"Aeron..."
"Apa dulu kita pernah saling mengenal?" Katya bertanya penasaran.
Aeron menatap dalam pada Katya, wajah wanita cantik itu tidak berubah sama sekali.
"Apa kalian saling mengenal, saat masih sekolah atau sudah kuliah?" Sabina ikut bertanya karena penasaran melihat pada Aeron.
"Tidak." Jawab Aeron singkat, menahan perasaannya pada wanita itu.
Katya terlihat kecewa karena jawaban Aeron tidak seperti yang dia harapkan.
"Jadi.. pertemuan epertama kita di rumah sakit Bali waktu ayahku sakit,?" Katya bertanya sekali lagi.
"Iya, Aku tidak pernah mengenalmu sebelumnya." lanjut Aeron.
Katya tidak yakin, "Tapi waktu itu kau memanggil namaku dengan jelas didepan Kyle seperti orang yang sudah mengenalku." gumam Katya.
"Itu hanyalah perasaanmu, aku tidak pernah mengenalmu Katya." Dengan dingin dan tanpa perasaan Aeron mengatakan itu. Sesak. Itu yang Aeron rasakan saat berkata begitu pada Katya tapi Ia sudah memutus
Katya duduk manis di mobil mewah Biyan, dengan Biyan di kursi pengemudi. Tujuan mereka adalah ulang tahun salah satu relasi bisnis mereka berdua.Biyantara Hartono yang sering bertemu dan berkenalan dengan banyak wanita cantik yang ada di ibu kota masih ternganga tidak percaya dengan kecantikan Katya Martin.Berkali kali matanya menatap kagum pada wanita blasteran yang duduk disebelahnya itu. Wajahnya yang cantik membuat Biyan terpesona serta Wangi parfum yang menguar dari tubuhnya membuat pria itu menelan ludah berkali kali menahan hasrat.Katya bergerak gelisah karena tidak nyaman menyadarinya sorot mata Biyan padanya. "Apa pakaianku aneh?" tanya Katya melihat dirinya sendiri.Biyan tersenyum manis. Tidak, "Kamu cantik Katya." Sebelah tangannya mencoba menggenggam tangan Katya yang berada di pangkuannya tanpa rasa canggung.Katya sontak kaget dan merasa tidak nyaman.Katya menjauhkan tangan Biyan dari tangannya, tap
JW Marriot Hotel, Jakarta.Biyan mulai menciumi leher Katya, ia benar-benar bernafsu pada wanita dibawahnya itu sekarang.Katya mencoba berteriak dan dengan sisa tenaga yang ia punya, ia mendorong tubuh Biyan, walaupun itu percuma karena tenaganya tidak ada. Biyan menarik kedua tangan Katya dan menguncinya dan berusaha menciumi leher kemudian bergerak kearah bibir Katya, Katya mengelak dengan memiringkan kepalanya, tapi dengan kasar Biyan membalikannya lagi dengan kasar. Ia mulai menggerakan kakinya, menendang selangkangan Biyan.Biyan mengaduh di ranjang karena Katya menendang tepat mengenai miliknya."Dasar wanita kurang ajar!" Kembali Biyan mengungkung Katya dan membuka bajunya secara paksa. Dengan emosi Biyan merobek paksa baju yang dikenakan Katya."Tidak...tidak... Biyan... jangan.." Katya kembali terisak dengan suara lemah.Baju Katya sudah terkoyak pada b
International Hospital.Ingatan Katya sudah kembali.Kyle melirik pada Aeron yang duduk di sofa sudut ruangan."Kakak, aku ingin kembali ke Perancis secepatnya!" desak Katya lagi pada Kyle.Kyle menatap Katya yang terlihat bingung."Kakak... bagaimana ini, aku sudah meninggalkan Perancis terlalu lama..." ucapan Katya terhenti karena Kyle menggeleng pelan, Mengisyaratkan sesuatu."Aeron sebaiknya kau pulang sekarang." Perintah Kyle pada Aeron.Katya yang menyadari Aeron ada diruangan yang sama dengannya, menunduk takut dengan keberadaan laki laki itu.Aeron berdiri dan berjalan mendekati ranjang kemudian menyorot Katya tajam walau wajah wanita itu membelakanginya."Kalau kau sudah mengingatnya, berarti kau sudah mengingat Aeron kan, dia yang menolongmu tadi. apa ada yang mau kau sampaikan padanya?" tanya Kyle pelan.Katya menatap cemas pada Kyle seraya memohon."Katya..."
Martin Family Mansion"Kalau kalian sudah cocok, kenapa kalian tidak bertunangan saja? Harry Hartono menghubungi ayah; katanya kalian ingin melangkah ke jenjang yang lebih serius. Benar begitu Katya?""Tidak." tolak Katya."Kenapa?""Karena aku tidak menyukainya, kami dekat karena berteman, itu saja." lanjut Katya."Mungkin kalian akan saling menyukai seiring berjalannya waktu." Robert bersikap lembut pada Katya."Tidak ayah, aku tidak suka padanya. Dan aku tidak akan menemuinya lagi." Ucap Katya sedikit parau karena teringat kejadian kemarin."Apa kalian bertengkar, Setahu ayah Biyan anak yang baik.""Sudahlah ayah, Katya tidak menyukai Biyan karena dia terlalu pemaksa, Katya bercerita padaku dia kurang nyaman bersama Biyan." Kyle memotong dan memberi pendapatnya tentang Biyan agar ayahnya tidak terlalu memaksa adiknya."Begitukah?"Katya mengangguk, yang pasti ia tidak mau berhubungan lagi denga
"Hei, what are you doing with my mom?!" teriak anak itu.Aeron sontak kaget dan melihat anak itu bergantian dengan Katya."Mom?" Aeron menatap Katya seraya bertanya.Setelah terlepas dari Aeron, Katya mendekati Axel dan langsung memeluknya. " kenapa kau bisa ada disini?" tanyanya menggunakan bahasa Perancis."Axel!" dari jauh tante Reva memanggil Axel dan mendekati Katya."tante? Kenapa kalian bisa ada disini?" Katya penasaran sekaligus cemas."Nanti tante jelaskan." Reva sedikit melirik kearah Aeron yang berdiri didekat Katya dan memperhatikannya."Katya!!" Dari arah ballroom Kyle memanggil dan mendekati mereka. Axel yang mengenal Kyle tiba-tiba berlari menghampirinya dan Kyle menyambut dan mengendongnya."Kyle!" serunya senang."Hallo boy, kau sudah datang." tanya Kyle lembut dan mengelus kepala Axel sayang. Kyle sama sekali tidak terlihat kaget dengan kedatangan mereka berdua."Kakak tahu mereka datang ke
Martin Family Mansion."Sebaiknya kalian berbaikan, jangan tambah penderitaan anak itu dengan melihat kedua orang tuanya tidak bersama."Katya menunduk dengan kedua telapak tangan menutupi wajahnya."Katya?" Reva memanggil untuk memastikan keponakannya itu mengerti maksudnya."Aku.. tidak tahu." jawab Katya. "Kakak tahu aku tidak terlalu mengenal Aeron delapan tahun lalu, bagaimana aku bisa bersamanya apalagi mencintainya sekarang." keluh Katya.Kyle menghela nafas, Katya ada benarnya."Lakukan perlahan, Kau tidak perlu mencintainya sekarang, yang harus kau lakukan adalah kalian bersama dengan Axel. Buat anak itu nyaman bersama orang tuanya." timpal Reva."Tapi kalau pada akhirnya kami tidak bisa bersama, bukankah itu lebih menyakitkan untuk Axel apalagi setelah dia mengenal ayahnya." ujar Katya."Tepat sekali!" Reva mengangguk,"Kau tidak ingin menyakiti Axel lebih dalam lagi bukan? Berusahala
Martin Building Tower. "Mommy, i pick you up." ujar Axel saat masuk kedalam ruangan. Katya dan Aeron menoleh pada anak yang tiba tiba masuk dan berteriak memanggil mommy. Axel tertegun sejenak mengetahui Katya bersama orang lain di dalam ruangan yang ia masuki. "Ah.. aunty.. where's my mom?"Axel kembali bertanya pada Katya dengan wajah menekuk. Sekarang Axel mulai mencari alasan dan Katya tahu itu. "Maybe in my office." jawab Katya grogi. "I call my mom and she didn't answer the phone." Ucapnya pelan sambil menunduk. Katya mendekati Axel dan berbisik pelan hampir tidak terdengar di telinga anak itu."I'm sorry." "Ayo Axel kita ke ruanganku untuk bertemu ibumu." Katya memegang tangan Axel dan mengajaknya menggunakan bahasa Perancis. Aeron menatap Katya dan Axel dengan wajah datar tidak terbaca. "Mau kemana kau?" tanya A
Martin Building Tower.KATYA JAWAB AKU! APA AXEL ANAKKU?!" Aeron bertanya sambil menyentak Katya di depannya.Katya diam tidak menjawab sambil menunduk.Aeron benar-benar habis kesabaran, iapun memegang kdua pundak Katya dan mencengkramnya erat."Lihat aku Katya! Apa benar Axel anakku?!" Sekali lagi Aeron bertanya.Katya mendesah, "Iya, dia Anakmu!" jawab Katya pada akhirnya, matanya mulai basah.Aeron perlahan melepaskan tangannya dari pundak Katya, tubuhnya terasa lemas mendengar kenyataan yang baru ia ketahui. Dia punya anak, Anaknya dengan Katya."Axelle Aeron Martin, Kyle yang memberikan nama untuk Axel dulu. Dia bilang seandainya Axel tidak bisa bertemu dengan ayahnya, setidaknya nama ayahnya ada didalam namanya." Ujar Katya menatap Aeron yang sudah pucat pasi."Kau... kenapa menyembunyikan hal ini dariku?!" Kembali Aeron berteriak.Katya menatap nyalang kearah Aeron. "Kau kira aku akan menemuimu s
Dharmawangsa Ballroom Hotel. Katya yang hamil besar terpaksa ikut suaminya untuk menghadiri pesta tahunan kumpulan pengusaha se-Asia tenggara ini. Awalnya Katya menolak datang, karena tidak percaya diri dengan bentuk tubuhnya. tapi Aeron tidak ingin datang sendirian dan memutuskan tidak akan hadir apabila Katya tidak ikut hadir. Dan mau tidak mau Katya ikut karena ini acara tahunan yang sangat penting dikalangan pengusaha muda seperi Aeron. Dengan berbalut gaun putih yang cukup terbuka dibagian atas. Katya berjalan bergandengan dengan Aeron menuju tempat acara. Katya berjalan pelan karena perutnya yang cukup besar. "Siapa yang memilihkan baju ini?" Aeron melirik pada Katya yang menggandengnya. Aeron memegang Katya dengan erat seakan tidak mau terpisahkan. "Kak Dini, kenapa? Apa tidak bagus ya?" Katya melihat dirinya sendiri, pakaian yang dikenakannya cukup mewah dan elegan pikirnya. Kemudian ia melihat pada Aeron
International Hospital Katya sudah masuk kedalam ruang perawatan, Dan beberapa saat lalu Dokter Dini sudah memeriksa keadaan Katya. Yang membuat lega Aeron adalah hasil pemeriksaan Katya dan Kandungannya. ternyata Katya hanya demam biasa dan Ia dianjurkan bedrest total dan tidak boleh stress. Aeron yang setia menunggui Katya dirumah sakit membuat Katya semakin merasa bersalah. Ia sendiri yang pergi meninggalkan suami dan anaknya. Malah ia yang sakit karena tertekan dan jadi stress ditempat persembunyiannya. Dan lagi, Aeron dengan lapang dada selalu memaafkannya, ia tidak menyalahkan Katya karena pergi begitu saja meninggalkan dirinya dan juga Axel. Bahkan ia tidak menggungkit kejadian itu lagi didepannya. I
Aeron sedang dalam perjalanan menuju tempat Katya bersama Kyle dan mang Ujang, Sopir mereka. Axel sedari tadi menanyakan Aeron dan menanyakan apa sudah menemukan Mommynya juga. Keadaan Axel sangat memprihatinkan, setelah kepergian Katya yang mendadak sekarang Axel selalu menelponnya. Menjadi lebih cerewet menyuruhnya agar cepat pulang, menanyakan kabarnya dan lebih protektif. Menanyakan apakah ia akan pulang atau tidak setelah mencari ibunya. Mungkin didalam diri Axel sendiri ia tidak ingin ditinggal sendirian. Setelah Katya pergi, ia juga tidak mau ditinggal Aeron ayahnya. Ada rasa takut bahwa orang tuanya akan pergi meninggalkannya. Sudah satu jam mereka di perjalanan, akhirnya mereka sampai disebuah rumah besar minimalis. Kyle sedikit tertegun, dulu ia ingat sekali pernah tinggal dirumah ini. "Mang Ujang bukankah ini rumah kami yang dulu?" Tanya Kyle. "Ia den, ini rumah den Kyle dan non Katya yang dulu sebelum pindah kerumah yang sekarang."
Danadyaksa Family Mansion. Sudah seminggu Aeron mencari Katya kemana-kemana, bahkan ia sudah menelpon orang-orang yang mungkin berhubungan dengan Katya di masa lalu dan juga sekembalinya ia dari Perancis beberapa bulan ini. Ia sudah mencari ditempat-tempat yang mungkin didatangi Katya. Beberapa hotel dan apartment di Jakarta yang bisa ia jadikan tempat tinggal. Aeron juga menyisir perumahan Katya Perumahan Aeron bahkan sekitaran Apartment tempat tinggal mereka. Aeron sampai menanyai orang kantor Katya, kalau-kalau Katya datang atau menemui seseorang di kantornya baru baru ini dan hasilnya nihil. Aeron bahkan menelpon tante Katya, Tante Reva, di Perancis. "Tante
Anandamaya Resident Apartment.Aeron pulang dengan cepat, setelah mendapat telpon dari Axel bahwa ibunya tidak ada di apartment."Axel.. Axel.."Aeron masuk kemudian memanggil Axel yang menghampirinya dengan cepat."Mommy tidak ada, Daddy.." ujar Axel Terlihat kecemasan di wajah anaknya.Aeron ikut cemas karena tidak biasanya Katya pergi tanpa memberitahunya. Setelah mengecek ponselnya tadi di dalam mobil yang ternyata Katya sempat menelponnya tapi Aeron menelpon balik sudah tidak aktif.Pelayan mendekat pelan pada Aeron. Dan ia langsung menatap tajam padanya."Bag
¤ Kamu ada waktu? Saya perlu bicara denganmu tentang perusahaan.• Ada Apa?¤ Bukankah kau mengincar aset Hartono? aku akan menawarkan semuanya padamu.• Dimana kita akan bertemu?¤ Hotel Hyatt.•Kenapa harus di Hotel?¤ Perusahaan Hartono sedang mengadakan rapat disana.• Baiklah, tunggu 1 jam lagi, saya kesana.Aeron yang sedang melihat laporannya terhenti karena ada sms masuk dari Biyan Hartono."Ria, apa Sore ini saya ada waktu kosong?""Apa bapak akan pergi?""Saya akan menemui seseorang sore ini dan ingin pulang kerumah tepat waktu." Jawabnya sambil melihat jam di pergelangan tanganya.Ria yang berdiri di samping Aeron langsung melihat jadwal atasannya di Ipadnya."Hari ini jadwal anda kebetulan kosong pak dimulai dari jam 4 sore nanti.""Kalau begitu saya akan pergi jam 4, nanti tolong siapkan mobilnya.""Baik pak," kem
Hartono Family Mansion.Sabina memegang beberapa majalah bisnis dengan sangat marah, bahkan ia telah lebih dulu melempar Ipadnya kelantai dan layar rusak seketika.Ayahnya Harry Hartono datang karena mendengar keributan diruang keluarga mereka."Ada apa ini?!" Teriaknya pada Sabina dan Biyan yang berada diruangan tersebut dengan wajah murung.Tidak lama Sabina melihat ayahnya dan meneteskan air mata."Kau kenapa sayang?" Harry mendekati Sabina dan mulai memeluk putrinya yang menangis.Sedangkan Biyan mengeluarkan ponsel dan membuka halaman berita disana.Tentang pernikahan Aeron Danadyaksa dan Katya Cessa Martin serta terlihat foto romantis mereka berciuaman saat acara ulang tahun perusahaan Diers Global."Semua berita hari ini tentang mereka berdua." Biyan mengeram kesal."Dan Sabina sakit hati melihat mereka di pesta malam itu berciuman dan terlihat mesra, padahal sebelumnya Sabinalah yang akan bertuna
Dharmawangsa Ballroom Hotel.Setelah acara utama akhirnya mereka bisa menikmati pesta dan makan makanan yang telah disediakan.Katya yang sedari tadi hanya duduk dan mendengarkan sekarang sudah mulai pegal dan mengelus perutnya dengan refleks. Aeron sedikit melirik dan mendekatkan wajahnya. "Kenapa? Apa ada yang sakit?" Tanya Aeron berbisik ditelinga Katya. Ia terlihat sedikit khawatirKatya menggeleng pelan. "Aku hanya ingin berjalan-jalan sebentar." Jawabnya kemudian berdiri."Mau kemana?""Aku ke Toilet.""Tunggu, aku temani!" Aeron sudah setengah berdiri tapi ditahan Katya, "tidak perlu, kau jaga saja Axel disini." Katyapun langsung pergi dari meja keluar ballroom.Katya berjalan melewati meja yang berisi orang orang dan melihatnya dengan tatapan kagum karena kecantikannya.Didalam toilet
Dharmawangsa Ballroom Hotel Para tamu sudah mulai berdatangan ke sebuah Ballroom Hotel ternama di Jakarta. Mereka akan menghadiri Ulang tahun perusahaan Diers Global yang telah berdiri hampir 50 tahun lamanya semenjak kakek buyut Aeron Danadyaksa mendirikan Diers Global. Disalah satu meja bulat disana, sudah berkumpul para rekan bisnis dari Diers Global. Seperti perwakilan perusahaan ayah Katya yang diwakilkan oleh Kyle Martin dan Dokter Dini. Ada juga Nino Fernandez dari Harold Inc. Dan juga kakak beradik Hartono sebagai perwakilan perusahaan ayah mereka. Tepat di meja samping mereka, meja untuk para pemilik perusahaan Diers Global. Diatas meja sudah tertulis nama nama siapa saja yang akan menempati kursi tersebut. "Kakak, lihat nama diatas meja itu." Sabina menunjukan sesuatu pada Biyan dengan dagunya. Otoma