Share

TUAN MUDA

Penulis: QUEEN NIS CA
last update Terakhir Diperbarui: 2023-11-22 11:47:09

POV Revista

Bus akhirnya telah sampai dan berhenti di halte dekat sekolah tempat aku harus bersekolah di hari pertama. Aku dan Randi pun turun dari bus dan berjalan menuju gerbang sekolah yang masih terbuka sangat lebar. Kami tidak telat dan justru kami berangkat sangat awal.

Aku dan Randi berjalan terpisah karena aku tidak mau berjalan bersamanya. Aku berjalan lebih cepat mendahuluinya. Kemudian, aku menoleh ke arah belakang dan melihat Randi yang hanya menggeleng-gelengkan kepalanya. Ia pasti sedang mengejekku.

Ya, namaku sekarang adalah Revista. Aku harus mengingat-ingatnya dan jangan sampi salah menyebut namaku yang baru. Aku yang saat ini menginjak umur 18 tahun, yang artinya saat ini aku duduk di bangku kelas XI SMA. Aku hanyalah seorang gadis biasa saja dari yatim piatu dan hanya memilili seorang Kakak bernama Elana. Elana si pelakor yang menghancurkan kehidupanku, tetapi bisa-bisanya menjadi kakakku saat ini. Memang terdengar seperti lelucon, tetapi itulah kenyataan yang haru
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

  • PEMBALASAN DENDAM PELAKOR   TEMAN MASA KECIL YANG LAIN

    "Aku tidak mengenalnya," jawabku ketus.Terlalu malas menanggapi mereka semua, aku berpura-pura memejamkan mataku untuk menghindari nyinyiran dari teman sekelas ku. Akan tetapi, tetap saja suara mereka terdengar jelas di telingaku. Malah semakin jelas dan keras, karena aku dalam keadaan menutup mata. Karena ketika seseorang menutup mata mereka, suara-suara akan semakin terfokuskan ke telinga kita saja. Karena syaraf otak mata di istirahatkan. "Revista," ucap seseorang yang samar di telingaku. Ketika ia memanggilku, aku sudah hampir terlelap ke dalam dunia mimpi. Hanya saja, aku belum sepenuhnya membuka gerbang pintu. Dan ketika suara seseorang memanggilku, aku pun langsung sedikit sadar sedikit tidak. Tidak ada minat untuk mendengarkan materi yang diajarkan di depan. Ya, karena sejak awal aku tidak berniat sekolah. Hanya mengikuti alur saja. Panggilan yang bising di telingaku, hingga akhirnya membuat ruhku memilih untuk sadar dan menanggapi panggilan seseorang yang tengah meman

    Terakhir Diperbarui : 2023-11-22
  • PEMBALASAN DENDAM PELAKOR   KISAH ELIKA

    Seorang pria muda tampan dengan berbalutkan setelan jas di tubuhnya, tengah fokus membicarakan bisnis dengan rekannya. Namun, raut wajahnya tampak sangat frustasi. Dia berusaha sebisa mungkin untuk menenangkan rekan kerjasamanya. Dia adalah presdir perusahaan Donan Entertainment yang bernama Derio Andaru."Kami tidak akan terima dengan semua ini. Bagaimanapun juga, perusahaan kalian harus bertanggung jawab atas semua kerugian yang kami terima. Jika perusahaan ini tidak bisa menyelesaikannya, kami tidak akan tinggal diam. Jangan salahkan jika kami mengambil jalur hukum," ucap seorang pengusaha kaya.Pengusaha kaya itu adalah seorang ketua pimpinan, sekaligus investor dari perusahaan Zero Group. Sorot matanya tampak berapi-api dengan wajah yang sengaja ditekuk. Dia datang dengan amarah yang menyertainya, ketika mendengar berita bahwa perusahaan yang bekerjasama dengannya saat ini, tengah mengalami kerugian besar. Untuk menyelamatkan dirinya dan bisnisnya agar tidak gagal dan menerima d

    Terakhir Diperbarui : 2023-11-22
  • PEMBALASAN DENDAM PELAKOR   KONFLIK KELUARGA ELIKA

    "Ibu! Ibu bangun, Ibu," serunya. Dia adalah Elika, anak perempuan Lira. Elika tidak berhenti menangis, kala melihat ibunya yang tiba-tiba pingsan. Dia tidak hentinya berusaha untuk membangunkan ibunya. Ia sangat khawatir dan cemas terhadap kondisi ibunya yang tanpak serius. Sedangkan di sisi lain, nenek Elika yang tak lain adalah ibu Lira berusaha untuk menenangkan cucunya. Ayah Lira dengan sigap menelephon 119 untuk meminta bantuan. Tidak, menunggu bantuan tidak akan sempat. Udara dalam rongga paru-parunya menyempit, dia berada dalam kondisi gawat darurat."Sayang, berapa lama lagi bantuan akan datang? Kita tidak bisa menunggu lebih lama lagi. Aku takut sesuatu akan terjadi kepada anak kita." Ibu Lira berbicara kepada suaminya.Ayah Lira menutup telephonnya. Ini bukan saatnya menunggu pertolongan yang datang entah kapan. Karena terlalu panik, ia sampai lupa bahwa ia bisa membawa Lira ke rumah sakit terdekat dengan mobilnya sendiri. Cara itu bahkan sampai tak terpikirkan olehnya, sak

    Terakhir Diperbarui : 2023-11-22
  • PEMBALASAN DENDAM PELAKOR   KECANTIKAN BERTAHTA

    Kebangkrutan keluarganya. Sulitnya mencari pekerjaan dan memperbaiki ekonomi, bahkan SPP sekolah Elika telah menunggak beberapa bulan. Hal itu memaksa Elika untuk berhenti bersekolah. Orangtua Elika belum tahu jika Elika tidak pernah pergi ke sekolah. Mereka pikir Elika masih terus bersekolah seperti biasanya. Mereka tidak pernah berfikir bahwa Elika berhenti berangkat ke sekolah. Elika selalu berangkat pagi dengan seragam sekolah dan berpamitan dengan kedua orang tuanya. Namun ternyata, ia tidak pergi ke sekolah. Seragam yang ia kenakan hanyalah sebuah topeng miliknya. Ketika ia sudah merasa berada jauh dari rumahnya, ia pun melepaskan seragam sekolahnya. Elika tidak lupa membawa baju ganti yang ia simpan di dalam tasnya. Elika selalu berganti di Toilet umum terdekat. Ia mengganti seragamnya dan memakai baju bebas yang ia bawa di dalam tasnya. Lalu, ia memasukkan seragamnya ke dalam tasnya. Elika melakukan hal itu agar orang lain tidak mencurigai bahwa ia adalah siswi SMP. Oleh k

    Terakhir Diperbarui : 2023-11-22
  • PEMBALASAN DENDAM PELAKOR   NOSTALGIA

    "Siap, Tuan!" Nada bicaraku saja yang semangat. Padahal dalam hatiku terasa berat jika harus mengirimkan bukti berupa fotoku di rumah Elika. Misiku yang berperan sebagai seorang teman harus tetap dijalankan.Ah, lupakan sajalah masalah hatiku yang mengganjal ini. Lagian mengirim bukti berupa foto juga tidak susah. Tinggal foto cekrak, cekrek, lalu kirim sudah deh nggak pake proses penyucian foto segala.Kemudian, akupun mengeluarkan sepeda motorku dari dalam bagasi. Speda motor matic bermerk scooppy yang hampir tidak pernah kupakai. Sepeda motor pemberian ayahku beberapa bulan lalu terasa kaku bagiku.Aku sudah lama tidak pernah mengendarai kendaraan apapun karena terlalu sering berlari untuk pergi ke sekolah setiap harinya. Terakhir kali aku mengendarai sepeda motor, yaitu ketika aku kelas IX SMP.Dulu aku sering sekali berjalan-jalan di sore hari. Maklum sih, anak baru gede memang suka semacam itu. Tetapi, setelah aku sudah menduduki bangku SMA, aku sudah tidak pernah menyentuh merk

    Terakhir Diperbarui : 2023-11-22
  • PEMBALASAN DENDAM PELAKOR   PENYAKIT BAWAAN REVISTA

    "Yaudah ya, saya cuma mau ngasih tau itu aja," ucap wanita paruh baya yang tak lain adalah tetangga Elika itu.Wanita paruh baya itu pun langsung berlalu pergi meninggalkanku setelah menceritakan semua masalah yang menimpa Elika kepadaku. Aku pun hanya bisa terpaku di tempat ketika mendengar semua yang diceritakan oleh tetangga Elika itu.Perusahaan ayahnya bangkrut?Akhirnya, aku pun berhenti melamun di depan gerbang rumah Elika. Setelah aku sadar, aku pun langsung berjalan menuju motor matic yang kuparkirkan di tempat parkir.Ketika aku hampir menyetater motorku, tiba-tiba aku merasakan sebuah rintikan hujan mengenai kulitku. Untuk memastikannya, aku pun mengadahkan tanganku menghadap langit. Ternyata benar, sebentar lagi pasti akan turun hujan.Aku pun segera memasang helm ke kepalaku. Selanjutnya, aku langsung menyetater motorku dan berencana untuk kembali ke rumah.Ketika aku tengah mengendarai motoku, pikiranku masih tidak bisa tenang ketika memikirkan apa yang telah terjadi kep

    Terakhir Diperbarui : 2023-11-22
  • PEMBALASAN DENDAM PELAKOR   PRIA ASING

    Aku yang sudah lama tidak sadarkan diri akhirnya bangun setelah beberapa jam. Mataku masih kabur, tidak jelas ketika pertama kali aku membuka mataku. Aku melihat seseorang tengah berdiri di depan jendela dengan samar-samar. Dia adalah seorang pria. Dia tengah melihat ke arah jendela dengan piyama yang dikenakannya.Setelah ia tengah lama berdiri di depan jendela, ia pun akhirnya duduk di salah satu sofa kamar itu. Ia mengambil handphone miliknya dan memeriksa notifikasi yang berbunyi.Aku pun hanya bisa memperhatikan pria itu sambil berbaring di tempat tidurku. Sedangkan pria itu masih sibuk memainkan phonsell miliknya. Sepertinya ia belum sadar jika aku sudah terbangun.Aku juga tidak berani untuk membuka mulutku dan bertanya kepadanya. Aku benar-benar tidak mengerti, kenapa aku bisa berakhir di tempat asing seperti ini? Bahkan di kamari ada seorang pria muda. Apa yang telah terjadi kepadaku.Oh tidak, tidak mungkin kan.... Tidak! Tentu saja tidak mungkin. Apa dia seorang gigolo?

    Terakhir Diperbarui : 2023-11-22
  • PEMBALASAN DENDAM PELAKOR   SALAH PAHAM

    Pertanyaan yang tersimpan dalam benakku, sengaja kuurungkan. Sebab, aku rasa tak pantas menanyakan pertanyaan sensitif di awal pertemuan. Takut dia berpikir macam-macam."Jadi, apa yang ingin kau tanyakan kepadaku?" tanya pria itu kepadaku.Aku masih terbungkam membisu ketika pria itu bahkan sampai menajamkan netranya, menatap ke arahku. Gea ... Oh Gea ... Ayo katakan dengan tegas!"Begini... Bagaimana bisa aku berada di kamar anda?" tanyaku sembari memejamkan mata karena merasa malu."Oh... Aku kira apaan. Kau sepertinya tidak ingat apapun ya?" tanya pria itu kepadaku dengan heran.Ingat apapun?Apa maksud dari pertanyaannya itu padaku?Memangnya apa yang harus kuingat? Aku benar-benar tidak mengerti dengan pertanyaannya itu. Otakku traveling berfikir ke mana-kemana tentang pertanyaan yang diajukan oleh pria itu kepadaku."Permisi?"Pria itu melambai-lambaikan tangannya ke depan wajahku. Akan tetapi, aku masih sedang berada dalam fantasi lamunanku. Aku tidak sadar jika sedap tadi pr

    Terakhir Diperbarui : 2023-11-22

Bab terbaru

  • PEMBALASAN DENDAM PELAKOR   HASIL AKHIR YANG MEMUASKAN

    "Apa itu sakit?" tanya Randi sembari mengoleskan obat di wajah Revista."Tidak, goresan kecil bukan apa-apa," jawabnya berusaha terlihat tegar."Pembohong besar. Kau tidak harus berkelahi dengan mereka. Aissh ... bodohnya. Aku memang tidak berguna. Harusnya aku yang menolongmu, malah kau yang menolongku." Randi menyalahkan dirinya. "Oh, ya. Sejak kapan kau belajar beladiri? sepertinya kau sangat hebat," tanyanya penasaran.'Tentu saja aku belajar saat menjadi Gea,' batinnya, "entahlah. Sudah cukup lama. Jika kau bersalah, bagaimana jika kau membantuku?" pintanya."Kau ingin meminta bantuanku? tentu saja aku akan menyetujuinya. Apa yang kauinginkan, katakan saja. Aku akan berusaha mewujudka. semuanya." Randi tampak sangat berinisatif."Ah ... itu ... ."Revista tiba-tiba melucuti pakaiannya di hadapan Randi, hingga reflek membuatnya memalingkan wajahnya karena malu. Namun, rasa penasarannya berontak, dan akhirnya netranya menilik ke arah Revista."Apa yang terjadi? apa mereka yang suda

  • PEMBALASAN DENDAM PELAKOR   PERKELAHIAN

    Ketua geng yang bernama Zena, menjambak rambut Revista sembari menyeretnya ke gudang sekolah. Di dalam gudang itu sudah ada 3 orang laki-laki yang tengah menunggu di dalam sana. Kedua mata mereka membola tatkala melihat Zena tengah membawakan mangsa baru untuk mereka.Ketiga siswa laki-laki itu juga termasuk geng anak nakal. Geng motor jalanan yang senang menindas anak-anak lemah tak berdaya. Mereka sering tawuran dengan anak geng motor sekolah lain. Tidak sedikit pula dari mereka yang kerap mengancam dengan kekerasan, juga telah menghamili para siswi. Para siswi yang hamil itu terpaksa bunuh diri karena menahan rasa malu dan tidak berani mengatakan yang sejujurnya terhadap guru, termasuk orangtua mereka sendiri. Ketiga siswa itu bernama Egi, Wandi, dan Vino."Yuhu ... dapat mangsa dari mana lagi kamu, Zen?" ucap Wandi yang bersorak girang kala melihat Revista yang diseret menghadap mereka.'Apaan lagi ini? Nasibku sungguh sial. Bisa-bisanya jadi bahan bullyan para anak nakal ini,' ba

  • PEMBALASAN DENDAM PELAKOR   RUNDUNGAN DI SEKOLAH

    POV RevistaRasanya sekujur tubuhku sakit usai malam tadi. Apa lagi saat aku mengguyur tubuhku dengan air ketika mandi. Yah, ini sangat menyebalkan. Lagi-lagi aku harus berpura-pura menjadi siswi SMA dan berangkat ke sekolah.Untunglah luka dan memar di tubuhku di bagian dalam yang tak terlihat. Awwh, aku mengerang kesakitan setiap kali berjalanan. Aku tidak leluasa berjalan saat bagian tengah selangkanganku terasa sakit dan linu. Dion sialan itu memang pria bejat. Perlakuan kasarnya membuatku tak leluasa berjalan. Meskipun tubuh ini bukanlah milikku, tetapi orang yang dapat merasakan rasa sakit tetaplah aku. Ah, rasanya ingin membolos sekolah saja. Akan tetapi, berdiam di rumah pun tak ada gunanya. Justru telingaku akan panas jika terus mendengar ocehan mantan mertuaku yang tak henti mencari-cari kesalahanku."Eh, dasar anak kurang ajar!" cerca Ida.Nah, baru saja selesai ngomong. Manusia itu sudah memergokiku kala aku menuruni tangga rumah. Aku sengaja menulikan telingaku, seakan ta

  • PEMBALASAN DENDAM PELAKOR   MALAM GANAS

    Larut malam, Revista baru sampai di rumah. Rasanya sangat lelah setelah menempuh perjalanan panjang. Ia ingin bergegas beristirahat dan merebahkan tubuhnya di ranjang. Tatkala dia membuka pintu kamarnya, dia dikejutkan oleh Dion yang telah stand by menunggunya. Raut wajah Dion tampak buruk kala mamandang Revista. Dion tampak tidak senang dan menekuk wajahnya sembari melipat kedua lengannya."Kakak ipar, kau mengejutkanku. Kenapa kau bisa ada di ... .""Kau terlambat." Dion memotong ucapan Revista dengan nada bicara ketusnya. Tatapannya menggelap. Dion tampak menakutkan dengan ekspresinya saat ini. "Emm, Sayang. Apa kau marah?" Revista berusaha menggoda Dion agar kemarahannya mereda. Revista meliuk-liukkan tubuhnya seraya berjalan menghampiri Dion. Ia duduk di pangkuan Dion sembari menatapnya penuh dengan hasrat."Karena sudah terlambat, maka terima hukumanmu!" Dion menyeret lengan Revista dan melemparkan tubuhnya ke atas kasur dengan cara kasar. Beruntung, Revista dilemparkan ke kas

  • PEMBALASAN DENDAM PELAKOR   MOTOR BARU

    Setelah dokter memeriksaku dengan benar, akhirnya aku pun berpamitan kepadanya untuk pulang. Awalnya dojter itu menyuruhku untuk menginap semalam. Akan tetapi, aku menolaknya dengan alasan tidak ingin membuat ibuku mengkhawatirkanku.Dokter tidak punya alasan lain untuk menolak permintaanku. Dokter pun mengizinkanku untuk pulang. Setelah itu dokter pun pergi dari ruangan.Beberapa saat kemudian, pria yang menolongku itu masuk. Aku pun segera menanyakan dimana pakaianku kepadanya. Namun dia menjawab bahwa pakaian sudah dibuangnya karena sudah tak layak pakai.Apa?Tidak layak pakai?Apa maksudnya bajuku itu jelek?Dia menghina cara berpakaianku?Aku pun hanya bisa mengernyitkan kedua alisku ketika mendengar perkataan dari pria itu. Lagian bisa-bisanya dia membuang pakaianku begitu saja tanpa izin dariku terlebih dahulu. "Ini. Kau bisa pakai ini!" ucap pria itu sembari memberiku sebuah tas belanja.Aku mengintip sedikit ke dalam tas belang itu. Aku masih ragu-ragu untuk menerima pember

  • PEMBALASAN DENDAM PELAKOR   ASAL DIJODOHKAN SAJA

    "Apa kau tahu penyakit lain yang kau derita?" tanya dokter itu kepadaku."Ada apa denganku, Dok? Apa aku mengidap penyakit parah?" Revista bertanya balik dengan tatapan nanarnya. "Bukan penyakit serius, tapi tidak parah. Kulitmu rentan dengan air hujan. Ketika kau menyentuh air hujan, maka kau bisa langsung menggigil kedinginan dan seluruh tubuhmh akan dipenuhi ruam merah. Dan kemungkinan terburuknya, kau bisa koma selama beberapa lama, hingga ruam di tubuhmu menghilang sepenuhnya," jelasnya panjang lebar kepada doktor itu."Aneh sekali. Aku baru mendengar ada penyakit seperti itu. Apa itu artinya ... aku alergi air hujan?" tanya Revista penasaran.Revista tetap merasa tidak mengerti dengan penjelasan dokter mengenai penyakitnya aat itu. Bisa-bisanya ada manusia yang alergi air hujan. Apa yang dikatakan dokter itu benar?"Benar. Kau tidak boleh terkena air hujan." Dokter itu menjawab pertanyaan-pertanyaan dalam otak Revista."Woah. Yang benar saja." Revista tak habis pikir dengan ke

  • PEMBALASAN DENDAM PELAKOR   TERNYATA PRIA BAIK

    "Lalu, jika aku baik-baik saja, kenapa kau tidak membawaku ke rumah saja?" tanyaku dengan alis yang dikerutkan.Aku masih saja curiga dengan niat pria yang membawaku ke rumahnya. Benar kan? Seharusnya jika tahu aku pingsan, kenapa tidak langsung memmbawaku ke rumah sakit saja? Ini malah ke rumahnya, dan bahkan kamarnya. Aku tidak bisa percaya begitu saja dan harus curiga. Dia bukanlah orang yang kukenal, aku tidak bisa percaya begitu saja dengan orang asing tanpa syarat.Pria itu hanya terhening dan tidak menjawabku. Hal itu yang membuatku semakin mencurigainya. Dia hanya terus menatapku dengan tatapan aneh dan dingin. Aku yang ditatapnya seperti itu pastilah sangat ketakutan dibuatnya. Tatapannya itu sangat ganas seperti serigala yang ingin memangsa domba kecil.Ya tuhan, tolong aku! Bawa aku keluar dari sini secara teleportasi. Tatapan dinginnya itu semakin lama akan membunuhku cepat atau lambat. Tuhan, maafkan aku yang bermental domba ini.Aku merasa sangat aneh dan ketakutan ketika

  • PEMBALASAN DENDAM PELAKOR   SALAH PAHAM

    Pertanyaan yang tersimpan dalam benakku, sengaja kuurungkan. Sebab, aku rasa tak pantas menanyakan pertanyaan sensitif di awal pertemuan. Takut dia berpikir macam-macam."Jadi, apa yang ingin kau tanyakan kepadaku?" tanya pria itu kepadaku.Aku masih terbungkam membisu ketika pria itu bahkan sampai menajamkan netranya, menatap ke arahku. Gea ... Oh Gea ... Ayo katakan dengan tegas!"Begini... Bagaimana bisa aku berada di kamar anda?" tanyaku sembari memejamkan mata karena merasa malu."Oh... Aku kira apaan. Kau sepertinya tidak ingat apapun ya?" tanya pria itu kepadaku dengan heran.Ingat apapun?Apa maksud dari pertanyaannya itu padaku?Memangnya apa yang harus kuingat? Aku benar-benar tidak mengerti dengan pertanyaannya itu. Otakku traveling berfikir ke mana-kemana tentang pertanyaan yang diajukan oleh pria itu kepadaku."Permisi?"Pria itu melambai-lambaikan tangannya ke depan wajahku. Akan tetapi, aku masih sedang berada dalam fantasi lamunanku. Aku tidak sadar jika sedap tadi pr

  • PEMBALASAN DENDAM PELAKOR   PRIA ASING

    Aku yang sudah lama tidak sadarkan diri akhirnya bangun setelah beberapa jam. Mataku masih kabur, tidak jelas ketika pertama kali aku membuka mataku. Aku melihat seseorang tengah berdiri di depan jendela dengan samar-samar. Dia adalah seorang pria. Dia tengah melihat ke arah jendela dengan piyama yang dikenakannya.Setelah ia tengah lama berdiri di depan jendela, ia pun akhirnya duduk di salah satu sofa kamar itu. Ia mengambil handphone miliknya dan memeriksa notifikasi yang berbunyi.Aku pun hanya bisa memperhatikan pria itu sambil berbaring di tempat tidurku. Sedangkan pria itu masih sibuk memainkan phonsell miliknya. Sepertinya ia belum sadar jika aku sudah terbangun.Aku juga tidak berani untuk membuka mulutku dan bertanya kepadanya. Aku benar-benar tidak mengerti, kenapa aku bisa berakhir di tempat asing seperti ini? Bahkan di kamari ada seorang pria muda. Apa yang telah terjadi kepadaku.Oh tidak, tidak mungkin kan.... Tidak! Tentu saja tidak mungkin. Apa dia seorang gigolo?

DMCA.com Protection Status