Seumur hidupnya baru kali ini Naufal merasakan tegang yang luar biasa perihal menunggu. Ya, laki-laki itu menunggu kabar dari istrinya yang sedang berada di dalam kamar mandi menggunakan alat test kehamilan. Kemarin setelah memahami cara pakai alat itu mereka pulang dengan perasaan campur aduk. Oncom tidak mengizinkan dirinya untuk ikut ke kamar mandi pagi ini setelah mereka sholat subuh.
Naufal manusia biasa yang terkadang lepas kontrol akan perasaannya sendiri. Biasanya selagi menunggu istrinya keluar kamar mandi laki-laki itu mengaji atau hanya sekadar berdzikir, tapi kali ini ia justru menunggu dengan perasaan gelisah."Sayang, udah belum?" tanya Naufal tidak sabar.Baru menunggu kurang dari lima menit laki-laki itu sudah bertanya karena khawatir juga istrinya kenapa-napa. Apalagi Naufal tidak mendengar suara apa pun sedari tadi membuatnya gelisah."Kenapa, Sayang?" tanya Naufal lagi segera menghampiri istrinya yang keluar dengan wajah lesu.<Kehamilan merupakan fase di mana seorang wanita akan mengalami perubahan hormon dan juga bentuk badan. Ditambah fase ngidam yang tidak bisa ditebak karena setiap ibu hamil mengalami masa ngidam yang unik. Seperti Oncom yang mengalami perubahan mood sangat drastis dalam menghadapi masa kehamilannya. Wanita yang dulu sering disebut preman tanpa menye-menye semenjak dirinya hamil menjadi sensitif. Mudah kesal dan sedih kadang dalam waktu bersamaan membuat Naufal kerap kali bingung menghadapinya. Namun, sebagai suami yang selalu mengusahakan kebahagiaan istrinya Naufal menghadapi dengan sabar karena ia sadar beban istrinya lebih berat dibandingkan dengan dirinya. "Sayang mau makan apa hari ini?" tanya Naufal dengan lembut.Perubahan lain dari diri Oncom saat hamil adalah wanita itu menjadi suka dandan yang diyakini jika anak mereka nanti seorang perempuan. Hal itu didukung oleh Laila yang menjadi sponsor kakak iparnya untuk membeli make-up demi memenuhi keinginan calon keponakannya. Onc
Hari ini tepat satu bulan Oncom mengetahui jika di dalam perutnya ada kehidupan yang harus ia jaga. Terkadang masih tidak percaya jika dirinya akan mengalami masa di mana dulu ia bahkan tidak berani membayangkannya. Untuk sekadar mempercayai dirinya sudah menikah dengan Naufal saja Oncom terkadang masih sering menepuk pipi meyakinkan jika itu bukan mimpi, apalagi saat ini dengan kenyataan dirinya hamil anak dari laki-laki idaman para ukhti. Perasaannya selalu naik turun dan lebih posesif pada Naufal. Ia bahkan selalu khawatir saat Naufal berada di luar rumah apalagi mengetahui jika ada teh hijau di area pesantren yang mengganggu pikirannya. Pribahasa teh hijau sendiri menandakan wanita yang menginginkan suaminya, terlalu banyak menonton short drama China hingga Oncom mengetahui pribahasa itu. "Jangan ngelamun, Sayang. Mendingan hafalan," ujar Naufal sambil mengusap lembut kepala istrinya.Dua hari kemarin Naufal membeli gazebo cukup besar yang ia letakan di belakang rumah atas kein
Hal paling menyenangkan dalam hidup adalah saat kita bertemu dengan orang yang kita rindukan kehadirannya. Oncom yang sedang mengalami masa kehamilan dengan tingkat mellow cukup tinggi langsung menangis saat melihat Gita yang disambut dengan pelukan hangat oleh wanita itu. Semenjak hamil Oncom sensitif dan mudah sekali sedih membuat Naufal selalu khawatir karena takut istrinya tidak bahagia atau menginginkan sesuatu tanpa ia tahu."Ini kenapa nih? Enggak salah preman nangis?" tanya Gita dengan ledekan yang diiringi usapan lembut pada punggung Oncom.Gita bertanya pada Naufal menggunakan bahasa isyarat yang beruntung dipahami oleh laki-laki itu dengan menggelengkan kepala. Oncom tidak menjawab, wanita itu hanya memeluk dan menangis sesenggukan entah karena apa. "Assalamu'alaikum, Mommy kok nangis?" tanya Ibrahim yang baru datang setelah membeli jajan dengan santri di warung Oncom. "Mommy sedih dibohongin sama, Aa."Naufal yang menjawab d
Indahnya laut menjadi penenang saat pikiran sedang kacau. Berisiknya ombak seperti tidak mau kalah dengan berisiknya kepala kala memikirkan percintaan yang tidak pernah mujur. Pernah ditinggalkan saat pernikahan hanya tinggal hitungan hari tanpa alasan yang jelas, pernah diselingkuhi hingga hati terasa mati dan sekarang mencintai pada orang yang sama sekian tahun lamanya membuat hati kian luka. Namun, entah mengapa wanita cantik itu seakan menikmati lukanya yang semakin basah tanpa ada matahari yang membuat air di dalam lukanya hilang dan mengering. Setiap hari rasanya seperti air garam yang ditaburkan pada luka yang semakin bernanah. Menyimpan perasaan begitu lama tanpa balas walaupun sudah diungkapkan secara nyata membuatnya kian merana. Akan tetapi, semakin hatinya terluka semakin besar pula cintanya hingga seolah tidak ada cinta lain selain pada sang pujaan."Sakit, Fal. Sakit banget!"Menepuk dada untuk menghilangkan rasa sesak yang semakin mendera setelah tahu wanita yang diben
Gita akhirnya mengerti apa yang dirasakan oleh Oncom karena ia pun dulu sempat merasakan hal tersebut. Terlebih sahabatnya dalam keadaan hamil yang membuat semuanya menjadi semakin dramatis. Merasa insecure pada pasangan sendiri terlebih ada wanita yang bisa dibilang jauh lebih segalanya dibandingkan dengan diri sendiri, apalagi wanita itu jelas menunjukkan rasa sukanya pada pasangan kita adalah suatu hal yang membuat pikiran selalu tidak baik. Hati tidak tenang kepala berisik membuat perasaan sedih selalu menghampiri tanpa alasan pasti. "Lu liat ini."Oncom menunjukkan postingan terbaru Firda di akun sosial medianya dengan penuh komentar dan ribuan like. Pikirannya tidak tenang membuatnya overthinking dan insecure. Oncom merasa dirinya hanya menjadi beban dalam hidup Naufal dan menjadi penghalang laki-laki itu untuk mendapatkan yang lebih baik. Mereka diberikan waktu berdua oleh suaminya masing-masing agar bisa mengobrol banyak hal. Naufal mengajak Hani
Hamil, menyusui dan mengurus anak adalah tanggungjawab terbesar khususnya bagi seorang ibu. Jika boleh protes Oncom mungkin akan protes pada Sang Pencipta untuk menunda kehamilannya terlebih dahulu karena dirinya benar-benar belum siap. Belajarnya belum selesai bahkan masih tingkatan awal dan ia harus menjeda dalam waktu lama karena tidak diperbolehkan stress dan jujur saja belajar itu membuat Oncom stress. Wanita itu juga merasa belum mampu menjadi seorang ibu yang harus mengurus anak kecil apalagi bayi. Walaupun mantan preman Oncom memiliki hati yang lemah cenderung penakut."Mendingan dipake yang bermanfaat sosmed lu kayak gini contohnya. Gue enggak mau ngomong manis dengan ngasih semangat sama lu, karena sejujurnya semangat itu enggak perlu gue kasih. Cukup lu temuin satu alasan yang buat lu semangat ngejalanin itu semua," ucap Gita."Iya juga sih, si Ustadz tuh bahagia banget pas gue bilang positif dia sampe nangis. Kayak orang yang udah nunggu bertahun-tahun dia," timpal Oncom m
Semakin meyakinkan diri jika dirinya harus mendapatkan hati calon mertuanya terlebih dahulu seperti yang dilakukan oleh Oncom sebelum mendapatkan anaknya. Setelah mengetahui jika Oncom hamil perasaan Firda semakin tidak karuan dan kebenciannya pun bertambah pada wanita itu. Ia takut semakin tidak memiliki kesempatan untuk hidup berdampingan dengan Naufal karena anak yang ada di dalam kandungan wanita itu. Apalagi Naufal yang semakin sulit untuk ditemui karena lebih banyak menghabiskan waktu di dalam rumah melayani istrinya yang manja. Namun, dengan kehamilan Oncom membuat Firda lebih leluasa dalam mendekatkan diri pada calon mertuanya karena madunya tidak diperbolehkan untuk mengikuti kegiatan Bu Nyai oleh Naufal. "Assalamu'alaikum, Ibu. Jadi kita ke kondangannya?" tanya Firda begitu sampai di kediaman Ibu Nyai.Menggunakan alasan yang sama ingin mengenal dan mengetahui adat di kampung tersebut kali ini Firda diajak oleh Bu Nyai untuk menghadiri undangan
Memasak bersama-sama setelah memiliki keluarga masing-masing adalah salah satu list yang sudah direncanakan sedari muda oleh Oncom dan Gita. Sebenarnya bukan hanya mereka berdua tapi dengan para istri anak onta juga, tapi hal itu belum bisa terwujud karena belum adanya waktu untuk berkumpul bersama."Emang boleh ya makan jengkol lagi hamil?" tanya Naufal karena Gita sedang memasak jengkol balado."Boleh kalau udah delapan bulan baru enggak boleh dan jangan berlebihan," jawab Gita dengan tangan yang tetap aktif menggoreng bumbu untuk makanan kesukaan mereka semua."Berarti aman ya?" tanya Naufal lagi memastikan."Aman elahh tenang aja, pengalaman nih, Bos!" balas Gita membuat mereka tertawa.Tugas para lelaki sudah selesai kini Naufal dan Hanif sedang mempersiapkan tempat untuk makan mereka. Hanif membersihkan selembar daun pisang yang masih lengkap dengan tangkainya, sedangkan Naufal memetik jeruk peras yang kebetulan sedang berbuah lebat
Apa yang paling penting dalam sebuah hubungan selain komunikasi? Disaat kasih sayang berlimpah diiringi materi yang cukup belum bisa membuat suatu hubungan berjalan lancar tanpa adanya komunikasi yang baik. Bahkan untuk hal sekecil apa pun harus dibicarakan pada pasangan agar hubungan nyaman tanpa ada yang merasa bersalah atau terbebani.Untuk kali ini Naufal menyadari kesalahannya, dia yang kurang peka tentang perasaan istrinya karena terlalu bahagia atas hadirnya anak mereka. Benar memang Saka sudah banyak yang menyayangi dan memperhatikan, bahkan saat anak kecil itu menangis semua orang khawatir dan saat tertidur semua orang akan bahagia dengan terus memuji dan membangga-banggakannya. Naufal harusnya lebih memperhatikan istrinya yang sedang berjuang untuk membuat anaknya selalu dalam keadaan kenyang dan nyaman. "Maafin Aa yang enggak ngertiin perasaan, Neng."Obrolan mereka diawali dengan Naufal yang meminta maaf pada istrinya. Duduk ditepi ranjang yang entah mengapa rasanya cangg
Oncom bingung bagaimana ia harus menjawab pertanyaan mereka. Rasanya memalukan jika yang ia permasalahkan adalah rasa iri pada anaknya sendiri yang mengambil semua perhatian orang lain. Sikap mereka tetap sama menyayangi dirinya tapi mereka semua selalu tertuju pada Saka. Suaminya bahkan sering tidak mendengar panggilan darinya saat sedang bermain dengan bayi itu."Gue enggak tau kenapa, cuma gue ngerasa iri sama anak sendiri. Kadang-kadang gue mikir kalau anak gue itu ngerebut semua perhatian orang. Setiap orang yang datang aja langsung berebut entah cuma pengen liat atau pengen gendong. Bahkan suami gue juga perhatiannya kayak cuma terpusat sama, Saka."Naufal yang mendengar jawaban istrinya sangat merasa bersalah. Ia tidak tahu jika sang istri merasakan hal seperti itu karena selama ini sikapnya biasa saja. Ia memang terlalu bahagia dan menyayangi anaknya hingga benar-benar memusatkan perhatian pada malaikat kecil itu. Gita langsung memeluk sahabatnya yang kini sedang menangis ka
Selain hamil, masa menyusui adalah masa-masa paling berat yang dialami oleh seorang ibu. Air susu sedikit, anak yang terus menangis bahkan banyak wanita kurang beruntung yang tidak mendapatkan dukungan dari orang terdekat adalah masa paling berat untuk dijalani. Maka dari itu banyak wanita mengalami baby blues bahkan sampai membahayakan nyawa anaknya karena terlalu lelah jika berada dilingkungan tanpa support yang baik. Untuk Oncom sendiri gejalanya berbeda, asi nya deras, anaknya tidak terlalu cengeng, keluarganya mendukung penuh apa yang ia lakukan dan selalu ikut menjaga Saka hingga ia tidak lelah sendirian. Suami siaga bahkan mertua juga orang tua yang dua puluh empat jam menjaga dirinya juga bayinya. Jika Saka sedang rewel mereka tidak akan membiarkan Oncom bergadang sendirian dan sebisanya menenangkan membuat Oncom bersyukur. Namun, satu hal menyerang Oncom selama ia dalam masa menyusui di mana ia iri pada anaknya sendiri. Oncom merasa anaknya mengambil perhatian semua orang t
Untuk Oncom hari menjadi seorang ibu yang sesungguhnya dimulai saat pertama kali dirinya memberikan asi pada putranya. Susah dan penuh perjuangan walau sudah mencoba beberapa kali. Air susu yang belum keluar juga puting yang kecil menjadi tantangan karena putranya bingung."Udah bisa yeay!!"Oncom sedikit bersorak saat bayi kecil itu berhasil menyedot putingnya walau belum keluar air susu, tidak apa-apa karena itu untuk rangsangan."Alhamdulillah, pinternya anak, Abba.""Tangan Aa luka."Oncom baru sadar saat ia melihat tangan kanan suaminya yang terluka dan mengeluarkan darah yang sudah kering. Oncom tahu itu luka karena apa dan sangat sadar jika dirinya yang melakukan tadi saat sedang berjuang melawan rasa sakit untuk mengeluarkan anak mereka. Padahal kukunya pendek tapi tetap menggores tangan suaminya."Enggak apa-apa, Sayang. Ini enggak sakit kok," balas Naufal karena sakit yang dirasakan istrinya berkali-kali lipat dibandingkan luka kecil yang ia rasa. "Bu bidan, tolong ke sini
Naufal benar-benar menunjukkan sisi lemahnya tanpa peduli jika ada orang lain di dalam ruangan itu. Jika tidak melihat istrinya dan berusaha sekuat tenaga untuk bersikap tegar sudah pasti ia akan luruh ke lantai karena jujur saja kakinya bergetar saat melihat proses istrinya berjuang. Genggaman tangannya bahkan belum lepas dengan sorot mata penuh rasa bahagia sekaligus bangga. "Laper, A."Setelah berjuang mengeluarkan tubuh anak lelakinya dengan mata yang sangat berat kini perut Oncom terasa sangat keroncongan. Oncom juga merasakan keanehan pada perutnya yang kini seolah kosong apalagi setelah bidan selesai membersihkan dan menjahit bagian intimnya. Dua jahitan dalam dan tiga jahitan luar karena posisi Oncom yang bagus jadi tidak ada sobekan tapi tetap dijahit untuk proses percepatan."Mau makan apa, Sayang?" tanya Naufal semangat."Nasi padang enak kayaknya.""Ustadz anaknya boleh diadzani dulu," sela bidan membawa anaknya yang sudah rapi dengan kain bedong berwarna biru muda."Adz
Terlahir menjadi seorang wanita memang tidak bisa menghindari rasa sakit dari banyak hal. Dari sakit ringan saat datang tamu bulanan bahkan sampai sakit yang harus mempertaruhkan nyawa seperti melahirkan baik secara normal maupun operasi Caesar karena semuanya sama-sama meninggalkan rasa sakit yang tidak akan terlupakan. Butuh perjuangan berat bagi seorang perempuan untuk melahirkan seorang anak ke dunia ini. Jika secara normal tidak memungkinkan maka operasi adalah pilihan dan jangan pernah menganggap jika seorang wanita tidak sempurna jika tidak melahirkan secara normal, karena bagaimanapun cara seseorang lahir ke dunia tetaplah membuat seorang ibu kesakitan tanpa bisa dihindari. Naufal sangat berusaha menguatkan diri agar ia bisa menemani istrinya berjuang mengeluarkan anak mereka. Matanya tidak beralih dari mata istrinya dengan terus mengucapkan kata-kata semangat juga do'a agar diringankan dan juga dilancarkan semuanya."Coba kita liat lagi ya udah pembukaan berapa," ajak bidan.
Laila berlari menuju rumah orang tuanya, ia tidak sabar untuk segera sampai tapi kenapa rasanya jarak itu sangat jauh hingga napasnya naik turun dan tidak sampai-sampai walau ia sudah berlari cukup kencang menurutnya. "Assalamu'alaikum, Ibu!" Laila mengetuk pintu dengan tergesa begitu sampai di depan pintu kamar orang tuanya. Ia tahu di dalam kamar hanya ada ibunya karena Abah Yai sedang menghadiri pengajian rutin di balai desa yang berlangsung sampai tengah malam. "Waalaikumsalam, ada apa, La?" "Teteh kayaknya mau lahiran deh, Bu. Udah meringis aja dari tadi," jawab Laila dengan wajah paniknya. "Ayo kita ke sana," ajak Bu Nyai.Dua wanita beda generasi itu segera berjalan menuju rumah Naufal setelah meminta salah satu santri untuk mengabarkan pada Abah Yai juga pada Sarif untuk menyiapkan mobil. Kebahagiaan yang diselimuti kekhawatiran rasanya sangat mendebarkan apalagi untuk seorang Ibu seperti Bu Nyai yang sudah merasakan bagaimana sakitnya melahirkan. "Assalamu'alaikum, Neng
Perkiraan lahirnya masih dua minggu lagi tapi perutnya sudah sering kencang dan tendangan yang cukup kuat kadang membuat Oncom meringis. Jangan tanya bagaimana khawatirnya Naufal yang bahkan sangat jarang tidur pada malam hari yang ia isi dengan berbagai dzikir sekaligus menjaga istrinya, karena kata dokter kelahiran anak mereka bisa kurang dari hari perkiraan lahir atau lebih. Naufal selalu siaga berjaga-jaga anaknya ingin segera keluar di malam hari hingga dirinya harus bergadang dan akan tidur setelah sholat subuh walaupun itu bukan waktu yang baik, tapi semua ia lakukan demi anaknya. Naufal berpikir jika siang hari banyak orang yang menjaga istrinya maka dari itu malam adalah bagiannya. Laila bahkan sudah satu minggu menginap di rumahnya berjaga-jaga jika mereka membutuhkan bantuan. Adiknya juga sudah membantu mempersiapkan tas berisi perlengkapan kakak iparnya jika sewaktu-waktu sang keponakan ingin segera lahir. "Kenapa, Sayang?" tanya Naufal saat melihat istrinya meringis.Ja
Sebagai calon orang tua yang mempersiapkan dengan sangat baik semua kenyamanan dan kesehatan istri serta calon anaknya Naufal mengikuti semua instruksi dari dokter kandungan yang datang setiap minggu satu kali ke rumahnya. Dokter kandungan dari rumah sakit swasta yang terkenal dengan pelayanan ramahnya bernama Anggia, teman dari Hendrik yang diminta dan dibayar langsung oleh anak Onta satu itu untuk mengontrol calon keponakannya. "Jangan lupa senam hamil ya bapaknya juga ikutan. Banyakin sujud sama jalan pagi kalau kuat jangan pake sendal. Hari rabu kita USG ya. Pikirannya ditenangin ya Teh jangan sampe tensi nya naik lagi," pesan Anggia setelah ia memeriksa kondisi Oncom."InsyaAllah, Dok. Makasih ya udah selalu siaga buat saya," balas Oncom karena dokter itu begitu baik dan lembut."Sama-sama dan udah tugas saya. Kalau gitu saya permisi dulu ya. Buat obatnya abisin yang kemarin aja. Enggak usah dianter assalamu'alaikum," salam Anggia pada keduanya."Waalaikumsalam warahmatullahi w