Bandara International Soekarno Hatta, Indonesia.
"Kakak, aku sudah sampai di Indonesia." ucap Katya riang.
Tidak ada balasan dari Kyle membuat Katya kembali bertanya. "Kakak?"
"Iya, kau di mana sekarang?"
"Masih di bandara, aku akan pulang ke rumah sekarang."
"Hmm.. aku dan ayah sedang di Bali mengurus pekerjaan. Sampai kapan kau di Indonesia?"
"Mungkin seminggu atau dua minggu."
"Baiklah, Kakak akan menelpon staff kita di Perancis. Apa kau masih ingat jalan pulang Katya? Atau mau kakak panggil pak Asep untuk menjemputmu di Bandara?" tawar Kyle.
"Tidak perlu aku pake taxi saja."
"Kalau ada apa- apa hubungi kakak. Ingat itu!"
" Okay, siap bos!" jawab Katya.
***
Martin's Family Mansion
Katya berjalan ke dalam rumah yang sudah lama ia tinggalkan.Bik Asik yang masih mengenali Katya mendekat dengan wajah terharu.
Bali, Indonesia."Kau tidak pantas untuk Katya!" Sentak Robert, Pria itu berbalik setelah berteriak diikuti Juna dari belakang.Semua orang disana mulai berbisik-bisik.Kyle kemudian mendekat dan menepuk pundak Aeron karena merasa bersalah dengan perkataan kasar Ayahnya ditambah ini di tempat umum. Tapi bagaimanapun ayahnya ada benar juga bahwa Aeron harus menjauhi Katya."Sudahlah, seperti yang kukatakan dulupadamu sekarang akan ku katakan sekali lagi. Lupakan Katya, lanjutkan hidupmu Aeron." dan Kyle pun pergi dari sana.Aeron terdiam, harapannya untuk bertemu Katya musnah karena tidak ada yang mau membantunya. Dia hanya ingin bertemu dengan wanita yang ia cintai, Kenapa semua orang menentangnya. Apa salahnya dengan hubungan mereka? batin Aeron.Aeron tersenyum miring dan terduduk.Ada rasa sesak di dadanya. Sakit, itu yang ia rasakan sekarang. Ia juga tidak mau seperti ini, tapi ia tidak
Bali Hospital "kau siapa?" Katya melihat Aeron dan bertanya seakan mereka baru pertama kali bertemu. Aeron mengerutkan keningnya,"Jangan bercanda Katya!" sungut Aeron. "Aku tidak bercanda, kau siapa?" tanyanya lagi dengan kesal." apa kita pernah bertemu?" lanjut Katya dengan wajah datar. Aeron menatap Katya kemudian melirik kearah Kyle seraya bertanya. "Kyle?!" gumam Aeron menyorot Kyle meminta penjelasan. Katya ikut menoleh pada kakaknya, "Apa dia salah satu temanku atau teman kakak?" Sebelum Kyle sempat menjawab, seorang dokter mendekati mereka. " Keluarga Robert Martin?" tanya sang dokter.Mereka semua mengalihkan pandangannya pada dokter. "Saya anaknya dok, bagaimana keadaan Ayah saya?" tanya Katya. Dokter itu tersenyum, "Saya akan jelaskan diruangan, mari ikut saya." "Kau ikut bersama dokter, nanti aku menyusul." Kyle mengusap punggung Katya. Tanpa menunggu Katya me
Bali Hospital."Ayah sudah sadar?" Robert Martin perlahan membuka matanya, beberapa jam setelah di masukan kedalam kamar perawatan.Robert kemudian mengedarkan pandanganya dan menemukan wajah cantik putrinya yang terlihat khawatir ia pun menarik sudur bibirnya."Sayang...""Ayah..." Katya memeluk ayahnya pelan dan ringan agar tidak menindihnya."Ayah baik-baik saja? Bagaimana perasaan Ayah sekarang?" tanya Katya dengan lembut."Masih sedikit pusing." Jawab Robert lemah. "Kapan kau datang nak?"" Tadi setelah mengetahui ayah pingsan, aku langsung mencari penerbangan tercepat ke bali. Aku sangat khawatir ayah." ujarnya dengan suara bergetar.Katya membantu Ayahnya untuk duduk bersender ke kepala ranjang yang di sangah bantal-bantal empuk. Kemudian menyerahkan segelas air putih padanya.Robert melirik sekitarnya. "Dimana Kyle?""Aku menyuruh Kakak mengurusi pekerjaan disini sebelum pulang ke Ja
Danadyaksa Building Tower Rapat berjalan dengan lancar, tanpa hambatan apapun. Termasuk Katya yang baru belajar tentang proyek mereka di Bali. Dia cepat memahami semuanya, padahal baru beberapa hari lalu Katya memutuskan untuk tinggal di Indonesia. "Cukup sekian pertemuan kita, Terimakasih banyak." Ucap moderator. Semua para pemegang saham bersiap untuk keluar, ada yang masih mengobrol ada juga yang sedang menelpon. Termasuk Katya dan Kyle yang masih mengobrol dengan rekan bisnisnya. untuk memperkenalkan Katya pada mereka semua. "Ternyata Pak Kyle mempunyai adik yang sangat cantik, Saya baru tahu." tanya salah seorang teman bisnisnya. Kyle tersenyum memperkenalkan Katya pada orang tersebut yang tak lain adalah Harry Hartono, teman sekaligus rekan bisnis ayahnya. "Anak saya seumuran dengan anda, mungkin kalian bisa berkenalan dan menjadi teman." Ucapnya kembali. Katya hanya tersenyum dan mengangguk. Tida
Martin Family Mansion.Katya yang sedang duduk di taman belakang termenung menatap kosong kearah kolam renang rumahnya, Kyle yang mencari keberadaan adiknya langsung mendekat saat melihatnya."Apa yang kamu pikirkan?" Kyle brtanya dan duduk disampingnya."Apa menurut kakak keputusanku sudah benar untuk tinggal kembali di Indonesia?" tanya Katya dengan helaan nafas pelan."Apa kau menyesal?"Katya menggelengkan kepala dan menoleh pada Kyle."Aku tidak menyesal tapi sebagian diriku merasa berat untuk tinggal disini, entah kenapa. Aku sendiripun tidak mengerti ada apa denganku kak." ujar Katya.Kyle membalas tatapan Katya, " Mungkin kau hanya belum terbiasa.""Mungkin." jawab Katya singkat."Apa sesuatu pernah terjadi padaku disini, Maksudku sebelum ingatanku hilang. Entah kenapa rasanya sesak sekali saat berada disini." gumam Katya sambil menyentuh dadanya."Tidak ada apa-apa, kau terjatuh di Perancis
"Aeron...""Apa dulu kita pernah saling mengenal?"Katya bertanya penasaran.Aeron menatap dalam pada Katya, wajah wanita cantik itu tidak berubah sama sekali."Apa kalian saling mengenal, saat masih sekolah atau sudah kuliah?" Sabina ikut bertanya karena penasaran melihat pada Aeron."Tidak." Jawab Aeron singkat, menahan perasaannya pada wanita itu.Katya terlihat kecewa karena jawaban Aeron tidak seperti yang dia harapkan."Jadi.. pertemuan epertama kita di rumah sakit Bali waktu ayahku sakit,?" Katya bertanya sekali lagi."Iya,Aku tidak pernah mengenalmu sebelumnya." lanjut Aeron.Katya tidak yakin, "Tapi waktu itu kau memanggil namaku dengan jelas didepan Kyle seperti orang yang sudah mengenalku." gumam Katya."Itu hanyalah perasaanmu, aku tidak pernah mengenalmu Katya." Dengan dingin dan tanpa perasaan Aeron mengatakan itu. Sesak. Itu yang Aeron rasakan saat berkata begitu pada Katya tapi Ia sudah memutus
Katya duduk manis di mobil mewah Biyan, dengan Biyan di kursi pengemudi. Tujuan mereka adalah ulang tahun salah satu relasi bisnis mereka berdua.Biyantara Hartono yang sering bertemu dan berkenalan dengan banyak wanita cantik yang ada di ibu kota masih ternganga tidak percaya dengan kecantikan Katya Martin.Berkali kali matanya menatap kagum pada wanita blasteran yang duduk disebelahnya itu. Wajahnya yang cantik membuat Biyan terpesona serta Wangi parfum yang menguar dari tubuhnya membuat pria itu menelan ludah berkali kali menahan hasrat.Katya bergerak gelisah karena tidak nyaman menyadarinya sorot mata Biyan padanya. "Apa pakaianku aneh?" tanya Katya melihat dirinya sendiri.Biyan tersenyum manis. Tidak, "Kamu cantik Katya." Sebelah tangannya mencoba menggenggam tangan Katya yang berada di pangkuannya tanpa rasa canggung.Katya sontak kaget dan merasa tidak nyaman.Katya menjauhkan tangan Biyan dari tangannya, tap
JW Marriot Hotel, Jakarta.Biyan mulai menciumi leher Katya, ia benar-benar bernafsu pada wanita dibawahnya itu sekarang.Katya mencoba berteriak dan dengan sisa tenaga yang ia punya, ia mendorong tubuh Biyan, walaupun itu percuma karena tenaganya tidak ada. Biyan menarik kedua tangan Katya dan menguncinya dan berusaha menciumi leher kemudian bergerak kearah bibir Katya, Katya mengelak dengan memiringkan kepalanya, tapi dengan kasar Biyan membalikannya lagi dengan kasar. Ia mulai menggerakan kakinya, menendang selangkangan Biyan.Biyan mengaduh di ranjang karena Katya menendang tepat mengenai miliknya."Dasar wanita kurang ajar!" Kembali Biyan mengungkung Katya dan membuka bajunya secara paksa. Dengan emosi Biyan merobek paksa baju yang dikenakan Katya."Tidak...tidak... Biyan... jangan.." Katya kembali terisak dengan suara lemah.Baju Katya sudah terkoyak pada b
Dharmawangsa Ballroom Hotel. Katya yang hamil besar terpaksa ikut suaminya untuk menghadiri pesta tahunan kumpulan pengusaha se-Asia tenggara ini. Awalnya Katya menolak datang, karena tidak percaya diri dengan bentuk tubuhnya. tapi Aeron tidak ingin datang sendirian dan memutuskan tidak akan hadir apabila Katya tidak ikut hadir. Dan mau tidak mau Katya ikut karena ini acara tahunan yang sangat penting dikalangan pengusaha muda seperi Aeron. Dengan berbalut gaun putih yang cukup terbuka dibagian atas. Katya berjalan bergandengan dengan Aeron menuju tempat acara. Katya berjalan pelan karena perutnya yang cukup besar. "Siapa yang memilihkan baju ini?" Aeron melirik pada Katya yang menggandengnya. Aeron memegang Katya dengan erat seakan tidak mau terpisahkan. "Kak Dini, kenapa? Apa tidak bagus ya?" Katya melihat dirinya sendiri, pakaian yang dikenakannya cukup mewah dan elegan pikirnya. Kemudian ia melihat pada Aeron
International Hospital Katya sudah masuk kedalam ruang perawatan, Dan beberapa saat lalu Dokter Dini sudah memeriksa keadaan Katya. Yang membuat lega Aeron adalah hasil pemeriksaan Katya dan Kandungannya. ternyata Katya hanya demam biasa dan Ia dianjurkan bedrest total dan tidak boleh stress. Aeron yang setia menunggui Katya dirumah sakit membuat Katya semakin merasa bersalah. Ia sendiri yang pergi meninggalkan suami dan anaknya. Malah ia yang sakit karena tertekan dan jadi stress ditempat persembunyiannya. Dan lagi, Aeron dengan lapang dada selalu memaafkannya, ia tidak menyalahkan Katya karena pergi begitu saja meninggalkan dirinya dan juga Axel. Bahkan ia tidak menggungkit kejadian itu lagi didepannya. I
Aeron sedang dalam perjalanan menuju tempat Katya bersama Kyle dan mang Ujang, Sopir mereka. Axel sedari tadi menanyakan Aeron dan menanyakan apa sudah menemukan Mommynya juga. Keadaan Axel sangat memprihatinkan, setelah kepergian Katya yang mendadak sekarang Axel selalu menelponnya. Menjadi lebih cerewet menyuruhnya agar cepat pulang, menanyakan kabarnya dan lebih protektif. Menanyakan apakah ia akan pulang atau tidak setelah mencari ibunya. Mungkin didalam diri Axel sendiri ia tidak ingin ditinggal sendirian. Setelah Katya pergi, ia juga tidak mau ditinggal Aeron ayahnya. Ada rasa takut bahwa orang tuanya akan pergi meninggalkannya. Sudah satu jam mereka di perjalanan, akhirnya mereka sampai disebuah rumah besar minimalis. Kyle sedikit tertegun, dulu ia ingat sekali pernah tinggal dirumah ini. "Mang Ujang bukankah ini rumah kami yang dulu?" Tanya Kyle. "Ia den, ini rumah den Kyle dan non Katya yang dulu sebelum pindah kerumah yang sekarang."
Danadyaksa Family Mansion. Sudah seminggu Aeron mencari Katya kemana-kemana, bahkan ia sudah menelpon orang-orang yang mungkin berhubungan dengan Katya di masa lalu dan juga sekembalinya ia dari Perancis beberapa bulan ini. Ia sudah mencari ditempat-tempat yang mungkin didatangi Katya. Beberapa hotel dan apartment di Jakarta yang bisa ia jadikan tempat tinggal. Aeron juga menyisir perumahan Katya Perumahan Aeron bahkan sekitaran Apartment tempat tinggal mereka. Aeron sampai menanyai orang kantor Katya, kalau-kalau Katya datang atau menemui seseorang di kantornya baru baru ini dan hasilnya nihil. Aeron bahkan menelpon tante Katya, Tante Reva, di Perancis. "Tante
Anandamaya Resident Apartment.Aeron pulang dengan cepat, setelah mendapat telpon dari Axel bahwa ibunya tidak ada di apartment."Axel.. Axel.."Aeron masuk kemudian memanggil Axel yang menghampirinya dengan cepat."Mommy tidak ada, Daddy.." ujar Axel Terlihat kecemasan di wajah anaknya.Aeron ikut cemas karena tidak biasanya Katya pergi tanpa memberitahunya. Setelah mengecek ponselnya tadi di dalam mobil yang ternyata Katya sempat menelponnya tapi Aeron menelpon balik sudah tidak aktif.Pelayan mendekat pelan pada Aeron. Dan ia langsung menatap tajam padanya."Bag
¤ Kamu ada waktu? Saya perlu bicara denganmu tentang perusahaan.• Ada Apa?¤ Bukankah kau mengincar aset Hartono? aku akan menawarkan semuanya padamu.• Dimana kita akan bertemu?¤ Hotel Hyatt.•Kenapa harus di Hotel?¤ Perusahaan Hartono sedang mengadakan rapat disana.• Baiklah, tunggu 1 jam lagi, saya kesana.Aeron yang sedang melihat laporannya terhenti karena ada sms masuk dari Biyan Hartono."Ria, apa Sore ini saya ada waktu kosong?""Apa bapak akan pergi?""Saya akan menemui seseorang sore ini dan ingin pulang kerumah tepat waktu." Jawabnya sambil melihat jam di pergelangan tanganya.Ria yang berdiri di samping Aeron langsung melihat jadwal atasannya di Ipadnya."Hari ini jadwal anda kebetulan kosong pak dimulai dari jam 4 sore nanti.""Kalau begitu saya akan pergi jam 4, nanti tolong siapkan mobilnya.""Baik pak," kem
Hartono Family Mansion.Sabina memegang beberapa majalah bisnis dengan sangat marah, bahkan ia telah lebih dulu melempar Ipadnya kelantai dan layar rusak seketika.Ayahnya Harry Hartono datang karena mendengar keributan diruang keluarga mereka."Ada apa ini?!" Teriaknya pada Sabina dan Biyan yang berada diruangan tersebut dengan wajah murung.Tidak lama Sabina melihat ayahnya dan meneteskan air mata."Kau kenapa sayang?" Harry mendekati Sabina dan mulai memeluk putrinya yang menangis.Sedangkan Biyan mengeluarkan ponsel dan membuka halaman berita disana.Tentang pernikahan Aeron Danadyaksa dan Katya Cessa Martin serta terlihat foto romantis mereka berciuaman saat acara ulang tahun perusahaan Diers Global."Semua berita hari ini tentang mereka berdua." Biyan mengeram kesal."Dan Sabina sakit hati melihat mereka di pesta malam itu berciuman dan terlihat mesra, padahal sebelumnya Sabinalah yang akan bertuna
Dharmawangsa Ballroom Hotel.Setelah acara utama akhirnya mereka bisa menikmati pesta dan makan makanan yang telah disediakan.Katya yang sedari tadi hanya duduk dan mendengarkan sekarang sudah mulai pegal dan mengelus perutnya dengan refleks. Aeron sedikit melirik dan mendekatkan wajahnya. "Kenapa? Apa ada yang sakit?" Tanya Aeron berbisik ditelinga Katya. Ia terlihat sedikit khawatirKatya menggeleng pelan. "Aku hanya ingin berjalan-jalan sebentar." Jawabnya kemudian berdiri."Mau kemana?""Aku ke Toilet.""Tunggu, aku temani!" Aeron sudah setengah berdiri tapi ditahan Katya, "tidak perlu, kau jaga saja Axel disini." Katyapun langsung pergi dari meja keluar ballroom.Katya berjalan melewati meja yang berisi orang orang dan melihatnya dengan tatapan kagum karena kecantikannya.Didalam toilet
Dharmawangsa Ballroom Hotel Para tamu sudah mulai berdatangan ke sebuah Ballroom Hotel ternama di Jakarta. Mereka akan menghadiri Ulang tahun perusahaan Diers Global yang telah berdiri hampir 50 tahun lamanya semenjak kakek buyut Aeron Danadyaksa mendirikan Diers Global. Disalah satu meja bulat disana, sudah berkumpul para rekan bisnis dari Diers Global. Seperti perwakilan perusahaan ayah Katya yang diwakilkan oleh Kyle Martin dan Dokter Dini. Ada juga Nino Fernandez dari Harold Inc. Dan juga kakak beradik Hartono sebagai perwakilan perusahaan ayah mereka. Tepat di meja samping mereka, meja untuk para pemilik perusahaan Diers Global. Diatas meja sudah tertulis nama nama siapa saja yang akan menempati kursi tersebut. "Kakak, lihat nama diatas meja itu." Sabina menunjukan sesuatu pada Biyan dengan dagunya. Otoma