PACAR ABANGKU SAKIT JIWAMusim ke-2 : SISA RASA TERTINGGALBab 1Pov WINDABekerja satu kantor dengan istri dari mantan kekasihku, sungguh tak pernah kubayangkan. Tapi demi Emily, aku menerima permintaannya bekerja di perusahaan Mas Arfan. Emily dan Mas Arfan, dua orang paling penting dalam hidupku selain suamiku. Mereka bertiga lah yang berjasa besar mengembalikan kewarasanku yang sengaja direnggut paksa oleh Mama."Nanti Mas jemput ya Sayang.".Sentuhan bibirnya di kening adalah ritual terakhir sebelum aku turun dari mobil. Aku tersenyum, memandang mata coklatnya yang tajam. Aditya suamiku, salah satu orang paling tulus yang pernah kutemui. Meski awal pertemuan dan interaksi kami sangat memalukan jika dikenang. Aku turun dan melambaikan tangan. Mobil itu melaju keluar halaman parkir Nada Pratama. Suara derunya halus dan lembut, maklum saja itu adalah mobil baru, hadiah pernikahan dari Mas Arfan. Coba bayangkan, orang mana yang memberi mobil sebagai hadiah pernikahan? Mas Arfan dan
PACAR ABANGKU SAKIT JIWA Musim ke 2 : SISA RASA TERTINGGALBAB 2Aku memesan sendiri makanan melalui aplikasi agar jika Riana datang, dia tidak curiga bahwa aku hanya mencari alasan. Sendirian, aku makan dalam diam, menghadirkan wajah suamiku dan berusaha terus mengingat kebaikannya agar cinta yang tumbuh semakin kuat. Aku mencintai Mas Aditya, sungguh untuk hal itu aku tidak pernah berdusta. Tapi hingga kini, aku tak mampu melupakan Bang Arga. Kenangan bagaimana dia menyayangiku sepenuh hati, membelaku meski harus bertengkar dengan adiknya sendiri terus saja membayang. Belum lagi Mama, Mamanya Bang Arga yang telah menganggapku sebagai anak. Seharusnya dulu aku tidak bodoh, seharusnya aku pandai menjaga diri.Suara riuh di lantai bawah menandakan bahwa jam istirahat sebentar lagi habis. Riana dan Mbak Astri sedang mengobrol, lalu tak lama kudengar suara kaki ber-sepatunya menapaki anak tangga. Aku memandang kotak makan siangku yang belum habis. Mendesah, ternyata aku lebih banyak me
PACAR ABANGKU SAKIT JIWA musim ke-2. Bab 3"Tidak ada yang namanya hutang pengasuhan. Winda dia pungut sejak bayi. Apa saat itu Winda bisa memilih? Dan apa dia merawat Winda dengan baik?"Suara Emily mengomel panjang pendek masih terdengar. Sesekali dia meringis sambil mengelus elus perutnya. Berjalan mondar mandir seperti tak kenal lelah. Sementara aku, Mas Aditya dan Mas Arfan duduk memperhatikannya."Tante Luisa itu benar-benar ibu yang kejam. Sudahlah dia membuat Winda sakit, membuangnya, sekarang mau memeras nya. Kalau aku jadi Winda, sudah kutuntut dia ke penjara.""Emi…""Pokoknya jangan kasih dia uang. Sekali, dua kali, dia akan ketagihan.""Emi…""Apa?"Mas Arfan akhirnya tak tahan, dengan lembut ditariknya lengan istrinya itu agar duduk. Tapi dengan keras kepala, Emily menolak."Aku lelah melihatmu mondar-mandir.""Kata dokter aku suruh banyak mondar-mandir supaya lekas melahirkan. Ingat HPL ku sudah lewat dua hari."Mas Arfan mendesah. "Jadi bagaimana menurut Mas? Apakah
PACAR ABANGKU SAKIT JIWAmusim ke-2 : SISA RASA TERTINGGAL.Bab 4Aku keluar dari ruang bersalin dengan hati lega. Emily sedang dibersihkan dan akan dipindahkan ke kamar rawat, tapi dia masih harus menunggu beberapa saat sampai kondisinya benar-benar stabil. Aku merinding melihat bagaimana perjuangan seorang Ibu melahirkan bayi, seperti apa yang baru saja kusaksikan. Tapi jika sesulit itu, kenapa aku dibuang?"Winda?"Bang Adit menyambut begitu aku keluar dari ruangan. Ada tanda tanya di wajahnya melihatku murung. Ah, kenapa aku ini? Ini adalah salah satu momen paling penting untuk Emily dan Mas Arfan, dan moment paling membahagiakan buatku. Kenapa aku harus sedih dan memikirkan masa lalu yang abu-abu?"Emily sehat. Bayinya perempuan."Mas Aditya tersenyum. Namun aku terkejut ketika Riana tiba-tiba saja berjalan ke arah pintu dan dengan sengaja menyenggol tubuhku."Gantian ya. Aku juga mau lihat Emily."Ya Allah, kenapa dengan Riana? Kenapa dia tampak kesal dan marah padaku? Apa karen
PACAR ABANGKU SAKIT JIWAmusim ke-2. Sisa Rasa TertinggalBab 5"Winda!"Suara Mas Aditya membuatku menoleh sambil menghembuskan nafas lega. Aku terpaksa menghubunginya dan menunggu di kantor dijaga Pak Ahmad. Jujur saja aku takut sekali keluar dari pintu ini. Aku takut lelaki tadi benar benar sang malaikat maut dan dia telah melihat wajahku.Di sampingku, duduk sambil memeluk tasnya, gadis tadi. Dia tak juga mau pulang kalau tak diantar. Kami dua orang penakut yang bertemu dan akhirnya terperangkap di dalam kantor. Aku berdiri dan berlari menyambut suamiku, yang semakin hari semakin terlihat tampan. Menyadari hal itu, kadang aku merutuki otakku yang masih saja mengingat Bang Arga."Mas akan minta Emily untuk memecatmu besok."Aku membelalakkan mata."Jangan, Emi akan kecewa.""Tapi keselamatanmu di pertaruhkan. Aku nggak mau terjadi apa-apa sama kamu."Wajahnya yang tampan mengeras. Mas Aditya merangkum kedua pipiku, memandang wajahku lama dan memelukku erat."Aku nggak bisa bayangk
PACAR ABANGKU SAKIT JIWAmusim ke 2 SISA RASA TERTINGGALBab 6PoV EMILYSuara bel rumah menjerit-jerit ketika aku baru saja hendak memejamkan mata. Aku mendesah, menutup telinga dengan bantal. Semalaman, Shayra mengajakku begadang. Bayi berusia dua minggu itu sedang senang-senangnya menyusu. Mas Arfan tak mengizinkan aku menyentuh pekerjaan rumah. Dua orang ART disediakan untukku. Jadi setelah sarapan dan memastikan Shayra kenyang, aku ikut berbaring di sebelah bayiku yang sudah lebih dulu terlelap. Rasanya nyaman sekali memejamkan mata sebelum suara bel itu terdengar menyakitkan telinga.Besok sepertinya aku harus memasang kedap suara di kamar. Tapi ah, aneh juga. Bagaimana kalau Mas Arfan yang datang dan aku nggak dengar apa-apa? Dilema banget."Jam segini masih tidur? Bangunkan anak pemalas itu."Aku mendesah. Mama Rose, Ibu mertuaku yang datang. Aku mempersiapkan diri. Seperti biasa pertemuan dengannya akan selalu menguras emosi."Mbak Emi baru tidur, Nyonya.""Kamu membantah say
PACAR ABANGKU SAKIT JIWAMusim ke-2 SISA RASA TERTINGGALBAB 7PoV EMILYKami duduk di bangku taman belakang rumah sakit. Dimana beberapa buah bangku kayu dipasang permanen di atas semen-semen yang di cat warna warni. Pohon-pohon akasia yang rindang dan meneduhkan taman belakang ini adalah salah satu tempat favorit para perawat untuk mengawasi pasien. Pada jam-jam tertentu, mereka akan dibawa ke sini, berinteraksi dengan sesama pasien, meski lebih sering berakhir dengan kekacauan. Aku bergidik membayangkannya. Ah, betapa menyedihkannya hidup ketika sebagian kewarasan telah terenggut darimu."Kamu kesini sendirian?"Winda mengusap matanya yang basah, lalu mengangguk. Setelah banyak peristiwa menyedihkan terjadi dalam hidupnya, Winda yang dulu periang, perlahan berubah menjadi Winda yang pendiam dan dewasa. Jujur saja, aku merindukan dia yang dulu, yang sering membuatku jengkel, tapi juga kadang membuatku tertawa. Hidup memang serumit itu."Aku nggak bisa tidur dengan tenang, Em. Kamu p
PACAR ABANGKU SAKIT JIWAMusim ke-2 Sisa Rasa TertinggalBab 8PoV WINDA"Mas Arfan, Mas Aditya sebenarnya kemana? Sejak sore tadi WA ku ceklis satu."Mas Arfan tersenyum dengan wajah tenang. Kami baru saja selesai makan malam di rumah Emily. Makan malam yang nyaris tak dapat kutelan karena gelisah mengingat suamiku tak ada disini. Terlebih, aku harus satu meja dengan Bang Arga dan Riana. Meski Mama dan juga Emily ada didekatku, aku masih juga tak bisa membuang rasa canggung itu. Aku masih sering teringat bagaimana dulu Bang Arga begitu menyayangiku. Belum lagi mata Riana yang terus memperhatikan walau sembunyi-sembunyi. Tapi setidaknya aku sedikit lega, Riana tak seketus itu lagi. Entah apa yang Emily katakan padanya."Aditya melakukan sebuah pekerjaan rahasia Winda. Maaf, aku tak bisa memberi tahukan-nya padamu."Aku terdiam. Tugas rahasia. Aku tahu bahwa Mas Adit adalah orang kepercayaan Mas Arfan. Mereka telah bersama bahkan jauh sebelum aku dan Emily mengenalnya. Dan tentu saja a
PACAR ABANGKU SAKIT JIWA (ENDING)musim ke-2. SISA RASA TERTINGGALBab 15PoV WINDAEnam bulan kemudian"Kak, kenapa sih Mama nggak sayang sama aku? Seperti Mama sayang sama Kakak?""Kata siapa? Mama sayang kok sama kamu.""Tapi Mama dikit-dikit marah. Kalau sama Kakak nggak."Kak Laura tersenyum, mengusap rambutku dengan lembut."Mama cuma lagi nggak enak badan. Kamu tenang aja ya, kan ada Kakak." Ujar Kak Laura sambil tersenyum manis. Dia mengulurkan perahu dari kertas yang baru saja dibuatnya.Aku ikut tersenyum, meraih perahu kertas itu dan berlari ke dalam kolam ikan di belakang rumah. Berdua kami melarungkan perahu itu disana, membuat ombak kecil dengan kedua tangan hingga perahu itu sesekali terombang-ambing. Ah, masa kecil yang indah. Kenapa orang harus menjadi dewasa jika masa kecil sudah membuat bahagia? Padahal dengan menjadi dewasa, ada banyak masalah yang mulai menghampiri."Sayang…"Aku menoleh, segala kenangan tentang masa kecil itu segera lenyap dari benakku. Mas Adit
PACAR ABANGKU SAKIT JIWAMusim ke-2. Sisa Rasa TertinggalBab 14PoV ADITYAKeadaan rumah baik baik saja kecuali satu hal, kunci pintu depan yang dibuka paksa menggunakan sebuah alat. Itu artinya, Winda pergi kesana tidak dengan sukarela. Apa sebenarnya yang terjadi? Kenapa Winda bisa ada disana bersama si pembunuh? Dan suara Siapakah yang menjerit demikian pilu? Suara itu, seperti seseorang yang tengah merasakan sakit yang luar biasa.Aku memandang wajah istriku dengan gundah, sekaligus kesal karena aku tak tahu apa-apa, persis orang buta. Wajah itu masih pucat pasi saat kuletakkan di atas pembaringan. Tapi setidaknya dia tak menolak semua sentuhanku padanya. Sepanjang subuh hingga pagi itu, Winda tak juga mau melepaskan diri dari pelukanku. Belum pernah aku merasa se bingung ini. Aku tak tahu apa yang telah menimpanya, dan juga apa yang terjadi. Dan suara tembakan itu? Aku menghela nafas dalam-dalam. Aku percaya Mas Arfan akan melakukan yang terbaik, seperti dia selalu mempercayaiku
PACAR ABANGKU SAKIT JIWAMusim ke-2.SISA RASA TERTINGGAL.Bab 13Lika masih menjerit histeris, aku bisa memperkirakan bertapa kuat tenaga lelaki itu, apalagi dengan sepatu model boot yang keras dan berat menekan paha Lika. Jantungku berdebar sangat kencang. Aku tak sanggup, seandainya harus melihat seseorang disiksa si depan mataku. Lika memang bersalah, tapi bukan seperti ini hukuman yang kuinginkan untuknya. Dan lagi, adakah manusia yang punya hak melakukannya."Ya Allah… jangan! Tolong jangan! Lepaskan dia!"Mendengar suaraku, Lika berhenti menjerit. Dia memandangku sambil berurai air mata sementara si malaikat maut sama sekali tak menoleh. Dengan sebelah tangannya, dia mengulurkan pisau kecil membuka ikatan di kakiku, memutar kursiku dan kembali membuka ikatan di tanganku. Semua itu dia lakukan tanpa melepaskan kakinya dari paha Lika."Pergi Winda. Dan jangan sekali kali lapor polisi. Biarkan aku jadi hakim untuk mereka dan biarkan aku sendiri yang menanggung dosanya."Aku berdiri
PACAR ABANGKU SAKIT JIWAMusim ke-2. Sisa Rasa tertinggalBab 12Dadaku langsung berdebar hebat membaca pesan itu. Aku refleks berdiri, memandang berkeliling. Aku sangat yakin lelaki itu tadinya ada disini. Sang malaikat maut yang telah menyiksa Kak Laura. Kak Laura sekarang tenang karena dia memutuskan pergi. Barulah kusadari arti kalimat Kak Laura selama ini : Dia ada disini! Ya. Setiap kali aku menjenguknya, ada kalanya Kak Laura tiba-tiba seperti melihat sesuatu dan dia ketakutan. Jadi, apakah selama lebih setahun ini, sebenarnya orang itu ada disini?"Ada apa?"Mas Adit memegang lenganku, menyuruhku berhenti. Dia merasakan gerakanku yang gelisah sedari tadi. Aku memberikan ponsel itu padanya. Dia mengamatinya sejenak, mengeluarkan ponselnya sendiri dan entah melakukan apa, mungkin melacak atau mencari tahu identitas si pengirim, entahlah. Ponsel pintarnya sepertinya bisa melakukan apa saja.Mas Adit melangkah sambil merangkul bahuku."Itu artinya, Kak Laura aman disini. Meski un
PACAR ABANGKU SAKIT JIWAMusim ke-2 SISA RASA TERTINGGALBab 11Sepasang matanya yang dihiasi bulu mata tebal, juga pewarna dengan aksen smoke, memandangku tajam. Kami bertatapan sekian menit lamanya sementara si lelaki ikut mengamatiku. Entah apa yang kulakukan, nekat atau ceroboh, terserah. Aku telah membantunya malam itu, jadi pantaskah dia membalasnya dengan cara menggoda suamiku?"Suamimu tidak pernah menyimpan rahasia dariku. Dan aku jamin, dia tak akan pernah menyakiti hatiku. Jadi berhentilah berbuat bodoh. Silahkan mencari lelaki lain yang mau kau rayu. Tapi bukan suamiku."Lika diam saja mendengar aku memakinya. Aku berbalik dan berjalan dengan cepat menuju taksi online yang masih menunggu. Tiba di rumah, dengan nafas terengah-engah, aku merebahkan diri, teringat pada janin dalam perutku. Aku memejamkan mata. Apakah yang kulakukan tadi salah?Masih kuingat wajahnya yang tanpa ekspresi tadi. Entahlah, aku bukan Emily yang pandai membaca raut wajah orang lain. Aku hanya tahu b
PACAR ABANGKU SAKIT JIWA musim ke-2. SISA RASA TERTINGGALBab 10Aku belum pernah merasa marah dan cemburu sehebat ini. Bahkan dengan Bang Arga dulu, aku tak pernah merasa. Hubunganku dengannya terlalu mulus, tanpa sedikitpun gelombang. Bang Arga yang sangat mencintaiku, sama sekali tak pernah membuatku cemburu. Akibatnya, akulah yang sering membuat ulah hanya karena ingin menepis rasa bosan. Salah satunya, dekat dengan Mas Adit yang dulu jelas jelas hanya menggoda.Aku mengusap wajah. Kemarin, aku bahkan masih meragukan cintaku padanya. Tapi hari ini, membaca chat WA dari nomor tak dikenal, yang bahkan sama sekali belum dibaca oleh Mas Adit membuat dadaku berdebar hebat. Aku terbakar oleh amarah dan api cemburu.Tring!Pesan itu masuk lagi. Kali ini sebuah foto. Foto yang sangat vulgar. Dan aku semakin meradang mengetahui siapa yang mengirimkan foto itu.Lika!Dia berpose sensual, memakai baju dengan dua tali di pundak, tipis berenda-renda sehingga aku tahu dia tak memakai apa apa l
PACAR ABANGKU SAKIT JIWAmusim ke-2 SISA RASA TERTINGGALBab 9Mas Adit, jika malam ini terjadi sesuatu padaku, aku minta maaf. Entah bagaimana caranya, aku ingin kau tahu bahwa aku mencintaimu. Dan sama sekali tak lagi ada keraguan tentang itu.Krieett…Pintu terbuka, sesosok tubuh melangkah masuk, aku memejamkan sambil menjerit dan mengayunkan sapu lidi di tanganku."Aaaaaaaa…!"Bag bug bag bug…"Winda! Berhenti sayang. Ini aku!"Tanganku gemetar, rasanya telingaku kebas, tak mampu mengenali suara yang samar-samar kukenali itu. Kenapa dia memanggilku? Kenapa dia tahu namaku? Dan kenapa dia bahkan tak menghindari semua pukulanku?Tangan itu lalu sigap menangkap sapu lidi yang sudah beberapa kali menghantam tubuhnya, lalu melemparnya ke sembarang arah. Dengan paksa, dia memelukku, menarikku ke arah saklar lampu dan menghidupkan lampu. Seketika terang benderang, dan aku terpana memandang wajah yang telah membuatku menangis semalaman."Mas Adit?""Winda? Kamu kenapa Sayang? Ya Allah… ma
PACAR ABANGKU SAKIT JIWAMusim ke-2 Sisa Rasa TertinggalBab 8PoV WINDA"Mas Arfan, Mas Aditya sebenarnya kemana? Sejak sore tadi WA ku ceklis satu."Mas Arfan tersenyum dengan wajah tenang. Kami baru saja selesai makan malam di rumah Emily. Makan malam yang nyaris tak dapat kutelan karena gelisah mengingat suamiku tak ada disini. Terlebih, aku harus satu meja dengan Bang Arga dan Riana. Meski Mama dan juga Emily ada didekatku, aku masih juga tak bisa membuang rasa canggung itu. Aku masih sering teringat bagaimana dulu Bang Arga begitu menyayangiku. Belum lagi mata Riana yang terus memperhatikan walau sembunyi-sembunyi. Tapi setidaknya aku sedikit lega, Riana tak seketus itu lagi. Entah apa yang Emily katakan padanya."Aditya melakukan sebuah pekerjaan rahasia Winda. Maaf, aku tak bisa memberi tahukan-nya padamu."Aku terdiam. Tugas rahasia. Aku tahu bahwa Mas Adit adalah orang kepercayaan Mas Arfan. Mereka telah bersama bahkan jauh sebelum aku dan Emily mengenalnya. Dan tentu saja a
PACAR ABANGKU SAKIT JIWAMusim ke-2 SISA RASA TERTINGGALBAB 7PoV EMILYKami duduk di bangku taman belakang rumah sakit. Dimana beberapa buah bangku kayu dipasang permanen di atas semen-semen yang di cat warna warni. Pohon-pohon akasia yang rindang dan meneduhkan taman belakang ini adalah salah satu tempat favorit para perawat untuk mengawasi pasien. Pada jam-jam tertentu, mereka akan dibawa ke sini, berinteraksi dengan sesama pasien, meski lebih sering berakhir dengan kekacauan. Aku bergidik membayangkannya. Ah, betapa menyedihkannya hidup ketika sebagian kewarasan telah terenggut darimu."Kamu kesini sendirian?"Winda mengusap matanya yang basah, lalu mengangguk. Setelah banyak peristiwa menyedihkan terjadi dalam hidupnya, Winda yang dulu periang, perlahan berubah menjadi Winda yang pendiam dan dewasa. Jujur saja, aku merindukan dia yang dulu, yang sering membuatku jengkel, tapi juga kadang membuatku tertawa. Hidup memang serumit itu."Aku nggak bisa tidur dengan tenang, Em. Kamu p