Menurut Oncom mencintai adalah hak segala mahkluk hidup yang ada di dunia ini termasuk Oncom. Tidak salah bukan jika kini dirinya menyatakan bahwa ia sudah mencintai suaminya sendiri? Walaupun terkesan murahan karena baru satu hari hidup bersama tapi rasa itu sudah hadir begitu saja. Apa mungkin itu efek dari rasa nikmat yang baru ia rasakan seumur hidupnya? Dulu saat pertama kali ia merasakan pertemuan bibir dengan Wildan dan juga Kent karena rasa penasaran rasanya manis dan memang ingin mengulangi tapi bisa ia tahan. Namun, tidak munafik olahraga ranjang jauh lebih nikmat hingga membuatnya ketagihan."Buat tempat tinggal karena jarak kita deket terus Aa juga punya rumah sendiri jadi bebas. Walaupun Neng deket sama Abah dan Ibu tapi tetep aja Neng enggak mau tinggal satu rumah karena malu dan enggak bisa jadi diri sendiri nantinya."Oncom tetaplah Oncom yang tidak akan berbasa-basi dalam berbicara dan akan menyampaikan apa yang ia inginkan. Dari dulu Oncom sudah
Perihal masa depan terutama jodoh memang tidak pernah ada yang tahu akan bagaimana dan seperti apa. Seperti Oncom yang tidak pernah menyangka jika dirinya akan mendapatkan jodoh seorang ustadz seperti Naufal kadang membuatnya masih tidak percaya. Hidupnya pasti akan berubah seiring dengan statusnya yang sudah menjadi seorang istri. "Neng mau punya anak berapa?" tanya Naufal setelah pembahasan nama istrinya."Ini pemikiran pribadi ya, Neng enggak mau punya anak sebelum Neng bisa ngaji dan jadi lebih baik. Aa harus tau itu, Neng pengen belajar ngaji dulu sebelum jadi ibu."Oncom memang tidak mau memiliki anak dalam waktu dekat karena ia masih harus banyak belajar terutama tentang agama. Melihat bagaimana kedua kakaknya jika datang ke rumah dengan penuh keluhan untuk anaknya yang super aktif membuat Oncom takut karena ia bukanlah orang yang sabar. Apalagi jika membaca berita tentang bagaimana depresinya seorang perempuan yang memiliki anak kecil membuat Oncom semakin takut."Nanti kita
Seandainya bisa protes ingin sekali Naufal protes atau setidaknya menunda jadwal bepergian yang sudah ditentukan oleh teman-teman istrinya. Bukan ia takut pada mereka hanya saja Naufal takut membuat istrinya bersedih, apalagi sudah bisa dipastikan jika entah kapan lagi mereka akan bertemu dan berkumpul seperti saat ini karena kesibukan masing-masing, walaupun kata mereka masih kurang dua orang karena suatu hal yang tidak bisa ditinggalkan."Bisa enggak kalau kita di kamar aja? Aa males pergi-pergian pengen begini aja," ujar Naufal semakin mengeratkan pelukannya."Bisa aja, cuma Neng yang mau pergi karena penasaran kado yang disiapin si Onta dua itu apa? Sekalian perpisahan juga, 'kan. Susah banget buat komunikasi apalagi kumpul sama mereka, A. Jadi minta tolong ini mah wayahnya Aa kudu semangat, pulang dari sana kita bikin anakanak," rayu Oncom.Perbedaan waktu di masing-masing negara membuat mereka kesulitan dalam berkomunikasi. Jika bukan acara besar seperti saat ini juga mereka tid
Kehidupan orang kaya terkadang memang terlalu merepotkan hanya untuk makan malam bagi kalangan menengah ke bawah seperti Naufal dan Hanif, karena bagi istri mereka hal yang saat ini sedang mereka lakukan sudah menjadi kebiasaan saat bersama Anak Onta. Para laki-laki memakai pakaian formal dengan setelan jas berwarna hitam, Oncom memakai gamis warna maroon sedangkan Gita memakai gamis berwarna emerald green. Tidak lupa riasan tipis menambah kecantikan kedua wanita itu. Naufal sempat berpikir jika mereka bukan untuk makan malam melainkan untuk menghadiri acara negara karena pakaian yang dikenakan.Rasa malas untuk ikut bersama dengan teman-teman istrinya ternyata adalah bentuk dari firasat akan hal yang tidak menyenangkan. Kejutan yang diberikan oleh Anak Onta membuat hati Naufal dipenuhi api cemburu akibat tingkah istrinya yang harus ia padamkan dengan senyum penuh kepalsuan. Jika tahu kejadian akan seperti ini Naufal akan mengurung istrinya di kamar agar ia bisa bermanja."Onta!" teri
Sebenarnya tempat yang sedang mereka datangi sangat romantis dengan dekorasi mengesankan apalagi untuk wanita. Suasana yang sangat cocok untuk melakukan dinner romantis bagi pasangan pengantin baru seperti Naufal dan Oncom. Namun, sayangnya suasana yang ada justru mencekam saat mereka duduk berkumpul setelah makan malam usai. Rasanya Naufal tidak pernah merasakan suasana menegangkan karena sekarang dirinya merasa seperti disidang. "Ada yang mau kita omongin sama Lu berdua," ujar Wildan mewakili Anak Onta pada Naufal dan Hanif. Naufal bisa disebut beruntung karena tidak dibuat bingung oleh mereka saat hari pernikahan. Anak Onta bahkan bersedia menjadi pengiring pengantin atau lebih tepatnya pembantu pengantin yang mau repot ke sana kemari untuk melayani kebutuhan mempelai. Berbeda dengan Hanif yang bingung saat hari pernikahannya dengan Gita karena mendapatkan ancaman dari Para Anak Onta jika dirinya berani menyakiti Gita saat mereka mengucapkan selamat. "Tegang banget sih? Jadi ta
Suami mana yang tidak insecure saat istrinya diberikan hadiah lebih mahal yang membuat wanita bahagia. Begitu pula yang dialami oleh Naufal dan Hanif yang harus merasakan kesenjangan sosial dengan para Anak Onta yang tidak harus berpikir jika untuk memberikan hadiah mahal atau liburan mewah, terutama Hanif yang bahkan bekerja di perusahaan milik Kent. Untuk Naufal sendiri memang bisa membelikan Oncom barang mewah ataupun liburan ke luar negeri, tapi ia harus memikirkan banyak hal terutama untuk masa depan mereka. Jika hanya untuk satu minggu mungkin bisa ia atur, tapi jika untuk berminggu-minggu bahkan bulan ia harus berpikir ulang demi kelangsungan hidup mereka. Bukannya pelit, Naufal juga memiliki niiatan untuk membangun kelas tambahan di area pondok hingga dalam satu kelas tidak terlalu banyak murid."Ini hadiahnya."Wildan menunjukkan dua tiket first class untuk bulan madu ke Swiss selama satu bulan full agar kesayangannya bahagia bersama orang yang dicintai y
Waktu terus bergulir hingga larut malam, rasanya tidak ingin menyudahi momen kebersamaan yang sulit sekali untuk diulang setelah mereka berpisah. Namun, menyadari jika Naufal dan Hanif tidak terbiasa akan hal itu juga Naufal dan Oncom yang merupakan pengantin baru membuat mereka harus mengakhiri pertemuan saat jam menunjukkan pukul dua dini hari. "Tidur yuk gue ngantuk," ucap GitaGita dengan bersandar pada bahu suaminya."Udah jam dua ternyata," balas Rian mengerti kode yang diberikan oleh Gita. "Ya udah lu semua istirahat kamar kita satu lantai," sambung Andra.Empat kamar khusus pemilik hotel kini semuanya terisi karena mereka akan tidur dengan pasangan masing-masing. Dua kamar sudah dihias ala pengantin baru atas instruksi dari Andra untuk Oncom dan juga Gita. Sewaktu Gita menikah mereka tidak sempat memberikan kado karena sibuk dengan patah hati hingga melupakan hadiah untuk wanita itu. Maka dari itu sekarang adalah waktu yang tepat untuk mereka memberikannya. Mereka bubar sete
Melamun di atas hamparan pasir putih dengan deburan ombak adalah ketenangan yang tak terbantahkan. Saat ia merindu cintanya menggebu seperti ombak yang membawa pasir ke dasar lautan. Namun, saat mengingat jika mereka sepupu satu kakek seperti ombak yang datang untuk mengembalikan pasir ketepian. Mereka memang tidak diharamkan untuk menikah jika sang lelaki membalas rasa cintanya, tapi keluarga pasti akan melarang karena banyaknya faktor yang harus dipertimbangkan. "Naufal!!"Matanya melirik ke kanan mendengar teriakan seorang wanita yang menyebut nama sepupu sekaligus laki-laki yang dicintainya. Dalam gelapnya malam sosok itu tidak terlihat jelas dan hanya sekilas. Pantai sepi dengan berisik ombak membuat suaranya sedikit redam tapi tetap ia bisa mendengar jelas nama laki-laki yang dipanggil. "Firda?" tanya Marsih pada dirinya sendiri setelah memastikan orang yang dikenalnya.Ya, wanita itu adalah Marsih sepupu dari Naufal. Wanita yang juga memiliki perasaan pada anak dari uwak nya