Kalau kali ini semua pemain turun tangan memang patut dicurigai. Saipul itu brondong sedangkan yang tempo hari pingsan itu adalah seorang remaja puteri yang tengah mekar-mekarnya di zaman revolusi kemerdekaan RI dahulu, alias sekarang sudah jadi nenek-nenek.
Ketika melihat Saipul ditolong, Bayu sebetulnya bingung apakah mau membiarkan Saipul ditolong atau tidak. Lah, Saipul sebelumnya sudah menyatakan ketidaksukaannya ditolong oleh bencong. Apalagi kini ada bencong satu kampung yang berebutan menangani dirinya.
Bayu ragu. Jangan-jangan sehabis ini Saipul sudah tidak ‘perjaka‘ lagi!
*
Dalam bingung dan galau yang menjadi-jadi, BJ malah akhirnya kembali duduk. Dan tak berselang semenit, seperti ada sebuah dorongan yang kuat bagi dirinya untuk jemari-nya melantun sebuah lagu. BJ baru memainkan satu bar saja dari lagunya namun Lichelle serta-merta tahu lagu apa yang
Dari jarak dekat yang sangat ekstrim ini, BJ kemudian melihat gadis itu menutup mata. Menengadah dengan mata mulut yang setengah terbuka. Untuk keduakalinya BJ hanya sekedar menyentuh. Merasa tak ada penolakan, BJ mengulang. Saat merasa penolakan itu tak ada akhirnya ia memberi sebuah kecupan yang mendarat persis di mulut gadis itu. Dunia seolah terjungkirbalik dalam fatamorgana terindah yang pernah ia alami. Perasaan bahagia yang menyatukan jiwa terasa meledak, mengguncang syaraf, membuncah keluar mengantar pendar-pendar rona cahaya bahagia. The kiss. Ciuman itu begitu memabukkan. Menyentak emosi, menyeret jiwa ke ekstasi bahagia nan indah yang belum pernah tergapai sebelumnya. Hidung BJ kembang-kempis. Nafas Lichelle tersengal, Kedua kaki BJ gemetar. Air mata Lichelle menderas. Tubuh BJ lemah tak bertenaga, Rasa aman dalam diri Lichelle membubung. Jiwa keduanya menyatu dal
“Cinta.“ BJ tersenyum malu dan akhirnya mengulang serta menuntaskan kalimat yang waktu itu tak sempurna ia sampaikan. “Yang mau kukatakan saat itu adalah: Aku nggak mau hidup dengan perasaan bersalah seumur hidup kalau terjadi hal buruk atas orang yang aku cinta.“ „Dan siapa yang kamu maksud dengan orang yang kamu cintai?“ “It’s you, Lichelle. Ya, k-kamu.“ Lichelle sumringah. „Waktu itu kenapa nggak diterusin aja sih kalimatnya?“ „Aku udah begitu nyakitin kamu. Aku takut kalau aku salah ucap, situasi bisa jadi buruk. Aku gak mau ambil resiko yang akan bikin kamu makin membenci aku.“ Lichelle kini sudah berdiri tepat di depan BJ. Gadis itu benar-benar tak tahan. BJ merinding ketika kedua tangan Lichelle terulur dan malah merangkul lehernya. Another kiss? Hal itu jelas adalah apa yang BJ harapkan. Namun ketika bibir keduanya mulai kembali mendekat, bahkan berjar
Sudah jamak bahwa negosiasi bisnis antara kedua belah pihak yang terlibat tidak selalu harus dilakukan dan diselesaikan dalam ruang kantor. Cafe dengan fasilitas Wi-fi bagus sudah seringkali dijadikan ajang untuk pertemuan seperti itu. Di sebuah meja Haryono tengah berbicara serius dengan empat pria dewasa. Pembicaraan intensif telah mencapai puncak. Perjanjian telah disepakati. Isinya mengenai proyak pembangunan jalan dimana pemenangnya adalah sebuah perusahaan kontraktor dimana empat orang tadi bekerja di sana. Namun kenyataan walau kontrak sudah disepakati, Haryono menemui kejanggalan dalam pelaksanaannya. “Sebagai orang dari dinas Pekerjaan Umum, aku keberatan. Kontrak bisa dibatalkan kalau kondisinya seperti ini. Ketika aku cek sendiri di lapangan, ketahuan kalo campuran semen diluar dari kesepakatan. Dengan demikian, aku berhak batalin kontrak yang udah ditandatangani.“ Situa si memanas ketika satu per satu o
„Ssssh, jangan bilang-bilang ya,“ BJ menaruh jari di mulut sambil bergaya menoleh ke kanan dan kiri. „Sebetulnya aku yang jauh lebih beruntung. Aku masih gak ngerti apa yang ada di otaknya. Sengatan cinta sepertinya membuat gadis secantik dan sekaya dirinya jadi sedikit korslet sehingga mau menerima pemuda dari kampung, sederhana, hitam, tak berduit seperti aku.“ „Kalo kamu nanti ketemu sang cewek, bilang kalo cowoknya itu keren.“ „Kalo kamu nanti ketemu sang cowok, bilang kalo aku cinta banget sama cewekku.“ Tawa Lichelle mengeras. „Tadi katanya mau segera pergi. Tapi kamu koq ngomongnya kesana dan kemari. Ngalor ngidul...“ „Ups. Iya. OK, aku akan lanjutin nyanyi. Tapi ingat ya, lagu ini belum selesai. Aku masih butuh inspirasi lebih jauh untuk menyelesaikan lagu ini.“ Seusai berkata begitu terlihat di layar ponsel Lichelle aksi BJ yang melantunkan lagu cinta ciptaannya sendiri yang
Penjelasan itu bikin Saipul sebal sebetulnya karena terkesan sekali bahwa Bayu cuci tangan dan tidak peduli. Tapi untuk saat ini dia mengalah saja dulu. Lagi pula kalau pun ia balas, pasti Bayu takkan pernah mengizinkannya bicara panjang lebar. Dalam sepuluh detik omongannya akan diputus oleh Bayu dan itu jelas-jelas menyebalkan dirinya. * Malam itu jadi malam yang begitu berharga, indah, dan tidak bisa diukur keindahannya dengan uang seberapa besar pun. Haryono bisa mengajak isterinya dan bahkan juga puteri mereka Lichelle untuk dinner. Mereka lupa kapan terakhir melakukan seperti itu. Lichelle mungkin masih awal SMP ketika itu. Dan ketika momen itu terjadi lagi malam itu, tak terukirkan rasa bahagia dalam diri Haryono. Sebagai kepala keluarga ia merasa sudah terlalu lama melewatkan masa-masa penting seperti ini. Masa-masa yang lebih penting dibanding ketika ia rapat untuk proyek demi proyek yang ia jalani yang ni
“Permisiiii.” BJ yang sedang melayani pelanggan di konter toko terkejut ketika melihat ada tamu yang datang ke tempatnya. Emak yang ikut melihat tamu tersebut terkaget melihat ada gadis secantik itu hadir di depan toko. “Hai Lichelle. Ada apa?” Namun sebelum dijawab, ia buru-buru tersadar dan mengenalkan orangtuanya. “Eh, kenalin ini ibu. Kami memanggilnya Emak.” Lichelle dan Emak berjabat tangan dengan senyum lebar. “Ooo kamu teman BJ yang biasa dipanggil Lies?” “Betul, Tante. Kami sekelas.” “Iya ya. Senang juga bisa liat kamu. Soalnya BJ suka nyebut nama kamu. Emak jadi penasaran juga mau liat kayak apa orangnya.” Mendengar itu BJ spontan jadi malu. Ia menunduk. Namun tentu saja tak urung ia mendengar percakapan kedua
BJ mendegut ludah. Wajahnya memerah luar biasa. Dan entah mengapa selama Lichelle jadian dengan BJ, ini adalah yang paling lucu alias paling imut yang ia pernah lihat. Berkali-kali Lichelle merasa ucapan dan tindakannya sering membuat BJ tersipu seperti tadi. Dan setelah mengalami berulang kali sepertinya ia jadi menikmati dan ingin hal itu terjadi lagi dan lagi. Entahlah, ia merasa sikap BJ itu sebetulnya tak lebih merupakan ekspresi kekaguman atas dirinya. Dan kekaguman seperti itu pantas dihargai. “Liat apa?” tanya Lichelle sedikit menaikkan suara tanpa menimbulkan kesan menyampaikan kemarahan atau kejengkelan. “Aku liat.... anu...” “Ha? Kamu liat anuku?” BJ menjawab panik. “B-b-bukan! Bukan! Bukan itu maksudku.” Dalam hati Lichelle tergawa geli. Kekagetan yang ia tunjukan pada BJ tadi sebetulnya tak lebih daripada sebuah drama kecil. Seperti sudah disampaikan sebelumya, ia sekarang suka menggoda
“Jujur iya. Awalnya ngerasa gitu. Karena menurutku, Papa itu… banyak salah. Banyak bikin aku dan mama sakit hati. Papa… terlalu sibuk dengan pekerjaan, sibuk dengan bisnis sampai nggak tahu kapan aku ulang tahun. Nggak inget kapan hari pernikahan…. yang seharusnya dirayain bareng Mama. Waktu ditegur, Papa… malah ngeles. Sampai akhirnya…. Papa tempeleng aku. Ini bikin aku…” Melihat bahwa Lichelle mulai tersendat-sendat bicara, wajahnya memerah serta mulai terisak, secepat mungkin ia menawarkan sekotak tisyu yang memang selalu ada di konter toko. “Kejadian Papa tempeleng aku bener-bener nyakitin,” Lichelle melap ujung hidungnya yang mulai basah dengan tisyu. “Aku susah lupain kasus itu.” Sepuluh menit berikut ternyata diisi Lichelle dengah curhat atas buruknya hubungan ayahnya dengan dirinya. Melihat betapa mengalirnya Lichelle bercerita, BJ jadi merasa kasihan. Apakah seperti itu gambaran remaja di kota besar dimana mereka memenda