PACAR ABANGKU SAKIT JIWA Musim ke 2 : SISA RASA TERTINGGALBAB 2Aku memesan sendiri makanan melalui aplikasi agar jika Riana datang, dia tidak curiga bahwa aku hanya mencari alasan. Sendirian, aku makan dalam diam, menghadirkan wajah suamiku dan berusaha terus mengingat kebaikannya agar cinta yang tumbuh semakin kuat. Aku mencintai Mas Aditya, sungguh untuk hal itu aku tidak pernah berdusta. Tapi hingga kini, aku tak mampu melupakan Bang Arga. Kenangan bagaimana dia menyayangiku sepenuh hati, membelaku meski harus bertengkar dengan adiknya sendiri terus saja membayang. Belum lagi Mama, Mamanya Bang Arga yang telah menganggapku sebagai anak. Seharusnya dulu aku tidak bodoh, seharusnya aku pandai menjaga diri.Suara riuh di lantai bawah menandakan bahwa jam istirahat sebentar lagi habis. Riana dan Mbak Astri sedang mengobrol, lalu tak lama kudengar suara kaki ber-sepatunya menapaki anak tangga. Aku memandang kotak makan siangku yang belum habis. Mendesah, ternyata aku lebih banyak me
PACAR ABANGKU SAKIT JIWA musim ke-2. Bab 3"Tidak ada yang namanya hutang pengasuhan. Winda dia pungut sejak bayi. Apa saat itu Winda bisa memilih? Dan apa dia merawat Winda dengan baik?"Suara Emily mengomel panjang pendek masih terdengar. Sesekali dia meringis sambil mengelus elus perutnya. Berjalan mondar mandir seperti tak kenal lelah. Sementara aku, Mas Aditya dan Mas Arfan duduk memperhatikannya."Tante Luisa itu benar-benar ibu yang kejam. Sudahlah dia membuat Winda sakit, membuangnya, sekarang mau memeras nya. Kalau aku jadi Winda, sudah kutuntut dia ke penjara.""Emi…""Pokoknya jangan kasih dia uang. Sekali, dua kali, dia akan ketagihan.""Emi…""Apa?"Mas Arfan akhirnya tak tahan, dengan lembut ditariknya lengan istrinya itu agar duduk. Tapi dengan keras kepala, Emily menolak."Aku lelah melihatmu mondar-mandir.""Kata dokter aku suruh banyak mondar-mandir supaya lekas melahirkan. Ingat HPL ku sudah lewat dua hari."Mas Arfan mendesah. "Jadi bagaimana menurut Mas? Apakah
PACAR ABANGKU SAKIT JIWAmusim ke-2 : SISA RASA TERTINGGAL.Bab 4Aku keluar dari ruang bersalin dengan hati lega. Emily sedang dibersihkan dan akan dipindahkan ke kamar rawat, tapi dia masih harus menunggu beberapa saat sampai kondisinya benar-benar stabil. Aku merinding melihat bagaimana perjuangan seorang Ibu melahirkan bayi, seperti apa yang baru saja kusaksikan. Tapi jika sesulit itu, kenapa aku dibuang?"Winda?"Bang Adit menyambut begitu aku keluar dari ruangan. Ada tanda tanya di wajahnya melihatku murung. Ah, kenapa aku ini? Ini adalah salah satu momen paling penting untuk Emily dan Mas Arfan, dan moment paling membahagiakan buatku. Kenapa aku harus sedih dan memikirkan masa lalu yang abu-abu?"Emily sehat. Bayinya perempuan."Mas Aditya tersenyum. Namun aku terkejut ketika Riana tiba-tiba saja berjalan ke arah pintu dan dengan sengaja menyenggol tubuhku."Gantian ya. Aku juga mau lihat Emily."Ya Allah, kenapa dengan Riana? Kenapa dia tampak kesal dan marah padaku? Apa karen
PACAR ABANGKU SAKIT JIWAmusim ke-2. Sisa Rasa TertinggalBab 5"Winda!"Suara Mas Aditya membuatku menoleh sambil menghembuskan nafas lega. Aku terpaksa menghubunginya dan menunggu di kantor dijaga Pak Ahmad. Jujur saja aku takut sekali keluar dari pintu ini. Aku takut lelaki tadi benar benar sang malaikat maut dan dia telah melihat wajahku.Di sampingku, duduk sambil memeluk tasnya, gadis tadi. Dia tak juga mau pulang kalau tak diantar. Kami dua orang penakut yang bertemu dan akhirnya terperangkap di dalam kantor. Aku berdiri dan berlari menyambut suamiku, yang semakin hari semakin terlihat tampan. Menyadari hal itu, kadang aku merutuki otakku yang masih saja mengingat Bang Arga."Mas akan minta Emily untuk memecatmu besok."Aku membelalakkan mata."Jangan, Emi akan kecewa.""Tapi keselamatanmu di pertaruhkan. Aku nggak mau terjadi apa-apa sama kamu."Wajahnya yang tampan mengeras. Mas Aditya merangkum kedua pipiku, memandang wajahku lama dan memelukku erat."Aku nggak bisa bayangk
PACAR ABANGKU SAKIT JIWAmusim ke 2 SISA RASA TERTINGGALBab 6PoV EMILYSuara bel rumah menjerit-jerit ketika aku baru saja hendak memejamkan mata. Aku mendesah, menutup telinga dengan bantal. Semalaman, Shayra mengajakku begadang. Bayi berusia dua minggu itu sedang senang-senangnya menyusu. Mas Arfan tak mengizinkan aku menyentuh pekerjaan rumah. Dua orang ART disediakan untukku. Jadi setelah sarapan dan memastikan Shayra kenyang, aku ikut berbaring di sebelah bayiku yang sudah lebih dulu terlelap. Rasanya nyaman sekali memejamkan mata sebelum suara bel itu terdengar menyakitkan telinga.Besok sepertinya aku harus memasang kedap suara di kamar. Tapi ah, aneh juga. Bagaimana kalau Mas Arfan yang datang dan aku nggak dengar apa-apa? Dilema banget."Jam segini masih tidur? Bangunkan anak pemalas itu."Aku mendesah. Mama Rose, Ibu mertuaku yang datang. Aku mempersiapkan diri. Seperti biasa pertemuan dengannya akan selalu menguras emosi."Mbak Emi baru tidur, Nyonya.""Kamu membantah say
PACAR ABANGKU SAKIT JIWAMusim ke-2 SISA RASA TERTINGGALBAB 7PoV EMILYKami duduk di bangku taman belakang rumah sakit. Dimana beberapa buah bangku kayu dipasang permanen di atas semen-semen yang di cat warna warni. Pohon-pohon akasia yang rindang dan meneduhkan taman belakang ini adalah salah satu tempat favorit para perawat untuk mengawasi pasien. Pada jam-jam tertentu, mereka akan dibawa ke sini, berinteraksi dengan sesama pasien, meski lebih sering berakhir dengan kekacauan. Aku bergidik membayangkannya. Ah, betapa menyedihkannya hidup ketika sebagian kewarasan telah terenggut darimu."Kamu kesini sendirian?"Winda mengusap matanya yang basah, lalu mengangguk. Setelah banyak peristiwa menyedihkan terjadi dalam hidupnya, Winda yang dulu periang, perlahan berubah menjadi Winda yang pendiam dan dewasa. Jujur saja, aku merindukan dia yang dulu, yang sering membuatku jengkel, tapi juga kadang membuatku tertawa. Hidup memang serumit itu."Aku nggak bisa tidur dengan tenang, Em. Kamu p
PACAR ABANGKU SAKIT JIWAMusim ke-2 Sisa Rasa TertinggalBab 8PoV WINDA"Mas Arfan, Mas Aditya sebenarnya kemana? Sejak sore tadi WA ku ceklis satu."Mas Arfan tersenyum dengan wajah tenang. Kami baru saja selesai makan malam di rumah Emily. Makan malam yang nyaris tak dapat kutelan karena gelisah mengingat suamiku tak ada disini. Terlebih, aku harus satu meja dengan Bang Arga dan Riana. Meski Mama dan juga Emily ada didekatku, aku masih juga tak bisa membuang rasa canggung itu. Aku masih sering teringat bagaimana dulu Bang Arga begitu menyayangiku. Belum lagi mata Riana yang terus memperhatikan walau sembunyi-sembunyi. Tapi setidaknya aku sedikit lega, Riana tak seketus itu lagi. Entah apa yang Emily katakan padanya."Aditya melakukan sebuah pekerjaan rahasia Winda. Maaf, aku tak bisa memberi tahukan-nya padamu."Aku terdiam. Tugas rahasia. Aku tahu bahwa Mas Adit adalah orang kepercayaan Mas Arfan. Mereka telah bersama bahkan jauh sebelum aku dan Emily mengenalnya. Dan tentu saja a
PACAR ABANGKU SAKIT JIWAmusim ke-2 SISA RASA TERTINGGALBab 9Mas Adit, jika malam ini terjadi sesuatu padaku, aku minta maaf. Entah bagaimana caranya, aku ingin kau tahu bahwa aku mencintaimu. Dan sama sekali tak lagi ada keraguan tentang itu.Krieett…Pintu terbuka, sesosok tubuh melangkah masuk, aku memejamkan sambil menjerit dan mengayunkan sapu lidi di tanganku."Aaaaaaaa…!"Bag bug bag bug…"Winda! Berhenti sayang. Ini aku!"Tanganku gemetar, rasanya telingaku kebas, tak mampu mengenali suara yang samar-samar kukenali itu. Kenapa dia memanggilku? Kenapa dia tahu namaku? Dan kenapa dia bahkan tak menghindari semua pukulanku?Tangan itu lalu sigap menangkap sapu lidi yang sudah beberapa kali menghantam tubuhnya, lalu melemparnya ke sembarang arah. Dengan paksa, dia memelukku, menarikku ke arah saklar lampu dan menghidupkan lampu. Seketika terang benderang, dan aku terpana memandang wajah yang telah membuatku menangis semalaman."Mas Adit?""Winda? Kamu kenapa Sayang? Ya Allah… ma