Tuan Simpson dan Cleo hanya bisa pasrah di dalam ruangannya masing-masing. Mereka tidak bisa mencegah pihak bank melelang semua aset perusahaan. Seperti dugaan Tuan Simpson, perusahaan di lelang. Tiga hari lalu demo besar-besaran di depan kantor, dan entah dari instruksi siapa demo karyawan tersebut meminta gaji lebih awal.
Juga para pemegang saham berbondong-bondong menarik sahamnya di perusahaan Tuan Simpson. Dan jalan satu-satunya memang harus di lelang perusahaannya untuk membayar hutang pada bank, memberikan saham pada pemegannga dan juga sebagian gaji karyawan.
Sisanya tabungan milik Tuan Simpson di gunakan untuk membayar gaji para karyawan yang menuntut.
Cleo bergegas keluar dari ruangannya, melangkah menuju ruang kantor papanya. Berjalan cepat, tidak mempedulikan teriakan demi teriakan para karyawan menuntut gaji di bagikan.
Sampai di ruangan papanya, Cleo langsung menghampiri papanya yang sedang menghadap jendela dengan wajah lesu dan tatapan kosong.
"Papa, apa tidak ada yang bisa kita lakukan? Kenapa semuanya begitu cepat sekali kejadiannya?" tanya Cleo.
"Papa sudah tidak punya apa-apa lagi, Cleo." kata Tuan Simpson.
"Pa, apa papa tidak merasa curiga. Kalau ini pasti ada konspirasi dari pihak yang tidak suka dengan papa. Kita harus hentikan ini, pa." kata Cleo lagi.
"Tidak, Cleo. Semuanya sudah tamat, tidak ada yang perlu di pertahankan atau di hentikan." kata papanya lagi masih begitu pasrah dan tatapan kosong ke depan jendela.
Melirik ke bawah melihat para karyawan berdemo. Cleo berdecak kesal, kenapa semuanya jadi begitu.
"Aku tidak mau hancur begitu saja pa." kata Cleo.
Dia berjalan mondar mandir, ingin melakukan sesuatu. Tapi bingung melakukan apa, semuanya sudah di bawah kendali pihak bank yang sedang melakukan pelelangan di bagian ruang rapat.
Tadinya Tuan Simpson hadir di sana dalam pelelangan tersebut, tapi dia keluar karena sepertinya di dalam sana tidak bisa menerima pendapat. Jadi semuanya di serahkan pada pihak bank.
"Apa pelelangannya sudah selesai? Siapa yang mendapatkannya?" tanya Tuan Simpson berbalik dan memandang anaknya yang sedang gelisah.
"Aku tidak tahu pa, aku bingung. Terus, kalau perusahaan kita bangkrut dan jadi milik orang lain, apakah kita akan jadi gembel pa?" tanya Cleo.
"Tidak, kamu masih punya tabungan kan? Gunakan tabunganmu untuk biaya hidupmu." jawab Tuan Simpson.
"Tabunganku tidak seberapa, pa. Aku baru enam bulan jadi wakil direktur, dan aku belum memiliki apa pun. Termasuk apartemen impianku." kata Cleo lagi.
"Jangan pikirkan itu, yang terpenting kamu bisa hidup dengan baik dengan tabunganmu itu." kata Tuan Simpson lagi.
"Tapi pa ...."
Tok tok tok.
Suara pintu di ketuk, masuk seorang manajer perusahaan. Anderson, laki-laki bermata cokelat itu masuk dengan membawa berkas di tangannya. Berdiri di depan Cleo dan Tuan Simpson.
"Ada apa Anderson?" tanya Cleo.
"Pihak bank menyuruh Tuan Simpson hadir di ruang rapat. Dan ini berkas yang di berikan oleh pihak bank." kata Anderson menyerahkan berkas pada Tuan Simpson.
"Hemm, baiklah. Saya segera kesana." kata Tuan Simpson.
"Aku ikut pa."
"Baiklah."
_
Tuan Simpson menanda tangani berkas persetujuan lelang perusahaan. Ada beberapa pihak pemegang saham terbesar selain Tuan Anderson ikut tanda tangan. Ternyata pelelangan itu jatuh pada perusahaan besar yang berada di Brazil
Pelelangan itu secara online dengan situs bank centeral. Banyak sekali peminatnya, tapi ternyata jatuh pada perusahaan besar yang ada di Brazil.
Cleo hanya diam saja ketika papanya membubuhi tanda tangan di berkas persetujuan pelalangan. Cleo menunduk dalam, tangannya mengepal kuat, rasanya dia ingin marah. Tapi dia mendongak, menatap satu persatu orang-orang di depannya. Mencari tahu siapa di antara mereka itu penghianat papanya.
Tapi dia tidak ada satu pun mencurigakan, dan tatapannya jatuh pada pihak bank yang di wakili oleh Roger dan satu lagi entah siapa Cleo tidak tahu.
Tak lama penanda tanganan berkas tersebut, sejak selesai penanda tanganan itu perusahaan bukan lagi milik Tuan Simpson.
"Terima kasih Tuan Simpson, pilihan anda tepat sekali. Dari pada anda yang sengsara dengan demo di depan belum selesai dan pemegang saham juga meminta haknya. Anda bisa melunasi hutang pada kami juga, maka dari itu anda bisa menemui para karyawan untuk kepastian pembayaran gaji mereka." kata Tuan Roger.
"Sebenarnya, ini bukan ranah anda Tuan Roger. Ini tugas saya, tapi anda telah memberikan saran yang cukup baik. Baiklah, saya akan menemui mereka dan berjanji akan memberikan gaji mereka. Anda juga sudah pasti akan mendapatkan uang lunas dari hutang perusahaan saya, dan pemegang saham juga sudah lega karena uangnya sudah di dapatkan." kata Tuan Simpson.
"Ya, ini juga agar anda lebih tenang dalam menjalani sisa-sisa hidup dalam pensiun setelah tidak menjadi direktur lagi. Anda akan tenang tanpa di kejar oleh siapa pun." kata Tuan Roger.
"Tuan Roger. Apakah anda tidak punya hati? Kenapa semuanya anda yang mengendalikan? Apa anda di suruh seseorang?" tanya Cleo curiga dengan pejabat dari bank centeral itu.
"Tidak. Saya hanya memberi saran yang baik, Nona Cleo. Apakah itu salah?" tanya balik Tuan Roger.
"Cleo, sudahlah. Semuanya sudah selesai, papa akan menemui para karyawan yang berdemo itu." kata Tuan Simpson.
Dia bangkit dari duduknya, melangkah pergi meninggalkan ruang rapat tersebut. Meski banyak kejanggalan dalam pelelangan itu, Tuan Simpson tidak mau banyak berdebat. Dia sudah lelah memikirkan semuanya, langkahnya gontai menuju lift.
Pikirannya benar-benar kosong, hanya ada dalam benaknya dia harus menyelesaikan semuanya. Baru setelah itu dia harus mengurung diri di rumahnya, itu yang ada dalam pikiran Tuan Simpson.
"Berikan gaji kami! Berikan gaji kami!"
Teriakan para karyawan di depan membuat Tuan Simpson harus segera turun. Dia menemui semua karyawannya yang berdemo, berdiri menatap satu persatu para karyawan yang berteriak.
"Tuan, berikan gaji kami! Perusahaan ini sudah bangkrut! Berikan gaji kami!" teriakan semakin kencang pada Tuan Simpson sambil mengacungkan tangan.
Semuanya maju mendekat pada laki-laki itu, jika tidak di hadang oleh satpam. Maka Tuan Simpson akan jatuh karena banyak dorongan para karyawan untuk menuntut gajinya segera di berikan.
"Tenanglah kalian semua! Saya akan bayarkan gaji kalian, tunggu saja sampai minggu depan. Semua gaji kalian sudah cair." kata Tuan Simpson.
"Kami mau sekarang! Kami mau sekarang gaji kami!" teriak yang lain.
"Ya benar, kami mau sekarang gaji kami. Kami tidak mau tidak di gaji!" ucap yang lainnya menyahuti.
"Menarik uang banyak itu tidak bisa cepat, bersabarlah. Saya akan membayar kalian semua!" ucap Tuan Simpson lagi.
Setelah berkata seperti itu, dia pun masuk lagi. Tidak tahan menghadapi para karyawan yang berdemo di depan, bahkan mereka sekarang berani sekali menunjuk-nunjuk tangannya ke arah mukanya.
"Huh, ternyata mereka sangat berani sekali. Apa ini semua ada yang memberitahunya?" ucapTuan Simpson lagi.
Dia berjalan cepat masuk ke dalam lift lagi, wajah lesu kini berubah jadi kesal karena sikap para karyawan yang berdemo itu. Di lantai lima, lift terbuka. Tampak dua karyawan berjabatan tinggi, Kevin bagian kepala keuangan dan Anderson bagian manajer berdiri di depan Tuan Simpson.
Mereka diam saja tanpa menyapa atasannya itu, hanya melirik sedikit sinis dan menatap ke depan lagi. Mereka berpikir karena Tuan Simpson bukan lagi atasannya, jadi sekarang dia bersikap biasa saja.
"Apa kalian juga ikut demo meminta gaji kalian?" tanya Tuan Simpson pada Kevin dan Anderson.
"Tentu saja Tuan Simpson, kami dulu pegawaimu. Dan sekarang kami meminta gaji kami bulan ini, kami takut akan di bawa kabur oleh anda." kata Kevin.
"Kevin? Apa kamu tahu sikapmu itu tidak baik padaku?" tanya Tuan Simpson kesal dengan sikap anak buahnya itu.
"Saat ini anda sudah bukan lagi atasan saya Tuan Simpson, setelah perusahaan di lelang oleh bank. Kami sudah bukan atasan anda lagi." kata Kevin.
Tuan Simpson mengepalkan tangannya, ternyata semuanua sudah berubah. Baik karyawan dan juga para pemegang saham itu.
Pintu lift terbuka, Kevin dan Anderson bergeser memberi jalan pada Tuan Simpson. Tatapan sinis mereka berikan pada laki-laki tua itu. Tuan Simpson melirik pada keduanya, dia benar-benar sudah hancur. Baik reputasi, jabatan dan juga wibawa semuanya sudah hilang.
"Apakah mereka memang bersekongkol dengan orang yang ingin menjatuhkanku?"
_
_
********
Semuanya sudah selesai, perusahaan, harta dan juga uang sudah ludes untuk menutupi hutang dan juga membayar gaji para karyawan yang menuntut. Tuan Simpson duduk di balkon rumahnya, menatap nanar ke depan. Pikirannya masih kosong setelah semua harta benda lenyap, hanya sisa rumah yang saat ini di tempati.Belum lagi istrinya yang di rawat di rumah sakit karena koma. Pikiran Tuan Simpson buntu, bagaimana dia akan membayar uang rumah sakit untuk perawatan istrinya. Matanya terpejam, rasa lelah dan juga kebingungan itu terus menggelayuti pikirannya.Jalan buntu dan tidak bisa mencari uang di mana pun karena dirinya sudah di black list dari daftar bank yang sulit untuk mrmbayar hutang.Tangan halus memegang pundaknya, Cleo anak gadis Tuan Simpson kini berdiri di samping papanya. Berjongkok menatap papanya yang masih memejamkan mata. Dan perlahan kelopak mata tua itu membuka, menoleh pada anak gadisnya."Papa memikirkan apa?" tanya Cleo."Semuanya sudah selesai, Cleo. Sudah selesai, tidak a
Cleo mendapat kabar kalau rumahnya sudah ada yang menawar. Dia senang sekaligus sedih karena harus pergi dari rumah besar peninggalan papanya. Tapi apa boleh buat, rumah itu memang harus di jual untuk membayar biaya operasi mamanya yang sudah lama koma dan berada di rumah sakit.Kini dia tinggal mengemasi barang-barangnya untuk tinggal di apartemen sederhana yang dia beli dengan uang tabungannya. Apartemen sederhana, hanya ada satu kamar kecil, dapur, kamar mandi dan juga ruang tamu saja. Memang kecil, tapi lumayan untuknya tinggal di sana."Nona, apa anda tidak keberatan saya tinggal di apartemen anda?" tanya Emily karena dia merasa tidak enak harus ikut dengan Cleo."Tidak apa, Emily. Aku tinggal sendirian rasanya sepi, jika ada kamu aku akan lebih baik. Nanti aku cari pekerjaan setelah operasi pembuluh darah mama minggu depan." kata Cleo."Kalau begitu, saya juga akan mencari pekerjaan juga. Mungkin nanti jadi pelayan toko bunga, saya akan melamar pekerjaan." kata Emily."Ya, terse
Satu minggu setelah operasi mamanya, Cleo bukannya lega karena operasi mamanya telah selesai. Tapi masalah baru datang lagi, ternyata operasinya harus dua kali untuk mengangkat darah yang sudah beku di dalam otak mamanya. Cleo benar-benar bingung dan pusing dengan keadaan itu."Nona Cleo, penyumbatan itu terlalu lama di otaknya. Seharusnya satu bulan lalu mama anda di operasi, tapi anda selalu mengulurnya. Jadi darahnya sudah membeku lebih dulu di dalam otak. Makanya, sekarang harus mengangkat sisa-sisa darah beku itu di dalam otak mama anda. Karena pembuluh darah pecah itu yang menyebabkan koma berkepanjangan." kata dokter memberitahu Cleo.Dia menjelaskan di bagian mana saja darah membeku sehingga menimbulkan penyumbatan pada otaknya. Hasil CT scan itu di tunjukkan pada Cleo dan di jelaskan oleh dokter bedah yang menangani mamanya."Lalu, kapan bisa di operasi lagi dokter?" tanya Cleo."Ya, dalam dua minggu paling cepat. Itu pun bekas operasi kemarin itu sudah kering dan penyumbatan
Cleo sudah bekerja di kantor Nick, dia di tempatkan sebagai direktur seperti dulu dirimya bekerja. Hanya saja, dia di tempatkan di bagian direktur yang membawahi beberapa manajer. Cleo bertanggung jawab pada setiap manajer di perusahaan besar yang di pimpin oleh Nick.Ternyata, Nick adalah direktur utama dari perusahaan besar yang dia kelola dengan beberapa dewan direksi pemegang saham. Cleo baru tahu, tentu saja Nick mau membiayai perawatan rumah sakit mamanya karena dia memang seorang direktur utama atau seorang CEO."Kamu di rekrut oleh tuan Nick ya?" tanya salah satu direktur personalia, Nancy."Ya, dia itu ...." Ucapan Cleo menggantung, ragu dia mau mengatakan kalau Nick adalah adik angkatnya. Karena baru beberapa minggu dia kenal Nick, jika dia mengaku sebagai saudara angkat Nick. Maka akan di tertawakan oleh para pegawai di kantor."Hemm, Tuan Nick memang baik. Dia selalu memasukkan pegawai baru dan di tempatkan sesuai kemampuannya. Dan kudengar kamu itu dulunya adalah seorang
Setiap hari Cleo dan Nick semakin dekat, bahkan sudah tidak ada kecanggungan di antara mereka karena orang asing.Malam pesta yang di janjikan antara teman-teman Nick itu sudah tiba saatnya. Nick dan empat teman rekan bisnisnya hanya berkumpul-kumpul di halaman belakang dengan pesta barbeqyu.Nelson, laki-laki berkulit hitam dan berambut cepak. David, dia berkulit putih rambut cokelat dan juga bertubuh atletis. Ramon, dia tampan dan juga menarik serta Nickolas sama halnya dengan Nick bermata cokelat dan rambut putih.Mereka berkumpul bersama di halaman belakang, sambil membicarakan pekerjaan dan juga kekasih mereka masing-masing."Nick, katamu ada gadis yang mau di kenalkan? Siapa dia? Cantikkah?" tanya Ramon."Hemm, ya. Dia kakak angkatku, namanya Cleo. Dia juga tinggal di rumah ini." jawab Nick menyesap minumannya."Oh ya? Waah, apa Shopia tidak keberatan?" tanya Nickolas."Tidak kurasa, dia sibuk bekerja di New Jersey." jawab Nick."Hei, kau mengambil kesempatan membawa dia ke ruma
Teman-teman Nick masih tidur, hari Minggu libur sehingga mereka bebas bangun kapan saja. Begitu juga dengan Nick, setelah dia selesai bercinta dengan Cleo laki-laki itu kembali ke halaman belakang bergabung dengan Ramon dan Nickolas yang masih kuat belum juga mabuk.Tapi dua jam kemudian Nick pun pergu juga ke kamarnya. Dia sangat mengantuk dan juga mabuk, tapi ingatannya akan malam itu bercinta dengan Cleo membuatnya bahagia seketika.Kini pagi menjelang, Cleo pun menggerakkan matanya. Membuka perlahan, kepalanya masih terasa sakit."Aah, semalam aku mabuk berat." ucap Cleo.Dia duduk masih memegangi kepalanya yang pening. Dia belum sadar jika tubuhnya tanpa sehelai benang pun, ketika membuka matanya dia melihat banyak sekali tanda merah di tubuhnya. Cleo pun kaget, dia memperhatikan seluruh tubuhnya yang banyak sekali tanda merah."Apa yang terjadi semalam?" guman Cleo.Dia mengingat dari awal sampai dia mabuk itu, dia ingat kalau dirinya mabuk berat tapi masih sadar. Dia di gendong
Sejak malam itu, Cleo merasa canggung jika berhadapan dengan Nick secara dekat. Hatinya semakin terpesona dengan laki-laki yang dia anggap saudara angkat itu. Dia sering menghindar jika berdekatan dengan Nick, ingatan malam itu membuatnya jadi jatuh hati pada pesona Nick.Pagi hari, Cleo sudah siap untuk pergi ke kantor seperti biasa dengan Nick. Dia merasa tidak enak hati, tapi Nick memaksanya untuk berangkat ke kantor bersama. Begitu juga dengan pulang kantor di sore hari, tapi Cleo menolak pulang bersama Nick."Ayo naik." kata Nick ketika mereka pulang kerja."Nick, maaf aku tidak pulang denganmu hari i ini. Aku ada janji dengan teman. Pulanglah sendiri, aku mungkin akan pulang malam." kata Cleo."Mau jalan dengan teman? Siapa?" tanya Nick penasaran sekaligus kaget."Ramon." jawab Cleo."Waah, kamu sudah dekat dengannya ternyata. Hahah!" ucap Nick tertawa canggung."Iya, dan terima kasih ya kamu mengenalkan aku dengan Ramon. Dia baik juga dan menghormatiku." kata Cleo."Waah, benar
Shopia Lawrance, gadis cantik yang bekerja sebagai model di internasional. Dia tinggal di New Jersey karena kantor agen modellingnya berada di sana. Bukan hanya sebagai model saja, dia juga mempunyai agensi modelling di kota itu juga. Jadi, kesibukannya sangat banyak di kota tersebut.Shopia adalah kekasih Nick, laki-laki yang bekerja di perusahaan besar se bagai CEO itu. Mereka jarang bertemu dalam satu tahun tetakhir, Nick sibuk dengan pekerjaannya dan Shopia juga sibuk dengan dunia modellingnya. Keduanya bertemu ketika papanya Shopia menjadi pemegang saham di perusahaan besar di mana pemegang saham itu ada beberapa orang dan salah satunya adalah papanya Shopia."Biarkan Nick yang jadi pimpinan perusahaan, dia kan kini sudah jadi pacarku pa." kata Shopia waktu itu sebelum Nick menjabat jadi pimpinan perusahaan besar."Ya, papa kira Nick bisa memimpin perusahaan dengan baik. Meski usianya masih sangat muda, tapi sepak terjangnya dalam dunia bisnis cukup lumayan. Papa akan umumkan Nic
Tiga hari Cleo menginap di rumah sakit setelah melahirkan. Mereka akhirnya kembali ke apartemen dengan anak yang cantik dan lucu, Nick sangat bahagia. Kini dia menjadi seorang dady, dia juga harus membantu Cleo merawat anaknya itu."Aku akan membantumu mengurus anak kita, sayang," kata Nick menggendong anaknya.Dia mencoba menggendong anak yang baru empat hari itu, awalnya dia canggung dan takut jatuh. Tapi di rumah sakit dia belajar dengan suster yang merawat dan mengurus anaknya selama Cleo belum pulang. Nick sangat antusias menggendong anaknya itu, meski baru tiga kali belajar tapi dia sudah bisa dan menguasainya."Kamu sudah membantuku selama ini, Nick," ucap Cleo."Ya, tapi aku akan mengurus Agatha sampai dia besar. Aku sangat senang dengan anak-anak, dulu Shopia tidak menginginkan anak jika kelak aku bersama dengannya selamanya," kata Nick tersenyun getir mengingat waktu dia masih bersama dengan Shopia.Cleo menatap kekecewaan di wajah laki-laki itu, tapi seketika berubah wajah
Satu bulan kemudian, Cleo dan Emily pindah ke apartemen baru yang di beli Nick untuk kekasihnya dan juga pelayannya Emily. Ada dua kamar di apartemen baru itu, salah satunya memang untuk Cleo dan Nick dan satunya lagi untuk Emily. Nick sengaja mengambil apartemen dengan dua kamar, dapur yang terpisah juga bagian untuk tempat laundry.Mereka sedang membereskan barang-barang, Cleo tidak di izinkan ikut membereskan barang-barang. Dia hanya duduk saja, memperhatikan Emily dan Nick membereskan barang-barang di apartemen itu."Aku ikutan membereskan barangnya ya? Bosan kalau harus melihat kalian membereskan sendirian," kata Cleo."Siapa bilang sendiri? Aku dan Emily, sudah kamu diam saja. Jaga anak kita, jangan sampai protes karena mamanya bandel," ucap Nick.Cleo cemberut, tapi dia menurut. Alih-alih hanya diam saja, dia pun pergi menuju dapur membuat makanan cemilan untuk Nick dan Emily. Nick awalnya melarang Cleo beraktivitas, tapi Cleo memaksanya."Kalau aku diam saja, kalian makan apa?
Nick dan Liu sampai di tempat rumah teman Liu itu. Mereka melihat apartemen dari jauh tampak megah dan kelihatan bagus, jika melihat luas halaman sekitar itu, banyak sekali pepohonan dan juga area bermain anak- anak. Nick sangat suka dengan gedung apartemen itu, meski dia belum tahu di dalamnya."Ini sepertinya menyenangkan, di lihat sekeliking ada tamannya, juga taman untuk bermain anak-anak. Dan di ujung sana, ada sekolah? Waah, ini menarik sekali," ucap Nick merasa takjub dengan apartemen itu."Iya, temanku ini sebenarnya dia menanam saham juga di perusahaan yang membuat apartemen ini, dia juga mengambil satu unit di dalamnya. Katanya masih banyak yang belum mengambil, tapi karena gedungnya berlantai puluhan. Jadi meski sudah banyak yang mengambil, masih ada juga sisanya," kata Liu."Oh ya Liu, kamu kan tinggal di Amerika cukup lama. Dia tinggal di sini, kalian sering berhubungan?" tanya Nick."Hahah, dia itu yang memiliki toko di kota pecinan di sana. Ada beberapa toko, jadi aku t
Nick menginap di rumah susun milik Cleo, dia tidur sekamar dengan wanita pujaannya yang sedang mengandung anaknya itu. Mendekap erat dari belakang, sangat nyaman dan hangat. Sungguh, Nick begitu bahagia bisa menjumpai Cleo lagi. Lebih bahagia dia sudah tidak punya beban apa pun, perusahaan, Shopia semuanya sudah dia lepaskan. Kini dia hanya ingin membahagiakan Cleo dan calon anaknya."Cleo, apa kamu akan tetap tinggal di sini selamanya?" tanya Nick mencium tengkuk wanita buncit itu."Entahlah Nick, di negara ini nyaman buatku. Aku tidak mau kembali lagi ke New York, atau ke kota Queens," jawab Cleo."Ini bukan negara kita, Cleo. Kita harus membuat visa setiap dua tahun sekali, lagi pula visa kita juga harus di ganti," kata Nick."Iya, aku memalai visa turis selama ini. Apa harus di ganti?""Tentu saja, aku akan membuatkannya. Setelah melahirkan, kamu bisa melamar kerja di perusahaan orang Amerika. Aku juga akan mencari pekerjaan di sini," kata Nick.Cleo membalikkan tubuhnya, kini dia
Emily sudah menyiapkan makanan untuk Cleo, dia membawa nampan berisi makanan, buah serta jus jeruk. Nick menghampiri Emily, mengambil nampan dari tangannya."Aku yang bawa, Emily. Aku juga ingin bicara banyak dengannya," kata Nick."Baik tuan," ucap Nick.Nick tersenyum, dia pun segera membawa nampan berisi makanan. Dadanya berdetak kencang, ingin sekali dia memeluk wanita yang selama ini di rindukannya. Tapi dia harus beradaptasi lebih dulu, pastinya Cleo akan menolaknya lebih dulu.Tok tok tok.Nick mengetuk pintu, tak ada suara dari dalam kamar. Nick mengetuk sekali lagi, dan terdengar suara Cleo menyuruh masuk.Nick menarik handle, membuka perlahan pintu kamar. Tampak Cleo sedang membereskan beberapa baju di masukkan ke dalam lemari. Nick terdiam melihat apa yang di lakukan Cleo, dia melangkah masuk menuju meja. Meletakkan nampan berisi makanan untuk Cleo, berdiam diri menatap Cleo yang masih belum sadar akan kehadirannya.Nick tersenyum tipis, dia melangkah mendekati Cleo. Berdir
"Aku merindukanmu, Cleo."Cleo terpaku di depan pintu, matanya tidak berkedip beberapa detik. Tapi kemudian dia menunduk, tangannya memegangi perutnya yang sudah buncit. Arah mata Nick beralih pada perut Cleo, dia juga tertegun dengan perut yang sudah membesar itu.Baik Emily, Cleo, dan Nick masih diam saja. Tapi Liu, dia menatap ketiganya secara bergantian. Dia tersenyum kemudian membuyarkan ketiganya."Apa, kita akan di sini terus? Sampai kapan?" tanya Liu dengan senyuman di bibirnya.Emily tersadar, dia tersenyum kemudian menoleh ke arah Cleo."Nona, kita suruh masuk mereka? Anda juga harus bicara banyak dengan tuan Nick," kata Emily.Cleo akhirnya mengangguk, dia berbalik melangkah masuk ke dalam rumah susun berukuran kecil itu. Emily menyuruh Nick dan juga Liu masuk, dia merasa senang akhirnya Nick menemukannya dan juga Cleo.Beberapa bulan setelah tinggal di rumah susun itu, dia sering mendapati Cleo menangis karena merindukan Nick. Mungkin karena bawaan janin yang ada di kandun
"Nona, apa anda mau bekerja sama?" tanya Nick pada petugas informasi.Gadis berambut kuncir bermata sipit itu menatap aneh pada Nick, apa maksudnya bekerja sama dengannya?"Maksud anda apa tuan?" tanya gadis berambut di kuncir itu."Begini, saya sedang mencari seorang perempuan berkewarganegaraan Amerika. Dia pernah datang ke rumah sakit ini memeriksakan diri, apa anda bisa mencarikannya untukku?" tanya Nick."Pasien yang datang kesini itu banyak tuan, bahkan dari berbagai negara juga ada. Yang dari Eropa atau dari Rusia juga ada, dan bahkan dari Amerika juga ada banyak. Karena di rumah sakit ini memang bebas pengunjung, tapi data pengunjung juga di jaga oleh kami. Makanya kami tidak bisa memberitahukan data pada sembarang orang," kata petugas itu.Nick putus asa, dia bingung dengan informasi yang susah di dapatkan. Liu pun maju, dia berbicara dengan petugas itu dengan bahasanya sendiri. Entah apa yang di bicarakan Liu dengan petugas itu, Nick hanya memperhatikan saja. Tapi dia berhar
Beberapa hari Nick tinggal di rumah nenek Liu, dia sangat senang sekali meski masih ada kegundahan di hatinya belum menemukan keberadaan Cleo. Pagi ini dia bersiap untuk pergi ke rumah sakit X, di mana Cleo pernah melakukan pemeriksaan. Dan kali ini dia akan di antar oleh Liu, kini dia sedang bersiap setelah melakukan kegiatan membantu neneknya Liu."Jadi kamu ingin ke rumah sakit X itu?" tanya Liu."Ya, aku ingin pergi kesana. Kamu bisa mengantarku kesana?" tanya Nick."Tentu, aku akan mengantarmu kesana," jawab Liu."Terima kasih sebelumnya, Liu. Kamu banyak membantuku di sini," ucap Nick."Tidak masalah, aku senang membantumu Nick," ucap Liu lagi.Mereka pun segera pergi, sebelumnya berpamitan pada nenek Liu."Nek, aku dengan Nick pergi dulu. Mungkin pulang sore hari," kata Liu."Oh, benarkah? Apa kamu mau pergi ke rumah pamanmu?" tanya neneknya."Tidak nek, kami akan mencari kekasih Nick. Mungkin sampai sore," jawab Liu."Aah ya, kasihan sekali dia harus kehilangan kekasihnya di s
Sedari hotel pagi ini, Nick dan Liu cek out untuk pergi ke rumah neneknya Liu. Dia berniat tinggal sementara di rumah neneknya Liu, bila perlu dia akan membayar sewa tempat tinggal di sana. Agar tidak mencari apartemen atau rumah sewa lagi, karena di Guangzhou dia tidak mengenal siapa pun. Beruntung bisa bertemu dengan Liu, laki- laki yang sudah lama tinggal di New York tapi masih ingat akan neneknya di negara kelahirannya."Kamu masih ingat sama nenekmu saja, itu sangat mengharukan. Sepertinya kamu sangat sayang sekali dengan nenekmu," kata Nick."Ya, nenekku itu sekaligus orang tuaku. Papa dan mama sudah meninggal ketika aku masih tinggal di sini, dan menginjak dewasa aku mencoba merantau ke negeri Paman Sam. Dan ternyata aku di sana betah, akhirnya aku memutuskan tinggal di sana," kata Liu."Apa nenekmu tidak kamu ajak kesana?" tanya Nick."Dia tidak mau, katanya dia masih sangat senang tinggal di rumahnya. Sayang kalau harus di tinggalkan, meski hidup sendirian," ucap Liu lagi."B