International Senior HighSchool, Jakarta.
"Ayo pergi, aku akan mengantarmu pulang." Ajak Aeron.
Suasanapun terasa canggung setelah ajakan Aeron pada Katya di depan teman temannya.
Apa dia sudah gila?! batin Katya.
"Maaf kak, kenapa kakak mengajak saya pulang? Saya bisa pulang sendiri kok." cicit Katya sambil melepas pegangan Aeron pada tangannya.
Mulai terdengar bisik bisik disekitar Katya.
"...apa mereka pacaran?"
"Bukannya kak Aeron sedang dekat dengan kak Dini senior kita."
"... Katya gak cantik-cantik amat, cantikan gue..."
itu beberapa bisikan yang sempat Katya dengar
Hana yang ikut melongo menyenggol lengan Katya, "katanya tidak terjadi apa-apa antara kalian berdua. Tapi kenapa kak Aeron datang ke sini mengajakmu pulang bersama Katya Cessa Martin?!" Hana mengeram tertahan sambil menatap Katya.
"Tidak terjadi apa-apa!! Sumpah!" Katya menoleh pada Hana berharap temannya itu percaya.
tunggu, aku lupa kalau kemarin sudah mengiyakan ajakan kak Aeron untuk berpacaran. Jadi begini perilakunya setelah aku bilang begitu!
Aeron kembali meraih tangan Katya, "Ayo cepat."
Katya menghembuskan nafas sambil mengedarkan pandangannya kemudian berbisik pada Hana pelan. "Nanti aku ceritakan, aku pergi dulu ya." gumamnya cepat.
Katya akhirnya berdiri dan kembali Aeron menarik tangannya.
"Tolong lepasin tangan aku kak, gak enak di lihat orang." ujar Katya melewati Aeron dan berjalan terlebih dulu menuju pintu.
Aeron tersenyum dan mengikuti Katya dari belakang, mereka berdua cukup menjadi pusat perhatian saat berjalan berdampingan dari ruang kelas menuju parkiran mobil.
"Mau dianter ke mana? kerumah atau kerumah sakit?" Tanya Aeron mereka di dalam mobil.
Katya mendelik sebal pada Aeron seolah laki laki itu tidak menyadari kejadian dikelas tadi.
"Kenapa?"
"Kakak kenapa ke kelas ku dan mengajakku pulang di depan teman-teman? sengaja banget sih." Sungut Katya.
"Kenapa kau kesal? Bukankah wajar aku mengajakmu pulang bersama, sekarang kau kan pacarku."jawab Aeron sambil nyegir.
"Hanya sebulan kak! bukan selamanya!" Katya menaikan telunjuknya di depan Aeron.
"Seharusnya teman-temanku tidak perlu tahu masalah ini." lanjt Katya terdengar emosi.Aeron mendesis, "aku tidak suka pacaran diam-diam, lagi pula aku tidak peduli apa yang mereka bicarakan."
"Aku peduli kak! Tolong pikirkan perasaanku juga. Lagipula bukannya kakak lagi dekat dengan kak Dini! apa kata mereka nanti?!" ucap Katya terdengar frustasi
Aeron menaikan bahunya.
"Aku dekat dengan semua orang, aku menganggap mereka sebatas teman biasa tidak lebih dan tidak kurang. "Jelas Aeron.
"Aku hanya berpacaran denganmu, Katya Cessa Martin, bukan dengan yang lain. "Lanjut Aeron.
"Sebenarnya aku tidak suka dengan ketidak jelasan hubungan kita. Untukku status kita itu sangat penting untuk menghindari kesalah pahaman Katya. "
"Tapi semua orang jadi salah paham padaku kak!" Sentak Katya.
Aeron menyatukan kedua alisnya sambil menatap Katya yang terlihat kesal.
"Kau tidak perlu memikirkan apa kata mereka, yang pasti mulai sekarang kau harus menceritakan semua yang terjadi padamu di sekolah mau pun di luar sekolah." Tenang Aeron.
Katya tidak menimpali, ia diam sambil menatap keluar jendela.
***
International Hospital, Jakarta.
Katya minta diantarkan ke rumah sakit pada Aeron, karena Ayahnya masih dirawat disana sampai besok.
Katya turun di lobby rumah sakit dan meminta Aeron untuk langsung pulang tanpa perlu menemaninya.
"Kenapa?" tanya Aeron tidak senang.
"Ayah dan kakak tidak tahu kalau kita berpacaran. Aku tidak ingin membebani pikiran ayah dengan kondisinya yang masih sakit."
Aeron menunjukan wajah kecewa.
"Baiklah, terserah kau saja Katya." Setelah berpamitan Aeron langsung melajukan mobilnya dengan kecepatan tinggi keluar dari rumah sakit.
Katya melihat kepergian Aeron dengan perasaan tidak enak karena telah membuat laki laki itu bersedih. Tapi ia tidak boleh goyah dan bersimpati karena hubungan mereka hanya sementara. pikir Katya.
Kemudian Katya berjalan gontai ke dalam ruangan Ayahnya.
"Ayah." panggil Katya saat melihat ayah yang sedang duduk diatas ranjang sambil memegang majalah.
"Halo sayang hari ini kau datang lagi." Robert menaruh majalah dipangguannya kemudian membuka kedua tangannya elabr lebar. Katya tersenyum dan langsung memeluknya ayahnya erat.
"Iya."
"Ke sini diantar siapa?"
"Kendaraan online." Jawabnya singkat.
"Temanmu kemarin tidak bisa mengantar ya? Sepertinya dia anak yang baik." ujar Robert s,mbil menatap putrinya.
Katya tersenyum tipis, "Dia hanya teman yang kebetulan waktu itu bisa mengantar Katya yah."
Robert menaikan sudut bibirnya dan kembali melihat majalah setelah Katya mengurai pelukannya pada Robert.
Beberapa menit kemudian ponsel Katya berbunyi di dalam sakunya. Ia pun mengambilnya dan melihat layarnya.
Arjuna is Calling...
"Halo?"
"Nona katya?"
"Kenapa menelponku pak Juna?"
"Maaf non Katya, saya mau minta tolong pada anda."
"Kenapa pak?"
"Saya tidak bisa bangun karena sakit, apa boleh saya minta tolong untuk mengantarkan laporan pada Tuan Kyle. Tuan kyle melarang orang lain masuk kedalam ruangannya selain saya dan sekertarisnya apalagi beliau sekarang sedang tidak ada ditempat. Tuan Kyle sedang melakukan pertemuan dengan tamu dari luar negeri di disuatu tempat. Dan beliau meninggalkan laporan pentingnya." jelas Juna dengan suara serak.
"Jadi kau menyuruhku mengambil laporan itu dan mengantarkannya ke kakak?" Tanya Katya.
"Betul, saya mohon maaf nona tapi ini laporan kerjasama yang akan di tanda tangani dengan tamu dari luar negeri itu. dan laporan ini sangat penting, saya mohon nona." pinta Juna.
Katya mendengus dan melihat Ayahnya yang sedang memperhatikannya sedari tadi.
"Saya telpon lagi nanti pak." Katya menutup telponnya.
"Kenapa Juna menelponmu?"
"Juna sakit dan kakak meninggalkan laporan pentingnya di kantornya. Kalau begitu aku akan ke kantor kakak untuk mengambilnya." Katya mulai berdiri tapi Robert menahannya.
"Biarkan pegawai lain yang mengambilnya." cegah Robert pada putrinya.
"Aku paling tahu sifat kakak seperti apa, dia tidak mau orang lain menyentuh barang-barangnya selain Ayah, Juna dan sekertarisnya. Apalagi ini laporan penting." Putus Katya bersiap pergi.
Robert tidak bisa mencegah Katya, "Kalau begitu Ayah telpon pak Asep untuk mengantarmu Katya." tambah Robert lagi masih belum tenang.
Katya mengangguk dan bergegas kebawah.
Di lobby rumah sakit Katya menelpon Ayahnya untuk menanyakan pak Asep karena tidak kunjung menjemputnya.
"Nak, pak Asep terjebak macet dijalan sepertinya ini akan memakan waktu cukup lama." jawab Robert.
"Kalau begitu aku akan memesan kendaraan online."
"Baiklah kalau begitu, hati-hati dijalan."
Katya menutup telponnya dan menunggu kendaraan online yang ia pesan.
Butuh satu jam lebih untuk sampai ke kantor Kyle karena ini jam pulang kantor Jalanan menjadi padat. Setelah turun di kantor Ayahnya, Katya bergegas menuju lift yang akan mengantarkannya ke ruang kerja kakaknya.
Sesampainya di ruangan Katya kembali menelpon Juna untuk menanyakan laporan yang di maksud. Setelah mencarinya diberbagai tempat, akhirnya Katya menemukan laporan itu dan kembali turun untuk mengantarkan ketempat kakaknya berada.
"sekarang dimana kakak?" tanya Katya pada Juna di telpon.
"Tuan Kyle ada di sebuah Private Club di kemang, Saya kirim alamatnya." balas Juna.
"Baiklah kalau begitu."
Tidak lama sebuah pesan masuk dari pak Juna isinya adalah alamat tempat Kyle melakukan pertemuan dengan tamunya.
Katya melotot saat tahu tempat apa itu. Apa yang kakak pikirkan membahas pekerjaan di tempat seperti ini?! Batin Katya.
Tempat yang tidak bisa dimasuki sembarang orang karena sering di pakai kalangan atas, artis dan pejabat melakukan pertemuan.
Katya berfikir sejenak, tidak mungkinkan ia pergi ke tempat seperti itu sendirian. dan ia memutuskan menelpon seseorang untuk meminta bantuannya.
"Ada apa?" Tanyanya di sebrang sana.
"Maaf kak, apa kakak bisa membantu ku?"
"Kenapa?" tanya Aeron singkat.
"Bantu Aku untuk masuk ke sebuah club tanpa harus diusir."
"Club mana?" tanya Aeron.
"Ambrosia Private Club." salah satu club paling prestige di Jakarta.
Kirim alamatmu, aku akan datang dan mengantarmu kesana." ujar Aeron.
Katya menutup telponnya dan berharap dia bisa mengantarkan laporan penting kakaknya tepat waktu.
Martin Building Tower.Katya berdiri sendiri di lobby kantor ayahnya, sudah hampir setengah jam ia menunggu kedatangan Aeron. Setelah itu tidak lama sebuah sedan putih milik Aeron terlihat masuk dan berhenti di depan lobby dan menurunkan kaca jendelanya."Masuk." perintah Aeron pada Katya.Katya membuka pintu mobil dan langsung masuk kemudian mengenakankan seatbeltnya."Maaf, Aku tiba tiba menelpon kakak."Laki laki itu tidak membalas dan hanya fokus melajukan kendaraannya.Katya merasa kalau Aeron marah padanya, terlihat dari sikapnya yang tidak ramah seperti biasa."Kak, maaf untuk perkataanku yang tadi. Aku tidak bermaksud apa-apa hanya saja kesehatan ayah menjadi prioritasku sekarang jadi..." Katya coba menjelaskan dengan canggung.Aeron melirik Katya lewat sudut matanya."Kau tidak bisa masuk ke sana masih mengenakan seragam sekolah." Aeron melirik Katya dari atas sampai bawah. "Ada urus
Martin's Family Mansion. Aeron merasakan panas menjalar ditubuhnya. Katya mulai mendekatkan wajahnya dan menyentuhkan bibirnya pada bibir Aeron kemudian memagutnya pelan. Aeron membolakan matanya kaget karena Katya melakukan hal di luar dugaan. Katya memang belum berpengalaman, bibirnya hanya bergerak dan menyesap bibir Aeron pelan. Aeron pun menggeram. "Hentikan Katya! Apa yang kau lakukan?" Cegah Aeron menarik bibirnya. Katya menunjukan wajah sedih dengan bibir mengerucut karena kegiatannya terhenti. "Mencium mu, bukankah kau menyukaiku kak?" cengir Katya dengan wajah merah, ia kembali menarik Aeron dan mencium bibir laki laki itu. Aeron bisa merasakan bau alkohol yang menguar dari mulut katya. Aeron mulai panas karena Katya sedikit demi sedikit hampir meruntuhkan pertahanannnya. "Aku memang menyukaimu, tapi tidak begini caranya!" Aeron kembali memundur
Martin's Family Mansion. Kyle pulang kerumah dini hari dengan wajah kusut, ia berkali-kali ditelpon Ayahnya menanyakan kabar Katya, sedangkan Katya sendiri tidak mengangkat telponnya sama sekali. Dengan berjalan tergesa-gesa kedalam rumah, Kyle menanyakan kepada pembantunya yang saat itu sudah bangun karena ini baru jam lima pagi. "Katya mana bik?" Tanya Kyle. "Katya dikamar den, tapi..." pembantunya terlihat bingung. "Saya lihat mobil temannya masih disini, apa dia menginap disini?" "Itu masalahnya den, teman non Katya masih di dalam kamarnya non Katya dan belum keluar dari semalam. Bibi tidak berani masuk ke dalam, karena pintunya di tutup." gumam pembantunya. Wajah Kyle langsung pias, tanpa menunggu ia berlari menaiki tangga menuju lantai dua rumahnya, seluruh badan Kyle bergetar karena perasaannya tidak enak. Tanpa mengetuk Kyle membanting pintu kamar Katya dengan suara keras dan berjalan ke
Danadyaksa's Family MansionHampir satu jam Aeron termenung di dalam mobilnya yang terparkir di halaman rumah Danadyaksa. Dengan tatapan kosong Ia menyandarkan kepalanya pada setir mobil tanpa melakukan apa-apa.Tok! Seseorang mengetuk pelan kaca mobil Aeron dari luar."Den tidak apa-apa?" Tanya satpam.Aeron bangun kemudian menurunkan kaca mobil. "Tidak pak, saya keluar sebentar lagi." Jawabnya.Setelah menaikan kaca mobilnya lagi, Aeron mematikan mesin dan keluar dari mobil. Dengan langkah berat berjalan ke rumah."Dari mana saja semalam sampai tidak pulang Aeron?" Suara berat masuk ke indera pendengaran Aeron, langkah kakinya berhenti tepat di depan tangga.Aeron tidak menjawab, ia mulai membalikkan tubuhnya melihat kearah Asher, Ayahnya."Kau tidak pulang karena berkelahi lagi?" Tanya Asher Danadyaksa sambil tersenyum mencemooh karena melihat anaknya yang pulang pagi dengan babak belur.
Martin's Family MansionRobert Martin sudah diperbolehkan pulang ke rumah setelah keadaannya tubuhnya membaik. Dokter menyarankan dalam beberapa hari ke depan tidak diperbolehkan untuk bekerja terlalu berat.Robert yang sedang terbaring di ranjangnya tersenyum saat Katya masuk untuk menemuinya."Bagaimana keadaan Ayah sekarang?" tanya anak perempuannya.Robert menepuk sisi ranjangnya, memanggil Katya untuk duduk di sebelahnya."Ayah baik-baik saja, Kakakmu sepertinya terlalu berlebihan kali ini Katya masa Ayah tidak boleh ke kantor selama seminggu kedepan. Padahal ada rapat penting yang harus ayah hadiri."Katya tersenyum, " kakak benar, ayah harus banyak istirahat aku tidak ingin ayah sakit lagi." Katya mendekat dan memeluk Ayahnya."Sudah biarkan Ayah istirahat." Kyle masuk ke kamar Ayahnya dan melihat keduanya sedang berpelukan."kakak mau apa kesini dengan map ditangan itu, mau mengganggu ayah
International Senior HighSchoolSudah dua minggu berlalu sejak terakhir kali Aeron bertemu Katya di taman sekolah, setelah itu Katya tidak pernah lagi memperlihatkan dirinya di sekolah. Aeron mendatangi kelas Katya setiap hari untuk bertemu dengan perempuan itu tapi selalu tidak menemukannya.Lama kelamaan Aeron berubah menjadi anak pendiam dan murung, seakan ada sesuatu di dalam dirinya hilang bersamaan dengan kepergian Katya.Sama seperti hari sebelumnya, Aeron selalu mencari Katya ke kelasnnya berharap perempuan itu tiba tiba muncul tanpa kabar sama seperti kepergiannya.Hana yang mulai merasa kasihan pada Aeron mendekati laki laki itu di ambang pintu."Kak, cari Katya lagi?" tanya Hana.Aeron mengangguk lemah.Hana menghela nafas, "Sebenarnya aku tidak boleh membicarakan ini padamu karena Katya melarangku. Tapi aku tidak bisa melihat kak Aeron begini terus.""Ada apa sebenarnya?" tany
Martin Comp. Building in Paris, France "Nona katya maaf, ini laporan yang anda minta." Seorang asisten Katya datang keruangan dengan map di tangannya. Katya hanya melihat sekilas dan kembali pada pekerjaannya, "Tolong taruh saja dimeja." ujarnya. Katya yang terlihat sibuk meraih telpon dan menekan tombol panggilan, "Bisa sambungan saya dengan Mr. Richard di bagian akunting." pinta Katya. "Baik Nona." balasnya. Tidak lama telponnya berdering dan ia langsung mengangkatnya, "Mr. Richard saya minta laporan keuangan dua tahun terakhir." "Saya harus mencarinya terlebih dahulu, kapan anda membutuhkannya?" "Saya minta secepatnya." "Baik, saya akan mencari dan menyerahkannya secepat mungkin." Katya kembali melihat laporan ditangannya sampai terdengar ponselnya berbunyi. Ponsel Katya berdering dan memperlihatkan siapa yang menelponnya. Tante Reva is Calling...
Martin's Family MansionKyle masuk kedalam rumah dengan melonggarkan ikatan dasi di lehernya, setelah melepaskan jas dan menyampirkan di kursi ia berjalan menuju lemari pendingin dan mengambil sekaleng bir dari sana dan membukanya.Menghela nafas kasar, Kyle yang seakrang duduk di kursi mengambil ponsel di saku celana dan menekan nomor Katya. Tapi tidak ada jawaban dari adiknya, mungkin Katya sibuk pikirnya."Den." Bik asih mendekati Kyle yang sedang meminum bir dengan wajah termenung."Kenapa bik?" Kyle melirik sekilas."Ditunggu tuan di ruang kerja den." terangnya"Nanti saya kesana, buatkan teh dan bawa ke ruang kerja ayah." perintahnya.Bik Asih mengangguk dan pergi ke dapur.Kyle menghabiskan minuman kalengnya yang tersisa kemudian berjalan menuju ruang kerja sambil melipat lengan kemejanya.Tok.. tok.. tok.. Kyle mengetuk dan membuka pintu walau tidak mendapat jawaban.
Dharmawangsa Ballroom Hotel. Katya yang hamil besar terpaksa ikut suaminya untuk menghadiri pesta tahunan kumpulan pengusaha se-Asia tenggara ini. Awalnya Katya menolak datang, karena tidak percaya diri dengan bentuk tubuhnya. tapi Aeron tidak ingin datang sendirian dan memutuskan tidak akan hadir apabila Katya tidak ikut hadir. Dan mau tidak mau Katya ikut karena ini acara tahunan yang sangat penting dikalangan pengusaha muda seperi Aeron. Dengan berbalut gaun putih yang cukup terbuka dibagian atas. Katya berjalan bergandengan dengan Aeron menuju tempat acara. Katya berjalan pelan karena perutnya yang cukup besar. "Siapa yang memilihkan baju ini?" Aeron melirik pada Katya yang menggandengnya. Aeron memegang Katya dengan erat seakan tidak mau terpisahkan. "Kak Dini, kenapa? Apa tidak bagus ya?" Katya melihat dirinya sendiri, pakaian yang dikenakannya cukup mewah dan elegan pikirnya. Kemudian ia melihat pada Aeron
International Hospital Katya sudah masuk kedalam ruang perawatan, Dan beberapa saat lalu Dokter Dini sudah memeriksa keadaan Katya. Yang membuat lega Aeron adalah hasil pemeriksaan Katya dan Kandungannya. ternyata Katya hanya demam biasa dan Ia dianjurkan bedrest total dan tidak boleh stress. Aeron yang setia menunggui Katya dirumah sakit membuat Katya semakin merasa bersalah. Ia sendiri yang pergi meninggalkan suami dan anaknya. Malah ia yang sakit karena tertekan dan jadi stress ditempat persembunyiannya. Dan lagi, Aeron dengan lapang dada selalu memaafkannya, ia tidak menyalahkan Katya karena pergi begitu saja meninggalkan dirinya dan juga Axel. Bahkan ia tidak menggungkit kejadian itu lagi didepannya. I
Aeron sedang dalam perjalanan menuju tempat Katya bersama Kyle dan mang Ujang, Sopir mereka. Axel sedari tadi menanyakan Aeron dan menanyakan apa sudah menemukan Mommynya juga. Keadaan Axel sangat memprihatinkan, setelah kepergian Katya yang mendadak sekarang Axel selalu menelponnya. Menjadi lebih cerewet menyuruhnya agar cepat pulang, menanyakan kabarnya dan lebih protektif. Menanyakan apakah ia akan pulang atau tidak setelah mencari ibunya. Mungkin didalam diri Axel sendiri ia tidak ingin ditinggal sendirian. Setelah Katya pergi, ia juga tidak mau ditinggal Aeron ayahnya. Ada rasa takut bahwa orang tuanya akan pergi meninggalkannya. Sudah satu jam mereka di perjalanan, akhirnya mereka sampai disebuah rumah besar minimalis. Kyle sedikit tertegun, dulu ia ingat sekali pernah tinggal dirumah ini. "Mang Ujang bukankah ini rumah kami yang dulu?" Tanya Kyle. "Ia den, ini rumah den Kyle dan non Katya yang dulu sebelum pindah kerumah yang sekarang."
Danadyaksa Family Mansion. Sudah seminggu Aeron mencari Katya kemana-kemana, bahkan ia sudah menelpon orang-orang yang mungkin berhubungan dengan Katya di masa lalu dan juga sekembalinya ia dari Perancis beberapa bulan ini. Ia sudah mencari ditempat-tempat yang mungkin didatangi Katya. Beberapa hotel dan apartment di Jakarta yang bisa ia jadikan tempat tinggal. Aeron juga menyisir perumahan Katya Perumahan Aeron bahkan sekitaran Apartment tempat tinggal mereka. Aeron sampai menanyai orang kantor Katya, kalau-kalau Katya datang atau menemui seseorang di kantornya baru baru ini dan hasilnya nihil. Aeron bahkan menelpon tante Katya, Tante Reva, di Perancis. "Tante
Anandamaya Resident Apartment.Aeron pulang dengan cepat, setelah mendapat telpon dari Axel bahwa ibunya tidak ada di apartment."Axel.. Axel.."Aeron masuk kemudian memanggil Axel yang menghampirinya dengan cepat."Mommy tidak ada, Daddy.." ujar Axel Terlihat kecemasan di wajah anaknya.Aeron ikut cemas karena tidak biasanya Katya pergi tanpa memberitahunya. Setelah mengecek ponselnya tadi di dalam mobil yang ternyata Katya sempat menelponnya tapi Aeron menelpon balik sudah tidak aktif.Pelayan mendekat pelan pada Aeron. Dan ia langsung menatap tajam padanya."Bag
¤ Kamu ada waktu? Saya perlu bicara denganmu tentang perusahaan.• Ada Apa?¤ Bukankah kau mengincar aset Hartono? aku akan menawarkan semuanya padamu.• Dimana kita akan bertemu?¤ Hotel Hyatt.•Kenapa harus di Hotel?¤ Perusahaan Hartono sedang mengadakan rapat disana.• Baiklah, tunggu 1 jam lagi, saya kesana.Aeron yang sedang melihat laporannya terhenti karena ada sms masuk dari Biyan Hartono."Ria, apa Sore ini saya ada waktu kosong?""Apa bapak akan pergi?""Saya akan menemui seseorang sore ini dan ingin pulang kerumah tepat waktu." Jawabnya sambil melihat jam di pergelangan tanganya.Ria yang berdiri di samping Aeron langsung melihat jadwal atasannya di Ipadnya."Hari ini jadwal anda kebetulan kosong pak dimulai dari jam 4 sore nanti.""Kalau begitu saya akan pergi jam 4, nanti tolong siapkan mobilnya.""Baik pak," kem
Hartono Family Mansion.Sabina memegang beberapa majalah bisnis dengan sangat marah, bahkan ia telah lebih dulu melempar Ipadnya kelantai dan layar rusak seketika.Ayahnya Harry Hartono datang karena mendengar keributan diruang keluarga mereka."Ada apa ini?!" Teriaknya pada Sabina dan Biyan yang berada diruangan tersebut dengan wajah murung.Tidak lama Sabina melihat ayahnya dan meneteskan air mata."Kau kenapa sayang?" Harry mendekati Sabina dan mulai memeluk putrinya yang menangis.Sedangkan Biyan mengeluarkan ponsel dan membuka halaman berita disana.Tentang pernikahan Aeron Danadyaksa dan Katya Cessa Martin serta terlihat foto romantis mereka berciuaman saat acara ulang tahun perusahaan Diers Global."Semua berita hari ini tentang mereka berdua." Biyan mengeram kesal."Dan Sabina sakit hati melihat mereka di pesta malam itu berciuman dan terlihat mesra, padahal sebelumnya Sabinalah yang akan bertuna
Dharmawangsa Ballroom Hotel.Setelah acara utama akhirnya mereka bisa menikmati pesta dan makan makanan yang telah disediakan.Katya yang sedari tadi hanya duduk dan mendengarkan sekarang sudah mulai pegal dan mengelus perutnya dengan refleks. Aeron sedikit melirik dan mendekatkan wajahnya. "Kenapa? Apa ada yang sakit?" Tanya Aeron berbisik ditelinga Katya. Ia terlihat sedikit khawatirKatya menggeleng pelan. "Aku hanya ingin berjalan-jalan sebentar." Jawabnya kemudian berdiri."Mau kemana?""Aku ke Toilet.""Tunggu, aku temani!" Aeron sudah setengah berdiri tapi ditahan Katya, "tidak perlu, kau jaga saja Axel disini." Katyapun langsung pergi dari meja keluar ballroom.Katya berjalan melewati meja yang berisi orang orang dan melihatnya dengan tatapan kagum karena kecantikannya.Didalam toilet
Dharmawangsa Ballroom Hotel Para tamu sudah mulai berdatangan ke sebuah Ballroom Hotel ternama di Jakarta. Mereka akan menghadiri Ulang tahun perusahaan Diers Global yang telah berdiri hampir 50 tahun lamanya semenjak kakek buyut Aeron Danadyaksa mendirikan Diers Global. Disalah satu meja bulat disana, sudah berkumpul para rekan bisnis dari Diers Global. Seperti perwakilan perusahaan ayah Katya yang diwakilkan oleh Kyle Martin dan Dokter Dini. Ada juga Nino Fernandez dari Harold Inc. Dan juga kakak beradik Hartono sebagai perwakilan perusahaan ayah mereka. Tepat di meja samping mereka, meja untuk para pemilik perusahaan Diers Global. Diatas meja sudah tertulis nama nama siapa saja yang akan menempati kursi tersebut. "Kakak, lihat nama diatas meja itu." Sabina menunjukan sesuatu pada Biyan dengan dagunya. Otoma