Share

Bab 4. Sesuatu Yang Tidak Sengaja Ia Lewatkan

"Sepertinya belakangan ini aku justru membuat kak Naura merasa tidak nyaman." Evelyn duduk di atas sofa empuk yang berada di ruang kerja Zafir. Wanita itu hanya menghabiskan waktunya di sekitar Zafir, bahkan setelah Naura keluar dengan ekspresi buruk sebelumnya, Evelyn kembali memasuki ruangan Zafir.

Zafir merapikan berkas-berkas yang sebelumnya ia gunakan, kemudian berdiri dari meja kerjanya sambil berkata, "Bagaimana bisa? Naura bahkan tidak keberatan jika kamu menyapanya dengan santai, bukan?"

Evelyn menghela napas tipis, mengangguk kecil. "Iya, tapi... Sepertinya kak Naura memang--"

"Terlalu cepat untuk menyerah, cepat atau lambat hubungan kalian pasti membaik." Zafir berusaha membangun pikiran positif untuk Evelyn, pria itu berjalan tenang menuju Evelyn dan mengusap kepalanya

"Makan malam seperti biasa dengan teratur, aku perlu menjamu tamu penting bersama Naura," sambung Zafir setelah beberapa saat hening, kemudian ia melepas tangannya dari usapan lembut tersebut.

Evelyn mengerutkan keningnya, diam-diam kedua matanya menyimpan kesedihan. "Sekarang juga?"

Zafir mengangguk lembut. "Iya, tapi aku pastikan agar cepat selesai."

"Sungguh? Padahal sebelumnya sudah janji sama aku!" Evelyn menggembungkan kedua pipinya yang merah merona alami, membuat Zafir terkekeh begitu melihatnya. Entah sejak kapan, pria itu mulai merasa hubungannya dan Evelyn terasa 'menyenangkan'.

Evelyn mendengus sekali, kemudian memasang wajah yang jauh lebih terlihat sedih dari sebelumnya. "Aku akan menunggu di sini sendirian seperti biasa."

Mendengar suara tidak bersemangat dari Evelyn sekaligus melihat raut wajah wanita itu yang murung, hati Zafir tanpa sadar tergerak. Pria itu tersenyum tipis dan menyentuh dagu Evelyn untuk melihat wajah manis wanita tersebut.

"Baiklah, ayo ikut makan malam bersama. Ingat, kau adalah sepupu Naura. Mau?" ujar Zafir, membuat Evelyn kembali mengembangkan senyumannya dan berdiri, menatap dalam pria tersebut.

"Aku mau! Ayo!" Evelyn terkekeh, kemudian melingkarkan tangannya di lengan Zafir.

Di luar rencana, Zafir akhirnya membawa Evelyn ke dalam makan malam pentingnya dengan Naura untuk menjamu tamu penting.

Sedangkan Naura yang sudah lebih dulu sampai di ruang makan menemani tamu penting mereka perlahan mulai merasa gelisah, pasalnya Zafir tak kunjung datang ke ruang makan.

Ketika Naura hampir menyerah dan meminta Kate untuk memanggil Zafir, pintu ruang makan terbuka. Kedua mata Naura sedikit terbuka lebar, jantungnya berdebar kencang karena amarah. Bagaimana tidak? Pria itu membawa Evelyn ke dalam makan malam bisnis mereka! Entah apa yang sedang pria itu pikirkan sekarang, Naura benar-benar marah!

Zafir tanpa merasa bersalah berjalan mendekat ke arah tuan Robin, dia adalah salah satu rekan bisnis penting yang berpengaruh pada pembangunan usaha tambang yang akan mereka buka.

"Selamat malam, tuan Robin. Aku terlambat karena masih ada sedikit urusan di ruangan, dan... Perkenalkan, dia adalah sepupu dari istriku." Zafir mengatakan itu tanpa keraguan, kemudian ia menggeser tatapannya ke arah Naura dan berkata, "Evelyn menunggumu seorang diri di ruang tamu, aku berpikir untuk mengajaknya pada makan malam kita saat ini."

Soroti mata Zafir yang seolah mengatakan bahwa Naura harus mengiyakan kalimatnya membuat kedua telapak tangan Naura yang berada di bawah meja mengepal erat. Wanita itu menoleh ke arah tuan Robin terlebih dahulu, pria itu juga terlihat sedikit kebingungan.

Dengan keahlian mutlak yang telah ia asah sejak dulu, Naura kembali tersenyum dan mengangguk sambil menatap Evelyn. "Astaga, sungguh? Kate tidak mengatakan apapun padaku." Lalu Naura menatap tuan Robin lagi. "Izinkan sepupu saya untuk bergabung. Anda tidak akan bosan karena dia adalah anak yang sangat manis!"

Tuan Robin mengangguk dan tersenyum, seolah kebingungan pria itu sepertinya sudah terjawab. "Tentu-tentu, bukan masalah! Semakin banyak yang bergabung, maka semakin nikmat suasananya."

Meskipun tuan Robin terlihat ramah dan terbuka, Naura tetap dapat merasakan aura canggung yang diam-diam keluar dari pria itu.

Meja makan melingkar yang memiliki hidangan berbagai macam makanan mahal khas barat dan timur benar-benar menggugah selera. Zafir duduk tepat di samping tuan Robin, sementara Evelyn berada di tengah-tengah Naura dan Zafir.

Saat suasana kembali normal, Naura dan Zafir fokus berdiskusi dengan tuan Robin, Evelyn adalah satu-satunya pihak yang tidak mengerti mengenai topik pembicaraan mereka. Wanita itu hanya mendengarkan sambil menyantap makan malamnya.

Di tengah situasi itu, Evelyn hendak memotong daging steak pilihannya. Wanita itu mengerutkan keningnya bingung saat pelayan memberikannya garpu dan pisau, adegan ini disadari oleh tuan Robin. Naura yang juga peka dengan ke mana tuan Robin menatap, dengan cepat ikut memperhatikan Evelyn.

Naura menghela napas tipis, sepertinya Evelyn kesulitan menggunakan pisau dan garpunya untuk memakan steak. Sederhana, namun bisa menjadi kejanggalan besar. Bagaimana mungkin sepupu dari seorang nyonya Wajendra tidak bisa menggunakan garpu dan pisau untuk menyantap steak mereka?

"Tuan Robin, saya dengar perusahaan tambang yang sebelumnya anda pegang sukses besar dan berhasil membagikan dividen tinggi untuk para investor? Pertama kali mendengar kabar ini saya geleng kepala karena takjub!" Naura berusaha mengalihkan perhatian tuan Robin, kemudian tangan kirinya dari bawah meja diam-diam memberikan kode pada Kate.

Kate yang mengerti dengan sigap meminta garpu dan pisau Evelyn sopan, lalu membantu wanita itu memotong daging steak.

"Bukankah tangan anda baru saja cedera beberapa hari lalu? Izinkan saya membantu anda untuk memotong steak," ucap Kate, interaksi ini berjalan sukses dan normal.

Zafir yang baru menyadari hal ini tidak melakukan apa pun selain menahan tawa, pria itu menganggap Evelyn menggemaskan. Naura yang mengerti setiap raut wajah suaminya pun semakin kesal, malam ini Zafir hampir menghancurkan makan malam bisnis mereka!

Setelah Kate memotong steak Evelyn menjadi beberapa bagian kecil, dengan polosnya wanita itu tersenyum dan berkata,"Terima kasih banyak, nona Kate!"

Nada yang tidak elegan, itu cukup mengganggu. Meskipun tidak ada yang salah dengan kalimatnya, tetapi sekali lagi, peran Evelyn di sini sebagai sepupu nyonya Wajendra. Sebagai keluarga elite negara, jangankan tertawa dan berbicara, bahkan cara mereka tersenyum juga memiliki ketentuannya sendiri. Jadi, apa yang dilakukan Evelyn tadi adalah kesalahan yang cukup fatal.

"Evelyn, tolong perhatikan gaya bicaramu." Naura menegurnya langsung, kemudian menatap tuan Robin kembali. "Maafkan sepupu saya, dia memang sedikit bebas dari yang lainnya, benar-benar ceria."

Tuan Robin hanya mengangguk dan tersenyum, sepertinya pria itu mulai merasakan sesuatu yang janggal. Sementara Evelyn, wanita itu menunduk dalam. Dia sejujurnya tidak mengerti kesalahan apa yang telah ia lakukan sehingga Naura memarahinya.

Zafir memperhatikan raut lesu Evelyn, sepintas ada perasaan tidak setuju saat Naura bersikap terlalu frontal ke Evelyn di hadapan tuan Robin. Zafir menyodorkan garpu steak milik wanita itu, membuat Evelyn mengangkat kepalanya dan menatap Zafir. Di momen ini, Naura tidak bisa berbuat apa pun selain menahan perasaannya sendiri dan tetap berusaha mengalihkan tuan Robin agar tidak menyadari interaksi aneh mereka.

Di luar dugaan Naura, setelah Zafir memberikan garpu tersebut kepada Evelyn, pria itu segera menatap Naura dan berkata, "Malam ini tidak terlalu formal, bukan? Tidak perlu terlalu keras." Kedua mata pria itu memancarkan protes besar kepada Naura.

Naura tersenyum melihat ini, sepertinya suaminya sudah gila karena hendak menyerangnya tepat di hadapan tamu penting. Dengan tenang Naura mengangguk. "Benar, tetapi saat ini aku hanya berusaha untuk menghormati tuan Robin sebagai tamu penting."

Zafir sedikit terkejut karena Naura membalasnya demikian, dia tidak menyangka bahwa istrinya menunjukkan pertentangan. Pria itu berpikir bahwa Naura terlalu keras dan ketus terhadap Evelyn yang lembut dan hanya ingin berhubungan baik dengannya. Sesuatu yang berlebihan juga menurutnya jika Naura menegur Evelyn secara gamblang di hadapan tamu, sementara ia tahu jelas bahwa Evelyn sama sekali tidak mengerti mengenai sikap dan perilaku yang seharusnya sebagai bagian dari Wajendra.

Sementara Naura mulai muak, dia tidak akan membiarkan hal seperti ini berlalu begitu saja. Tindakan Zafir yang membawa Evelyn tanpa berdiskusi sudah sangat berlebihan, Naura tidak mengerti mengapa suaminya bersikap aneh dan selalu membela Evelyn akhir-akhir ini. Entah itu hanya perasaannya atau memang... Ada sesuatu yang tidak sengaja ia lewatkan.

Karena hal ini, suasana makan malam itu menjadi canggung. Tuan Robin diam-diam terlihat tidak nyaman, namun dia tidak mungkin secara terang-terangan protes atau mencampuri urusan internal mereka.

Begitu makan malam selesai dan melontarkan beberapa kalimat basa-basi, tuan Robin bergegas pergi meninggalkan mansion Wajendra.

Saat mobil tuan Robin sepenuhnya hilang dari pandangan, senyum Naura menghilang. Tatapan wanita itu menjadi tajam, kemudian menatap Zafir dan Evelyn.

"Memalukan," ucap Naura ketus dengan nada yang rendah.

Zafir merasa Naura terlalu berlebihan, pria itu segera menahan lengan Naura sebelum ia benar-benar masuk ke dalam meninggalkan dirinya.

"Naura, kamu terlalu berlebihan dengan Evelyn. Ini hanya makan malam," ucap Zafir, raut wajahnya terlihat keberatan.

Naura menepis tangan Zafir kasar, kemudian sekilas menatap ke arah Evelyn dan kembali lagi pada pria itu. "Jangan melewati batas, Zafir. Kembalikan akal sehatmu dengan benar." Tanpa menunggu jawaban dari Zafir, Naura dengan cepat meninggalkan pria itu. Zafir mengerutkan keningnya kesal, dia tidak mengerti mengapa Naura berubah menjadi wanita yang tidak tenang seperti ini.

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status