Udara terasa begitu panas padahal alat pendingin ruangan menyala dengan baik dan memancar ke seluruh ruangan. Mungkin karena terlalu banyak orang hingga hawa sejuk tidak terasa atau mungkin karena panasnya hati yang melihat semua acara memuakkan dari dua keluarga yang sedang bahagia. Si tampan dan si buruk rupa sedang bersatu dalam sebuah ikatan yang harusnya jadi milik dirinya. Marah kesal yang harus ia tahan dari mulai sang sepupu mengumumkan pernikahan dengan wanita jadi-jadian seperti Oncom. "Cuih! Aku yakin Naufal jijik sama perempuan enggak jelas itu," gumamnya dari balik tembok menyaksikan rangkaian acara yang tidak pantas dilakukan oleh wanita dengan sebutan Oncom. Dari panggilan saja sudah bisa menjelaskan jika wanita itu adalah sampah yang beruntung bisa digunakan. Ampas dari tempe yang sebenarnya sampah dan menurutnya tidak pantas untuk dimakan. Sama seperti Oncom yang tidak pantas bersanding dengan Naufal sang pujaan. Seandainya sang ibu lebih berani mengungkapkan jika a
"Tad maaf nih ya, kelakuan si Ibu Saroh itu mirip seseorang ya," celetuk Kent tiba-tiba.Setelah acara serah terima anak mantu selesai mereka langsung kembali pulang karena katanya pengantin baru banyak kegiatan. Posisi berubah dengan Sukira dan Sutirah membawa mobil Andra, sedangkan Oncom dan yang lainnya berada di dalam mobil Kent karena Oncom sudah tidak tahan ingin tertawa dengan teman-temannya."Inget siapa tuh?" tanya Rian dengan nada menggelikan. "Kanjeng Mamih Erika yang ngira gue anak beasiswa."Mereka tertawa mendengar jawaban Andra yang mengingat bagaimana dulu Mamih Rian bernama Erika menyangka Andra adalah gembel yang mendapatkan beasiswa hingga bisa sekolah bersama anaknya. Kelakuan yang sama dengan Saroh saat melihat fisik secara jelas tanpa sungkan walau sudah ditegur oleh Abah Yai. "Oh lupa emak gue ya itu," balas Rian pura-pura."Jadi dulu tuh Onta satu pas ke rumah si Rian pake pakean kayak gembel menurut ema
"Enaknya ngapain ya siang-siang begini," ujar Naufal tiba-tiba begitu mereka masuk ke dalam kamar dengan memeluk tubuh ramping istrinya.Mereka masih mempunyai waktu tiga jam sebelum berangkat untuk menerima hadiah dari dua Anak Onta yang tidak bisa hadir. Hawa pengantin baru ingin selalu berdekatan dengan saling membelai begitu menggebu untuk orang-orang polos seperti Naufal. "Badan Oncom pada sakit tidur yuk," jawab Oncom jujur.Setelah dipajang seharian di atas pelaminan lalu malamnya kurang istirahat karena percobaan membobol gawang yang tidak berhasil dilanjutkan bangun pagi membuat Oncom kelelahan. Setelah berhenti kerja kegiatan Oncom memang lebih banyak di dalam kamar karena bingung harus melakukan apa. "Ayo kita sambil ngobrol ya, banyak yang harus kita obrolin juga."Naufal menarik pelan istrinya menuju ranjang untuk beristirahat, ya mereka hanya akan istirahat dengan sedikit berkasih mesra. Banyak hal yang belum mereka obrolkan terutama masalah tempat tinggal dan lain-lai
Menurut Oncom mencintai adalah hak segala mahkluk hidup yang ada di dunia ini termasuk Oncom. Tidak salah bukan jika kini dirinya menyatakan bahwa ia sudah mencintai suaminya sendiri? Walaupun terkesan murahan karena baru satu hari hidup bersama tapi rasa itu sudah hadir begitu saja. Apa mungkin itu efek dari rasa nikmat yang baru ia rasakan seumur hidupnya? Dulu saat pertama kali ia merasakan pertemuan bibir dengan Wildan dan juga Kent karena rasa penasaran rasanya manis dan memang ingin mengulangi tapi bisa ia tahan. Namun, tidak munafik olahraga ranjang jauh lebih nikmat hingga membuatnya ketagihan."Buat tempat tinggal karena jarak kita deket terus Aa juga punya rumah sendiri jadi bebas. Walaupun Neng deket sama Abah dan Ibu tapi tetep aja Neng enggak mau tinggal satu rumah karena malu dan enggak bisa jadi diri sendiri nantinya."Oncom tetaplah Oncom yang tidak akan berbasa-basi dalam berbicara dan akan menyampaikan apa yang ia inginkan. Dari dulu Oncom sudah
Perihal masa depan terutama jodoh memang tidak pernah ada yang tahu akan bagaimana dan seperti apa. Seperti Oncom yang tidak pernah menyangka jika dirinya akan mendapatkan jodoh seorang ustadz seperti Naufal kadang membuatnya masih tidak percaya. Hidupnya pasti akan berubah seiring dengan statusnya yang sudah menjadi seorang istri. "Neng mau punya anak berapa?" tanya Naufal setelah pembahasan nama istrinya."Ini pemikiran pribadi ya, Neng enggak mau punya anak sebelum Neng bisa ngaji dan jadi lebih baik. Aa harus tau itu, Neng pengen belajar ngaji dulu sebelum jadi ibu."Oncom memang tidak mau memiliki anak dalam waktu dekat karena ia masih harus banyak belajar terutama tentang agama. Melihat bagaimana kedua kakaknya jika datang ke rumah dengan penuh keluhan untuk anaknya yang super aktif membuat Oncom takut karena ia bukanlah orang yang sabar. Apalagi jika membaca berita tentang bagaimana depresinya seorang perempuan yang memiliki anak kecil membuat Oncom semakin takut."Nanti kita
Seandainya bisa protes ingin sekali Naufal protes atau setidaknya menunda jadwal bepergian yang sudah ditentukan oleh teman-teman istrinya. Bukan ia takut pada mereka hanya saja Naufal takut membuat istrinya bersedih, apalagi sudah bisa dipastikan jika entah kapan lagi mereka akan bertemu dan berkumpul seperti saat ini karena kesibukan masing-masing, walaupun kata mereka masih kurang dua orang karena suatu hal yang tidak bisa ditinggalkan."Bisa enggak kalau kita di kamar aja? Aa males pergi-pergian pengen begini aja," ujar Naufal semakin mengeratkan pelukannya."Bisa aja, cuma Neng yang mau pergi karena penasaran kado yang disiapin si Onta dua itu apa? Sekalian perpisahan juga, 'kan. Susah banget buat komunikasi apalagi kumpul sama mereka, A. Jadi minta tolong ini mah wayahnya Aa kudu semangat, pulang dari sana kita bikin anakanak," rayu Oncom.Perbedaan waktu di masing-masing negara membuat mereka kesulitan dalam berkomunikasi. Jika bukan acara besar seperti saat ini juga mereka tid
Kehidupan orang kaya terkadang memang terlalu merepotkan hanya untuk makan malam bagi kalangan menengah ke bawah seperti Naufal dan Hanif, karena bagi istri mereka hal yang saat ini sedang mereka lakukan sudah menjadi kebiasaan saat bersama Anak Onta. Para laki-laki memakai pakaian formal dengan setelan jas berwarna hitam, Oncom memakai gamis warna maroon sedangkan Gita memakai gamis berwarna emerald green. Tidak lupa riasan tipis menambah kecantikan kedua wanita itu. Naufal sempat berpikir jika mereka bukan untuk makan malam melainkan untuk menghadiri acara negara karena pakaian yang dikenakan.Rasa malas untuk ikut bersama dengan teman-teman istrinya ternyata adalah bentuk dari firasat akan hal yang tidak menyenangkan. Kejutan yang diberikan oleh Anak Onta membuat hati Naufal dipenuhi api cemburu akibat tingkah istrinya yang harus ia padamkan dengan senyum penuh kepalsuan. Jika tahu kejadian akan seperti ini Naufal akan mengurung istrinya di kamar agar ia bisa bermanja."Onta!" teri
Sebenarnya tempat yang sedang mereka datangi sangat romantis dengan dekorasi mengesankan apalagi untuk wanita. Suasana yang sangat cocok untuk melakukan dinner romantis bagi pasangan pengantin baru seperti Naufal dan Oncom. Namun, sayangnya suasana yang ada justru mencekam saat mereka duduk berkumpul setelah makan malam usai. Rasanya Naufal tidak pernah merasakan suasana menegangkan karena sekarang dirinya merasa seperti disidang. "Ada yang mau kita omongin sama Lu berdua," ujar Wildan mewakili Anak Onta pada Naufal dan Hanif. Naufal bisa disebut beruntung karena tidak dibuat bingung oleh mereka saat hari pernikahan. Anak Onta bahkan bersedia menjadi pengiring pengantin atau lebih tepatnya pembantu pengantin yang mau repot ke sana kemari untuk melayani kebutuhan mempelai. Berbeda dengan Hanif yang bingung saat hari pernikahannya dengan Gita karena mendapatkan ancaman dari Para Anak Onta jika dirinya berani menyakiti Gita saat mereka mengucapkan selamat. "Tegang banget sih? Jadi ta