Aeron sedang dalam perjalanan menuju tempat Katya bersama Kyle dan mang Ujang, Sopir mereka.
Axel sedari tadi menanyakan Aeron dan menanyakan apa sudah menemukan Mommynya juga. Keadaan Axel sangat memprihatinkan, setelah kepergian Katya yang mendadak sekarang Axel selalu menelponnya. Menjadi lebih cerewet menyuruhnya agar cepat pulang, menanyakan kabarnya dan lebih protektif. Menanyakan apakah ia akan pulang atau tidak setelah mencari ibunya. Mungkin didalam diri Axel sendiri ia tidak ingin ditinggal sendirian. Setelah Katya pergi, ia juga tidak mau ditinggal Aeron ayahnya. Ada rasa takut bahwa orang tuanya akan pergi meninggalkannya.
Sudah satu jam mereka di perjalanan, akhirnya mereka sampai disebuah rumah besar minimalis.
Kyle sedikit tertegun, dulu ia ingat sekali pernah tinggal dirumah ini.
"Mang Ujang bukankah ini rumah kami yang dulu?" Tanya Kyle.
"Ia den, ini rumah den Kyle dan non Katya yang dulu sebelum pindah kerumah yang sekarang."
International Hospital Katya sudah masuk kedalam ruang perawatan, Dan beberapa saat lalu Dokter Dini sudah memeriksa keadaan Katya. Yang membuat lega Aeron adalah hasil pemeriksaan Katya dan Kandungannya. ternyata Katya hanya demam biasa dan Ia dianjurkan bedrest total dan tidak boleh stress. Aeron yang setia menunggui Katya dirumah sakit membuat Katya semakin merasa bersalah. Ia sendiri yang pergi meninggalkan suami dan anaknya. Malah ia yang sakit karena tertekan dan jadi stress ditempat persembunyiannya. Dan lagi, Aeron dengan lapang dada selalu memaafkannya, ia tidak menyalahkan Katya karena pergi begitu saja meninggalkan dirinya dan juga Axel. Bahkan ia tidak menggungkit kejadian itu lagi didepannya. I
Dharmawangsa Ballroom Hotel. Katya yang hamil besar terpaksa ikut suaminya untuk menghadiri pesta tahunan kumpulan pengusaha se-Asia tenggara ini. Awalnya Katya menolak datang, karena tidak percaya diri dengan bentuk tubuhnya. tapi Aeron tidak ingin datang sendirian dan memutuskan tidak akan hadir apabila Katya tidak ikut hadir. Dan mau tidak mau Katya ikut karena ini acara tahunan yang sangat penting dikalangan pengusaha muda seperi Aeron. Dengan berbalut gaun putih yang cukup terbuka dibagian atas. Katya berjalan bergandengan dengan Aeron menuju tempat acara. Katya berjalan pelan karena perutnya yang cukup besar. "Siapa yang memilihkan baju ini?" Aeron melirik pada Katya yang menggandengnya. Aeron memegang Katya dengan erat seakan tidak mau terpisahkan. "Kak Dini, kenapa? Apa tidak bagus ya?" Katya melihat dirinya sendiri, pakaian yang dikenakannya cukup mewah dan elegan pikirnya. Kemudian ia melihat pada Aeron
International Senior High School, Jakarta.Katya Cessa Martin, atau yang biasa dipanggil Katya, ia adalah murid kelas satu Senior HighSchool International Jakarta.Sekolah ini menjadi salah satu sekolah ter-elite di Indonesia, karena bangunannya yang luas lima tingkat dan megah serta fasilitasnya yang lengkap, modern dan juga mewah. Sekolah ini mempunyai lapangan bola sendiri dan bangunan olah raga terpisah dari bangunan utama. Guru yang mengajar di sekolah ini sudah pasti guru berkualitas dengan sertifikasi mengajar tidak diragukan lagi. bahkan kebanyakan dari mereka adalah guru dari luar negeri.
International School."Hah? Apa kau bilang?" Katya memastikan indra pendengarannya, wajahnya mulai menunjukan kebingungan yang kentara dan ia kembali bertanya untuk memastikan yang di dengarnya."Kau mau jadi pacarku Katya?" Ulang anak laki laki yang bernama Aeron itu dengan wajah yang serius.Katya mengerjapkan matanya berkali-kali, ternyata ia tidak salah dengar, anak laki-laki di depannya sedang menembaknya.Dengan wajah santai Aeron seperti menunggu Katya membuka mulut untuk
Martin's Family Mansion"Kakak!!""Kakak!!""Bik, dimana kakak?" Tanya Katya pada salah satu pembantunya.Katya berlari masuk kedalam rumah dan berteriak memanggil kakak laki lakinya."Katya, aku di dapur." Terdengar suara yang ia rinudkan dari dalam rumahnya.Tidak menunggu lama Katya berjalan cepat menuju kitchen island karena suara kakaknya terdengar berasal dari sana.Kyle Collen Martin, Kakak laki laki Katya, umur mereka terpaut cukup jauh. karena hal itulah Kyle sangat menyayangi dan memanjakan Katya apalagi setelah kematian ibunya saat katya masih kecil."Kakak, kapan pulang? kenapa tidak menelpon dulu sih?!" Katya sudah berdiri disebelah kakaknya dengan wajah cemberut yang cantik. Kyle yang sedang minum tersenyum tipis saat didekati adiknya itu. Ia yang masih mengenakan kemeja putih dengan dua kancing teratas yang dilepas serta lengan kemeja dilipat sampai siku membuat Katya bangga mem
At Resturant Sushi, Plaza Indah Mall. "Kau mau menerimaku dan kita pacaran." Ujar Aeron . Katya tersenyum mencemooh. "Kalau aku tidak mau, kakak mau bagaimana?" Tantang Katya. "Aku akan menunggu sampai kau mau menerimaku." Balas Aeron tanpa beban. "In your dream! Tidak akan pernah! Setahu aku, banyak yang mau jadi pacar kakak, kenapa kakaa ngejar aku terus sih ?" Dumel Katya. Sebelum menjawab pertanyaan Katya tidak lama Hana kembali dari toilet dan duduk kembali di depan Katya dan Aeron. "Apa yang kalian bicarakan?" Dengan polosnya Hana bertanya. Aeron yang masih menatap Katya tidak bereksi sama sekali dengan kedatangan Hana. Berbeda dengan katya menjawab Hana dengan senyuman kaku untuk menyembunyikan kegugupannya. "Ah tidak, oiya kau masih mau makan Han? Aku sudah selesai nih." "Kenapa?" "Ayo kita pulang." Ajak Katya mengindahkan Aeron di sampingnya. Hana mengerutkan dahinya tanda tidak
Martin's Family MansionKatya menutup mata sambil menghembuskan nafas tercekat dengan jantung berdebar karena rasa marah merambat naik keatas kepalanya setelah apa yang Aeron ucapkan di depan kakaknya.Katya mengepalkan tangan kuat ingin rasanya tangan terkepal ini mengeplak kepala Aeron agar bisa berjalan normal dan semestinya, tidak melenceng seperti saat ini.Kyle tertegun sejenak dan menatap Katya, "bisa kau jelaskan apa maksud dari temanmu ini Katya?" tanya Kyle menuntut jawaban pada adiknya.
International Hospital, Jakarta.Kyle kembali ke kamar perawatan setelah dari ruangan dokter yang memerikasa ayahnya. Dokter mendiagnosa Ayahnya mengalami kelelahan, stres, dan Hipoksia.Hipoksia adalah gejala dimana pasokan oksigen dalam tubuh sangat minin atau kekurangan oksigen dalam darah yang akan dialirkan ke otak, mengakibatkan otak tidak bekerja semestinya dan berefek orang tersebut menjadi linglung, dan hilangnya kesadaran secara tiba-tiba.Ayahnya memang sudah tidak muda lagi, tapi tidak tua juga. Keadaan tubuhnya terlihat bugar walaupun organ tubuhnya tidak sesehat dulu. Kyle sebagai anak sulung harus mulai belajar mengurus perusahaan agar tidak terlalu membebani Ayahnya untuk masalah pekerjaan.Kyle membuka pintu kamar dan melihat Ayah sedang bercengkrama bersama putri bungsunya. Waktu kebersamaan mereka seperti sekarang dipakai Katya untuk bermanja-manja dengan Ayahnya karena sudah hampir sepuluh hari mereka tidak berte
Dharmawangsa Ballroom Hotel. Katya yang hamil besar terpaksa ikut suaminya untuk menghadiri pesta tahunan kumpulan pengusaha se-Asia tenggara ini. Awalnya Katya menolak datang, karena tidak percaya diri dengan bentuk tubuhnya. tapi Aeron tidak ingin datang sendirian dan memutuskan tidak akan hadir apabila Katya tidak ikut hadir. Dan mau tidak mau Katya ikut karena ini acara tahunan yang sangat penting dikalangan pengusaha muda seperi Aeron. Dengan berbalut gaun putih yang cukup terbuka dibagian atas. Katya berjalan bergandengan dengan Aeron menuju tempat acara. Katya berjalan pelan karena perutnya yang cukup besar. "Siapa yang memilihkan baju ini?" Aeron melirik pada Katya yang menggandengnya. Aeron memegang Katya dengan erat seakan tidak mau terpisahkan. "Kak Dini, kenapa? Apa tidak bagus ya?" Katya melihat dirinya sendiri, pakaian yang dikenakannya cukup mewah dan elegan pikirnya. Kemudian ia melihat pada Aeron
International Hospital Katya sudah masuk kedalam ruang perawatan, Dan beberapa saat lalu Dokter Dini sudah memeriksa keadaan Katya. Yang membuat lega Aeron adalah hasil pemeriksaan Katya dan Kandungannya. ternyata Katya hanya demam biasa dan Ia dianjurkan bedrest total dan tidak boleh stress. Aeron yang setia menunggui Katya dirumah sakit membuat Katya semakin merasa bersalah. Ia sendiri yang pergi meninggalkan suami dan anaknya. Malah ia yang sakit karena tertekan dan jadi stress ditempat persembunyiannya. Dan lagi, Aeron dengan lapang dada selalu memaafkannya, ia tidak menyalahkan Katya karena pergi begitu saja meninggalkan dirinya dan juga Axel. Bahkan ia tidak menggungkit kejadian itu lagi didepannya. I
Aeron sedang dalam perjalanan menuju tempat Katya bersama Kyle dan mang Ujang, Sopir mereka. Axel sedari tadi menanyakan Aeron dan menanyakan apa sudah menemukan Mommynya juga. Keadaan Axel sangat memprihatinkan, setelah kepergian Katya yang mendadak sekarang Axel selalu menelponnya. Menjadi lebih cerewet menyuruhnya agar cepat pulang, menanyakan kabarnya dan lebih protektif. Menanyakan apakah ia akan pulang atau tidak setelah mencari ibunya. Mungkin didalam diri Axel sendiri ia tidak ingin ditinggal sendirian. Setelah Katya pergi, ia juga tidak mau ditinggal Aeron ayahnya. Ada rasa takut bahwa orang tuanya akan pergi meninggalkannya. Sudah satu jam mereka di perjalanan, akhirnya mereka sampai disebuah rumah besar minimalis. Kyle sedikit tertegun, dulu ia ingat sekali pernah tinggal dirumah ini. "Mang Ujang bukankah ini rumah kami yang dulu?" Tanya Kyle. "Ia den, ini rumah den Kyle dan non Katya yang dulu sebelum pindah kerumah yang sekarang."
Danadyaksa Family Mansion. Sudah seminggu Aeron mencari Katya kemana-kemana, bahkan ia sudah menelpon orang-orang yang mungkin berhubungan dengan Katya di masa lalu dan juga sekembalinya ia dari Perancis beberapa bulan ini. Ia sudah mencari ditempat-tempat yang mungkin didatangi Katya. Beberapa hotel dan apartment di Jakarta yang bisa ia jadikan tempat tinggal. Aeron juga menyisir perumahan Katya Perumahan Aeron bahkan sekitaran Apartment tempat tinggal mereka. Aeron sampai menanyai orang kantor Katya, kalau-kalau Katya datang atau menemui seseorang di kantornya baru baru ini dan hasilnya nihil. Aeron bahkan menelpon tante Katya, Tante Reva, di Perancis. "Tante
Anandamaya Resident Apartment.Aeron pulang dengan cepat, setelah mendapat telpon dari Axel bahwa ibunya tidak ada di apartment."Axel.. Axel.."Aeron masuk kemudian memanggil Axel yang menghampirinya dengan cepat."Mommy tidak ada, Daddy.." ujar Axel Terlihat kecemasan di wajah anaknya.Aeron ikut cemas karena tidak biasanya Katya pergi tanpa memberitahunya. Setelah mengecek ponselnya tadi di dalam mobil yang ternyata Katya sempat menelponnya tapi Aeron menelpon balik sudah tidak aktif.Pelayan mendekat pelan pada Aeron. Dan ia langsung menatap tajam padanya."Bag
¤ Kamu ada waktu? Saya perlu bicara denganmu tentang perusahaan.• Ada Apa?¤ Bukankah kau mengincar aset Hartono? aku akan menawarkan semuanya padamu.• Dimana kita akan bertemu?¤ Hotel Hyatt.•Kenapa harus di Hotel?¤ Perusahaan Hartono sedang mengadakan rapat disana.• Baiklah, tunggu 1 jam lagi, saya kesana.Aeron yang sedang melihat laporannya terhenti karena ada sms masuk dari Biyan Hartono."Ria, apa Sore ini saya ada waktu kosong?""Apa bapak akan pergi?""Saya akan menemui seseorang sore ini dan ingin pulang kerumah tepat waktu." Jawabnya sambil melihat jam di pergelangan tanganya.Ria yang berdiri di samping Aeron langsung melihat jadwal atasannya di Ipadnya."Hari ini jadwal anda kebetulan kosong pak dimulai dari jam 4 sore nanti.""Kalau begitu saya akan pergi jam 4, nanti tolong siapkan mobilnya.""Baik pak," kem
Hartono Family Mansion.Sabina memegang beberapa majalah bisnis dengan sangat marah, bahkan ia telah lebih dulu melempar Ipadnya kelantai dan layar rusak seketika.Ayahnya Harry Hartono datang karena mendengar keributan diruang keluarga mereka."Ada apa ini?!" Teriaknya pada Sabina dan Biyan yang berada diruangan tersebut dengan wajah murung.Tidak lama Sabina melihat ayahnya dan meneteskan air mata."Kau kenapa sayang?" Harry mendekati Sabina dan mulai memeluk putrinya yang menangis.Sedangkan Biyan mengeluarkan ponsel dan membuka halaman berita disana.Tentang pernikahan Aeron Danadyaksa dan Katya Cessa Martin serta terlihat foto romantis mereka berciuaman saat acara ulang tahun perusahaan Diers Global."Semua berita hari ini tentang mereka berdua." Biyan mengeram kesal."Dan Sabina sakit hati melihat mereka di pesta malam itu berciuman dan terlihat mesra, padahal sebelumnya Sabinalah yang akan bertuna
Dharmawangsa Ballroom Hotel.Setelah acara utama akhirnya mereka bisa menikmati pesta dan makan makanan yang telah disediakan.Katya yang sedari tadi hanya duduk dan mendengarkan sekarang sudah mulai pegal dan mengelus perutnya dengan refleks. Aeron sedikit melirik dan mendekatkan wajahnya. "Kenapa? Apa ada yang sakit?" Tanya Aeron berbisik ditelinga Katya. Ia terlihat sedikit khawatirKatya menggeleng pelan. "Aku hanya ingin berjalan-jalan sebentar." Jawabnya kemudian berdiri."Mau kemana?""Aku ke Toilet.""Tunggu, aku temani!" Aeron sudah setengah berdiri tapi ditahan Katya, "tidak perlu, kau jaga saja Axel disini." Katyapun langsung pergi dari meja keluar ballroom.Katya berjalan melewati meja yang berisi orang orang dan melihatnya dengan tatapan kagum karena kecantikannya.Didalam toilet
Dharmawangsa Ballroom Hotel Para tamu sudah mulai berdatangan ke sebuah Ballroom Hotel ternama di Jakarta. Mereka akan menghadiri Ulang tahun perusahaan Diers Global yang telah berdiri hampir 50 tahun lamanya semenjak kakek buyut Aeron Danadyaksa mendirikan Diers Global. Disalah satu meja bulat disana, sudah berkumpul para rekan bisnis dari Diers Global. Seperti perwakilan perusahaan ayah Katya yang diwakilkan oleh Kyle Martin dan Dokter Dini. Ada juga Nino Fernandez dari Harold Inc. Dan juga kakak beradik Hartono sebagai perwakilan perusahaan ayah mereka. Tepat di meja samping mereka, meja untuk para pemilik perusahaan Diers Global. Diatas meja sudah tertulis nama nama siapa saja yang akan menempati kursi tersebut. "Kakak, lihat nama diatas meja itu." Sabina menunjukan sesuatu pada Biyan dengan dagunya. Otoma