Home / Romansa / One Night Stand / Bab 42: Victor Lebih Dulu

Share

Bab 42: Victor Lebih Dulu

Author: Miss.EA
last update Last Updated: 2025-01-10 00:55:11
“Kamu tidak mencoba menghubungi orang-orang yang dekat dengan Mary?” tanya Chiara, sambil mengedikkan bahu. “Mungkin saja kamu kenal salah satunya selain aku.”

“Aku tidak banyak mengenal mereka,” jawab Nathan dengan nada lesu.

Sementara itu, di dalam rumah, Mary tampak cemas. Wanita itu melangkah mondar-mandir, berpikir, ‘Tidak kusangka Nathan bisa sampai ke tempat ini. Semoga dia belum sempat melihat keberadaanku. Ya Tuhan... kenapa aku merasa tidak ada satu tempat pun yang aman? Lantas, ke mana lagi aku akan pergi?’ bisik Mary dalam hati.

Beberapa saat kemudian...

Setelah selesai berbicara dengan Chiara, Nathan dan Daisy pamit. Mereka pergi tanpa mendapatkan informasi apapun tentang Mary.

Di sisi lain, Mary merasa keberadaannya di desa ini sudah tidak aman lagi. Namun, Chiara dan Ibunya berusaha menenangkan Mary. Mereka mengingatkan wanita itu bahwa ada calon anak yang harus ia ingat dan diutamakan keselamatannya.

Pergi meninggalkan desa ini hanya karena merasa tidak aman bukan
Locked Chapter
Continue Reading on GoodNovel
Scan code to download App
Comments (6)
goodnovel comment avatar
Shafeeya Humairoh
ternyata victor lebih beruntung
goodnovel comment avatar
Dilla dilawan
ah kenapa si babi yang nemuin mary??? kasihan nathan dong udah jauh2 dateng. eh si babi lebih jauh lagi yah....
goodnovel comment avatar
Marisal Sherllyta
nah malah si Viktor yg nemuin Mary......
VIEW ALL COMMENTS

Related chapters

  • One Night Stand   Bab 43: Terus Menyangkal

    Selesai membayar barang belanjaannya, Mary bergegas keluar dari toko. Ia memperhatikan awan yang mulai gelap dan mendung. “Sepertinya akan turun hujan,” gumam Mary pelan sambil melangkah cepat menuju flatnya. Di sisi lain, Victor sengaja menghentikan mobilnya dengan jarak agak jauh sambil memperhatikan arah Mary pulang. “Ah, ternyata tempat tinggalnya di sana?” katanya dengan mata tajam memandang lurus pada sosok Mary. Masih diam di dalam mobil, Victor melihat Mary masuk ke dalam sebuah flat. Kemudian, ia membuka sabuk pengaman dan segera turun dari mobil setelah mengambil ponsel dan dompetnya yang tergeletak di atas jok di sampingnya. Dengan perasaan lega, Victor melangkah lebar dan kini ia berdiri di depan pintu flat yang dihuni oleh Mary. Tok! Tok! Tok! Di dalam, Mary baru saja menyimpan plastik susu hamil yang ia beli tadi di toko ke atas meja. Ia berniat untuk memindahkannya ke tempat khusus susu. Namun, ketika ia mendengar seseorang mengetuk pintu, gerakan tangannya terhen

    Last Updated : 2025-01-10
  • One Night Stand   Bab 44: Ikut Bersamaku, Kamu Milikku

    *** PLAK! Victor tak dapat melanjutkan kalimatnya, terganti dengan suara tamparan keras dari tangan Mary di pipinya. “Tutup mulutmu dan berhenti menghakimiku seperti itu! Kamu tidak pantas melakukannya!” Mary terengah-engah membalas tatapan tajam Victor dengan berani. “Kamu tahu mengapa aku seperti ini, Victor! Kamu tahu siapa yang membuatku seperti ini! Kamu tahu siapa orang yang dengan tega menghancurkan hidupku! Itu adalah KAMU! KAMU, BAJINGAN!” teriak Mary, matanya memerah dan tubuhnya gemetar oleh amarah yang meluap-luap. Victor terdiam, memaku pandangannya pada Mary. Ia mendengarkan dengan seksama setiap kata yang dilontarkan oleh… bibir manis itu. Manis? Oh, ayolah. Di saat suasana begini, dia masih bisa membayangkan rasa bibir kenyal itu. “Kamu tidak pantas mengatai aku wanita paling jahat di dunia ini… karena di atas aku masih ada kamu! Pemerkosa!” “Aku tidak memperkosamu, Mary,” sanggah Victor dengan nada yang tenang. “Tapi kenyataannya begitu, kan? Aku begini karen

    Last Updated : 2025-01-10
  • One Night Stand   Bab 45: Daddy Pergi Sebentar Ya

    Victor menatap Mary dalam diam, memperhatikan setiap ekspresi yang ditunjukkan oleh wanita itu. Tak dapat dipungkiri, di hati kecil Victor, dia mengakui keberanian Mary dalam menghadapi dirinya. 'Sangat pemberani. Jauh dari kata lemah lembut. Hem... Cukup menarik,' batin Victor penuh makna. Sejenak, Victor menarik pandangannya dari wanita itu, menghela napas berat sebelum kembali menata fokus padanya. "Baiklah, jika itu yang kau inginkan, aku menyetujuinya. Tapi satu hal tidak bisa kau bantahkan, yaitu kau harus tinggal bersamaku di Florida." Ketika Mary hendak membuka bibir untuk membalas, Victor dengan cepat melanjutkan, “Janin yang kau kandung saat ini adalah milikku satu-satunya. Aku tidak akan pernah membiarkan milikku tinggal berjauhan denganku. Maka dari itu, ada baiknya kau mengikuti apa yang aku inginkan, yaitu tinggal bersamaku, atau... aku berjanji padamu, suatu saat nanti kau akan menyesal, Mary." "Sekarang kamu malah berbalik mengancamku?" sorot mata tajam Mary seolah

    Last Updated : 2025-01-10
  • One Night Stand   Bab 46: Terpaksa Seranjang?

    *** Setelah meninggalkan kedai kopi Chiara, Nathan tidak langsung pulang ke kota. Ia berkeliling di sekitar desa Willowbrook cukup lama berharap dapat menemukan Mary. Namun, usahanya sia-sia karena Mary tak kunjung ditemukan. Bahkan, setelah Nathan keluar dari desa Willowbrook, ia singgah di desa X yang jaraknya tidak jauh dari Willowbrook. Daisy memberi usul kepada Nathan untuk menunjukkan foto Mary yang lebih jelas kepada penduduk desa tersebut, daripada hanya menyebutkan ciri-ciri fisik dari Mary. Nathan setuju dengan ide Daisy. Mereka mulai pencarian di desa itu dengan menunjukkan foto Mary di ponsel mereka kepada beberapa penduduk. Namun, sekali lagi, Nathan harus menelan kekecewaan. Setelah berjam-jam berkeliling di desa tersebut, mereka tak juga menemukan tanda-tanda Mary disana. Hingga sore menjelang, Nathan memutuskan untuk menyudahi pencariannya hari itu karena kelelahan. Ia juga merasa kasihan pada Daisy, yang pasti sangat lelah setelah perjalanan jauh dari kota ke desa

    Last Updated : 2025-01-10
  • One Night Stand   Bab 47: Nathan dan Daisy

    Nathan melirik jam yang melingkar di pergelangan tangan kirinya. Saat ini sudah jam setengah sembilan malam. “Kita tidur berdua di ranjang ini,” putus Nathan setelah mempertimbangkan beberapa saat. Sontak Daisy melongo. “Berdua, Tuan?” Wajahnya seketika bersemu merah. Tidur berdua? Seranjang dengan Bosnya? Ah, yang benar saja! “Kau ada solusi lain selain salah satu di antara kita tidur di kursi jelek itu?” tanya Nathan. Meskipun nadanya terdengar normal, tetapi dari kalimatnya cukup menggambarkan kejengahan terhadap Daisy. “Tapi… ranjang ini sangat kecil, Tuan. Tidak akan muat,” kata Daisy. “Jangan ada yang tidur terlentang, maka pasti akan muat. Lagipula badanmu kecil, it's okay. Pasti muat,” kata Nathan, yang memang benar adanya. Masuk akal. Mereka harus berbaring miring supaya muat. Ya ampun, serumit ini petualangan mereka di akhir pekan. Kemudian, Nathan menawarkan Daisy untuk masuk ke kamar mandi, namun wanita itu justru memintanya terlebih dahulu. Akhirnya, Nathan masuk

    Last Updated : 2025-01-10
  • One Night Stand   Bab 48: Malam Panas

    Di saat yang bersamaan, Daisy tampak menggigil. Ternyata mereka belum ada yang tidur, padahal sebelumnya mereka sangat mengantuk dan lelah. “Kau kedinginan?” tanya Nathan memastikan. Daisy tersentak kaget. Dia pikir Bosnya itu sudah tidur; ternyata belum. “Ah, iya, Tuan. Mungkin karena hujannya semakin deras,” jawab Daisy. Hening… kemudian tiba-tiba Nathan memeluk Daisy erat seraya menaikkan tubuh mungil wanita itu agar semakin menempel padanya. Daisy kaget. Hendak protes. Namun Nathan dengan cepat berkata, “Aku tidak berniat buruk, tenanglah. Tidak hanya kamu yang kedinginan, tapi aku juga. Kita sama-sama kedinginan, Daisy. Yang kita butuhkan adalah hal yang sama: kehangatan.” Oh, sial! Jantung Daisy rasanya mau copot atau… melompat keluar dari rongga dada? Saking gugupnya saat ini. Dipeluk Bos sendiri, siapa yang tidak gugup, coba? ‘Ish, Daisy! Jangan mikir yang aneh-aneh. Ingat, dia punya kekasih! Lagian, hanya seorang sekretaris begini, berharap apa kamu, Daisy?’ Daisy menel

    Last Updated : 2025-01-10
  • One Night Stand   Bab 49: Mencemaskan Victor

    Setelah hampir dua puluh menit Mary berbaring di tempat tidurnya, ia menegakkan tubuh sambil mengusap bekas air mata di pipinya. Mary melihat ke arah pintu kamarnya yang hanya ditutupi kain layaknya tirai. Sejenak, ia termenung. Tadi, katanya Victor mau pergi. Pergi ke mana dia? Sudah lebih dari dua puluh menit, tetapi belum kembali. Lantas, Mary mendesah pelan. Kenapa ia malah memikirkan Victor? Seharusnya dia senang jika pria itu pergi, bukan? Atau lebih baik jika tidak kembali lagi. Itu kan yang Mary mau? Entahlah… sekarang ini justru perasaannya terasa berbeda. Mary gelisah karena pria itu tak kunjung kembali. Kemudian, ia menurunkan kaki ke lantai dan bangkit dari pembaringan, melangkah ringan keluar dari kamarnya yang sempit. Mary menuju pintu lalu membukanya. Ia melihat ke luar; hujan mulai turun, semakin lama semakin deras. ‘Pergi ke mana ya dia?’ bisik Mary dalam hati, lalu segera menutup pintu kembali saat melihat cahaya kilat. Mary duduk sejenak di kursi kayu yan

    Last Updated : 2025-01-11
  • One Night Stand   Bab 50: Perasaan yang Menghangat

    “Tidak usah! Aku tidak mau makan dari uangmu!” Mary berkata ketus. “Bukan untukmu, tapi untuk anakku!” balas Victor dengan sarkas. Agak kesal dengan balasan Mary, dia sudah capek-capek demo mendapatkan semua makanan ini, tetapi mendapatkan respons seperti itu. Bagaimana dia tidak jengkel? Mary mendengus malas mendengar ucapan Victor. Meskipun dia lapar dan tergoda oleh aroma makanan yang dibawa pria itu, dia tetap gengsi mengakui. Harus jual mahal! “Ayo, Mary. Atau mau aku suapin?” tanya Victor, dan di saat yang sama, Mary memutar matanya dengan malas. Victor menghela napas dan duduk di kursi, sedangkan Mary mengambil nampan, piring, dan perlengkapan lainnya. Kini, mereka duduk berdampingan di kursi. Menu-menu yang terlihat lezat itu sudah disajikan di atas meja oleh Victor. “Ini salad buah?” tanya Mary. “Hem,” jawab Victor dengan deheman singkat. Mary melirik pria itu, “Pakai apa?” “Yogurt dan madu.” Seketika, mata Mary berbinar. Madu? Oh, jelas dia senang. Madu kesukaannya.

    Last Updated : 2025-01-11

Latest chapter

  • One Night Stand   Bab 0223

    *** Hari itu penuh dengan aktivitas seru. Mereka menjelajahi jalur hiking pendek yang mudah untuk anak-anak, melewati hutan mangrove yang teduh. Zack bersama Calvin dan Valentin tampak kagum melihat kepiting kecil di sela-sela akar pohon, sementara Katty dan Cassandra sibuk mengumpulkan daun-daun u

  • One Night Stand   Bab 0222

    *** Setibanya di lokasi camping, keluarga Victor dan Mary langsung terpukau oleh keindahan alam yang terbentang di hadapan mereka. Taman itu memiliki pemandangan yang memanjakan mata: pepohonan mangrove yang rimbun, udara segar dengan aroma laut yang khas, dan suara burung-burung yang berkicau merd

  • One Night Stand   Bab 0221

    *** "Katty sudah dibantu oleh Daddy, Mom," jawab Zack sambil menunjuk ke arah luar rumah. Mary hanya mengangguk pelan, merasa lega mendengar semua sudah terkendali. Sementara itu, di halaman depan, Katty yang berusia tiga tahun tampak bersemangat membantu Victor memuat barang-barang ke dalam mobil

  • One Night Stand   Bab 0220

    *** Empat Tahun Kemudian… Tak terasa waktu berlalu begitu cepat. Sudah lima tahun usia pernikahan Mary dan Victor. Kehidupan mereka dipenuhi kebahagiaan, berkat cinta yang terus tumbuh dan keluarga kecil yang mereka bina bersama. Dari pernikahan mereka, Tuhan menganugerahi dua buah hati yang menj

  • One Night Stand   Bab 0219

    *** Victor kemudian menegakkan tubuh, berdiri menjulang di hadapan Mary yang tengah terengah-engah. Kedua tangannya bergerak menurunkan celana serta boxer, kemudian berlanjut dengan kaos hitam yang melapisi tubuh atletisnya. Hingga kini, Victor berdiri dengan tubuh polos tanpa sehelai benang yang m

  • One Night Stand   Bab 0218

    *** "Victor!" pekik Mary terkejut, tubuhnya memantul ringan saat ditempatkan di permukaan kayu yang dingin. Refleks, tangannya mencengkeram bahu kokoh suaminya, mencari keseimbangan. Victor menatapnya lekat, wajahnya begitu dekat hingga Mary bisa merasakan hangat napasnya. Ada intensitas di matany

  • One Night Stand   Bab 0217

    *** Mary mengalihkan pandangannya ke dinding kamar, memperhatikan jam besar di sana. Jarum jam menunjukkan waktu yang sudah cukup larut. Ia menghela napas, menyadari suaminya masih saja sibuk di ruang kerja. "Sudah jam segini, tapi dia masih bekerja," gumamnya pelan, nada suaranya seperti protes ke

  • One Night Stand   Bab 0216

    *** Langit Miami, Florida, kini telah diselimuti kegelapan malam. Mary, baru saja menyelesaikan ritual malamnya setelah menidurkan putra kecilnya, Zack. Anak lelaki itu telah lelap di kamarnya, meninggalkan keheningan di rumah mereka. Mary melangkah masuk ke dalam kamar mandi, membasuh wajahnya d

  • One Night Stand   Bab 0215

    Dominic menghela napas panjang, seolah beban berat terangkat dari pundaknya. “Syukurlah,” gumamnya, nyaris seperti bicara pada dirinya sendiri. Namun, matanya melirik sekilas ke arah Michael, seolah ingin memastikan reaksi menantunya. Michael, yang sedari tadi memperhatikan dengan seksama, memicing

Scan code to read on App
DMCA.com Protection Status