Home / Romansa / PAPAKU MASIH BUJANGAN / 16. JALAN TAKDIR

Share

16. JALAN TAKDIR

“Masih sedih?” tanya Dirga masih dengan nada sedikit canggung. Dinaya menjawabnya dengan anggukan.

“Kangen Bude Dini?” tanya Dirga lagi. Dinaya lagi lagi menjawab dengan anggukan pelan.

"Maaf ya Nay. Bukan maksudku memisahkan kamu dari Bude Dini dan maksain kamu tinggal di sini. Tapi lihat keadaan keluarga itu aku nggak tega. Mereka sendiri sedang dalam kesulitan kan? Aku nggak mau menambah beban mereka dengan merawat kamu yang sekarang tinggal sendirian.”

“Tapi aku justru mau merawat Bude Dini. Selama ini Bude Dini sudah bantuin kami sejak aku lahir, tapi saat Bude Dini kesulitan aku malah ninggalin dia,” jawab Dinaya dengan isak tertahan. Baginya Bude Dini sudah seperti keluarga sendiri.

Dirga menghela nafas. Sebenarnya ada satu rahasia yang disembunyikan suami Bude Dini dari Dinaya. Mereka meminta maaf pada Dirga tidak bisa membantu merawat Dinaya, karena rumah yang selama ini ditempati Dinaya dan Ibunya terpaksa dijual untuk biaya pengobatan Bude Dini. Jadi kalau rumah mungil itu s
Locked Chapter
Continue to read this book on the APP

Related chapters

Latest chapter

DMCA.com Protection Status