha sebisa mungkin berkomunikasi dengan para pengikutnya untuk memberikan perintah tanpa sepengetahuan Aditya.Waktu sudah sangat larut, keadaan dermaga juga tidak terlalu ramai seperti saat siang. Mungkin karena di siang hari banyak kapal-kapal kecil yang singgah, sedangkan malam tidak ada.Suara klakson kapal feri yang baru datang terdengar nyaring dan menggema, Aditya mulai waspada."Ayo cepat kita kesana, mungkin pria itu akan menaiki kapal feri itu." Ajak Aditya sambil menunjuk."Tenanglah ada pengikut kita di depan, pergerakan mereka lebih smooth dibanding kita berdua." Jawab Jonathan disertai senyuman

  • PEMBALASAN DENDAM SANG PEWARIS    Chapter. 196

    Jonathan melajukan kendaraannya dengan cepat, adrenalinnya benar-benar terpacu saat dia tahu akan menangkap penjahat itu. Penjahat yang sudah mengambil nyawa penolong keluarganya yaitu tuan Fajar, dia juga memiliki dendam bukan hanya Aditya saja."Aku juga sudah menghubungi ayahku, biarkan anak buahnya berjaga di pelabuhan agar penjahat itu tidak bisa pergi kemanapun.""Good job." Puji Aditya.Jonathan melirik sebentar, dia sangat senang ketika temannya itu bersemangat lagi.Perjalanan cukup jauh meskipun Jonathan sudah memacu kendaraannya dengan cepat, mereka berangkat dari pusat kota dan menuju ke pesisir pantai dimana Indra terlihat. Sementara Aditya tidak mau hanya diam saja dan menyia-nyiakan waktu berharganya itu, dengan cekatan dia terlihat merakit senjata api yang sudah disiapkan oleh Jonathan di kursi penumpang."Kamu memilih senjata kecil itu?" tanya Jonathan disela-sela memacu kendaraannya."Hem." Jawab Aditya pendek."Aku ingin membunuhnya perlahan dari jarak terdekat kami

  • PEMBALASAN DENDAM SANG PEWARIS    Chapter. 195

    Sementara Aditya belum cukup puas memandangi wajah Catrina untuk terakhir kalinya, namun kini paramedis seakan memaksanya harus segera berpisah dengan wanita itu. Benar saja apa kata teman-temannya dan Sandra, kalau dia akan menyesalinya."Tolong, biarkan aku sebentar lagi. Tolonglah…." Pinta Aditya memohon."Maafkan kami tuan Aditya, jasadnya harus segera kami bersihkan sebelum terlambat." Kata-kata paramedis itu benar-benar menyakiti hati Aditya, "bukankah memang sudah terlambat? Dia sudah mati, apalagi yang membuat semua ini tidak terlambat?""Dia tidak akan hidup lagi, bukankah semuanya sudah terlambat?""Ya beliau memang sudah tiada, tubuhnya kaku dan kulitnya mulai membiru. Apa Anda akan puas saat tubuh ini mulai membusuk? Apa itu yang Anda inginkan?" balas paramedis tersebut.Rasanya jantung Aditya berhenti berdetak, dia menyesali segalanya tapi dia juga masih ingin melihat wajah Catrina untuk beberapa saat lagi."Sudahlah ikhlaskan dia, kasihan tubuhnya." Kata Jonathan sambil

  • PEMBALASAN DENDAM SANG PEWARIS    Chapter. 194

    Sandra terus berbicara agar anak sambungnya itu sadar dari sikap omong kosongnya itu."Aditya dengarkan saya sekali ini_""Sejak kapan saya tidak pernah mendengarkanmu? Bukankah selama ini saya selalu menurut?" potong Aditya bertanya.Sandra menghela napas, dia juga tahu kalau putra sambungnya ini sedang dalam proses depresi akut. Hanya saja tingkat depresinya sangat mengkhawatirkan, yang lain bisa menangis, bersedih, menyalahkan diri sendiri atau marah-marah untuk meluapkan emosinya. Tapi Aditya hanya diam saja tanpa melakukan apapun, masalahnya jika dia tidak menghalangi orang-orang untuk mengurus mayat Catrina tidak jadi masalah mau bersikap begini, tapi Aditya menghalangi dan mengacaukan segalanya."Maksud ibu, apa harus ibumu yang langsung bicara padamu? Ibumu sekarang masih lemah dan terbaring di rumah sakit, tapi ibumu masih baik-baik saja. Sementara Catrina… dia sudah tiada, tubuhnya butuh segera diurus.""Lalu… apa kamu juga menganggap aku sehat sampai bisa datang kesini? Tid

  • PEMBALASAN DENDAM SANG PEWARIS    Chapter. 193

    "Jo kamu harus hubungi seseorang." Kata Jhon setelah dia ingat sesuatu."Siapa?" tanya Jo penasaran."Orang tuanya, siapa tahu dia mau nurut." Jawab Jhon."Ah_"Jonathan akhirnya teringat seseorang yang mungkin saja bisa membujuk Aditya yang keras kepala itu. Akhirnya dia segera menghubungi orang tersebut agar segera datang, untungnya orang itu tidak sulit untukdia hubungi."Sudah, kita tunggu saja semoga nyonya besar cepat datang." Kata Jonathan pada Jhon.Jhon tampak mengelus-elus dadanya, sepertinya pria itu merasa sedikit lega. Tidak ada yang bisa dia lakukan, dia juga tidak bisa melihat Catrina secara langsung selain dari balik kaca ruangan tersebut karena Aditya duduk tepat di depan pintu ruangan itu dan menghalangi siapapun yang akan memasuki ruangan itu.Sedangkan Jonathan dengan perlahan tampak berjalan mendekati Aditya."Hey ayolah, kasian dia." Masih berusaha membujuk.Jonathan lalu berjongkok agar bisa berbicara lebih dekat dengan atasan sekaligus sahabatnya itu."Tuan Adi

  • PEMBALASAN DENDAM SANG PEWARIS    Chapter. 192

    Aditya tidak menjawab, bahkan dia enggan untuk masuk dan melihat wajah Catrina yang terakhir kalinya. Dia memilih berdiam diri dan duduk di luar ruangan tempat tubuh tak bernyawa Catrina terlentang dengan tenang."Tolong beri aku ruang Jo, tinggalkan aku sendirian bersama Catrina. Siapapun yang masuk cegahlah, jangan biarkan siapapun mengganggu kami." Pinta Aditya terdengar lesu.Jonathan mengangguk lalu menjauh, dari kejauhan itu dia menghubungi para penjaga Aditya juga teman satu gengnya agar datang ke rumah sakit dan menjaga Aditya yang sedang sedih.Namun tampaknya Aditya masih belum masuk untuk menemui Catrina, para dokter dan staf rumah sakit sudah sangat khawatir dengan jasad Catrina yang tidak mungkin dibiarkan begitu saja karena bagaimanapun juga Catrina sudah meninggal."Bagaimana ini? Jasad tidak bisa dibiarkan begitu saja. Setidaknya berilah kami waktu untuk memandikannya, semakin kaku jasadnya akan semakin sulit kita urus." Celetuk seorang paramedis di rumah sakit tersebu

  • PEMBALASAN DENDAM SANG PEWARIS    Chapter. 191

    "Kami tahu, teman saya ini hanya asal bicara saja." jawab Aditya sedikit ketus."Oh iya Jo, dia kabur dimana?" lanjutnya bertanya pada Jonathan."Di rumah sakit, tadi di lobby." Jawab Jonathan.Aditya terdiam, jarak antara ruangan dia dan Lobby memang sangat jauh karena dia berada di gedung yang berbeda dan berada di atas beberapa lantai dari Lobby utama rumah sakit tersebut."Bilangnya mau ke toilet dulu, mau membersihkan diri sebelum bertemu putrinya. Eh siapa sangka kalau itu hanya akal bulus untuk mengelabui semua petugas." "Lagipula para petugas bodoh ini benar-benar terlalu meremehkan si tua bangka itu."Jonathan menjelaskan semua yang terjadi di bawah tadi, karena kebetulan dia mengikuti mobil para petugas yang membawa Indra. Siapa tahu apa yang dia pikirkan benar-benar terjadi, Indra benar-benar kabur. Hanya saja Jonathan pikir kalau Indra akan kabur di perjalanan, tapi rupanya orang itu lebih nekad lagi.Tepat setelah Jonathan berbicara demikian, terdengar ada pengumuman cod

DMCA.com Protection Status