Martin Building Tower.
Katya berdiri sendiri di lobby kantor ayahnya, sudah hampir setengah jam ia menunggu kedatangan Aeron. Setelah itu tidak lama sebuah sedan putih milik Aeron terlihat masuk dan berhenti di depan lobby dan menurunkan kaca jendelanya.
"Masuk." perintah Aeron pada Katya.
Katya membuka pintu mobil dan langsung masuk kemudian mengenakankan seatbeltnya.
"Maaf, Aku tiba tiba menelpon kakak."
Laki laki itu tidak membalas dan hanya fokus melajukan kendaraannya.
Katya merasa kalau Aeron marah padanya, terlihat dari sikapnya yang tidak ramah seperti biasa.
"Kak, maaf untuk perkataanku yang tadi. Aku tidak bermaksud apa-apa hanya saja kesehatan ayah menjadi prioritasku sekarang jadi..." Katya coba menjelaskan dengan canggung.
Aeron melirik Katya lewat sudut matanya.
"Kau tidak bisa masuk ke sana masih mengenakan seragam sekolah." Aeron melirik Katya dari atas sampai bawah. "Ada urusan apa kau pergi kesana?" Aeron baru bertanya.
"Laporan kakak ketinggalan dan sekertarisnya sedang sakit makanya aku yang disuruh mengantarkannya. Kakak sedang bertemu tamu penting di sana."
Aeron mengangguk tanda mengerti, "Kalau begitu biar aku yang mengantarkannya."
Katya menggeleng, "Tidak apa-apa."
"Kalau begitu kau harus mengganti bajumu." lanjut Aeron
Aeron memutar kemudinya dan membawa Kayta ke mall terdekat untuk membeli pakaian.
Setengah jam kemudian, Katya dan Aeron sudah kembali ke mobil dengan Katya yang sudah mengganti bajunya dengan pakaian biasa, kaos dan celana jeans yang melekat pas di tubuh kecilnya dan tujuan mereka sudah dekat yaitu Ambrosia Private Club.
Ambrosia Private Club, Jakarta.
Setibanya di parkiran Club Aeron dan Katya langsung masuk dan berbicara dengan pelayan disana untuk mencari keberadaan kakaknya.
Tempat itu seperti restaurant pada umumnya, tapi tidak dibagian dalamnya. di sudut ruangan Ada sebuah pintu untuk ke ruangan lain.
"Kak, kok kita tidak ditanya apa-apa?" Tanya heran Katya pada Aeron.
Aeron tersenyum tipis, setelah perbincangan mereka di lobby rumah sakit tadi, ini pertama kalinya lagi Katya melihat senyum Aeron sedari tadi.
"Aku kenal dengan pemilik tempat ini, kalau untuk masuk ke restaurant ini saja tidak apa-apa, tapi kita tidak bisa masuk ke private Area didalam sana." jawab Aeron santai
Katya mengangguk dengan perasaan tenang karena Aeron kembali tersenyum padanya tidak dingin seperti tadi.
"Mana laporannya? " Aeron meminta map yang dipegang Katya sedari tadi.
"Tadi aku sudah menanyakan pada pelayan tamu yang bernama Kyle Martin. Ternyata benar kakakmu sedang mengadakan pertemuan dari satu jam yang lalu di ruangan khusus. Kita tidak bisa sembarang masuk kesana."
"Apa kau bisa menelpon kakakmu untuk menemui kita disini sebentar."
"Akan ku coba." Katya mengambil ponselnya di dalam tas dan langsung menelpon Kyle.
"Tidak diangkat." dengus Katya sebal.
"Apa aku bisa bertemu kakak sebentar sambil memberikan ini?" tanya Katya pada Aeron.
"Mereka tidak mengizinkan karena kau masih dibawah umur." jelas Aeron.
"Memang kau sudah cukup umur untuk masuk kesana?"
Aeron mengeluarkan KTPnya ke hadapan Katya. "Sudah puas?" gumam Aeron merasa menang.
Katya menghembuskan nafas kasar, kenapa laporan ini menyusahkannya dari tadi.
"Ini laporannya tolong sampaikan pada kakak." Ujar Katya.
Aeron mengangguk dan mengambil laporan itu dari tangan Katya.
"Kau bisa pesan minum sambil menunggu." Setelah berbicara Aeron pergi meninggalkan Katya seorang diri.
***
Aeron berjalan melalui lorong yang cukup berliku dan pencahayaan yang remang. Belum lagi suara bising serta bau rokok bercampur bau alkohol memenuhi udara di setiap lorong yang ia lewati.
Pelayan yang mengantarkan Aeron berhenti di depan selah satu pintu dan mengetuknya.
Tok.. tok.. tok..
Pintu terbuka sebagian, bersamaan dengan asap rokok dan suara bising dari dalam.
Seorang pelayan atau lebih tepatnya penjaga keluar dari dalam dan kembali menutup pintu dibelakangnya."Ada perlu apa?" tanya penjaga itu.
"Beritahu tuan Kyle Martin yang didalam, saya Aeron Danadyaksa ingin bertemu dan memberikan sesuatu yang penting padanya." ujar Aeron.
Sebelum kembali kedalam, penjaga itu menyelidik Aeron dari atas sampai bawah.
"Tunggu di sini." ujar penjaga itu sambil masuk kembali ke dalam.
Ketika pintu terbuka Aeron bisa melihat sekilas seorang pria asing sedang bercumbu dengan wanita yang mengenakan pakaian seksi dan di mejanya berserakan botol minuman keras berbagai merk yang tidak Aeron ketahui.
Aeron menghela nafas karena adegan dewasa yang ia lihat barusan sedikit mengganggunya, mengganggu pikirannya lebih tepat.
Tidak lama pintu terbuka kembali menampilkan wajah Kyle yang terlihat serius.
"Ada apa kau kemari?" Kyle bertanya sengit.
sebelum berbicara Aeron melihat kearah Kyle karena jasnya sudah di tanggalkan, lengan kemejanya sudah ia gulung sampai siku, dan dua kancing kemejan teratasnya sudah dilepas. Aeron melihat Kyle seperti tidak sedang rapat.
"Aku mengantarkan laporan yang diminta Katya. katanya ini laporan penting untuk pertemuan kakak sekarang. Makanya ia mengambilnya dari kantor dan mengantarkannya ke sini." jelas Aeron.
"Katya di sini? Dia belum 17tahun." pekik Kyle sedikit kaget.
"Aku yang membawanya, tapi dia tertahan didepan." Aeron menjelaskan.
Kyle cukup lega mendengarnya, karena bagian depan dan belakang temapt ini sangat berbeda. Setelah mengambil Laporan dari tangan Aeron.
"Aku akan menghubungi sopir untuk menjemput Katya." imbuh Kyle.
"Tidak perlu, aku akan mengantarkannya pulang." tolak Aeron.
"Akan lebih aman kalau Katya.."
"Ini sudah malam, sopir mu butuh waktu untuk datang ke sini." Potong Aeron.
Tentu saja Kyle berfikir sama, setelah itu ia memperingatkan Aeron.
"Pastikan Katya pulang kerumah dengan selamat Aeron Danadyaksa ." Ancam Kyle.
Aeron mendengus mendengar ancaman Kyle dan kembali berjalan menemui Katya.
***
Aeron kembali ke restaurant dan mencari Katya, tapi Aeron tidak menemukannya.
Kemana dia?!
Sesaat setelah Aeron pergi mengantarkan laporan kakaknya, katya berfikir untuk membeli minum karena haus. Ia kemudian berjalan mendekati bar dan memesan sesuatu yang segar dan manis.
Pelayan tidak tahu bahwa Katya masih dibawah umur, ia mengira Katya adalah tamunya yang biasa datang karena wajahnya yang blasteran membuatnya terlihat dewasa.
Awalnya Katya disuguhkan Coctail yang terlihat menyegarkan
Ia meminumnya hanya dengan sekali tegukan. Pelayan yang melihat gelas Katya kosong, kembali menyodorkan gelas lain yang membuat Katya ingin mencobanya lagi.
Minuman yang terasa segar, sedikit menyengat dan manis dilidahnya membuat ia ingin kembali meminumnya. Tidak terasa Katya sudah menghabiskan dua gelas minuman itu, membuatnya sedikit pusing dan hawa panas menjalar keseluruh tubuhnya.
Katya menoleh melihat pada pelayan," ada yang lebih enak dari ini?"
Pelayan bar tersebut seraya mendapat isyarat dari pelanggannya kemudian membuatkan Katya minuman beralkohol tinggi.
Katya menyesapnya sedikit dan mengernyit karena rasanya yang pekat, setelah itu ia kembali menegaknya dan merasakan sensasinya. Setelah habis Katya meminta lagi dan lagi minuman haram itu, sampai akhirnya Aeron mendatanginya di meja bar.
Aeron cukup kaget mendapati Katya yang terlihat sudah mabuk didepannya. Sedangkan Katya sendiri tidak menyadari kedatangan Aeron.
"Sudah cukup Katya!" geram Aeron menjauhkan gelas minuman beralkohol dari tangan perempuan itu dan langsung membopongnya keluar dari sana.
Ah sialan, baru di tinggal sebentar udah mabok ! Batin Aeron.
Saat membopong Katya yang setengah sadar, Aeron menyodorkan uang beberapa lembar ratusan ribu pada pelayan.
"Perlu saya bantu?" Pelayan itu menawarkan dirinya karena melihat Aeron yang kesusahan membopong Katya.
"Tidak perlu." jawab Aeron, setelah itu Aeron menggendong Katya ala Bridal dan berjalan menuju parkiran mobil.
Didalam mobil katya tidak berenti merancau, kadang ia menangis kadang ia tertawa, sampai Aeron yang melihat nya menggelengkan kepala.
Sesampainya dirumah Katya, Aeron kembali menggendongnya ala bridal dan mengetuk pintu rumahnya.
Seorang pembantu membukakan pintu, dan terlihat kaget dengan keadaan Katya di pangkuan Aeron.
"Non Katya kenapa?" Tanya pembantu Katya.
"Sakit." jawab Aeron sekenanya. "Dimana kamar Katya bik?"
"Di lantai dua, setelah naik tangga pintu pertama di sebelah kiri." jawab pembantunya.
Aeron cepat-cepat berjalan menuju tangga dan naik ke lantai dua, katya tidak berhenti merancau dan mengusir pembantunya.
"Shuusttt." bisik Aeron.
Setelah menemukan kamar Katya dan membuka pintunya, Aeron membaringkan perempuan itu di ranjangnya.
"Den, bibi ambilkan minuman hangat buat non ya?" tawar pembantu Katya.
"Taruh saja di sampingnya bi, paling dia bangunnya nanti."
"Apa den akan menginap di sini? bibik siapkan kamar tamu." lanjutnya.
"Tidak bi, Sebentar lagi saya pulang kok. Ini sudah malam." jawab Aeron sambil memijit lengannya yang pegal.
"Tadi bibi hanya menerima telpon untuk menjaga non Katya yang diantarkan oleh temannya, karena di rumah sedang tidak ada siapa-siapa. Apa den Kyle akan cepat pulang?"
"Mungkin sebentar lagi pulang bik." jawab Aeron.
"Kalau begitu saya permisi." Bik Asih mengangguk dan keluar dari kamar Katya.
Aeron duduk disisi ranjang sambil menghembuskan nafas, ia berfikir mungkin besok kyle akan membunuhnya karena membuat Katya mabuk.
Sebelum Kyle pulang, ia harus cepat keluar dari sini. Batin Aeron sambil mulai berdiri.
"... kak Aeron..." katya samar-samar memanggil namanya.
Aeron menoleh dan melihat Katya dengan wajah yang memerah.
"... mau kemana?" Katya bangun kemudian turun dari ranjangnya dan mendekati Aeron dengan berjalan sempoyongan, akan jatuh. Aeron otomatis menahannya, membuat mereka sangat dekat.
"Katya kau mabuk, sebaiknya kau tidur dan istirahat." Aeron mengajak Katya kembali ke ranjangnya.
Entah bagaimana Katya tiba tiba membelitkan tangannya kebelakang leher Aeron dan membuat mereka terjatuh bersamaan diatas ranjang.
"...kakak menyukaiku?"
"... badanku kenapa jadi panas sekali ya..."
Rancauan Katya terdengar karena diucapkan sangat dekat dengan telinga Aeron. Membuatnya berdesir hebat.
"Katya lepaskan tangamu, kau itu mabuk." disisnya pelan. Aeron memegang tangan katya yang melingkar di lehernya, seraya ingin melepaskan tautan tangannya. Aeron bisa merasakan kedekatan mata, wajah, bibir, dan nafas hangat Katya di wajahnya.
Aeron menghembuskan nafas berat dan merasakan hawa panas mulai menyerang tubuhnya.
Martin's Family Mansion. Aeron merasakan panas menjalar ditubuhnya. Katya mulai mendekatkan wajahnya dan menyentuhkan bibirnya pada bibir Aeron kemudian memagutnya pelan. Aeron membolakan matanya kaget karena Katya melakukan hal di luar dugaan. Katya memang belum berpengalaman, bibirnya hanya bergerak dan menyesap bibir Aeron pelan. Aeron pun menggeram. "Hentikan Katya! Apa yang kau lakukan?" Cegah Aeron menarik bibirnya. Katya menunjukan wajah sedih dengan bibir mengerucut karena kegiatannya terhenti. "Mencium mu, bukankah kau menyukaiku kak?" cengir Katya dengan wajah merah, ia kembali menarik Aeron dan mencium bibir laki laki itu. Aeron bisa merasakan bau alkohol yang menguar dari mulut katya. Aeron mulai panas karena Katya sedikit demi sedikit hampir meruntuhkan pertahanannnya. "Aku memang menyukaimu, tapi tidak begini caranya!" Aeron kembali memundur
Martin's Family Mansion. Kyle pulang kerumah dini hari dengan wajah kusut, ia berkali-kali ditelpon Ayahnya menanyakan kabar Katya, sedangkan Katya sendiri tidak mengangkat telponnya sama sekali. Dengan berjalan tergesa-gesa kedalam rumah, Kyle menanyakan kepada pembantunya yang saat itu sudah bangun karena ini baru jam lima pagi. "Katya mana bik?" Tanya Kyle. "Katya dikamar den, tapi..." pembantunya terlihat bingung. "Saya lihat mobil temannya masih disini, apa dia menginap disini?" "Itu masalahnya den, teman non Katya masih di dalam kamarnya non Katya dan belum keluar dari semalam. Bibi tidak berani masuk ke dalam, karena pintunya di tutup." gumam pembantunya. Wajah Kyle langsung pias, tanpa menunggu ia berlari menaiki tangga menuju lantai dua rumahnya, seluruh badan Kyle bergetar karena perasaannya tidak enak. Tanpa mengetuk Kyle membanting pintu kamar Katya dengan suara keras dan berjalan ke
Danadyaksa's Family MansionHampir satu jam Aeron termenung di dalam mobilnya yang terparkir di halaman rumah Danadyaksa. Dengan tatapan kosong Ia menyandarkan kepalanya pada setir mobil tanpa melakukan apa-apa.Tok! Seseorang mengetuk pelan kaca mobil Aeron dari luar."Den tidak apa-apa?" Tanya satpam.Aeron bangun kemudian menurunkan kaca mobil. "Tidak pak, saya keluar sebentar lagi." Jawabnya.Setelah menaikan kaca mobilnya lagi, Aeron mematikan mesin dan keluar dari mobil. Dengan langkah berat berjalan ke rumah."Dari mana saja semalam sampai tidak pulang Aeron?" Suara berat masuk ke indera pendengaran Aeron, langkah kakinya berhenti tepat di depan tangga.Aeron tidak menjawab, ia mulai membalikkan tubuhnya melihat kearah Asher, Ayahnya."Kau tidak pulang karena berkelahi lagi?" Tanya Asher Danadyaksa sambil tersenyum mencemooh karena melihat anaknya yang pulang pagi dengan babak belur.
Martin's Family MansionRobert Martin sudah diperbolehkan pulang ke rumah setelah keadaannya tubuhnya membaik. Dokter menyarankan dalam beberapa hari ke depan tidak diperbolehkan untuk bekerja terlalu berat.Robert yang sedang terbaring di ranjangnya tersenyum saat Katya masuk untuk menemuinya."Bagaimana keadaan Ayah sekarang?" tanya anak perempuannya.Robert menepuk sisi ranjangnya, memanggil Katya untuk duduk di sebelahnya."Ayah baik-baik saja, Kakakmu sepertinya terlalu berlebihan kali ini Katya masa Ayah tidak boleh ke kantor selama seminggu kedepan. Padahal ada rapat penting yang harus ayah hadiri."Katya tersenyum, " kakak benar, ayah harus banyak istirahat aku tidak ingin ayah sakit lagi." Katya mendekat dan memeluk Ayahnya."Sudah biarkan Ayah istirahat." Kyle masuk ke kamar Ayahnya dan melihat keduanya sedang berpelukan."kakak mau apa kesini dengan map ditangan itu, mau mengganggu ayah
International Senior HighSchoolSudah dua minggu berlalu sejak terakhir kali Aeron bertemu Katya di taman sekolah, setelah itu Katya tidak pernah lagi memperlihatkan dirinya di sekolah. Aeron mendatangi kelas Katya setiap hari untuk bertemu dengan perempuan itu tapi selalu tidak menemukannya.Lama kelamaan Aeron berubah menjadi anak pendiam dan murung, seakan ada sesuatu di dalam dirinya hilang bersamaan dengan kepergian Katya.Sama seperti hari sebelumnya, Aeron selalu mencari Katya ke kelasnnya berharap perempuan itu tiba tiba muncul tanpa kabar sama seperti kepergiannya.Hana yang mulai merasa kasihan pada Aeron mendekati laki laki itu di ambang pintu."Kak, cari Katya lagi?" tanya Hana.Aeron mengangguk lemah.Hana menghela nafas, "Sebenarnya aku tidak boleh membicarakan ini padamu karena Katya melarangku. Tapi aku tidak bisa melihat kak Aeron begini terus.""Ada apa sebenarnya?" tany
Martin Comp. Building in Paris, France "Nona katya maaf, ini laporan yang anda minta." Seorang asisten Katya datang keruangan dengan map di tangannya. Katya hanya melihat sekilas dan kembali pada pekerjaannya, "Tolong taruh saja dimeja." ujarnya. Katya yang terlihat sibuk meraih telpon dan menekan tombol panggilan, "Bisa sambungan saya dengan Mr. Richard di bagian akunting." pinta Katya. "Baik Nona." balasnya. Tidak lama telponnya berdering dan ia langsung mengangkatnya, "Mr. Richard saya minta laporan keuangan dua tahun terakhir." "Saya harus mencarinya terlebih dahulu, kapan anda membutuhkannya?" "Saya minta secepatnya." "Baik, saya akan mencari dan menyerahkannya secepat mungkin." Katya kembali melihat laporan ditangannya sampai terdengar ponselnya berbunyi. Ponsel Katya berdering dan memperlihatkan siapa yang menelponnya. Tante Reva is Calling...
Martin's Family MansionKyle masuk kedalam rumah dengan melonggarkan ikatan dasi di lehernya, setelah melepaskan jas dan menyampirkan di kursi ia berjalan menuju lemari pendingin dan mengambil sekaleng bir dari sana dan membukanya.Menghela nafas kasar, Kyle yang seakrang duduk di kursi mengambil ponsel di saku celana dan menekan nomor Katya. Tapi tidak ada jawaban dari adiknya, mungkin Katya sibuk pikirnya."Den." Bik asih mendekati Kyle yang sedang meminum bir dengan wajah termenung."Kenapa bik?" Kyle melirik sekilas."Ditunggu tuan di ruang kerja den." terangnya"Nanti saya kesana, buatkan teh dan bawa ke ruang kerja ayah." perintahnya.Bik Asih mengangguk dan pergi ke dapur.Kyle menghabiskan minuman kalengnya yang tersisa kemudian berjalan menuju ruang kerja sambil melipat lengan kemejanya.Tok.. tok.. tok.. Kyle mengetuk dan membuka pintu walau tidak mendapat jawaban.
Bandara International Soekarno Hatta, Indonesia."Kakak, aku sudah sampai di Indonesia." ucap Katya riang.Tidak ada balasan dari Kyle membuat Katya kembali bertanya. "Kakak?""Iya, kau di mana sekarang?""Masih di bandara, aku akan pulang ke rumah sekarang.""Hmm.. aku dan ayah sedang di Bali mengurus pekerjaan. Sampai kapan kau di Indonesia?""Mungkin seminggu atau dua minggu.""Baiklah, Kakak akan menelpon staff kita di Perancis. Apa kau masih ingat jalan pulang Katya? Atau mau kakak panggil pak Asep untuk menjemputmu di Bandara?" tawar Kyle."Tidak perlu aku pake taxi saja.""Kalau ada apa- apa hubungi kakak. Ingat itu!"" Okay, siap bos!" jawab Katya.***Martin's Family MansionKatya berjalan ke dalam rumah yang sudah lama ia tinggalkan.Bik Asik yang masih mengenali Katya mendekat dengan wajah terharu.
Dharmawangsa Ballroom Hotel. Katya yang hamil besar terpaksa ikut suaminya untuk menghadiri pesta tahunan kumpulan pengusaha se-Asia tenggara ini. Awalnya Katya menolak datang, karena tidak percaya diri dengan bentuk tubuhnya. tapi Aeron tidak ingin datang sendirian dan memutuskan tidak akan hadir apabila Katya tidak ikut hadir. Dan mau tidak mau Katya ikut karena ini acara tahunan yang sangat penting dikalangan pengusaha muda seperi Aeron. Dengan berbalut gaun putih yang cukup terbuka dibagian atas. Katya berjalan bergandengan dengan Aeron menuju tempat acara. Katya berjalan pelan karena perutnya yang cukup besar. "Siapa yang memilihkan baju ini?" Aeron melirik pada Katya yang menggandengnya. Aeron memegang Katya dengan erat seakan tidak mau terpisahkan. "Kak Dini, kenapa? Apa tidak bagus ya?" Katya melihat dirinya sendiri, pakaian yang dikenakannya cukup mewah dan elegan pikirnya. Kemudian ia melihat pada Aeron
International Hospital Katya sudah masuk kedalam ruang perawatan, Dan beberapa saat lalu Dokter Dini sudah memeriksa keadaan Katya. Yang membuat lega Aeron adalah hasil pemeriksaan Katya dan Kandungannya. ternyata Katya hanya demam biasa dan Ia dianjurkan bedrest total dan tidak boleh stress. Aeron yang setia menunggui Katya dirumah sakit membuat Katya semakin merasa bersalah. Ia sendiri yang pergi meninggalkan suami dan anaknya. Malah ia yang sakit karena tertekan dan jadi stress ditempat persembunyiannya. Dan lagi, Aeron dengan lapang dada selalu memaafkannya, ia tidak menyalahkan Katya karena pergi begitu saja meninggalkan dirinya dan juga Axel. Bahkan ia tidak menggungkit kejadian itu lagi didepannya. I
Aeron sedang dalam perjalanan menuju tempat Katya bersama Kyle dan mang Ujang, Sopir mereka. Axel sedari tadi menanyakan Aeron dan menanyakan apa sudah menemukan Mommynya juga. Keadaan Axel sangat memprihatinkan, setelah kepergian Katya yang mendadak sekarang Axel selalu menelponnya. Menjadi lebih cerewet menyuruhnya agar cepat pulang, menanyakan kabarnya dan lebih protektif. Menanyakan apakah ia akan pulang atau tidak setelah mencari ibunya. Mungkin didalam diri Axel sendiri ia tidak ingin ditinggal sendirian. Setelah Katya pergi, ia juga tidak mau ditinggal Aeron ayahnya. Ada rasa takut bahwa orang tuanya akan pergi meninggalkannya. Sudah satu jam mereka di perjalanan, akhirnya mereka sampai disebuah rumah besar minimalis. Kyle sedikit tertegun, dulu ia ingat sekali pernah tinggal dirumah ini. "Mang Ujang bukankah ini rumah kami yang dulu?" Tanya Kyle. "Ia den, ini rumah den Kyle dan non Katya yang dulu sebelum pindah kerumah yang sekarang."
Danadyaksa Family Mansion. Sudah seminggu Aeron mencari Katya kemana-kemana, bahkan ia sudah menelpon orang-orang yang mungkin berhubungan dengan Katya di masa lalu dan juga sekembalinya ia dari Perancis beberapa bulan ini. Ia sudah mencari ditempat-tempat yang mungkin didatangi Katya. Beberapa hotel dan apartment di Jakarta yang bisa ia jadikan tempat tinggal. Aeron juga menyisir perumahan Katya Perumahan Aeron bahkan sekitaran Apartment tempat tinggal mereka. Aeron sampai menanyai orang kantor Katya, kalau-kalau Katya datang atau menemui seseorang di kantornya baru baru ini dan hasilnya nihil. Aeron bahkan menelpon tante Katya, Tante Reva, di Perancis. "Tante
Anandamaya Resident Apartment.Aeron pulang dengan cepat, setelah mendapat telpon dari Axel bahwa ibunya tidak ada di apartment."Axel.. Axel.."Aeron masuk kemudian memanggil Axel yang menghampirinya dengan cepat."Mommy tidak ada, Daddy.." ujar Axel Terlihat kecemasan di wajah anaknya.Aeron ikut cemas karena tidak biasanya Katya pergi tanpa memberitahunya. Setelah mengecek ponselnya tadi di dalam mobil yang ternyata Katya sempat menelponnya tapi Aeron menelpon balik sudah tidak aktif.Pelayan mendekat pelan pada Aeron. Dan ia langsung menatap tajam padanya."Bag
¤ Kamu ada waktu? Saya perlu bicara denganmu tentang perusahaan.• Ada Apa?¤ Bukankah kau mengincar aset Hartono? aku akan menawarkan semuanya padamu.• Dimana kita akan bertemu?¤ Hotel Hyatt.•Kenapa harus di Hotel?¤ Perusahaan Hartono sedang mengadakan rapat disana.• Baiklah, tunggu 1 jam lagi, saya kesana.Aeron yang sedang melihat laporannya terhenti karena ada sms masuk dari Biyan Hartono."Ria, apa Sore ini saya ada waktu kosong?""Apa bapak akan pergi?""Saya akan menemui seseorang sore ini dan ingin pulang kerumah tepat waktu." Jawabnya sambil melihat jam di pergelangan tanganya.Ria yang berdiri di samping Aeron langsung melihat jadwal atasannya di Ipadnya."Hari ini jadwal anda kebetulan kosong pak dimulai dari jam 4 sore nanti.""Kalau begitu saya akan pergi jam 4, nanti tolong siapkan mobilnya.""Baik pak," kem
Hartono Family Mansion.Sabina memegang beberapa majalah bisnis dengan sangat marah, bahkan ia telah lebih dulu melempar Ipadnya kelantai dan layar rusak seketika.Ayahnya Harry Hartono datang karena mendengar keributan diruang keluarga mereka."Ada apa ini?!" Teriaknya pada Sabina dan Biyan yang berada diruangan tersebut dengan wajah murung.Tidak lama Sabina melihat ayahnya dan meneteskan air mata."Kau kenapa sayang?" Harry mendekati Sabina dan mulai memeluk putrinya yang menangis.Sedangkan Biyan mengeluarkan ponsel dan membuka halaman berita disana.Tentang pernikahan Aeron Danadyaksa dan Katya Cessa Martin serta terlihat foto romantis mereka berciuaman saat acara ulang tahun perusahaan Diers Global."Semua berita hari ini tentang mereka berdua." Biyan mengeram kesal."Dan Sabina sakit hati melihat mereka di pesta malam itu berciuman dan terlihat mesra, padahal sebelumnya Sabinalah yang akan bertuna
Dharmawangsa Ballroom Hotel.Setelah acara utama akhirnya mereka bisa menikmati pesta dan makan makanan yang telah disediakan.Katya yang sedari tadi hanya duduk dan mendengarkan sekarang sudah mulai pegal dan mengelus perutnya dengan refleks. Aeron sedikit melirik dan mendekatkan wajahnya. "Kenapa? Apa ada yang sakit?" Tanya Aeron berbisik ditelinga Katya. Ia terlihat sedikit khawatirKatya menggeleng pelan. "Aku hanya ingin berjalan-jalan sebentar." Jawabnya kemudian berdiri."Mau kemana?""Aku ke Toilet.""Tunggu, aku temani!" Aeron sudah setengah berdiri tapi ditahan Katya, "tidak perlu, kau jaga saja Axel disini." Katyapun langsung pergi dari meja keluar ballroom.Katya berjalan melewati meja yang berisi orang orang dan melihatnya dengan tatapan kagum karena kecantikannya.Didalam toilet
Dharmawangsa Ballroom Hotel Para tamu sudah mulai berdatangan ke sebuah Ballroom Hotel ternama di Jakarta. Mereka akan menghadiri Ulang tahun perusahaan Diers Global yang telah berdiri hampir 50 tahun lamanya semenjak kakek buyut Aeron Danadyaksa mendirikan Diers Global. Disalah satu meja bulat disana, sudah berkumpul para rekan bisnis dari Diers Global. Seperti perwakilan perusahaan ayah Katya yang diwakilkan oleh Kyle Martin dan Dokter Dini. Ada juga Nino Fernandez dari Harold Inc. Dan juga kakak beradik Hartono sebagai perwakilan perusahaan ayah mereka. Tepat di meja samping mereka, meja untuk para pemilik perusahaan Diers Global. Diatas meja sudah tertulis nama nama siapa saja yang akan menempati kursi tersebut. "Kakak, lihat nama diatas meja itu." Sabina menunjukan sesuatu pada Biyan dengan dagunya. Otoma