BJ mengangguk. Nathan memang adalah panggilan Bayu terhadap dirinya ketika mereka di Sumatera. Tidak perlu menjadi jenius untuk paham mengapa Bayu begitu ngotot memastikan tugasnya benar-benar tergantikan oleh BJ. Pantas pula mengapa Bayu ingin BJ tidak telat datang. Bayu naksir berat terhadap Lichelle dan demi tujuan itulah dia tak ingin Lichelle jadi kecewa sekecil apapun. Bujukan Bayu pada BJ agar mengganti posisinya punya satu maksud yaitu memperlancar pendekatan Bayu terhadap Lichelle.
Yang tak Bayu bayangkan ialah bahwa BJ dan Lichelle ternyata saling kenal. Oh, seandainya Bayu tahu, tentu tak akan ia secara sembrono mengumbar kejelekannya sendiri. Kejelekan berupa kebiasaan mudah gonta-ganti pacar yang terlanjur ia sempat beberkan pada BJ tempo hari di mal!
BJ bergidik ketika menyadari bahwa secara tanpa sengaja Bayu telah menempatkannya pada posisi dilematis. Terkunci dari banyak sisi. Ia terlanjur berjanji a
Bermaksud merendah, BJ menurunkan intonasi suara sembari telapak tangannya bersedekap di depan dada. "Ya udah. Gue salah gara-gara tadi emosi. Mungkin karena nggak nyangka bakal ketemu lu di sini. Really, really sorry. Mungkin ini juga akibat benturan sosial budaya. Masih banyak yang gue belum ngerti.”Sikap merendah demikian membuat Lichelle jadi agak tenang.“Jadi terserah lu sekarang. Mau ngasih hukuman apapun ke gue, gue pasrah.”“Lu pikir gue sejahat itu?”“Gue ke sini gara-gara Bayu minta untuk ngegantiin dia. Sebetulnya gue juga kurang suka karena waktunya nggak pas. Tapi yah… namanya juga udah terlanjur janji. Itu emang kelemahan gue. Janji is janji. Gue bakal penuhin apapun alasannya. Intinya, gue cuma ingin nolong. Itu aja. Nggak ada maksud lain.”Saat berujar begitu, entah mengapa, insting Lichelle menunjukkan bahwa BJ tidak berdusta. Untuk yang sekali ini sepertiny
Telpon di rumah BJ berdering. “Halo." “Tante, BJ ada?" “BJ pergi. Ini siapa?” “Hayo siapa coba, tante?” Si penelpon melakukan sedikit permainan. “Melinda?” “Idih tante, masa nggak bisa bedain suara cewek dan cowok. Aku Bayu. Ini baru sampe di Surabaya.”“Oh Bayu toh.”“Iya. Itu si BJ jadi pergi kan untuk ngajar seperti yang aku minta.”“Udah, udah.”“Uud
Damai pun tercipta. Tak terganggu ucapan-ucapan ketus yang sempat terlontar di awal pertemuan. Tak juga terganggu guruh hujan yang mulai membahana.Di tengah waktu mengajar, BJ mendadak tersadar bahwa ada sebuah mangkuk penuh berisi cireng di dekatnya. BJ teringat ini adalah apa yang Lichelle sempat singgung ketika ia baru tiba tadi. Bisa jadi gadis itu yang memasak karena toh cireng itu termasuk makanan yang amat mudah dibuat. Feeling BJ menyatakan bahwa Lichelle itu anak orang kaya yang jarang ke dapur. Kalau ia sampai berada dan masak di dapur, most probably, gadis itu hanya akan memasak yang sederhana. Cireng adalah salah satunya.Diplomasi cireng. Jreng....!!!Sebuah ide muncul di benak BJ. Seperti yang sudah dikatakan, ia adalah pengajar yang handal. Dan cireng bisa jadi pintu masuk demi kesuksesan melaksanakan apa yang direncanakan.Camilan serderhana yang disediakan harus jadi penghangat suasana, pengusir ganjalan bagi keduanya.
Sebuah lengking teriakan tiba-tiba terdengar membahana. Beberapa orang berpaling ke sumber suara. Termasuk Maura. Ia sudah berada di tengah jalan dan siap menyeberang ke arah angkot yang sudah menunggu untuk membawanya di seberang jalan ketika ia melihat sebuah motor melaju sangat kencang ke arahnya. Jantung Maura seolah hendak melompat saat melihat motor yang meraung cepat. Dengan jalan searah yang lebar kurang dari empat meter dan di depannya sudah ada angkot, ia sadar berada pada ruang yang amat sempit untuk menghindar. Dengan kecepatan motor – yang kemungkinan adalah si penjambret – demikian tinggi, Maura jadi terpaku. Wajahnya pucat pasi karena sadar bahwa dalam hitungan detik bisa jadi ia akan mengalami sebuah kecelakaan fatal yang luar biasa.&nb
Ketika kursus privat kembali dilanjutkan, Lichelle baru sadar bahwa BJ ternyata bukan hanya jago bermain musik. BJ tak berdusta ketika di awal pertemuan mengatakan ia guru yang hebat. Dengan kemampuan mengajar yang unik, tak heran jika hal ini menolong suasana yang, sekali lagi, awalnya kaku menjadi hangat. Sejam kemudian, Lichelle mulai bisa tersenyum dan tertawa lepas. Malam itu, atas pengawasan BJ, setelah dua jam berlatih, untuk pertamakalinya Lichelle bisa membawakan satu lagu secara penuh tanpa ada bagian yang fals.Sesaat setelah menekan tuts terakhir, Lichelle terperangah. Kaget dan bahagia. Kedua tangannya mendekap mulut. Ia senang sekali. Tidak menyangka bahwa dalam permainan kali ini, hingga tuts terakhir ternyata dia tidak melakukan salah sedikit pun. Lichelle – untuk pertama kalinya - menikmati acara les musiknya.Segera, hubungan keduanya jadi semakin dan semakin cair lagi. Tak ada lagi perasaan marah, jengk
Di ruang tamu. Di ruang dimana les privat berlangsung, BJ merebah diri di sofa. Saat itu sudah lewat jam delapan malam. Perutnya gemuruh. Menandakan aksi unjuk rasa para cacing penghuni lambung agar segera dipenuhi tuntutan mereka yaitu makanan. Makanan berat, tidak cukup sekedang cireng.Dalam bayangan BJ para cacing berunjuk-rasa dengan memakai ikat kepala, mengibar spanduk, serta membawa pengeras suara, sambil berteriak: “Makan! Makan! Makan!“Lichelle belum muncul. Tapi dari suara-suara di balik tembok, ia tahu gadis itu ada di sana. Entah apa yang dikerjakan. Bermenit kemudian ia kembali dengan ibunya yang membawakan nampan berisi sepiring spagheti yang ternyata sudah disiapkan. Saat melihat wanita itu, BJ kaget. Ia kaget karena dua hal. Ia baru tahu bahwa ibunda Lichelle ternyata dari ras Caucasian alias bule Eropa timur. Paras cantiknya rupanya berasal dari sang Mama.Dan
Kalau sampai Lichelle memuji BJ dengan tulus, hanya ada satu penyebabnya. Bagi BJ, Lichelle sudah sepenuhnya melupakan rentetan kesalahpahaman yang lalu. Ini perkembangan berarti. Itu sebabnya BJ juga langsung berpikir satu hal yang perlu ia puji tentang Lichelle. "Lu juga punya bakat." "Bakat nggak penting. Yang lebih penting kerja keras. Iya kan, J?" "Itu paham umum. Sayangnya gue gak sependapat dengan paham itu.“Lichelle melihati BJ dan mengambil sikap mendengar. Matanya berkedip satu kali. Tanpa perlu melontar sepatahkata pun BJ mengerti arti kedipan itu. Lichelle meminta untuk menjelaskan maksudnya.Setelah menuntaskan makan malam dan menyeka mulut dengan tisyu yang memang
“Sehari setelah itu dia ngajak copy darat tapi untunglah Si Dobleh masih tau diri. Dia nolak karena ngerasa tindakan itu udah mulai nggak bener. Dia udah ngerasa ada yang nggak beres. Hhh, penampilan groom wedding dancer dengan diiringin mashed music emang begitu. Enerjik, entertaining, sekaligus seksi. Banyak orang demen sama sang penari. Tapi nggak ada salah seorang pun dari kami para dancers yang nyangka efeknya gawat yaitu: berpotensi merusak keluarga orang. Gila kan? Itu sebabnya sejak saat itu kami bubar dan nggak ngelanjutin lagi.“Mata Lichelle terpicing. “Tunggu. Tolong jawab jujur, siapa yang lu maksud dengan salah seorang dari kami? Kalo gue bisa ngeduga, Dobleh itu bukan nama benernya kan?“BJ tertawa lucu.“Atau.... si Dobleh itu lu ya orangnya?“ tanya Lichelle dengan tatap menyelidik. “Hayo ngaku.““Kok kepo sih?“ BJ usil balik bertanya.