Dari kejauhan, Catrina melihat semua kejadian yang berlangsung, dan dia begitu terkejut karena melihat langsung siapa pelaku sesungguhnya dari pembakaran gudang, penyekapan Aletta yang adalah ibu kandung dari Aditya sendiri, bahkan pelaku dari penembakan Fajar hingga membuat pria tersebut dalam kondisi kritis saat ini.Dengan tubuh yang menggigil kuat karena merasa ketakutan sekaligus bingung harus berbuat apa saat ini, Catrina pun langsung pergi begitu saja dari tempat kejadian. Dan berusaha untuk mencari tempat persembunyian, untuk dirinya sendiri. Agar keberadaannya di tempat ini tidak diketahui oleh siapapun. Termasuk oleh si pelaku kejahatan itu sendiri. Yang memang Catrina mengenal dengan sangat baik siapa pelakunya.***Aditya yang baru saja berhasil membawa keluar sang ibu dari dalam gudang. Baru saja ingin menurunkan tubuh ibunya dan membaringkannya di atas tanah. Sementara dia akan menunggu bantuan dari ambulans untuk datang dan me
“Maafkan kelalaian saya ini Tuan Aditya… bukan maksud saya untuk menghancurkan apa yang sebenarnya terjadi di sini dan membuat kekacauan diantara kalian semua. Hanya saja, kami mendapat kabar bahwa Nyonya Aletta sudah diculik dan Anda datang ke tempat ini untuk menyelamatkannya. Untuk itulah kami sampai berada di tempat ini juga. Karena kami juga ingin menolong Nyonya Aletta. Tapi kemudian, kami sudah melihat bahwa gudang terbakar dengan begitu ganas. Dan saat mengetahui bahwa Anda masih berada di dalam gudang bersama dengan Nyonya Aletta, kami pun akhirnya sempat memiliki pikiran buruk, kepada Nyonya Sandra. Karena mengira bahwa dia yang menjadi dalang dari penculikan Nyonya Aletta dan terbakarnya gudang tempat Nyonya Aletta disekap saat ini.”Abraham kemudian menambahkan kembali. “Di tengah keributan itulah, Nyonya Sandra sempat histeris dan hampir bunuh diri dengan mengacungkan senjata api ke kepalanya sendiri. Dan saat Tuan Fajar ingin menghentikan Nyonya Sandra untuk melakukan t
Sementara itu, Sandra yang melihat suaminya berusaha keras untuk memberikan pembelaan di saat-saat terakhirnya. Justru menangis begitu kencang dan merasa sangat bersalah. Karena dia sempat tidak mempercayai sang suami dan sempat termakan omongan oleh kedua adiknya sendiri, hingga membuat mereka berdua mengalami pertengkaran hebat semalam.“Jangan bilang begitu Mas… jangan pernah bicara seperti itu. Aditya memang harus tahu, tapi tidak sekarang. Keadaanmu masih seperti ini, jangan paksakan dirimu dulu! kita harus menunggu sampai bantuan datang, nanti setelah kamu sembuh dan pulih. Barulah kamu bisa bicara dengan Aditya. Anakmu ini pasti mau menunggu sampai waktu itu tiba. Iya kan?” Sandra berusaha untuk menghentikan Fajar.Bukan tanpa alasan jika Sandra menghentikan suaminya untuk bicara lebih lanjut dengan Aditya. Wanita itu bukannya tidak mau sampai Fajar membuka kenyataan di balik semua sikap dan keputusan yang diambil oleh mereka berdua 10 tahun yang lalu. Namun, melihat kondisi Fa
“Ada satu hal penting yang harus kamu ketahui. Sebenarnya, Ayah sampai mengusir kamu dan juga ibumu 10 tahun yang lalu. Bukanlah karena aku membenci kamu atau membenci ibumu. Bukan juga karena aku lebih memilih Sandra dibandingkan ibumu. Dan bukan juga karena alasan, bahwa aku tidak mau bertanggung jawab atas dirimu dan juga ibumu.” Fajar kini mulai menjelaskan segalanya di hadapan sang anak.Aditya mengernyitkan kening dan merasa bingung dengan ucapan yang disebutkan ayahnya tersebut. Dia masih bertanya-tanya dan tidak paham apa yang dimaksud oleh sang ayah sebenarnya.“Aku dan ibu tirimu, Sandra. Memutuskan untuk mengusir kalian dan membuat kalian hidup jauh dari kami berdua. Justru karena kami ingin supaya kalian bisa selamat dan hidup dengan baik. Karena saat itu kami tahu, bahwa kondisi di dalam perusahaan, sangat tidak kondusif. Banyak sekali persaingan yang terjadi dan itu sangat tidak sehat. Serta semua itu, bisa membahayakan keselamatan kamu. juga ibumu. Akhirnya, karena kond
Betapa terpukulnya Aditya, seketika dia mengetahui kenyataan tersebut. Dia yang awalnya sangat membenci sang ayah dan begitu marah dengan segala situasi yang menimpa dirinya juga ibu kandungnya. Saat itu juga semuanya luruh dan berubah menjadi sebuah penyesalan besar di dalam dirinya sendiri. Aditya kemudian menangis pilu, sambil memeluk sang ayah yang sudah tergeletak tak bernyawa di pangkuannya. Sementara Sandra, dia juga ikut menangis histeris dan memanggil-manggil nama suaminya berulang kali.“Suamiku… ayo cepat bangun suamiku… tolong, bangunlah. Lihat anakmu sudah tahu semuanya sekarang, tidak ada lagi yang membenci kita. Tidak ada lagi yang mendendam pada kita berdua. Tapi dia sudah memaafkan kamu, bangun suamiku ayo bangun…” mohon Sandra pada Fajar yang sudah tak bernyawa sekarang.“Ya Tuhan Ayah… maafkan aku Ayah. Aku benar-benar minta maaf. Aku sangat-sangat menyesal karena sudah bersikap seperti ini padamu Ayah… aku mohon, bangun. Beri aku kesempatan untuk membahagiakanmu le
Sesampainya di rumah sakit, Aditya seperti seseorang yang benar-benar kebingungan. Rasanya dia ingin membelah dirinya menjadi 3 orang sekaligus saat ini, satu bagian dirinya harus menemani Fajar yang dilarikan oleh petugas Rumah Sakit menuju ke kamar jenazah untuk segera diurus proses otopsi dan juga segala hal yang menyangkut tentang pemakamannya. Dan juga penyelidikan terhadap kematian Fajar sendiri yang nantinya berhubungan langsung dengan penyelidikan oleh pihak Kepolisian. Sementara satu bagian lainnya, dia ingin ikut dengan ibunya, Aletta yang masih tidak sadarkan diri sampai detik ini dan dalam kondisi kritis saat dibawa ke ruang unit gawat darurat di rumah sakit tersebut karena ibunya terlalu banyak menghirup asap sehingga saluran pernafasan hingga paru-parunya rusak. Sementara satu orang dari dirinya yang lain, ingin sekali Aditya menemani ibu tirinya, yaitu Sandra untuk mendapat pendampingan dari Aditya secara langsung. Karena bagaimanapun juga Sandra terlihat begitu terkeju
Dia tak tahu lagi seperti apa dunia saat ini. Semua isi dunia seperti sedang menertawakannya sekarang. Aditya tidak pernah menduga bahwa dia akan mengalami fase semacam ini sepanjang kehidupannya. Barangkali dia bahkan tidak pernah berpikir untuk mewarisi sebuah perusahaan besar milik ayahnya. Dia juga tidak pernah menduga bahwa memang serumit inilah kehidupan orang kaya yang dikelilingi oleh banyak musuh yang selalu ingin menjatuhkan mereka. Sekarang dia sendiri harus merasakannya. Dia harus melalui sebuah kehidupan yang sebelumnya tidak pernah dipikirkan.Dia menatap kosong ke arah cermin dalam ruangan itu. Sekarang tak ada lagi sesuatu yang bisa dilakukan selain menunggu dan berharap semuanya kembali normal. Segala kejadian mengerikan yang baru saja ia saksikan dengan mata kepala sendiri, mungkin itu sudah cukup untuk membuatnya merasa trauma. Meski sebenarnya dia kau bahwa mungkin ini bukanlah seberapa apabila harus membayangkan apa saja yang akan terjadi kedepannya. Aditya menat
Tak ada satu pun orang yang merasa baik-baik saja saat ini setelah menerima semua kejadian mengerikan itu, termasuk di antaranya adalah Catrina yang merasa tidak berani lagi untuk keluar dari rumahnya. Seakan apabila dia keluar dari tempat itu selama satu hari saja, maka pada saat itu juga hidupnya akan berakhir. Dia juga seakan menganggap semua orang di luar sana sebagai sebuah ancaman bagi keselamatannya. Selama ini dia hanya melihat sebuah aksi pembunuhan hanya di film. Namun pada saat itu dia melihatnya dengan mata kepalanya sendiri. Dialah saksi kunci dari semua kejadian mengerikan itu. Bisa dibilang apabila semua orang tahu, maka mereka akan memburu Catrina. Setiap hari, wanita itu merasa gemetar ketika sedang melakukan sesuatu. Sesuatu yang buruk selalu berkelebat dalam pikirannya. Terkadang dia berpikir bahwa bisa saja ada orang yang mendadak datang dan mendobrak tempat itu lantas menangkapnya. Dia takut kejadian yang paling ditakutkan akhirnya terjadi. Sekarang di