Martin's Family Mansion.
Aeron merasakan panas menjalar ditubuhnya.
Katya mulai mendekatkan wajahnya dan menyentuhkan bibirnya pada bibir Aeron kemudian memagutnya pelan.
Aeron membolakan matanya kaget karena Katya melakukan hal di luar dugaan.
Katya memang belum berpengalaman, bibirnya hanya bergerak dan menyesap bibir Aeron pelan.
Aeron pun menggeram. "Hentikan Katya! Apa yang kau lakukan?" Cegah Aeron menarik bibirnya.
Katya menunjukan wajah sedih dengan bibir mengerucut karena kegiatannya terhenti.
"Mencium mu, bukankah kau menyukaiku kak?" cengir Katya dengan wajah merah, ia kembali menarik Aeron dan mencium bibir laki laki itu. Aeron bisa merasakan bau alkohol yang menguar dari mulut katya.
Aeron mulai panas karena Katya sedikit demi sedikit hampir meruntuhkan pertahanannnya.
"Aku memang menyukaimu, tapi tidak begini caranya!" Aeron kembali memundurkan wajahnya dengan suara mengeram.
"Kau tidak menyukainya kak? Biasanya laki-laki menyukai wanita yang agresif, bukan begitu?" Tanya Katya dengan tampang polos karena alkohol telah mempengaruhinya otaknya
Aeron tidak menjawab karena situasi sekarang benar-benar sulit untuknya. Dia harus berfikir jernih tapi hasrat mulai menguasainya.
"Katakan. Bagaimana. Kamu. Bisa. Menyukaiku?" Tanya Katya sensual di dekat telinga Aeron yang membuat laki laki itu bergidik.
Tangan katya tidak diam, dia mulai menelusuri tengkuk, leher, dan pipi Aeron dengan jari-jarinya. Aeron sendiri tidak bernafasnya seakan menahan hasratnya yang mulai naik keatas kepala.
Katya kembali menelusuri tubuh Aeron mengagumi bentuk fisik laki laki yang menyukainya itu.
Aeron tentu saja meremang hebat ketika jari jari kecil Katya menyentuh kulit tubuhnya seakan menggelitik.
"Aku sangat menyukaimu Katya." bisik Aeron pelan.
Katya tersenyum, "Kalau begitu apa yang menahanmu lagi?" pertanyaan Katya meruntuhkan pertahanan Aeron.
Aeron tahu Katya sedang dalam pengaruh alkohol karena semua yang dia ucapkan adalah rancauan tidak berarti. Tapi perasaan Aeron pada Katya tidak bisa di bohongi, hati dan tubuhnya sangat menginginkan Katya.
Aeron sendiri adalah laki laki yang baru beranjak dewasa, Sulit baginya untuk menahan diri di situasi seperti ini. Laki laki yang belum punya pengendalian diri sepertinya membuat satu rangsangan dari luar dapat berefek luar biasa.
Akhirnya iapun kalah dan mulai membalas ciuman Katya, melumatnya kasar, terkesan frustasi tapi ada gairah disana.
Katya menerimanya, iapun membalas Aeron tidak kalah bergairah. Darahnya bergejolak hebat ingin dipuaskan. Inikah yang namanya hasrat kaula muda.
Aeron mulai menindih Katya, dan mulai meraba dada Katya yang berisi, bulat dan kenyal dibalik pakaian yang dikenakannya. Desahan lolos dari mulut Katya.
"Ahh...."
Desahan Katya membangkitkan gairah Aeron membuatnya tidak tahan. Iapun mulai meloloskan kaosnya, kemudian membuka pakaian Katya serta bra yang menempel pada tubuh putihnya.
Terpampanglah bulatan indah didepan mata Aeron, dan ia mulai memainkannya membuat Katya kembali mendesah
Aeron melihat Katya sedikit tidak sadar terbaring dibawahnya dengan wajah merah serta mata yang terpejam . Mulutnya Katya sedikit terbuka dan terlihat seksi dimata Aeron.
Sesuatu miliknya dibawah sana mulai mengeras. Aeron dengan gerakan cepat membuka celana dan membebaskan miliknya yang sakit, ia juga mulai membuka celana Katya sekaligus dalamannya yang dikenakannya secara perlahan.
Sekarang Katya sudah telanjang bulat, begitu pula dengan Aeron. Aeron yang sudah gelap mata mulai memegang miliknya dan mulai menggesekannya pada milik Katya, mencari celah masuk dibawah sana.
Katya mulai bergerak gelisah sesekali meringis, tapi hal itu tidak menyurutkan niat Aeron. Bahkan desehan Katya seperti lampu hijau ditelinganya untuk melanjutkan kegiatan mereka.
"Ah.."
Aeron bukan laki laki yang tidak atau tentang seks, malah remaja seumuran lebih penasaran dengan hal-hal berbau seks. bahkan dia pernah menonton film dewasa, pernah mabuk dan ke club seperti kebanyakan remaja lainnya di Jakarta.
Aeron yang sudah tidak tahan menekan pelan miliknya pada celah sempit milik Katya. Dengan nafas memburu karena di selimuti gairah, Aeron memejamkan matanya dan menghembuskan nafas kasar.
"Tunggu, ini sakit." rintih Katya menahan tubuh Aeron dengan tangannya.
"Sakitnya hanya sebentar, tahanlah." Aeron kembali menekan miliknya, berusaha menerobos celah sempit itu.
"Tidak.. ahh.."
Seketika itu juga ia menyentakan miliknya pada milik Katya dalam sekali hentak dengan cepat.
Katya membolakan matanya kaget, seakan sesuatu yang besar memasuki tubuhnya dengan paksa, dan rasanya sangat sakit sekali. Katya langsung berteriak dan mencengkram punggung Aeron erat dengan air mata mengalir disudut matanya.
Aeron meraup bibir Katya guna mengurangi sedikit rasa sakitnya. "Tahan Katya." bisik Aeron sambil mengusap air matanya.
Katya tidak membalas ia berusaha menetralkan rasa sakitnya.
Aeron belum menggerakan tubuhnya walaupun miliknya sudah dicengkram erat oleh otot bawah Katya dan berdenyut minta dipuasakan, ia menatap wajah Katya dibawahnya dengan seksama. mereka saling menatap dalam tanpa ada yang berbicara.
"Aku tidak akan melepaskan mu Katya Cessa Martin." bisik Aeron.
Setelah mengatakan itu, Aeron mulai menggerakan pinggulnya, awalnya ia bergerak perlahan tapi lama kelamaan hentakannya berubah lebih cepat dan lebih dalam.
Desahan demi desahan memenuhi kamar Katya, sampai mereka menggerang bersamaan karena mencapai puncaknya.
***
FlashBack 2 tahun lalu...
Aeron yang baru masuk kelas 1 SHS dengan nekat pergi ke sekolah membawa kendaraan sendiri. Bisa dibilang pada umurnya 17tahun ia sudah bisa mengendarai mobilnya sendiri, tapi tidak terlalu mahir.
Karena itu Ayah Aeron masih belum mengizinkannya membawa kendaraan sendiri ke sekolah.
Pagi itu ia berhati-hati membawa mobilnya untuk sampai ke sekolah, beberapa puluh meter lagi sampai di gerbang masuk sekolah, Aeron ,alah mengendurkan kewaspadaannya dan tidak sengaja menyerempet seorang bapak yang sedang berjalan dipinggir jalan hingga jatuh tersungkur.
Aeron yang panik hanya bisa diam, jantungnya berdebar kencang karena sadar telah mencelakai orang lain. Ia tidak berani keluar mobil karena takut
Tiba-tiba seorang anak perempuan datang menolong bapak itu dan melihat keadaanya. Anak itu berbalik dan mendekati mobil Aeron dengan wajah marah dan mengetuk kaca mobilnya.
"Turun, kau yang menyerempetnya, kau harus tanggung jawab!" Teriaknya dengan emosi meluap-luap anak itu memarahi Aeron dari luar mobilnya.
"A..aku tidak sengaja." jawab Aeron terbata dan sedikit bergetar.
Akhirnya Aeron keluar dari mobil dan mereka berdua mendekati bapak yang sekarang terduduk di atas trotoar dengan tangan terluka dan kaki terkilir.
"Sebaiknya kita bawa kerumah sakit saja." Anak itu menyarankan dengan wajahnya terlihat khawatir.
Aeron yang sedang tidak bisa berfikir hanya mangut-mangut mengiyakan.
"Ayo bantu bapaknya masuk ke mobilmu." ujar anak itu.
"Hah?" Aeron kaget.
"Ayo cepat bawa bapaknya pake mobilmu ke rumah sakit." perintah anak itu.
Aeron mengangkat bapak tersebut dibantu anak perempuan tadi dan merekapun bergegas kerumah sakit.
Dirumah sakit bapak itu diperiksa dan hanya mengalami luka luar yang tidak terlalu serius. Setelah meminta maaf dan membayar administrasi serta memberi sedikit bantuan berupa uang akhirnya masalahpun selesai.
Sekarang hanya tinggal mereka berdua.
"Sebaiknya kita pulang, bisa tolong antar aku kesekolah." pinta anak perempuan itu.
"Sekolah dimana?"
"Aku sekolah di International School."
Setelah mendapat jawaban Aeron tidak bertanya lagi, ia masuk kemobil dan mengendarainya dengan hati-hati kali ini.
Di dalam mobil terkadang Aeron melirik anak perempaun itu karena terpesona dengan kebaikannya menolong orang lain.
Sesampainya di gerbang sekolah, anak perempuan tadi keluar dan berterimakasih.
"Tunggu, siapa namamu?" Aeron berteriak.
"Aku Katya Cessa Martin, aku kelas 2 di JHS sekolah ini. Kakak sekolah disini jugakan?"
Aeron mengangguk.
"Kak, lain kali kalau bawa mobil hati-hati ya, nanti nabrak orang lagi lho." ujar Katya tersenyum manis.
Aeron tertegun dengan senyuman perempuan itu.
Katya masuk tanpa menoleh lagi padanya.
Itu pertama kalinya Aeron melihat Katya. Semenjak itu, Aeron selalu memperhatikannya ketika tidak sengaja berpapasan di sekolah.
Walausepertinya Katya tidak mengingatnya dan tidak menanyakan namanya. Aeron tidak ambil pusing. Yang penting, Aeron selalu mengetahui tentang Katya disekolah.
Anak perempuan pertama yang memarahinya, sekaligus mengambil hatinya dengan kebaikan yang ia miliki.
Sampai pada akhirnya Katya masuk ke SHS dan Aeron bisa bertemu kembali secara langsung dengannya kemudian menyatakan perasaannya yang sudah ia pendam selama dua tahun. Katya Cessa Martin, cinta pertamanya.
Martin's Family Mansion. Kyle pulang kerumah dini hari dengan wajah kusut, ia berkali-kali ditelpon Ayahnya menanyakan kabar Katya, sedangkan Katya sendiri tidak mengangkat telponnya sama sekali. Dengan berjalan tergesa-gesa kedalam rumah, Kyle menanyakan kepada pembantunya yang saat itu sudah bangun karena ini baru jam lima pagi. "Katya mana bik?" Tanya Kyle. "Katya dikamar den, tapi..." pembantunya terlihat bingung. "Saya lihat mobil temannya masih disini, apa dia menginap disini?" "Itu masalahnya den, teman non Katya masih di dalam kamarnya non Katya dan belum keluar dari semalam. Bibi tidak berani masuk ke dalam, karena pintunya di tutup." gumam pembantunya. Wajah Kyle langsung pias, tanpa menunggu ia berlari menaiki tangga menuju lantai dua rumahnya, seluruh badan Kyle bergetar karena perasaannya tidak enak. Tanpa mengetuk Kyle membanting pintu kamar Katya dengan suara keras dan berjalan ke
Danadyaksa's Family MansionHampir satu jam Aeron termenung di dalam mobilnya yang terparkir di halaman rumah Danadyaksa. Dengan tatapan kosong Ia menyandarkan kepalanya pada setir mobil tanpa melakukan apa-apa.Tok! Seseorang mengetuk pelan kaca mobil Aeron dari luar."Den tidak apa-apa?" Tanya satpam.Aeron bangun kemudian menurunkan kaca mobil. "Tidak pak, saya keluar sebentar lagi." Jawabnya.Setelah menaikan kaca mobilnya lagi, Aeron mematikan mesin dan keluar dari mobil. Dengan langkah berat berjalan ke rumah."Dari mana saja semalam sampai tidak pulang Aeron?" Suara berat masuk ke indera pendengaran Aeron, langkah kakinya berhenti tepat di depan tangga.Aeron tidak menjawab, ia mulai membalikkan tubuhnya melihat kearah Asher, Ayahnya."Kau tidak pulang karena berkelahi lagi?" Tanya Asher Danadyaksa sambil tersenyum mencemooh karena melihat anaknya yang pulang pagi dengan babak belur.
Martin's Family MansionRobert Martin sudah diperbolehkan pulang ke rumah setelah keadaannya tubuhnya membaik. Dokter menyarankan dalam beberapa hari ke depan tidak diperbolehkan untuk bekerja terlalu berat.Robert yang sedang terbaring di ranjangnya tersenyum saat Katya masuk untuk menemuinya."Bagaimana keadaan Ayah sekarang?" tanya anak perempuannya.Robert menepuk sisi ranjangnya, memanggil Katya untuk duduk di sebelahnya."Ayah baik-baik saja, Kakakmu sepertinya terlalu berlebihan kali ini Katya masa Ayah tidak boleh ke kantor selama seminggu kedepan. Padahal ada rapat penting yang harus ayah hadiri."Katya tersenyum, " kakak benar, ayah harus banyak istirahat aku tidak ingin ayah sakit lagi." Katya mendekat dan memeluk Ayahnya."Sudah biarkan Ayah istirahat." Kyle masuk ke kamar Ayahnya dan melihat keduanya sedang berpelukan."kakak mau apa kesini dengan map ditangan itu, mau mengganggu ayah
International Senior HighSchoolSudah dua minggu berlalu sejak terakhir kali Aeron bertemu Katya di taman sekolah, setelah itu Katya tidak pernah lagi memperlihatkan dirinya di sekolah. Aeron mendatangi kelas Katya setiap hari untuk bertemu dengan perempuan itu tapi selalu tidak menemukannya.Lama kelamaan Aeron berubah menjadi anak pendiam dan murung, seakan ada sesuatu di dalam dirinya hilang bersamaan dengan kepergian Katya.Sama seperti hari sebelumnya, Aeron selalu mencari Katya ke kelasnnya berharap perempuan itu tiba tiba muncul tanpa kabar sama seperti kepergiannya.Hana yang mulai merasa kasihan pada Aeron mendekati laki laki itu di ambang pintu."Kak, cari Katya lagi?" tanya Hana.Aeron mengangguk lemah.Hana menghela nafas, "Sebenarnya aku tidak boleh membicarakan ini padamu karena Katya melarangku. Tapi aku tidak bisa melihat kak Aeron begini terus.""Ada apa sebenarnya?" tany
Martin Comp. Building in Paris, France "Nona katya maaf, ini laporan yang anda minta." Seorang asisten Katya datang keruangan dengan map di tangannya. Katya hanya melihat sekilas dan kembali pada pekerjaannya, "Tolong taruh saja dimeja." ujarnya. Katya yang terlihat sibuk meraih telpon dan menekan tombol panggilan, "Bisa sambungan saya dengan Mr. Richard di bagian akunting." pinta Katya. "Baik Nona." balasnya. Tidak lama telponnya berdering dan ia langsung mengangkatnya, "Mr. Richard saya minta laporan keuangan dua tahun terakhir." "Saya harus mencarinya terlebih dahulu, kapan anda membutuhkannya?" "Saya minta secepatnya." "Baik, saya akan mencari dan menyerahkannya secepat mungkin." Katya kembali melihat laporan ditangannya sampai terdengar ponselnya berbunyi. Ponsel Katya berdering dan memperlihatkan siapa yang menelponnya. Tante Reva is Calling...
Martin's Family MansionKyle masuk kedalam rumah dengan melonggarkan ikatan dasi di lehernya, setelah melepaskan jas dan menyampirkan di kursi ia berjalan menuju lemari pendingin dan mengambil sekaleng bir dari sana dan membukanya.Menghela nafas kasar, Kyle yang seakrang duduk di kursi mengambil ponsel di saku celana dan menekan nomor Katya. Tapi tidak ada jawaban dari adiknya, mungkin Katya sibuk pikirnya."Den." Bik asih mendekati Kyle yang sedang meminum bir dengan wajah termenung."Kenapa bik?" Kyle melirik sekilas."Ditunggu tuan di ruang kerja den." terangnya"Nanti saya kesana, buatkan teh dan bawa ke ruang kerja ayah." perintahnya.Bik Asih mengangguk dan pergi ke dapur.Kyle menghabiskan minuman kalengnya yang tersisa kemudian berjalan menuju ruang kerja sambil melipat lengan kemejanya.Tok.. tok.. tok.. Kyle mengetuk dan membuka pintu walau tidak mendapat jawaban.
Bandara International Soekarno Hatta, Indonesia."Kakak, aku sudah sampai di Indonesia." ucap Katya riang.Tidak ada balasan dari Kyle membuat Katya kembali bertanya. "Kakak?""Iya, kau di mana sekarang?""Masih di bandara, aku akan pulang ke rumah sekarang.""Hmm.. aku dan ayah sedang di Bali mengurus pekerjaan. Sampai kapan kau di Indonesia?""Mungkin seminggu atau dua minggu.""Baiklah, Kakak akan menelpon staff kita di Perancis. Apa kau masih ingat jalan pulang Katya? Atau mau kakak panggil pak Asep untuk menjemputmu di Bandara?" tawar Kyle."Tidak perlu aku pake taxi saja.""Kalau ada apa- apa hubungi kakak. Ingat itu!"" Okay, siap bos!" jawab Katya.***Martin's Family MansionKatya berjalan ke dalam rumah yang sudah lama ia tinggalkan.Bik Asik yang masih mengenali Katya mendekat dengan wajah terharu.
Bali, Indonesia."Kau tidak pantas untuk Katya!" Sentak Robert, Pria itu berbalik setelah berteriak diikuti Juna dari belakang.Semua orang disana mulai berbisik-bisik.Kyle kemudian mendekat dan menepuk pundak Aeron karena merasa bersalah dengan perkataan kasar Ayahnya ditambah ini di tempat umum. Tapi bagaimanapun ayahnya ada benar juga bahwa Aeron harus menjauhi Katya."Sudahlah, seperti yang kukatakan dulupadamu sekarang akan ku katakan sekali lagi. Lupakan Katya, lanjutkan hidupmu Aeron." dan Kyle pun pergi dari sana.Aeron terdiam, harapannya untuk bertemu Katya musnah karena tidak ada yang mau membantunya. Dia hanya ingin bertemu dengan wanita yang ia cintai, Kenapa semua orang menentangnya. Apa salahnya dengan hubungan mereka? batin Aeron.Aeron tersenyum miring dan terduduk.Ada rasa sesak di dadanya. Sakit, itu yang ia rasakan sekarang. Ia juga tidak mau seperti ini, tapi ia tidak
Dharmawangsa Ballroom Hotel. Katya yang hamil besar terpaksa ikut suaminya untuk menghadiri pesta tahunan kumpulan pengusaha se-Asia tenggara ini. Awalnya Katya menolak datang, karena tidak percaya diri dengan bentuk tubuhnya. tapi Aeron tidak ingin datang sendirian dan memutuskan tidak akan hadir apabila Katya tidak ikut hadir. Dan mau tidak mau Katya ikut karena ini acara tahunan yang sangat penting dikalangan pengusaha muda seperi Aeron. Dengan berbalut gaun putih yang cukup terbuka dibagian atas. Katya berjalan bergandengan dengan Aeron menuju tempat acara. Katya berjalan pelan karena perutnya yang cukup besar. "Siapa yang memilihkan baju ini?" Aeron melirik pada Katya yang menggandengnya. Aeron memegang Katya dengan erat seakan tidak mau terpisahkan. "Kak Dini, kenapa? Apa tidak bagus ya?" Katya melihat dirinya sendiri, pakaian yang dikenakannya cukup mewah dan elegan pikirnya. Kemudian ia melihat pada Aeron
International Hospital Katya sudah masuk kedalam ruang perawatan, Dan beberapa saat lalu Dokter Dini sudah memeriksa keadaan Katya. Yang membuat lega Aeron adalah hasil pemeriksaan Katya dan Kandungannya. ternyata Katya hanya demam biasa dan Ia dianjurkan bedrest total dan tidak boleh stress. Aeron yang setia menunggui Katya dirumah sakit membuat Katya semakin merasa bersalah. Ia sendiri yang pergi meninggalkan suami dan anaknya. Malah ia yang sakit karena tertekan dan jadi stress ditempat persembunyiannya. Dan lagi, Aeron dengan lapang dada selalu memaafkannya, ia tidak menyalahkan Katya karena pergi begitu saja meninggalkan dirinya dan juga Axel. Bahkan ia tidak menggungkit kejadian itu lagi didepannya. I
Aeron sedang dalam perjalanan menuju tempat Katya bersama Kyle dan mang Ujang, Sopir mereka. Axel sedari tadi menanyakan Aeron dan menanyakan apa sudah menemukan Mommynya juga. Keadaan Axel sangat memprihatinkan, setelah kepergian Katya yang mendadak sekarang Axel selalu menelponnya. Menjadi lebih cerewet menyuruhnya agar cepat pulang, menanyakan kabarnya dan lebih protektif. Menanyakan apakah ia akan pulang atau tidak setelah mencari ibunya. Mungkin didalam diri Axel sendiri ia tidak ingin ditinggal sendirian. Setelah Katya pergi, ia juga tidak mau ditinggal Aeron ayahnya. Ada rasa takut bahwa orang tuanya akan pergi meninggalkannya. Sudah satu jam mereka di perjalanan, akhirnya mereka sampai disebuah rumah besar minimalis. Kyle sedikit tertegun, dulu ia ingat sekali pernah tinggal dirumah ini. "Mang Ujang bukankah ini rumah kami yang dulu?" Tanya Kyle. "Ia den, ini rumah den Kyle dan non Katya yang dulu sebelum pindah kerumah yang sekarang."
Danadyaksa Family Mansion. Sudah seminggu Aeron mencari Katya kemana-kemana, bahkan ia sudah menelpon orang-orang yang mungkin berhubungan dengan Katya di masa lalu dan juga sekembalinya ia dari Perancis beberapa bulan ini. Ia sudah mencari ditempat-tempat yang mungkin didatangi Katya. Beberapa hotel dan apartment di Jakarta yang bisa ia jadikan tempat tinggal. Aeron juga menyisir perumahan Katya Perumahan Aeron bahkan sekitaran Apartment tempat tinggal mereka. Aeron sampai menanyai orang kantor Katya, kalau-kalau Katya datang atau menemui seseorang di kantornya baru baru ini dan hasilnya nihil. Aeron bahkan menelpon tante Katya, Tante Reva, di Perancis. "Tante
Anandamaya Resident Apartment.Aeron pulang dengan cepat, setelah mendapat telpon dari Axel bahwa ibunya tidak ada di apartment."Axel.. Axel.."Aeron masuk kemudian memanggil Axel yang menghampirinya dengan cepat."Mommy tidak ada, Daddy.." ujar Axel Terlihat kecemasan di wajah anaknya.Aeron ikut cemas karena tidak biasanya Katya pergi tanpa memberitahunya. Setelah mengecek ponselnya tadi di dalam mobil yang ternyata Katya sempat menelponnya tapi Aeron menelpon balik sudah tidak aktif.Pelayan mendekat pelan pada Aeron. Dan ia langsung menatap tajam padanya."Bag
¤ Kamu ada waktu? Saya perlu bicara denganmu tentang perusahaan.• Ada Apa?¤ Bukankah kau mengincar aset Hartono? aku akan menawarkan semuanya padamu.• Dimana kita akan bertemu?¤ Hotel Hyatt.•Kenapa harus di Hotel?¤ Perusahaan Hartono sedang mengadakan rapat disana.• Baiklah, tunggu 1 jam lagi, saya kesana.Aeron yang sedang melihat laporannya terhenti karena ada sms masuk dari Biyan Hartono."Ria, apa Sore ini saya ada waktu kosong?""Apa bapak akan pergi?""Saya akan menemui seseorang sore ini dan ingin pulang kerumah tepat waktu." Jawabnya sambil melihat jam di pergelangan tanganya.Ria yang berdiri di samping Aeron langsung melihat jadwal atasannya di Ipadnya."Hari ini jadwal anda kebetulan kosong pak dimulai dari jam 4 sore nanti.""Kalau begitu saya akan pergi jam 4, nanti tolong siapkan mobilnya.""Baik pak," kem
Hartono Family Mansion.Sabina memegang beberapa majalah bisnis dengan sangat marah, bahkan ia telah lebih dulu melempar Ipadnya kelantai dan layar rusak seketika.Ayahnya Harry Hartono datang karena mendengar keributan diruang keluarga mereka."Ada apa ini?!" Teriaknya pada Sabina dan Biyan yang berada diruangan tersebut dengan wajah murung.Tidak lama Sabina melihat ayahnya dan meneteskan air mata."Kau kenapa sayang?" Harry mendekati Sabina dan mulai memeluk putrinya yang menangis.Sedangkan Biyan mengeluarkan ponsel dan membuka halaman berita disana.Tentang pernikahan Aeron Danadyaksa dan Katya Cessa Martin serta terlihat foto romantis mereka berciuaman saat acara ulang tahun perusahaan Diers Global."Semua berita hari ini tentang mereka berdua." Biyan mengeram kesal."Dan Sabina sakit hati melihat mereka di pesta malam itu berciuman dan terlihat mesra, padahal sebelumnya Sabinalah yang akan bertuna
Dharmawangsa Ballroom Hotel.Setelah acara utama akhirnya mereka bisa menikmati pesta dan makan makanan yang telah disediakan.Katya yang sedari tadi hanya duduk dan mendengarkan sekarang sudah mulai pegal dan mengelus perutnya dengan refleks. Aeron sedikit melirik dan mendekatkan wajahnya. "Kenapa? Apa ada yang sakit?" Tanya Aeron berbisik ditelinga Katya. Ia terlihat sedikit khawatirKatya menggeleng pelan. "Aku hanya ingin berjalan-jalan sebentar." Jawabnya kemudian berdiri."Mau kemana?""Aku ke Toilet.""Tunggu, aku temani!" Aeron sudah setengah berdiri tapi ditahan Katya, "tidak perlu, kau jaga saja Axel disini." Katyapun langsung pergi dari meja keluar ballroom.Katya berjalan melewati meja yang berisi orang orang dan melihatnya dengan tatapan kagum karena kecantikannya.Didalam toilet
Dharmawangsa Ballroom Hotel Para tamu sudah mulai berdatangan ke sebuah Ballroom Hotel ternama di Jakarta. Mereka akan menghadiri Ulang tahun perusahaan Diers Global yang telah berdiri hampir 50 tahun lamanya semenjak kakek buyut Aeron Danadyaksa mendirikan Diers Global. Disalah satu meja bulat disana, sudah berkumpul para rekan bisnis dari Diers Global. Seperti perwakilan perusahaan ayah Katya yang diwakilkan oleh Kyle Martin dan Dokter Dini. Ada juga Nino Fernandez dari Harold Inc. Dan juga kakak beradik Hartono sebagai perwakilan perusahaan ayah mereka. Tepat di meja samping mereka, meja untuk para pemilik perusahaan Diers Global. Diatas meja sudah tertulis nama nama siapa saja yang akan menempati kursi tersebut. "Kakak, lihat nama diatas meja itu." Sabina menunjukan sesuatu pada Biyan dengan dagunya. Otoma