Naufal menarik napas terlebih dahulu sebelum ia turun dari motor untuk bertemu dengan istrinya. Entah sedang apa wanita cantik itu sekarang yang pasti Naufal harus menjelaskan secara detail apa yang sebenarnya terjadi agar Oncom tidak salah paham. Naufal sangat yakin sikap diam sang istri adalah bentuk kekecewaan karena ia pasti menyangka jika video yang beredar itu benar adanya. "Assalamu'alaikum, Bu. Neng ada di kamar?" tanya Naufal karena tidak melihat mobil istrinya. "Waalaikumsalam. Neng tadi pergi katanya udah dapet izin dari, Ofal. Gimana sih?" tanya Sutirah langsung khawatir."Neng enggak ada izin sama sekali, Bu. Ke mana ya?" tanya Naufal balik tidak kalah khawatir.Naufal langsung mengeluarkan handphonenya, mengirimkan pesan dan menelpon yang sayangnya tidak bisa dihubungi. Ke mana istrinya pergi tanpa izin terlebih dahulu padanya."Kalian lagi berantem?" tanya Sutirah lagi yang kini sibuk menghubungi suaminya."Engga
Gemercik air begitu menenangkan hingga damai dapat dirasakan. Suasana sejuk walau tidak seindah tempat wisata menjadi sangat indah di pelupuk mata saat hati dilanda nestapa. Menjauh dari orang-orang yang saat ini tengah membuatnya kecewa adalah pilihan yang harus ia ambil walaupun terkesan seperti anak kecil yang lari dari masalah. Tidak menyalakan handphone dan tidak meninggalkan pesan membuat harinya kian tenang. Lagipula hanya orang tuanya yang akan mencari dan ia sudah izin, karena setelah melihat video yang di unggah oleh Firda Oncom meyakini jika suami dan keluarganya tidak akan tahu dirinya pergi dan tidak akan mencarinya juga. "Kamu nakal ya," kata Oncom pada ikan kecil yang coba ia tangkap.Ya, disaat semua orang sibuk mencarinya Oncom justru tengah asik bermain air dan mencoba menangkap ikan kecil di sungai tempatnya dulu biasa bermain. Jalanan menuju sungai dengan bebatuan itu cukup besar hingga mobilnya bisa masuk dan parkir di tepi. Selagi gadis ia se
Betapa leganya perasaan Naufal saat mendapatkan telepon dari ibu mertua yang mengabarkan keadaan istrinya. Laki-laki itu mengucap syukur berkali-kali dengan tarikan napas berat juga senyum ceria. Tanpa berlama-lama Naufal langsung berputar arah untuk kembali agar segera bertemu dan menjelaskan keadaan sebenarnya.Naufal seperti kehilangan arah saat mencari istrinya, ia terus berpikir positif jika semua akan baik-baik saja walau tidak bisa dipungkiri hatinya teramat gelisah. Tidak bertemu hanya dalam hitungan jam tanpa kabar terasa berhari-hari dalam harapan membuatnya terkesan lebay.Satu setengah jam perjalanan menuju rumah membuat jarak itu terasa sangat jauh. Naufal masih bisa mengontrol emosi dan ketenangan hingga ia mengendarai motor dengan hati-hati dalam kecepatan sedang. Kembali menarik napas sebelum turun dari motor, tak lupa Naufal juga mencuci muka terlebih dahulu agar terlihat segar di mata istrinya."Assalamu'alaikum, Bu. Neng di mana? Baik-baik aja, 'kan?" tanya Naufal s
Marsih dilanda kebingungan luar biasa saat Laila mengatakan jika ia dipanggil oleh Ibu Nyai. Melihat wajah Laila yang tidak bersahabat membuat Marsih yakin jika apa yang Firda lakukan sudah sampai pada Abah dan Ibu Nyai. Marsih benar-benar menyesal dan tidak tahu harus menjawab apa. Marsih memang tidak suka Oncom menjadi sepupu iparnya tapi ia juga tidak sebodoh Firda yang melakukan sesuatu tanpa berpikir dampaknya akan seperti apa. Ia menyesal sudah mendukung wanita bodoh itu."Cepetan sekarang!" perintah Laila tegas.Laila memang memiliki bahasa cukup judes pada orang yang ia ketahui bersalah. Marsih sangat hafal pada watak sepupunya itu hingga ia paling tidak mau bermasalah dengan Laila. "Ada apa sih, La? Kok kayaknya penting banget?" tanya Marsih pura-pura tidak tahu. Sama seperti Laila wanita itu pun kaget saat mendapatkan notifikasi jika Firda mengunggah video baru dan saat ia lihat sungguh mengagetkan, karena sama sekali tidak menyangka w
Marsih menangis tergugu karena tidak menyangka Naufal akan tega membentak dirinya. Ia tidak salah dengan mengatakan kejujuran yang selama ini dirinya simpan walau menyakiti hatinya sendiri. Ia juga sadar tidak pantas menghina manusia tapi jika itu kenyataannya Marsih bisa apa? Apakah dirinya harus berbohong dan mengatakan semua hal baik saja tentang Oncom? Sedangkan berbohong itu dosa. Ia bingung dan serba salah jika seperti itu. Ia hanya mencoba jujur dengan apa yang dirasakan dan dilihat. Ia juga memiliki hak untuk menilai dan mengungkapkan apa yang menjadi pendapatnya. "Kamu bahkan tega bentak aku, Fal? Salah aku apa?"Naufal tersenyum miring mendengar pertanyaan bodoh Marsih yang masih bertanya di mana letak kesalahannya. Sepupunya belum sadar jika apa yang dilakukan adalah sebuah kesalahan. Mereka memang sah untuk menikah, tapi itu tidak akan terjadi karena Naufal sama sekali tidak mencintai wanita itu. "Kamu masih enggak sadar salah kamu apa? Bener
Oncom seperti orang bodoh terus memutar video yang membuatnya sakit hati. Oncom memperhatikan setiap kata yang keluar dari video tersebut, ingin rasanya tidak percaya tapi bukti itu terlalu valid untuk ia sangkal. Gita sudah menelepon dan menyampaikan setiap pendapatnya yang belum bisa dipertimbangkan oleh Oncom. Bukan dirinya yang memberitahu karena sahabatnya itu menelepon dan bertanya untuk memastikan ia belum melihat unggahan Firda, tapi sayangnya Oncom sudah melihat terlebih dahulu bahkan sebelum orang lain. Gita juga bercerita bagaimana paniknya Naufal ia menelepon laki-laki itu untuk memberitahukan tentang postingan Firda di sosial medianya. "Sini Sayang ngobrol sama, Bapak."Sukira menepuk sofa disebelahnya untuk Oncom duduk. Akhirnya anak bungsunya mau keluar kamar juga setelah setengah hari mengurung diri di kamar tanpa mau bertemu siapa pun setelah sholat maghrib. Sukira sudah melihat video yang tersebar dan ia yakin itu adalah rekayasa apalagi Naufal sudah mengirimkan as
Naufal berdoa kali ini calon anaknya tidak lagi sensitif padanya agar sang istri mau memaafkan kesalahan yang tidak pernah ia perbuat, walau dari sorot matanya tidak bisa ditebak karena sedari tadi sang istri hanya diam tanpa mengeluarkan suara. Untuk kali ini Naufal merasa takut jika kemarahan Oncom terus berlanjut. Didiamkan sehari saja rasanya luar biasa apalagi berlanjut entah bagaimana kondisi Naufal nanti."Neng percaya 'kan kalau itu semua editan?" tanya Naufal yang baru bisa mengeluarkan suara."Ila juga ada di sana, Teh. Ila siap jadi saksi," sambung Laila."Kenapa kalian enggak ada yang ngomong kalau dia kayak gitu?"Akhirnya Oncom mengeluarkan suara setelah ia menarik napas dalam untuk menetralkan perasaan. Efek dari hamil muda perasaannya sangat sensitif hingga ia lebih memilih berdiam diri dan berasumsi sendiri. Oncom bukan wanita seperti itu, ia bukan tipe orang yang hanya mendengarkan dari sebelah pihak. Maka rasanya aneh jika ia marah sampai mendiamkan semua orang han
Setelah makan malam keluarga Abah Yai pulang meninggalkan Naufal karena istrinya masih mau di sana. Suasana kamar malam ini terasa cukup dingin dengan kediaman Oncom. Setelah melaksanakan sholat isya dilanjutkan dzikir singkat Naufal menghampiri istrinya yang sedang berada di depan meja rias. Memperhatikan tanpa mengganggu sampai istrinya benar-benar selesai dengan segala rutinitasnya. Naufal akui wajah istrinya sekarang segar, mulus dan glowing kalau kata wanita sekarang. Skincare dengan harga jutaan bahkan puluhan juta disediakan dengan lengkap oleh Anak Onta pada istrinya dan juga istri Hanif yang awalnya sedikit menggelitik hati Naufal karena merasa ia tidak mampu. Namun, mereka memberikan pengertian padanya dan Hanif yang akhirnya diperbolehkan. "Sayang... Neng masih marah sama, Aa?" tanya Naufal setelah istrinya selesai.Oncom masih diam membuat Naufal belum tenang. Karena biasanya jika masih diam berarti ia masih memiliki kesalahan. Naufal harus m