Share

52. Teng! Teng!

“Kau mau sekalian membolos?” Mino memberi ide.

Mataku membesar. Itu bukan ide buruk. Dengan cepat aku setuju dengannya. Sudah lama kami tak membolos. Waktu itu aku tak ingat pesan dan peringatan dari Pak Beni. Akhirnya aku tetap bolos bersama Mino sepanjang hari.

“Kita mau kemana?” Aku bertanya. Kami berjalan menyusuri trotoar panjang sepanjang jalan. Banyak mobil yang berlalu lalang. Aku bisa menciup bau asap mobil yang pekat. Dari tadi kami benar-benar berjalan kaki. Tak membawa tas sama sekali. Hanya berjalan tanpa berpikir panjang.

“Kau bilang mau mencari udara segar.” Mino menjawab singkat.

“Hei! Ini yang kau sebut udara segar? Tidak ada udara bersih di sini, yang ada hanya karbon dioksida yang terhirup oleh hidungku.” Aku bersungut-sungut. Dia sama gilanya denganku. Eh, tidak lebih aneh.

Matahari sudah hampir tergelincir. Hari sudah menunjukkan pukul empat sore. Kami tiba di taman di pinggir kota. Aku memilih untuk dudu
Locked Chapter
Continue to read this book on the APP

Related chapters

Latest chapter

DMCA.com Protection Status