Share

Pengantin Gelo

Author: Marthino Mawikere
last update Last Updated: 2024-10-29 19:42:56

            Kalau sampai Lichelle memuji BJ dengan tulus, hanya ada satu penyebabnya. Bagi BJ, Lichelle sudah sepenuhnya melupakan rentetan kesalahpahaman yang lalu. Ini perkembangan berarti. Itu sebabnya BJ juga langsung berpikir satu hal yang perlu ia puji tentang Lichelle.

            "Lu juga punya bakat."

            "Bakat nggak penting. Yang lebih penting kerja keras. Iya kan, J?"

            "Itu paham umum. Sayangnya gue gak sependapat dengan paham itu.“

Lichelle melihati BJ dan mengambil sikap mendengar. Matanya berkedip satu kali. Tanpa perlu melontar sepatahkata pun BJ mengerti arti kedipan itu. Lichelle meminta untuk menjelaskan maksudnya.

Setelah menuntaskan makan malam dan menyeka mulut dengan tisyu yang memang

Locked Chapter
Continue to read this book on the APP

Related chapters

  • PANGGUNG HEBOH   Masih Muda

    “Sehari setelah itu dia ngajak copy darat tapi untunglah Si Dobleh masih tau diri. Dia nolak karena ngerasa tindakan itu udah mulai nggak bener. Dia udah ngerasa ada yang nggak beres. Hhh, penampilan groom wedding dancer dengan diiringin mashed music emang begitu. Enerjik, entertaining, sekaligus seksi. Banyak orang demen sama sang penari. Tapi nggak ada salah seorang pun dari kami para dancers yang nyangka efeknya gawat yaitu: berpotensi merusak keluarga orang. Gila kan? Itu sebabnya sejak saat itu kami bubar dan nggak ngelanjutin lagi.“Mata Lichelle terpicing. “Tunggu. Tolong jawab jujur, siapa yang lu maksud dengan salah seorang dari kami? Kalo gue bisa ngeduga, Dobleh itu bukan nama benernya kan?“BJ tertawa lucu.“Atau.... si Dobleh itu lu ya orangnya?“ tanya Lichelle dengan tatap menyelidik. “Hayo ngaku.““Kok kepo sih?“ BJ usil balik bertanya.

  • PANGGUNG HEBOH   Lockdown

    Wacana lockdown sudah semakin santer disuarakan beberapa pihak. Buat pemerintah ini hal tidak mudah karena lockdown berarti akan ada pembatasan ekonomi bagi aktifitas masyarakat. Dulu di saat krisis moneter tahun 1997, hantaman terjadi di sektor usaha UMKM alias Usaha Mikro Kecil dan Menengah. Mereka jadi tonggak ekonomi yang menolong banyak orang untuk tetap survive, selamat, di era krisis.Pandemi yang merebak makin ganas di tahun 2020 ini sangat berbeda. Pandemi justeru membabat sektor ekonomi skala UMKM tadi. Masyarakat jadi semakin takut berkumpul dan bersosialisasi secara fisik karena akan mempermudah penyebaran virus. Ini dibuktikan dengan semakin banyaknya warga negara Indonesia yang terpapar virus dan mulai menempati rumah-rumah sakit.Pemerintah langsung antisipatif dengan segera menyiapkan rumah-rumah sakit baru.*Malam itu benar-benar malam tak terduga. Lichelle baru me

  • PANGGUNG HEBOH   Tragedi Popok Bekas

    Tidak perlu menjadi jenius untuk menyadarkan BJ bahwa ada sesuatu yang membuat keluarganya kini harus ekstra berhemat. Tapi ia tidak tahu seberapa parahkah kesulitan ekonomi yang kini membayang. Apakah mereka di ambang krisis? BJ berpikir keras. Jika tebakannya benar, beasiswa sekolah yang diburu Happy dan Dedot, mungkin perlu juga untuk ia perjuangkan.“Kantong kresek item titipan mas Bayu udah dikasih ke Lies?”“Udah. Tapi BJ ada cerita yang Emak pasti nggak duga.““Kalo cerita serem Emak nggak mau dengar.““Bukan Emak sayang. Bukan. Tau nggak, Mak. Yang dimaksud dengan Si Lies ternyata Lichelle, temen sekolah BJ sendiri.""Ohhh begitu? Wah, kejutan sekali.““Yang lebih kejutan, Bayu sama Lichelle nggak taunya di kelas yang sama.““Ya ampuuuun. Dunia sempit banget ya. Ini artinya kamu dengan Bayu satu sekolah,“ Emak ikut terkaget. “Terus titi

  • PANGGUNG HEBOH   Band Sekolah

    Saat itulah baru BJ tersadar bahwa ia memang secara asal saja melantunkan reffrain lagu “Sorry” dari penyanyi yang tadi disebut Lichelle.“Gue suka. Tapi gak hafal semua lirik.”Lichelle yang semula bersemangat jadi lemas. “Sama dong. Gue juga gak hafal semua. Hanya bagian-bagian tertentu aja.”BJ mencibir lucu dan kemudian duduk di sofa yang lain daripada yang Lichelle duduki. Ia merebahkan diri sambil meregangkan tubuhnya di sandaran sofá. “Nggak berasa kita udah lewat waktu dari seharusnya. Latihan hari ini bikin capek.”“Tapi gue semangat nih diajar sama lu.”“Ngeliat orang yang gue ajarin ternyata bisa ngikutin, capek gue jadi gak ada apa-apanya,” kata BJ sambil menyeruput teh yang disediakan.“Muji lagi.”“Yang jelas gue bisa liat bahwa lu bukan cuma punya bakat musik. Bakat vokal lu malah lebih bagus. Waktu tadi

  • PANGGUNG HEBOH   Slow Dance

    “Kalian tinggal di ruko?” “Kami buka usaha toko kayu.” Lichelle meng-ooo tanpa bersuara. “OK, bilang sama nyokap terima kasih untuk makan malamnya. Menu malam ini yaitu nasi goreng baso bener-bener maknyus,“ BJ bersiap pergi. “Itu sosis,“ Lichelle mengoreksi. “Iya, maksud gue nasi goreng sosisnya enak. Begitu juga kerupuk udangnya.“ “Itu kerupuk bawang.“ “Nasi goreng enak, kerupuk enak, sambel terasinya juga.“ “Itu sambel kacang.“ Lichelle mendengus. “BJ, lu gak bisa bedain sambel terasi sama sambel kacang?“ “Kok gue disalahin melulu?“ walau jelas salah BJ tak malu untuk protes. “Lu tu ye, udah salah melulu masih ngotot juga!“ BJ tertawa mengakak. Tapi setelahnya diam lagi. Bukan apa-apa. Ini sudah saatnya untuk pulang. Tapi sama seperti pertemuan sebelumnya cuaca hujan menghalangi kepulangan. Ini membuat BJ mau tidak mau jadi lebih lama di rumah Lichelle. Waktu menunjukkan bahwa ia sudah hampir

  • PANGGUNG HEBOH   Shall We Dance?

    Setitik keringat dingin muncul. Ini jelas tidak mudah. BJ ingin segera merevisi ucapannya. Ingin membatalkan. Tapi ia ragu untuk melakukannya karena melihat Lichelle kini begitu antusias untuk sebuah slow dance yang akan dilakukan sebentar lagi. Menolak, bisa berarti sebuah kekecewaan akan kembali terbangun dalam diri Lichelle dan itu bisa menghancurkan kemitraan atau persahabatan yang ia baru saja bangun. Dan BJ tak ingin itu terjadi. Ia tidak mau bodoh dengan membiarkan konflik kembali terjadi. Terlalu besar kehilangan yang akan ia rasakan seandainya Lichelle tak lagi bersahabat dengannya.“Done. Udah siap nih,“ Lichelle mengklak-klik lagi ponselnya. “Berhubung kamu tuh sepertinya penggemar Justin Bieber makanya aku pilih lagu Yummy dari penyanyi yang sama.“Ia menempatkan ponsel di meja, melangkah ke tengah ruangan, dan berhadapan dengan BJ.“J, kamu pernah slow dance sebelumnya?“

  • PANGGUNG HEBOH   Dua Begundal Blegug

    Lichelle bisa merasa bahwa tangan BJ bergetar. Tapi tak ada waktu untuk menanyakan atau kepo hal itu. Pula tak ada waktu untuk berpikir hal lain. Musik sudah makin mengalun dan mereka harus mulai bergerak.‘Yeah, you get that yummy yum. That yummy-yum, that yummy-yummy. Say the word, on my way. Yeah babe, yeah babe.‘Dalam posisi melenggok, BJ melangkahkah kaki kiri dua kali ke arah kiri dan kemudian berhenti. Langkah ini dibarengi Lichelle dengan kaki kanan bergerak dua kali melangkah ke kanan. Saat BJ berhenti melangkah ia juga berhenti. Berikutnya, BJ bergerak ke arah berlawanan dan Lichelle pun mengikuti. Gerak satu-dua-stop ke kiri dan kanan berlanjut sesuai dengan prinsip dasar slow dance yang kebetulan mereka berdua sudah sangat tahu. Setelah mulai terbiasa, Lichelle memberi aba-aba dan mereka melakukan variasi pertama. Dari gerakan dan kelenturan tubuh Lichelle bisa menilai bahwa BJ memang bukan newbie

  • PANGGUNG HEBOH   Biji Coklat Nenek-nenek

    Maura yang baru saja datang dan kini ada di belakang Lichelle bisa ikut menguping ketika mendengar BJ yang berteriak kesenangan di ujung telpon sana. Suara BJ bisa cukup terdengar karena mereka berdua berada di kelas yang suasananya sepi. Mengenai band, Maura juga tahu keberadaan atau rencana pembentukannya karena Lichelle dalam dua pertemuan sempat menyinggungnya. Bagi Maura itu hal yang bagus dan ia siap membantu manakala dibutuhkan.“Makasih banget, Lies. Kita bakal jadi grup band yang hebat dengan kehadiran kamu sebagai vokalis.”“Jangan terlalu muji. Beban mental tauk.”“Menurut gue, beban mental kami berkurang dengan kehadiran kamu.”“Muji teruuuuss…”“OK, itu aja yang gue mau sampein. Sekali lagi thank you. Bye.”“Bye, mmuuuahhh….”Pembicaraan telpon pun berakhir. Dan sedetik sehabis telpon dimatikan, Lichelle tersadar. Mengapa i

Latest chapter

  • PANGGUNG HEBOH   Sebuah Epilog

    “Lagu kamu udah selesai, Je?” “Ssshhhh,” BJ meminta Lichelle diam dan menikmati saja lagu riang, menghentak, yang memang diciptakan BJ untuk gadis itu. Purnama, tahukah dirimu. Mentari, sadarkah engkau. Ada api cinta yang membara tiap hari Ku ingin kalian tahu Lichelle terperangah. Hasil akhir ini dibuat lebih indah dari sebelumnya karena penuh dengan improvisasi. Dengar curhatku wahai alam Bantulah aku wahai semesta Karena mabuk aku dalam romansa Beriku kekuatan saat ku ekspresikan cinta Lichelle menggenggam telapak tangan BJ yang berada di tuas kopling. Sebuah remasan lembut dilakukan BJ menanggapi sentuhan tadi persis ketika musik memasuki reffrain. Dalam serenada cinta kulantun lagu ini Because everytime I see you I fall in love all over again Tapaki waktu bersamamu itu rinduku Dalam serenada cinta kulantun tembang ini Together with you, Lichelle Is my favorite place to be Gapai masa depan bersamamu itu rinduku Lagu itu hanya berdurasi tiga menit lebih sekian de

  • PANGGUNG HEBOH   Jadi Bencong Deh

    Tidak ada pekerjaan untuk nyambi yang bisa menghasilkan uang yang sebelumnya mereka bisa dapatkan dari Bayu membuat Saipul dan Apip cekak. Tidak punya uang sama sekali. Ini menyengsarakan buat mereka yang sudah mulai boros dan orangtua mereka pun bukan orang berada. “Lu ada rokok? Mulut gue asem nih,” kata Apip sambil menadah tangan pada Saipul. “Dasar mental gretong lu. Gue ada tapi itu buat akika sendiri, tauk!” “Masa’ gak ada sebatang lagi?” “Cacamarica aja sendiri.” “Tadi gue liat di kantong lu ada tiga batang Surya.” “Surya? Itu rokok maharani, akika gak sanggup beli.” “Nggak lah, masa’ Surya kemahalan.” “Ember. Lagi susah begindang, beli Surya. Gilingan banget dah.” Apip menggaruk kening. “Nasib oh nasib. Kenapa kita jadi cekak begini ya?” “Akika ada sih duit goceng. Belalang aja dua batang gih.” “Beli dua batang? Hhh malu-maluin.” “Capcus. Mau

  • PANGGUNG HEBOH   Kemanusiaan Yang Terusik (2)

    Seperti biasa BJ memesankan makanan untuk dibungkus. Tapi Adhul menolak. Sepertinya ia sungkan karena BJ terus-terusan berbaik hati padanya. Dari saku celananya ia mengeluarkan ponsel candybar sederhana miliknya dan menunjukkan pada BJ. “Adhul gak usah dibeliin kak. Tadi pak Rokib, tetangga, nelpon minta Adhul cepetan pulang ke rumah sebelum maghrib.” “Maghribnya kan masih lama. Udah gak apa-apa biar kakak pesanin mie buat kamu.” Adhul terlihat malu sebelum kemudian mengangguk. “Mau yang goreng atau kuah?” “Yang kuah.” “Pake sambel?” “Iya tapi dikit aja.” Belum lagi kalimat itu usai, terdengar dering feedback dari panggung yang berada tak jauh dari lokasi mereka berada. Sepertinya manajeman pusat grosir sedang menyiapkan sebuah acara yang akan digelar beberapa jam lagi. Standing mike sudah terpasang beberapa unit berikut ampli dan terminalnya. Testing audio menyebabkan dengin

  • PANGGUNG HEBOH   Kemanusiaan Yang Terusik (1)

    Lichelle memegangi pipi BJ. “And I trust you.” Petir menyambar, disusul gemuruh membahana. Hujan menderas. Sangat deras. Air dari langit tercurah begitu dahsyat, membentuk rinai air yang pekat dan tebal. Seolah menutup pemandangan yang terjadi di teras, antara dua sosok remaja ketika bibir keduanya bertautan. * Urusan melayani seorang pembeli yang membeli kayu reng sudah selesai dilakukan BJ. Ia baru mau menyerahkan Minel yang sejak tadi digendong ke Emak ketika Lichelle mendadak muncul di depannya. “Ada apa?” Pertanyaan BJ tak segera dijawab. Dengan gemas Lichelle menggendong Minel. Seorang bocah berumur tiga tahun sebetulnya bobotnya sudah agak berat dan berpotensi bikin pegal. Tapi postur Minel yang mungil membuat ia masih bisa dengan gampang digendong oleh Lichelle. Melihat Lichelle yang pandai dan luwes menggendong, seketika ingatan BJ teringat pada perist

  • PANGGUNG HEBOH   Memiliki Terlalu Sedikit

    Bagi Abah, kehilangan pekerjaan sebagai interpreter memang agak disayangkan. Tapi keutuhan rumah tangganya adalah di atas segalanya. Pandangan itu diaminkan Emak. Kesulitan sehari cukuplah untuk sehari. Ke depannya tantangan akan seperti apa pasti mereka berdua bisa atasi ketika keduanya saling sepakat, saling tolong, dan saling mendukung. Hanya memang ada satu masalah kecil. Keciiiiiil sekali. Biasanya Abah bangun pagi. Tapi tidak kali ini. Emak sudah berusaha bangunkan suaminya. Sekali, dua kali, dan baru di usaha ketiga Abah baru terbangun. Ia sempat membuka mata, mengobrol sebentar dengan isterinya. Hanya saja ketika Emak ‘lengah’ dan melakukan hal lain, Abah berbaring lagi. Mendengkur malah. “Lho kenapa tidur lagi?” Emak mengomel sembari membangunkan Abah. Bukanya menjawab, Abah malah mengambil bantal guling, memeluknya dan melanjutkan tidur. “Hey, bangun.” “Masih ngantuk

  • PANGGUNG HEBOH   Atas Nama Cinta

    “Enak kan?” “Inhi enhak karhena akhu lhapar....” Lichelle tidak mau mengalah. Ia berucap dengan mulut penuh terisi makanan. “Ini adalah gado-gado terenak se-Jakarta. Kamu pergi kemana pun nggak ada gado-gado seenak ini. Bumbu kacangnya lembut dan ada aroma jeruk nipis. Wuih mantap,” BJ lantas menyuap sesendok untuk mulutnya sendiri. Tak lama ia mengambil secarik tisyu dari box-nya di atas meja dan menyapu mulut Lichelle yang terkena noda bumbu kacang. “Aku maunya ini terakhir ya kita makan di tempat kaya gini soalnya...” “Aaaaaa....” Ucapan Lichelle lagi-lagi tak terselesaikan ketika BJ menyuap satu sendok lagi. Makanan pesanan Lichelle kini datang. Sepiring kwetiau goreng dengan taburan bawang goreng yang menawan. Melihat bentuknya yang menggairahkan Lichelle tergoda untuk segera menikmati. Makanan itu sebetulnya dipesankan oleh BJ untuknya. Dan Lichelle harus mengaku

  • PANGGUNG HEBOH   Supir Angkot Durjana

    “Terima kasih,” kata Abah lirih setelah mereka melepas pelukan. “Malam ini, Abah jangan disuruh tidur di sofa ya? Sofa tua itu udah makin nggak enak. Pakunya mulai nusuk-nusuk pantat Abah kalo lagi tidur.” Emak tak tahu mau menangis atau tertawa atau kasihan mendengar ucapan jujur suaminya. Satu hal yang pasti, malam ini bisa jadi malam yang sama indahnya dengan honeymoon mereka dulu. * Dibantu temannya yaitu Charlie, Happy mulai mewujudkan pengembangan bisnisnya. Mumpung banyak waktu di rumah, sudah beberapa hari ini di dekat tempat tambal ban milik ayahnya ia juga membuka usaha tambahan yaitu penjualan mie instan berikut layanan memasak, menyediakan aneka kopi lengkap beserta air panas, serta menjual telur, dan biskuit. Semua untuk orang-orang yang menunggui ketika ban mobil mereka ditambal. Charlie juga datang dan menawarkan masker untuk dijual di sana dengan potongan harga.

  • PANGGUNG HEBOH   Lutut Yang Terluka

    “Bijeeee, cute banget sih lo.”Dalam gemas dan sayang Lichelle mencubit manja pinggang BJ.Makna hidup. Dua kata yang terakhir tadi diucapkan BJ teringat lagi. Bagi Lichelle, BJ tidak perlu berpepatah-petitih. Contoh kecil yang baru saja ditunjukkan dengan membantu seorang kakek menyeberang sudah memberikan sejuta makna. Itulah makna hidup dan BJ sedang menanamkan nilai itu kepadanya.*Abah tidak macam-macam. Abah tetap menjadi suami setia sebagaimana ia sudah terangkan pada BJ. Itu seharusnya disampaikan BJ kepada Emak. Atau Abah sendiri yang sampaikan. Tapi kesalahpahaman membuat baik Abah maupun BJ berasumsi. Abah merasa BJ sudah menyampaikan pada Emak, sebaliknya BJ merasa bahwa Abah pastinya sudah menyampaikan pada Emak. Akibatnya, Emak masih tetap dalam marahnya. Terlebih semalam ia memang tidak pulang ke rumah karena berkaitan dengan tugasnya sebagai interpreter yang

  • PANGGUNG HEBOH   Makna Hidup

    Kebutuhan uang memang masih besar. Namun bagi Abah, keutuhan keluarga adalah di atas segalanya. Permasalahan sikap Winda adalah perkara penting yang perlu ditangani segera. Sebetulnya tidak ada yang salah dengan sikap Winda. Yang salah adalah bahwa ia melakukannya di waktu dan orang yang tidak tepat. Atas dasar itulah dengan berat hati pada siang itu Hendri menyempatkan diri menemui Haryono di kantornya. “Sepertinya aku gak bisa melanjutkan tugas. Aku nggak bisa lagi jadi interpreter.” Itu adalah inti pesannya. Sebuah pesan yang tentu saja membuat Haryono terkaget dan sempat menduga bahwa Hendri kurang puas dengan kesepakatan gaji. Ada waku bermenit-menit yang ia tanyakan dan semua dijawab secara lugas dan tuntas oleh Abah. Ada juga waktu satu jam sendiri ketika mereka saling bersilang pendapat. Sekali lagi, sebuah keputusan acapkali dihasilkan dengan tanpa membahagiakan seluruh pihak. Haryono mencoba memahami kega

DMCA.com Protection Status