Share

NYARIS KETAHUAN!

last update Last Updated: 2025-02-13 11:17:01

Mendengar apa yang diucapkan oleh Anisa, Bagas mengusap wajahnya dengan kasar, alhasil, Anisa tersenyum senang ketika pada akhirnya Bagas menjanjikan padanya bahwa, ada pertemuan lagi setelah ini untuk melanjutkan apa yang sudah mereka lakukan tadi tapi belum tuntas.

Anisa segera membenahi pakaiannya, setelah itu ia mendekati Bagas yang juga melakukan hal yang sama seperti dirinya agar orang yang ingin masuk ke ruangan itu tidak curiga mereka tadi usai melakukan adegan apa.

Cupp!

Bagas terdiam, ketika dengan beraninya, Anisa mencium pipinya seraya mengerling nakal padanya.

Jantungnya seolah berhenti berdenyut ketika menerima perlakuan itu dari Anisa, sampai akhirnya, Anisa sudah keluar dari ruangan kerjanya pun, Bagas tidak sadar hingga orang yang tadi mengetuk pintu ruangan kerjanya sudah berdiri di hadapannya.

"Kamu kenapa? Wajah kamu merah seperti itu? Apa, kamu dan Anisa sedang...."

Orang yang memang adalah Fauzi itu melontarkan pertanyaan dengan ujung pertanyaan menggantung.

Ia
Locked Chapter
Continue Reading on GoodNovel
Scan code to download App

Related chapters

  • PELAKOR BERKEDOK SYAR'I    ANISA MEMASANG PERANGKAP

    Bagas mengepalkan telapak tangannya. Ingin marah pada Anisa karena Anisa berlagak seperti bos padanya, ia juga khawatir, perempuan itu tidak mau membantunya sementara ia sangat butuh bantuan agar mampu keluar dari kesulitannya membuat perusahaan bangkit.Pada akhirnya, Bagas mau tidak mau kembali patuh pada Anisa, hingga Anisa semakin terbang ke langit yang ke tujuh karena sekarang ia bisa mulai menguasai suami Clara tersebut.***"Kamu yang bernama Anisa?" tanya Pak Christ ketika ia tiba di sebuah cafe di mana Anisa mengatur janji dengan bantuan Bagas yang memberikan nomor kontak laki-laki itu.Awalnya, Pak Christ tidak mau mengiyakan keinginan Anisa yang mengajaknya bertemu, tapi karena Anisa menjanjikan sesuatu, pria paruh baya itu akhirnya setuju.Sekarang, ia sudah melihat perempuan yang menyebut dirinya dengan nama Anisa Mutiara tersebut dan wajahnya terlihat tidak puas karena melihat Anisa dengan penampilan syar'inya."Ya, aku Anisa, apakah Mas ini Mas Christ?"Wajah Pak Chris

    Last Updated : 2025-02-14
  • PELAKOR BERKEDOK SYAR'I    INGIN MENJERAT JUSTRU TERJERAT

    Pak Christ mulai tidak sabar, ia memberikan perintah demikian pada Anisa, bahkan tangannya sendiri berusaha untuk menjangkau Anisa agar ia bisa membuka sendiri pakaian syar'i yang dipakai oleh perempuan tersebut.Namun, Anisa berusaha untuk mencegah apa yang dilakukan oleh Pak Christ sampai kemudian...."Hei! Kau sengaja mengulur waktu!! Aku tidak punya banyak waktu!! Malam ini ada mertuaku datang ke rumah, aku harus cepat pulang!" bentaknya pada Anisa dan Anisa tercekat mendapatkan bentakan seperti itu dari Pak Christ.Ia tidak menyangka, pria paruh baya itu bisa membentaknya hingga Anisa tersinggung sudah dibentak seperti itu oleh Pak Christ.Anisa turun dari tempat tidur, berdiri menghadap Pak Christ yang semakin tidak sabar untuk melihat sekujur tubuh Anisa. "Kenapa Bapak membentak aku? Aku tidak suka dibentak!!" protes Anisa.Mendengar aksi protes Anisa, apalagi, Anisa tidak lagi memanggilnya dengan sebutan mas, bukannya membuat Pak Christ sadar dengan apa yang ia lakukan, laki-

    Last Updated : 2025-02-15
  • PELAKOR BERKEDOK SYAR'I    KEMBALI MENGKHIANATI CLARA....

    "Apa maksudmu dengan kata-kata dengan cara apa Anisa membujuk Pak Christ? Kamu mau bilang, Anisa memakai cara tidak lazim untuk membujuk dia?" Lagi-lagi, ada aura tidak suka terpancar di wajah Bagas ketika ia mengucapkan kalimat tersebut pada Fauzi. Membuat Fauzi menghela napas."Aku tidak bermaksud untuk mencurigai Anisa yang tidak-tidak, Gas, tapi aku benar-benar merasa aneh, kenapa dia bisa begitu mudah untuk membujuk Pak Christ?""Dia itu religius! Anisa religius! Mungkin si Christ itu segan karena Anisa religius, begitu saja kamu tidak paham! Sudahlah, aku pergi dulu! Kau siapkan saja segalanya, kita harus antusias untuk kerjasama ini, agar perusahaan tidak seperti kura-kura untuk hanya sekedar maju!"Bagas segera meninggalkan Fauzi setelah ia bicara demikian pada sahabatnya itu disertai wajah yang terlihat tidak senang dan nada suara yang terkontaminasi dengan perasaan ketus.Tidak sabar Bagas untuk menemui Anisa agar ia melihat, Pak Christ memang sudah tanda tangan di surat pe

    Last Updated : 2025-02-16
  • PELAKOR BERKEDOK SYAR'I    TERNYATA ANISA KASAR!

    Telapak tangan Anisa mengepal mendengar apa yang diucapkan oleh Bagas. Ingin rasanya ia mengumpat, tapi Anisa harus bisa menahan diri karena jika itu dilakukannya, Bagas akan menjauh, dan ia tidak mau pengorbanannya selama ini sia-sia, karena itulah ia berusaha untuk menahan diri. Awas aja kamu, Bagas, kalau sampai kamu berani mempermainkan aku, kamu akan aku buat menyesal seumur hidupmu!Anisa memaki di dalam hati. Namun, ia tidak mau membuang kesempatan berduaan dengan Bagas. Malam ini adalah malam yang ia impikan. Bagas akan bersamanya semalaman dan Anisa tidak mau melewatkan itu hanya untuk berdiam diri saja, apalagi bertengkar."Masalah itu aku ikut kamu aja, yang penting malam ini, aku mau kamu manjain, aku juga mau kamu matikan ponsel kamu, pokoknya malam ini, aku enggak mau diganggu!"Anisa menanggapi perkataan Bagas tadi, sambil mematikan ponsel Bagas tidak peduli Bagas setuju atau tidak. Setelah melakukan hal itu, Anisa mengajak Bagas berpindah tempat ke atas tempat tidur

    Last Updated : 2025-02-17
  • PELAKOR BERKEDOK SYAR'I    ANISA MURKA, BAGAS MUAK!

    Seraya bicara seperti itu dengan nada bak seorang raja memberikan perintah pada bawahannya, Anisa mendorong tengkuk Bagas hingga wajah Bagas membentur puncak salah satu dadanya dan mau tidak mau, Bagas akhirnya melakukan apa yang diinginkan oleh Anisa."Akh! Sakit, Bagas! Kenapa kamu gigit!!"Dengan kasar, Anisa mendorong Bagas ketika pria itu justru menggigit puncak dadanya hingga membuat putingnya kemerahan, bahkan lecet. "Kamu nyakitin aku!!" bentak Anisa, tidak terima dengan perlakuan Bagas yang menyakiti puncak dadanya.Sebenarnya, bukan hanya karena ulah Bagas saja, puncak dada Anisa lecet, itu juga karena ulah Pak Christ yang bukan hanya menghisap tapi juga menggigit, hingga membuat dua puncak dada Anisa lecet. Tapi, karena Bagas memperparah, lecet itu semakin terasa perih dan itu membuat Anisa benar-benar menahan rasa sakit yang tidak terperi. Gadis itu memeriksa puncak dadanya, dan ia melotot ke arah Bagas karena tidak terima puncak dadanya lecet seperti itu. Seolah ia ha

    Last Updated : 2025-02-18
  • PELAKOR BERKEDOK SYAR'I    HUKUMAN UNTUK CLARA!

    Pertanyaan Clara membuat Bagas salah tingkah. Namun, karena tidak mau Clara tahu apa yang baru saja ia lakukan dengan Anisa, Bagas berusaha untuk menguasai diri agar tidak terlalu canggung di hadapan sang istri. "Aku ... Aku sedang bergairah, tidak bisa jauh dari kamu, makanya aku, eem, aku ... Main sendiri!"Terpaksa Bagas berbohong untuk menutupi perbuatannya, dan Clara melotot mendengar apa yang diucapkan oleh sang suami."Kamu, mainin punya kamu sendiri?" tanyanya dengan nada suara tidak percaya dan Bagas lagi-lagi terpaksa mengiyakan."Astaghfirullah! Enggak boleh. Itu dosa, kamu punya istri tapi kamu mainin sendiri punya kamu, enggak boleh gitu!" Ternyata, meskipun belum memakai pakaian syar'i, Clara justru tahu apa yang boleh dilakukan apa yang tidak boleh dilakukan, tidak seperti Anisa....Hati Bagas bicara demikian menanggapi perkataan istrinya yang masih menatapnya tidak percaya ke arah dirinya."Ya, sudah. Kalau gitu, kamu yang mainin punyaku, karena kamu istri aku, kan?

    Last Updated : 2025-02-19
  • PELAKOR BERKEDOK SYAR'I    SENTUHAN KASAR PAK CHRIST!

    "Apa?""Tidak mau?""Bukannya begitu, tapi, kenapa kamu-""Lakukan saja, Clara! Jangan banyak membantah! Aku benar-benar ingin kamu melakukan itu untuk aku!"Bagas tidak mau mendengarkan apapun yang dikatakan oleh Clara. Sementara Clara merasa, permintaan Bagas itu terlalu aneh. Bukannya tidak pernah melakukan itu pada sang suami. Suaminya itu adalah tipikal orang yang sangat manja untuk masalah seperti itu. Clara seperti memiliki bayi yang sudah besar, hingga Clara sudah terbiasa dengan permintaan Bagas yang demikian.Yang membuat Clara tidak habis pikir adalah, mengapa Bagas tiba-tiba bersikap seperti itu padanya setelah belakangan ini sang suami terasa dingin karena Anisa?Ini yang membuat Clara jadi banyak menyimpan pertanyaan, dan pertanyaan itu mau tidak mau membuat Clara jadi merasa was-was.Namun, meskipun demikian, Clara melakukan juga apa yang diinginkan oleh suaminya, sampai akhirnya lengannya keram karena Bagas berbaring di salah satu lengannya sambil menghisap puncak dad

    Last Updated : 2025-02-20
  • PELAKOR BERKEDOK SYAR'I    PERASAAN MUAK ANISA

    Anisa melotot mendengar apa yang diucapkan oleh Pak Christ padanya. Tidak menyangka laki-laki tersebut sampai bicara seperti itu padanya dan rasanya ia benar-benar ingin melancarkan aksi protes."Mas, yang benar saja? Kita melakukan apa di sini? Ini tempat umum! Aku sedang berpakaian syar'i, nanti kalau ada orang melihat, gimana?" Anisa mencoba untuk melancarkan aksi protesnya, tapi Pak Christ terlihat tidak suka dengan apa yang diucapkan oleh Anisa."Justru karena kamu berpakaian syar'i, kamu tidak akan dicurigai orang-orang yang ada di sini, bahwa kamu melakukan hal itu, Nisa. Lagipula, bukankah pakaian syar'i kamu itu cuma kedok? Meskipun aku ini pendosa, tapi aku bisa membedakan perempuan syar'i yang benar-benar syar'i, mana yang hanya berkedok."Telapak tangan Anisa semakin erat mengepal mendengar sindiran yang diucapkan oleh Pak Christ. Ia benar-benar ingin menghajar laki-laki berusia lanjut itu tapi ia khawatir, apa yang diinginkannya tidak dikabulkan oleh Pak Christ.Karena

    Last Updated : 2025-02-21

Latest chapter

  • PELAKOR BERKEDOK SYAR'I    DITAMPAR NINA!

    "Apa? Serius? Kamu enggak salah orang?" tanya Nina tidak dapat menyembunyikan perasaan terkejutnya."Aku serius, aku sempat berinteraksi pula dengan Bagas, tapi seperti biasa, dia bersikap acuh padaku.""Terus, Anisa nya kamu lihat?""Aku tidak melihatnya. Tapi dalam rekaman cctv hotel, Anisa yang bersama dengan Bagas itu memang Anisa yang berpakaian syar'i. Anisa Mutiara namanya.""Sialan banget itu cowok! Padahal, Clara sudah senang, sikap Bagas belakangan ini sangat baik dan lembut padanya, ternyata laki-laki ini brengsek! Aku harus ngasih tau Clara!"Nina ingin meninggalkan Sean setelah ia mengucapkan kalimat tersebut pada Sean, tapi gerakannya terhenti saat Sean menangkap salah satu lengannya.Harusnya, saat Sean melakukan itu padanya, Nina merasa suka dan akan merasakan terbang melayang ke langit yang ketujuh, karena yang memegangnya saat ini adalah Sean sang idola.Namun, karena terlalu marah, Nina jadi mengabaikan hal itu, perasaan Clara adalah hal yang utama bagi Nina, hingga

  • PELAKOR BERKEDOK SYAR'I    INFORMASI DARI SEAN

    "Ada perlu apa, ya?" tanya Clara setelah beberapa saat ia hanya menyimak percakapan antara Nina dengan Sean. Wajah Clara tidak terlalu antusias karena sekarang pikirannya sedang ke mana-mana.Sean menghela napas mendengar pertanyaan Clara, apalagi ia melihat wajah Clara yang seperti itu, tidak bersemangat sama sekali. Clara sepertinya sedang tidak baik, aku rasa aku tunda dulu saja apa yang ingin aku sampaikan padanya....Sean bicara di dalam hati, sambil mengusap wajahnya perlahan, hingga akhirnya...."Kau sakit?" Bukan yang ingin dibicarakan, tapi itu yang dilontarkan oleh Sean, membuat mata Nina membulat, seolah tidak percaya dengan apa yang ia dengar sekarang dari seorang Sean untuk Clara."Waaaah, tumben banget ini, Bang Sean bisa perhatian sama temanku, ada apa ini? Aku kok ketinggalan berita?" goda Nina, tapi godaan itu disambut pelototan mata Clara, tidak mau ada yang salah paham dengan apa yang diucapkan oleh Nina tadi.Nina hanya senyum-senyum ketika melihat Clara yang mem

  • PELAKOR BERKEDOK SYAR'I    DIHAMPIRI SEAN

    Suara Anisa yang meninggi membuat beberapa pengguna jalan yang melintas menoleh ke arah mereka, dan Bagas menjadi tidak nyaman karena hal itu.Ia naik kembali ke atas motornya dan meminta Anisa untuk melakukan hal yang sama agar mereka bisa pergi dari tempat itu karena tidak mau mereka menjadi pusat perhatian orang-orang yang melintasi jalan tersebut.Namun, Anisa yang ingin permintaannya dipenuhi tidak mau melakukan hal yang diperintahkan oleh Bagas. Ia tetap berdiri di tempatnya sambil menatap Bagas dengan tatapan mata serius."Penuhi dulu permintaan aku, baru aku naik ke atas motor kamu!" katanya dengan wajah yang terlihat sangat menuntut."Kamu mau naik atau tidak?" tanya Bagas seraya berusaha untuk menahan diri agar ia tidak melampiaskan kemarahannya lantaran ulah Anisa."Aku akan naik kalau kamu menanggapi apa yang aku katakan tadi!"Anisa masih keras kepala di hadapan Bagas hingga Bagas semakin kesal dibuatnya. "Terserah kamu, aku harus berangkat bekerja!"Bagas membawa motorn

  • PELAKOR BERKEDOK SYAR'I    NIKAHI AKU!

    "Gas," panggil Clara ketika mereka sudah sampai di beranda rumah mereka. "Ya?""Kenapa Anisa pagi-pagi sudah datang?" tanya Clara dengan wajah yang terlihat sangat serius. Dan Bagas tahu, pertanyaan itu pasti akan dilontarkan oleh sang isteri, hingga Bagas sudah mempersiapkan jawabannya."Aku juga tidak tahu, Sayang. Mungkin ada janji sama ibu," jawab Bagas dan Clara menghela napas mendengarnya. "Iya juga, ibu kamu kelihatan senang banget melihat dia datang," ucap Clara dengan wajah yang terlihat suram. "Kamu tahu ibuku gimana, kan? Enggak perlu dipikirkan. Yang penting aku juga tidak suka dia datang ke sini, nanti aku minta ibu untuk membuat dia segera pulang."Bagas berusaha membuat sang istri tidak berpikir macam-macam, hingga lagi-lagi, Clara membuang napasnya."Terus, apa benar Anisa yang bantuin kamu buat bisa kerja sama dengan Pak Christ?" Pertanyaan Clara selanjutnya membuat Bagas sedikit sulit untuk menjawab. Ia menarik napas berat, dan meraih kedua tangan istrinya lalu

  • PELAKOR BERKEDOK SYAR'I    CIUMAN UNTUK CLARA

    Bagas yang terkejut karena Anisa menamparnya melotot pada perempuan tersebut sambil memegangi pipinya yang terasa panas akibat tamparan itu.Emosinya meledak, padahal setengah mati ia berusaha menahannya tapi ternyata Anisa justru memancing emosinya hingga ia jadi tersulut kembali.Ketika Bagas ingin melancarkan aksi protesnya pada Anisa, tiba-tiba saja...."Eh, Anisa, ya ampun! Mimpi apa ini, kamu ke sini pagi-pagi? Senang banget, Tante. Sini masuk, sudah sarapan, belum?"Berlina muncul membuat niat Bagas yang ingin membentak Anisa karena perempuan itu menamparnya terhenti seketika. Anisa tersenyum puas melihat kemarahan yang terpancar di mata Bagas ketika ia melewati laki-laki itu saat tangannya ditarik oleh ibunya Bagas. Bagas mengepalkan telapak tangannya, pertanda laki-laki itu sangat kesal karena ia belum sempat mengusir Anisa, perempuan itu sudah ditemukan oleh ibunya yang memang belum tahu, Anisa itu seperti apa orangnya.Terpaksa, Bagas ikut masuk agar ia bisa mencegah Anis

  • PELAKOR BERKEDOK SYAR'I    DITAMPAR ANISA!

    Meskipun tidak sepenuhnya tersadar setelah terjaga, Clara masih bisa mencium aroma yang seharusnya tercium jika ia dan Bagas usai berhubungan intim saja.Apakah suaminya itu lagi-lagi memuaskan dirinya sendiri seperti yang sudah-sudah?Clara bertanya demikian di dalam hati dan tentu saja ia sekarang khawatir. Karena ia tidak suka Bagas yang keranjingan memuaskan diri sendiri seperti itu.Aduh, padahal aku dan Anisa tidak berhubungan intim, aku hanya menyentuh dan memuaskan dia, Clara bisa mencium aroma tidak biasa yang dimiliki Anisa, sial!Hati Bagas bicara menanggapi apa yang dipertanyakan oleh Clara padanya.Tidak ada alasan lain yang bisa Bagas katakan selain ia yang usai memuaskan dirinya sendiri. Daripada membuat Clara tahu ia dan Anisa bermain belakang? Itu tidak akan pernah dibiarkan oleh Bagas. "Kenapa kamu selalu melakukan hal kayak gitu, Gas? Kan ada aku? Kamu melakukan hal seperti itu, seolah-olah kamu enggak puas sama aku...."Dengan perasaan gamang, Clara menanggapi pen

  • PELAKOR BERKEDOK SYAR'I    SEPERTI MALING TERTANGKAP BASAH

    "Brengsek!!"Fauzi sampai terkejut ketika mendengar umpatan yang keluar dari mulut Bagas. Bagas sendiri langsung menutup panggilan dari Anisa lalu bergegas memakai jaketnya yang ia letakkan di punggung kursi. Beberapa saat kemudian, pesan masuk di ponsel Bagas hingga Bagas kembali memeriksa ponselnya. [Aku tunggu setengah jam mulai sekarang. Kalau sampai setengah jam kamu enggak datang juga, aku benar-benar akan mengirimkan foto-foto itu ke ponsel Clara, Bagas!]Pesan itu datang dari Anisa. Dan Bagas menggenggam erat ponselnya pertanda ia benar-benar marah tapi ia tidak bisa berbuat banyak selain melakukan apa yang diinginkan oleh Anisa. Namun, ketika ia hendak beranjak. Fauzi mencegah."Kamu mau ke mana?" tanyanya seraya mencekal pergelangan tangan Bagas dengan kuat. "Aku harus pergi!""Pulang?""Tidak.""Ke mana?""Wanita itu, Fauzi! Wanita itu benar-benar setan! Aku benar-benar kesal sama dia sekarang!" Bagas hilang kendali. Ia sampai menyebut nama Anisa dengan sebutan setan.

  • PELAKOR BERKEDOK SYAR'I    ANCAMAN ANISA!

    Sean melontarkan pertanyaan tersebut pada sang resepsionis tepat saat Bagas berdiri menyamping hingga wajahnya terlihat sebagian oleh sang resepsionis.Sang resepsionis memperhatikan orang yang ditunjukkan oleh anak atasannya itu sesaat, lalu...."Ya, Pak. Ada seorang perempuan yang check in atas nama Anisa Mutiara, sepertinya pria itu adalah orang yang diundang masuk ke dalam kamarnya sampai besok.""Memangnya di sini ayahku tidak memberlakukan aturan bahwa pasangan yang tidak jelas hubungannya bisa check in?"Sean melontarkan pertanyaan tersebut, karena seingatnya, hotel-hotel milik ayahnya itu memiliki aturan yang tidak biasa meskipun hotel ayahnya kerap menerima tamu dari luar negeri. Pak Steven meminta identitas pasangan yang check in entah itu saudara atau pasangan, yang dibuktikan dari surat-surat keluarga yang dimiliki."Perempuan itu berpakaian syar'i, Tuan. Dan dia bilang pria itu suaminya.""Kalian kecolongan!""Apa?""Ya! Lain kali jangan biarkan hal seperti ini terjadi l

  • PELAKOR BERKEDOK SYAR'I    DITENDANG ANISA!

    "Bagas! Sakit!!!" teriak Anisa dan....BUKKK!!Satu kakinya menendang Bagas hingga Bagas terdorong ke belakang dan nyaris jatuh ke lantai!Setelah melakukan itu pada Bagas, Anisa bangkit lalu melotot ke arah Bagas sambil mengernyit menahan sakit pada kewanitaannya. Salah satu tangannya bahkan menekan miliknya itu, pertanda Anisa benar-benar serius sudah merasakan sakit yang tidak terhingga.Sementara itu, Bagas yang tidak menyangka akan ditendang seperti tadi oleh Anisa benar-benar murka. Tidak pernah seorang wanita melakukan hal demikian padanya hingga ia sangat marah dan segera bangkit dari posisinya yang tadi terjungkal ke belakang akibat tendangan yang dilakukan oleh Anisa tadi. Ia membalas tatapan mata Anisa yang melotot ke arahnya, seolah-olah ia tidak mau disalahkan dan tidak peduli dengan ekspresi menahan sakit yang diperlihatkan oleh Anisa di wajahnya."Kurang ajar! Kamu berani menendang aku?" bentak Bagas, dan ia beringsut ke arah Anisa, lalu....PLAKK!Telapak tangannya

Scan code to read on App
DMCA.com Protection Status