Bukan sahabat namanya jika masih memiliki kecanggungan dalam lingkaran pertemanan melainkan hanya sebatas teman. Sahabat adalah orang yang lebih dari sekadar teman bahkan kadang rasanya lebih dari saudara seperti yang Oncom rasakan pada Gita dan Enam Anak Onta. Memiliki dua orang kakak perempuan yang sama sekali tidak menganggapnya seorang adik, bahkan mereka malu dan tidak mau mengakui jika Oncom adalah bagian dari keluarganya membuat Oncom menemukan saudara lain yang tidak memiliki hubungan darah dengannya.
"Edas! Pengantin baru jam segini udah keluar kamar," seru Gita saat melihat Oncom dan Naufal mendekati meja makan.Mereka sudah tidak lagi canggung dan menganggap rumah sendiri karena untuk sarapan semua Gita yang menyiapkan. Hal itu atas perintah Oncom dan kedua orang tuanya karena mereka tidak mau menyiapkan segala sesuatu layaknya pada tamu. Hingga mereka harus mandiri dengan menganggap itu rumah sendiri."Jalannya kok biasa aja sih?" ledek Kent d๐๐ช๐ฅ๐ถ๐ฑ๐ญ๐ข๐ฉ ๐ฃ๐ข๐ช๐ฌ ๐ฑ๐ข๐ฅ๐ข ๐ด๐ฆ๐ฎ๐ถ๐ข ๐ฎ๐ข๐ฉ๐ฌ๐ญ๐ถ๐ฌ ๐ค๐ช๐ฑ๐ต๐ข๐ข๐ฏ ๐๐ถ๐ฉ๐ข๐ฏ ๐ข๐จ๐ข๐ณ ๐ฉ๐ช๐ฅ๐ถ๐ฑ๐ฎ๐ถ ๐ฅ๐ข๐ฎ๐ข๐ช ๐ต๐ข๐ฏ๐ฑ๐ข ๐ฎ๐ถ๐ด๐ถ๐ฉ, ๐ฌ๐ข๐ณ๐ฆ๐ฏ๐ข ๐ต๐ฆ๐ณ๐ฌ๐ข๐ฅ๐ข๐ฏ๐จ ๐ธ๐ข๐ญ๐ข๐ถ๐ฑ๐ถ๐ฏ ๐ฌ๐ช๐ต๐ข ๐ด๐ถ๐ฅ๐ข๐ฉ ๐ฎ๐ฆ๐ฏ๐ซ๐ข๐ฅ๐ช ๐ฎ๐ข๐ฏ๐ถ๐ด๐ช๐ข ๐ฃ๐ข๐ช๐ฌ ๐ต๐ฆ๐ต๐ข๐ฑ ๐ข๐ฅ๐ข ๐ด๐ข๐ซ๐ข ๐ฐ๐ณ๐ข๐ฏ๐จ ๐บ๐ข๐ฏ๐จ ๐ฎ๐ฆ๐ฎ๐ฃ๐ฆ๐ฏ๐ค๐ช. ๐๐ข๐ฏ๐จ๐ข๐ฏ ๐ง๐ฐ๐ฌ๐ถ๐ด ๐ฑ๐ข๐ฅ๐ข ๐ฑ๐ฆ๐ฎ๐ฃ๐ฆ๐ฏ๐ค๐ช, ๐ง๐ฐ๐ฌ๐ถ๐ด๐ญ๐ข๐ฉ ๐ถ๐ฏ๐ต๐ถ๐ฌ ๐ฎ๐ฆ๐ฎ๐ฑ๐ฆ๐ณ๐ฃ๐ข๐ช๐ฌ๐ช ๐ฅ๐ช๐ณ๐ช. ๐๐ช๐ข๐ณ๐ฌ๐ข๐ฏ ๐ฐ๐ณ๐ข๐ฏ๐จ ๐บ๐ข๐ฏ๐จ ๐ฎ๐ฆ๐ฏ๐บ๐ข๐ฌ๐ช๐ต๐ช ๐ฉ๐ข๐ต๐ช๐ฎ๐ถ ๐ฃ๐ฆ๐ณ๐ฃ๐ข๐ฉ๐ข๐จ๐ช๐ข ๐ฅ๐ช ๐ข๐ต๐ข๐ด ๐ด๐ข๐ฌ๐ช๐ต ๐บ๐ข๐ฏ๐จ ๐ฌ๐ช๐ต๐ข ๐ณ๐ข๐ด๐ข๐ฌ๐ข๐ฏ, ๐ฌ๐ข๐ณ๐ฆ๐ฏ๐ข ๐ฅ๐ข๐ณ๐ช ๐ณ๐ข๐ด๐ข ๐ด๐ข๐ฌ๐ช๐ต ๐ช๐ต๐ถ ๐ฌ๐ช๐ต๐ข ๐ต๐ฆ๐ณ๐ฃ๐ฆ๐ฏ๐ต๐ถ๐ฌ ๐ซ๐ข๐ฅ๐ช ๐ฎ๐ข๐ฏ๐ถ๐ด๐ช๐ข ๐ฌ๐ถ๐ข๐ต ๐ท๐ฆ๐ณ๐ด๐ช ๐ฌ๐ช๐ต๐ข ๐ด๐ฆ๐ฏ๐ฅ๐ช๐ณ๐ช. Caption yang begitu bagus dituliskan oleh Firda pada instastory di akun pribadi miliknya. Kata-kata yang ia kutip dari Naufal saat memberikan kajian di salah satu masjid dalam acara Peringatan Hari Besar Islam yanga da di daerah Jakarta Timur. Demi cintanya Firda
Tidak ada waktu istirahat untuk pengantin baru bermesraan di dalam kamar karena hari ini mereka harus pergi untuk acara Ngunjungan alias mendatangi rumah Naufal. Bahkan sore nanti mereka harus pergi bersama teman-teman Oncom entah ke mana karena katanya hadiah dari Wildan yang tidak bisa hadir di acara pernikahan selirnya. "Jangan lupa bawa ini." Sutirah menyerahkan sehelai kain jarik yang dulu dipakai untuk menggendong Oncom pertama kali. Itu harus dibawa oleh Oncom dan akan diberikan pada mertuanya untuk menggendong Oncom sebagai penyerahan agar dianggap seperti anak kandung sendiri oleh orang tua Naufal. Itu adalah tradisi yang dijaga oleh masyarakat dengan harapan mertua bisa menyayangi menantu layaknya pada anak kandung sendiri. Walau tidak mungkin Abah Yai dan Ibu Nyai menggendong Oncom karena kondisi, tapi tetap diadakan simbolis layaknya digendong sungguhan. "Udah semua?" tanya Sukira pada sang istri. "Udah kayaknya," jawab Sutirah setelah memperhatikan barang bawaan m
Udara terasa begitu panas padahal alat pendingin ruangan menyala dengan baik dan memancar ke seluruh ruangan. Mungkin karena terlalu banyak orang hingga hawa sejuk tidak terasa atau mungkin karena panasnya hati yang melihat semua acara memuakkan dari dua keluarga yang sedang bahagia. Si tampan dan si buruk rupa sedang bersatu dalam sebuah ikatan yang harusnya jadi milik dirinya. Marah kesal yang harus ia tahan dari mulai sang sepupu mengumumkan pernikahan dengan wanita jadi-jadian seperti Oncom. "Cuih! Aku yakin Naufal jijik sama perempuan enggak jelas itu," gumamnya dari balik tembok menyaksikan rangkaian acara yang tidak pantas dilakukan oleh wanita dengan sebutan Oncom. Dari panggilan saja sudah bisa menjelaskan jika wanita itu adalah sampah yang beruntung bisa digunakan. Ampas dari tempe yang sebenarnya sampah dan menurutnya tidak pantas untuk dimakan. Sama seperti Oncom yang tidak pantas bersanding dengan Naufal sang pujaan. Seandainya sang ibu lebih berani mengungkapkan jika a
"Tad maaf nih ya, kelakuan si Ibu Saroh itu mirip seseorang ya," celetuk Kent tiba-tiba.Setelah acara serah terima anak mantu selesai mereka langsung kembali pulang karena katanya pengantin baru banyak kegiatan. Posisi berubah dengan Sukira dan Sutirah membawa mobil Andra, sedangkan Oncom dan yang lainnya berada di dalam mobil Kent karena Oncom sudah tidak tahan ingin tertawa dengan teman-temannya."Inget siapa tuh?" tanya Rian dengan nada menggelikan. "Kanjeng Mamih Erika yang ngira gue anak beasiswa."Mereka tertawa mendengar jawaban Andra yang mengingat bagaimana dulu Mamih Rian bernama Erika menyangka Andra adalah gembel yang mendapatkan beasiswa hingga bisa sekolah bersama anaknya. Kelakuan yang sama dengan Saroh saat melihat fisik secara jelas tanpa sungkan walau sudah ditegur oleh Abah Yai. "Oh lupa emak gue ya itu," balas Rian pura-pura."Jadi dulu tuh Onta satu pas ke rumah si Rian pake pakean kayak gembel menurut ema
"Enaknya ngapain ya siang-siang begini," ujar Naufal tiba-tiba begitu mereka masuk ke dalam kamar dengan memeluk tubuh ramping istrinya.Mereka masih mempunyai waktu tiga jam sebelum berangkat untuk menerima hadiah dari dua Anak Onta yang tidak bisa hadir. Hawa pengantin baru ingin selalu berdekatan dengan saling membelai begitu menggebu untuk orang-orang polos seperti Naufal. "Badan Oncom pada sakit tidur yuk," jawab Oncom jujur.Setelah dipajang seharian di atas pelaminan lalu malamnya kurang istirahat karena percobaan membobol gawang yang tidak berhasil dilanjutkan bangun pagi membuat Oncom kelelahan. Setelah berhenti kerja kegiatan Oncom memang lebih banyak di dalam kamar karena bingung harus melakukan apa. "Ayo kita sambil ngobrol ya, banyak yang harus kita obrolin juga."Naufal menarik pelan istrinya menuju ranjang untuk beristirahat, ya mereka hanya akan istirahat dengan sedikit berkasih mesra. Banyak hal yang belum mereka obrolkan terutama masalah tempat tinggal dan lain-lai
Menurut Oncom mencintai adalah hak segala mahkluk hidup yang ada di dunia ini termasuk Oncom. Tidak salah bukan jika kini dirinya menyatakan bahwa ia sudah mencintai suaminya sendiri? Walaupun terkesan murahan karena baru satu hari hidup bersama tapi rasa itu sudah hadir begitu saja. Apa mungkin itu efek dari rasa nikmat yang baru ia rasakan seumur hidupnya? Dulu saat pertama kali ia merasakan pertemuan bibir dengan Wildan dan juga Kent karena rasa penasaran rasanya manis dan memang ingin mengulangi tapi bisa ia tahan. Namun, tidak munafik olahraga ranjang jauh lebih nikmat hingga membuatnya ketagihan."Buat tempat tinggal karena jarak kita deket terus Aa juga punya rumah sendiri jadi bebas. Walaupun Neng deket sama Abah dan Ibu tapi tetep aja Neng enggak mau tinggal satu rumah karena malu dan enggak bisa jadi diri sendiri nantinya."Oncom tetaplah Oncom yang tidak akan berbasa-basi dalam berbicara dan akan menyampaikan apa yang ia inginkan. Dari dulu Oncom sudah
Perihal masa depan terutama jodoh memang tidak pernah ada yang tahu akan bagaimana dan seperti apa. Seperti Oncom yang tidak pernah menyangka jika dirinya akan mendapatkan jodoh seorang ustadz seperti Naufal kadang membuatnya masih tidak percaya. Hidupnya pasti akan berubah seiring dengan statusnya yang sudah menjadi seorang istri. "Neng mau punya anak berapa?" tanya Naufal setelah pembahasan nama istrinya."Ini pemikiran pribadi ya, Neng enggak mau punya anak sebelum Neng bisa ngaji dan jadi lebih baik. Aa harus tau itu, Neng pengen belajar ngaji dulu sebelum jadi ibu."Oncom memang tidak mau memiliki anak dalam waktu dekat karena ia masih harus banyak belajar terutama tentang agama. Melihat bagaimana kedua kakaknya jika datang ke rumah dengan penuh keluhan untuk anaknya yang super aktif membuat Oncom takut karena ia bukanlah orang yang sabar. Apalagi jika membaca berita tentang bagaimana depresinya seorang perempuan yang memiliki anak kecil membuat Oncom semakin takut."Nanti kita
Seandainya bisa protes ingin sekali Naufal protes atau setidaknya menunda jadwal bepergian yang sudah ditentukan oleh teman-teman istrinya. Bukan ia takut pada mereka hanya saja Naufal takut membuat istrinya bersedih, apalagi sudah bisa dipastikan jika entah kapan lagi mereka akan bertemu dan berkumpul seperti saat ini karena kesibukan masing-masing, walaupun kata mereka masih kurang dua orang karena suatu hal yang tidak bisa ditinggalkan."Bisa enggak kalau kita di kamar aja? Aa males pergi-pergian pengen begini aja," ujar Naufal semakin mengeratkan pelukannya."Bisa aja, cuma Neng yang mau pergi karena penasaran kado yang disiapin si Onta dua itu apa? Sekalian perpisahan juga, 'kan. Susah banget buat komunikasi apalagi kumpul sama mereka, A. Jadi minta tolong ini mah wayahnya Aa kudu semangat, pulang dari sana kita bikin anakanak," rayu Oncom.Perbedaan waktu di masing-masing negara membuat mereka kesulitan dalam berkomunikasi. Jika bukan acara besar seperti saat ini juga mereka tid
Apa yang paling penting dalam sebuah hubungan selain komunikasi? Disaat kasih sayang berlimpah diiringi materi yang cukup belum bisa membuat suatu hubungan berjalan lancar tanpa adanya komunikasi yang baik. Bahkan untuk hal sekecil apa pun harus dibicarakan pada pasangan agar hubungan nyaman tanpa ada yang merasa bersalah atau terbebani.Untuk kali ini Naufal menyadari kesalahannya, dia yang kurang peka tentang perasaan istrinya karena terlalu bahagia atas hadirnya anak mereka. Benar memang Saka sudah banyak yang menyayangi dan memperhatikan, bahkan saat anak kecil itu menangis semua orang khawatir dan saat tertidur semua orang akan bahagia dengan terus memuji dan membangga-banggakannya. Naufal harusnya lebih memperhatikan istrinya yang sedang berjuang untuk membuat anaknya selalu dalam keadaan kenyang dan nyaman. "Maafin Aa yang enggak ngertiin perasaan, Neng."Obrolan mereka diawali dengan Naufal yang meminta maaf pada istrinya. Duduk ditepi ranjang yang entah mengapa rasanya cangg
Oncom bingung bagaimana ia harus menjawab pertanyaan mereka. Rasanya memalukan jika yang ia permasalahkan adalah rasa iri pada anaknya sendiri yang mengambil semua perhatian orang lain. Sikap mereka tetap sama menyayangi dirinya tapi mereka semua selalu tertuju pada Saka. Suaminya bahkan sering tidak mendengar panggilan darinya saat sedang bermain dengan bayi itu."Gue enggak tau kenapa, cuma gue ngerasa iri sama anak sendiri. Kadang-kadang gue mikir kalau anak gue itu ngerebut semua perhatian orang. Setiap orang yang datang aja langsung berebut entah cuma pengen liat atau pengen gendong. Bahkan suami gue juga perhatiannya kayak cuma terpusat sama, Saka."Naufal yang mendengar jawaban istrinya sangat merasa bersalah. Ia tidak tahu jika sang istri merasakan hal seperti itu karena selama ini sikapnya biasa saja. Ia memang terlalu bahagia dan menyayangi anaknya hingga benar-benar memusatkan perhatian pada malaikat kecil itu. Gita langsung memeluk sahabatnya yang kini sedang menangis ka
Selain hamil, masa menyusui adalah masa-masa paling berat yang dialami oleh seorang ibu. Air susu sedikit, anak yang terus menangis bahkan banyak wanita kurang beruntung yang tidak mendapatkan dukungan dari orang terdekat adalah masa paling berat untuk dijalani. Maka dari itu banyak wanita mengalami baby blues bahkan sampai membahayakan nyawa anaknya karena terlalu lelah jika berada dilingkungan tanpa support yang baik. Untuk Oncom sendiri gejalanya berbeda, asi nya deras, anaknya tidak terlalu cengeng, keluarganya mendukung penuh apa yang ia lakukan dan selalu ikut menjaga Saka hingga ia tidak lelah sendirian. Suami siaga bahkan mertua juga orang tua yang dua puluh empat jam menjaga dirinya juga bayinya. Jika Saka sedang rewel mereka tidak akan membiarkan Oncom bergadang sendirian dan sebisanya menenangkan membuat Oncom bersyukur. Namun, satu hal menyerang Oncom selama ia dalam masa menyusui di mana ia iri pada anaknya sendiri. Oncom merasa anaknya mengambil perhatian semua orang t
Untuk Oncom hari menjadi seorang ibu yang sesungguhnya dimulai saat pertama kali dirinya memberikan asi pada putranya. Susah dan penuh perjuangan walau sudah mencoba beberapa kali. Air susu yang belum keluar juga puting yang kecil menjadi tantangan karena putranya bingung."Udah bisa yeay!!"Oncom sedikit bersorak saat bayi kecil itu berhasil menyedot putingnya walau belum keluar air susu, tidak apa-apa karena itu untuk rangsangan."Alhamdulillah, pinternya anak, Abba.""Tangan Aa luka."Oncom baru sadar saat ia melihat tangan kanan suaminya yang terluka dan mengeluarkan darah yang sudah kering. Oncom tahu itu luka karena apa dan sangat sadar jika dirinya yang melakukan tadi saat sedang berjuang melawan rasa sakit untuk mengeluarkan anak mereka. Padahal kukunya pendek tapi tetap menggores tangan suaminya."Enggak apa-apa, Sayang. Ini enggak sakit kok," balas Naufal karena sakit yang dirasakan istrinya berkali-kali lipat dibandingkan luka kecil yang ia rasa. "Bu bidan, tolong ke sini
Naufal benar-benar menunjukkan sisi lemahnya tanpa peduli jika ada orang lain di dalam ruangan itu. Jika tidak melihat istrinya dan berusaha sekuat tenaga untuk bersikap tegar sudah pasti ia akan luruh ke lantai karena jujur saja kakinya bergetar saat melihat proses istrinya berjuang. Genggaman tangannya bahkan belum lepas dengan sorot mata penuh rasa bahagia sekaligus bangga. "Laper, A."Setelah berjuang mengeluarkan tubuh anak lelakinya dengan mata yang sangat berat kini perut Oncom terasa sangat keroncongan. Oncom juga merasakan keanehan pada perutnya yang kini seolah kosong apalagi setelah bidan selesai membersihkan dan menjahit bagian intimnya. Dua jahitan dalam dan tiga jahitan luar karena posisi Oncom yang bagus jadi tidak ada sobekan tapi tetap dijahit untuk proses percepatan."Mau makan apa, Sayang?" tanya Naufal semangat."Nasi padang enak kayaknya.""Ustadz anaknya boleh diadzani dulu," sela bidan membawa anaknya yang sudah rapi dengan kain bedong berwarna biru muda."Adz
Terlahir menjadi seorang wanita memang tidak bisa menghindari rasa sakit dari banyak hal. Dari sakit ringan saat datang tamu bulanan bahkan sampai sakit yang harus mempertaruhkan nyawa seperti melahirkan baik secara normal maupun operasi Caesar karena semuanya sama-sama meninggalkan rasa sakit yang tidak akan terlupakan. Butuh perjuangan berat bagi seorang perempuan untuk melahirkan seorang anak ke dunia ini. Jika secara normal tidak memungkinkan maka operasi adalah pilihan dan jangan pernah menganggap jika seorang wanita tidak sempurna jika tidak melahirkan secara normal, karena bagaimanapun cara seseorang lahir ke dunia tetaplah membuat seorang ibu kesakitan tanpa bisa dihindari. Naufal sangat berusaha menguatkan diri agar ia bisa menemani istrinya berjuang mengeluarkan anak mereka. Matanya tidak beralih dari mata istrinya dengan terus mengucapkan kata-kata semangat juga do'a agar diringankan dan juga dilancarkan semuanya."Coba kita liat lagi ya udah pembukaan berapa," ajak bidan.
Laila berlari menuju rumah orang tuanya, ia tidak sabar untuk segera sampai tapi kenapa rasanya jarak itu sangat jauh hingga napasnya naik turun dan tidak sampai-sampai walau ia sudah berlari cukup kencang menurutnya. "Assalamu'alaikum, Ibu!" Laila mengetuk pintu dengan tergesa begitu sampai di depan pintu kamar orang tuanya. Ia tahu di dalam kamar hanya ada ibunya karena Abah Yai sedang menghadiri pengajian rutin di balai desa yang berlangsung sampai tengah malam. "Waalaikumsalam, ada apa, La?" "Teteh kayaknya mau lahiran deh, Bu. Udah meringis aja dari tadi," jawab Laila dengan wajah paniknya. "Ayo kita ke sana," ajak Bu Nyai.Dua wanita beda generasi itu segera berjalan menuju rumah Naufal setelah meminta salah satu santri untuk mengabarkan pada Abah Yai juga pada Sarif untuk menyiapkan mobil. Kebahagiaan yang diselimuti kekhawatiran rasanya sangat mendebarkan apalagi untuk seorang Ibu seperti Bu Nyai yang sudah merasakan bagaimana sakitnya melahirkan. "Assalamu'alaikum, Neng
Perkiraan lahirnya masih dua minggu lagi tapi perutnya sudah sering kencang dan tendangan yang cukup kuat kadang membuat Oncom meringis. Jangan tanya bagaimana khawatirnya Naufal yang bahkan sangat jarang tidur pada malam hari yang ia isi dengan berbagai dzikir sekaligus menjaga istrinya, karena kata dokter kelahiran anak mereka bisa kurang dari hari perkiraan lahir atau lebih. Naufal selalu siaga berjaga-jaga anaknya ingin segera keluar di malam hari hingga dirinya harus bergadang dan akan tidur setelah sholat subuh walaupun itu bukan waktu yang baik, tapi semua ia lakukan demi anaknya. Naufal berpikir jika siang hari banyak orang yang menjaga istrinya maka dari itu malam adalah bagiannya. Laila bahkan sudah satu minggu menginap di rumahnya berjaga-jaga jika mereka membutuhkan bantuan. Adiknya juga sudah membantu mempersiapkan tas berisi perlengkapan kakak iparnya jika sewaktu-waktu sang keponakan ingin segera lahir. "Kenapa, Sayang?" tanya Naufal saat melihat istrinya meringis.Ja
Sebagai calon orang tua yang mempersiapkan dengan sangat baik semua kenyamanan dan kesehatan istri serta calon anaknya Naufal mengikuti semua instruksi dari dokter kandungan yang datang setiap minggu satu kali ke rumahnya. Dokter kandungan dari rumah sakit swasta yang terkenal dengan pelayanan ramahnya bernama Anggia, teman dari Hendrik yang diminta dan dibayar langsung oleh anak Onta satu itu untuk mengontrol calon keponakannya. "Jangan lupa senam hamil ya bapaknya juga ikutan. Banyakin sujud sama jalan pagi kalau kuat jangan pake sendal. Hari rabu kita USG ya. Pikirannya ditenangin ya Teh jangan sampe tensi nya naik lagi," pesan Anggia setelah ia memeriksa kondisi Oncom."InsyaAllah, Dok. Makasih ya udah selalu siaga buat saya," balas Oncom karena dokter itu begitu baik dan lembut."Sama-sama dan udah tugas saya. Kalau gitu saya permisi dulu ya. Buat obatnya abisin yang kemarin aja. Enggak usah dianter assalamu'alaikum," salam Anggia pada keduanya."Waalaikumsalam warahmatullahi w