Hari ini tepat satu bulan Oncom mengetahui jika di dalam perutnya ada kehidupan yang harus ia jaga. Terkadang masih tidak percaya jika dirinya akan mengalami masa di mana dulu ia bahkan tidak berani membayangkannya. Untuk sekadar mempercayai dirinya sudah menikah dengan Naufal saja Oncom terkadang masih sering menepuk pipi meyakinkan jika itu bukan mimpi, apalagi saat ini dengan kenyataan dirinya hamil anak dari laki-laki idaman para ukhti. Perasaannya selalu naik turun dan lebih posesif pada Naufal. Ia bahkan selalu khawatir saat Naufal berada di luar rumah apalagi mengetahui jika ada teh hijau di area pesantren yang mengganggu pikirannya. Pribahasa teh hijau sendiri menandakan wanita yang menginginkan suaminya, terlalu banyak menonton short drama China hingga Oncom mengetahui pribahasa itu. "Jangan ngelamun, Sayang. Mendingan hafalan," ujar Naufal sambil mengusap lembut kepala istrinya.Dua hari kemarin Naufal membeli gazebo cukup besar yang ia letakan di belakang rumah atas kein
Hal paling menyenangkan dalam hidup adalah saat kita bertemu dengan orang yang kita rindukan kehadirannya. Oncom yang sedang mengalami masa kehamilan dengan tingkat mellow cukup tinggi langsung menangis saat melihat Gita yang disambut dengan pelukan hangat oleh wanita itu. Semenjak hamil Oncom sensitif dan mudah sekali sedih membuat Naufal selalu khawatir karena takut istrinya tidak bahagia atau menginginkan sesuatu tanpa ia tahu."Ini kenapa nih? Enggak salah preman nangis?" tanya Gita dengan ledekan yang diiringi usapan lembut pada punggung Oncom.Gita bertanya pada Naufal menggunakan bahasa isyarat yang beruntung dipahami oleh laki-laki itu dengan menggelengkan kepala. Oncom tidak menjawab, wanita itu hanya memeluk dan menangis sesenggukan entah karena apa. "Assalamu'alaikum, Mommy kok nangis?" tanya Ibrahim yang baru datang setelah membeli jajan dengan santri di warung Oncom. "Mommy sedih dibohongin sama, Aa."Naufal yang menjawab d
Indahnya laut menjadi penenang saat pikiran sedang kacau. Berisiknya ombak seperti tidak mau kalah dengan berisiknya kepala kala memikirkan percintaan yang tidak pernah mujur. Pernah ditinggalkan saat pernikahan hanya tinggal hitungan hari tanpa alasan yang jelas, pernah diselingkuhi hingga hati terasa mati dan sekarang mencintai pada orang yang sama sekian tahun lamanya membuat hati kian luka. Namun, entah mengapa wanita cantik itu seakan menikmati lukanya yang semakin basah tanpa ada matahari yang membuat air di dalam lukanya hilang dan mengering. Setiap hari rasanya seperti air garam yang ditaburkan pada luka yang semakin bernanah. Menyimpan perasaan begitu lama tanpa balas walaupun sudah diungkapkan secara nyata membuatnya kian merana. Akan tetapi, semakin hatinya terluka semakin besar pula cintanya hingga seolah tidak ada cinta lain selain pada sang pujaan."Sakit, Fal. Sakit banget!"Menepuk dada untuk menghilangkan rasa sesak yang semakin mendera setelah tahu wanita yang diben
Gita akhirnya mengerti apa yang dirasakan oleh Oncom karena ia pun dulu sempat merasakan hal tersebut. Terlebih sahabatnya dalam keadaan hamil yang membuat semuanya menjadi semakin dramatis. Merasa insecure pada pasangan sendiri terlebih ada wanita yang bisa dibilang jauh lebih segalanya dibandingkan dengan diri sendiri, apalagi wanita itu jelas menunjukkan rasa sukanya pada pasangan kita adalah suatu hal yang membuat pikiran selalu tidak baik. Hati tidak tenang kepala berisik membuat perasaan sedih selalu menghampiri tanpa alasan pasti. "Lu liat ini."Oncom menunjukkan postingan terbaru Firda di akun sosial medianya dengan penuh komentar dan ribuan like. Pikirannya tidak tenang membuatnya overthinking dan insecure. Oncom merasa dirinya hanya menjadi beban dalam hidup Naufal dan menjadi penghalang laki-laki itu untuk mendapatkan yang lebih baik. Mereka diberikan waktu berdua oleh suaminya masing-masing agar bisa mengobrol banyak hal. Naufal mengajak Hani
Hamil, menyusui dan mengurus anak adalah tanggungjawab terbesar khususnya bagi seorang ibu. Jika boleh protes Oncom mungkin akan protes pada Sang Pencipta untuk menunda kehamilannya terlebih dahulu karena dirinya benar-benar belum siap. Belajarnya belum selesai bahkan masih tingkatan awal dan ia harus menjeda dalam waktu lama karena tidak diperbolehkan stress dan jujur saja belajar itu membuat Oncom stress. Wanita itu juga merasa belum mampu menjadi seorang ibu yang harus mengurus anak kecil apalagi bayi. Walaupun mantan preman Oncom memiliki hati yang lemah cenderung penakut."Mendingan dipake yang bermanfaat sosmed lu kayak gini contohnya. Gue enggak mau ngomong manis dengan ngasih semangat sama lu, karena sejujurnya semangat itu enggak perlu gue kasih. Cukup lu temuin satu alasan yang buat lu semangat ngejalanin itu semua," ucap Gita."Iya juga sih, si Ustadz tuh bahagia banget pas gue bilang positif dia sampe nangis. Kayak orang yang udah nunggu bertahun-tahun dia," timpal Oncom m
Semakin meyakinkan diri jika dirinya harus mendapatkan hati calon mertuanya terlebih dahulu seperti yang dilakukan oleh Oncom sebelum mendapatkan anaknya. Setelah mengetahui jika Oncom hamil perasaan Firda semakin tidak karuan dan kebenciannya pun bertambah pada wanita itu. Ia takut semakin tidak memiliki kesempatan untuk hidup berdampingan dengan Naufal karena anak yang ada di dalam kandungan wanita itu. Apalagi Naufal yang semakin sulit untuk ditemui karena lebih banyak menghabiskan waktu di dalam rumah melayani istrinya yang manja. Namun, dengan kehamilan Oncom membuat Firda lebih leluasa dalam mendekatkan diri pada calon mertuanya karena madunya tidak diperbolehkan untuk mengikuti kegiatan Bu Nyai oleh Naufal. "Assalamu'alaikum, Ibu. Jadi kita ke kondangannya?" tanya Firda begitu sampai di kediaman Ibu Nyai.Menggunakan alasan yang sama ingin mengenal dan mengetahui adat di kampung tersebut kali ini Firda diajak oleh Bu Nyai untuk menghadiri undangan
Memasak bersama-sama setelah memiliki keluarga masing-masing adalah salah satu list yang sudah direncanakan sedari muda oleh Oncom dan Gita. Sebenarnya bukan hanya mereka berdua tapi dengan para istri anak onta juga, tapi hal itu belum bisa terwujud karena belum adanya waktu untuk berkumpul bersama."Emang boleh ya makan jengkol lagi hamil?" tanya Naufal karena Gita sedang memasak jengkol balado."Boleh kalau udah delapan bulan baru enggak boleh dan jangan berlebihan," jawab Gita dengan tangan yang tetap aktif menggoreng bumbu untuk makanan kesukaan mereka semua."Berarti aman ya?" tanya Naufal lagi memastikan."Aman elahh tenang aja, pengalaman nih, Bos!" balas Gita membuat mereka tertawa.Tugas para lelaki sudah selesai kini Naufal dan Hanif sedang mempersiapkan tempat untuk makan mereka. Hanif membersihkan selembar daun pisang yang masih lengkap dengan tangkainya, sedangkan Naufal memetik jeruk peras yang kebetulan sedang berbuah lebat
Gita bertanya menggunakan ekor matanya tanpa terlihat oleh siapapun tentang Firda yang ikut dengan Oncom dan yang lainnya yang dijawab dengan senyum miring oleh Oncom. Beruntung gazebo yang dibeli Naufal cukup besar hingga bisa menampung orang cukup banyak."Assalamu'alaikum," ucap mereka kompak."Waalaikumsalam."Naufal, Gita dan Hanif langsung mengambil tangan Bu Nyai untuk bersalaman. Laila langsung mengambil tangan kakaknya dan Gita untuk ia cium sedangkan pada Hanif ia meletakkan tangan di dada. Untuk Firda dan Marsih sendiri hanya tersenyum dan meletakkan tangan di depan dada juga. "Abi Aa beli ini tadi. Banyak 'kan gelembungnya," ujar Ibrahim entah pada Abi yang mana. "Mommy juga dibeliin ini Bi sama Juragan cantik ya."Oncom menunjukkan jepitan rambut pemberian Ibrahim yang membuat mata Naufal berbinar."Wah! Cantik banget. Terus Abi dibeliin apa?" tanya Naufal yang membuat anak kecil itu menepuk jidat pelan."Aa lupa enggak beliin buat, Abi. Maaf ya, Abi. Nanti kalau ada la