Share

Bagaikan Rahwana

Penulis: Kochan18
last update Terakhir Diperbarui: 2024-10-29 19:42:56

Dengan bismillah juga menebalkan muka Naufal mengulas senyum sebelum melangkah ke tempat di mana mereka akan berkumpul. Menggunakan kacamata hitam juga topi yang ingin rasanya ia lepas tapi dilarang oleh sang istri karena katanya penampilannya menjadi tambah keren. Naufal tidak pernah memakai aksesoris selain peci di kepalanya hingga rasanya aneh saat menggunakan barang-barang itu. Pakaian yang ia pakai pun baru kali ini ia gunakan di luar rumah karena selama ini jika di luar laki-laki itu selalu memakai kain sarung dan baju koko.

"Uh... Suami aku ganteng banget sih," puji Oncom dengan mengaitkan lengannya pada lengan Naufal.

"Jangan dipuji terus dong Aa nya jadi malu," balas Naufal.

Jujur dirinya salting dipuji terus menerus oleh Oncom. Pujian yang keluar dari mulut istrinya terasa berbeda membuatnya berbunga hingga pipinya terasa panas karena malu.

"Kok malu sih? Neng 'kan jujur Aa emang keliatan beda banget, lebih seger lebih muda dan tambah ganteng. Jadi cinta," balas Oncom denga
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

  • Oncom Milik Ustadz   Nasib Sial

    Semesta sepertinya sengaja membuatnya semakin terluka yang selalu mempertemukan Firda dengan penyebab luka hatinya. Niatnya ingin menikmati indahnya laut dengan tenang untuk menenangkan pikiran dari patah hati dalam yang membuatnya sempat terpuruk. Namun, nyatanya luka itu seperti ditaburi garam saat mata tidak sengaja melihat kemesraan yang sedang dipertontonkan oleh sekelompok orang di tepian pantai sana. Firda tetap bisa melihat jika laki-laki yang dicintainya ada di sana walau jarak mereka cukup jauh. "Ada dua kemungkinan kenapa aku harus melihat kamu lagi di sini, Fal. Pertama semesta mungkin sengaja mempertemukan kita untuk menambah luka hati agar aku bangkit. Atau yang kedua kemungkinan sebenarnya kita berjodoh hingga kita terus bertemu tanpa sengaja. Tapi aku yakin kemungkinan kedua yang membuat pertemuan ini," gumam Firda dalam kesendiriannya. Setelah semalaman banyak bercerita dan juga mendengar cerita dari Marsih wanita itu merenung di dalam kamar hotel tempatnya menginap

  • Oncom Milik Ustadz   Kalah Dalam Taruhan

    Pengalaman baru didapatkan oleh Naufal saat mereka bermain begitu bebas di atas air. Pantai yang tidak ramai karena masuk ke dalam lahan pribadi hotel membuatnya nyaman dengan pakaian dan kelakuannya saat ini. Para Anak Onta mengajak mereka bermain jetski berpasang-pasangan. Naufal yang belum pernah bertukar dengan Oncom yang menjadi drivernya. Sedangkan Hanif memang sudah beberapa kali bermain jadi dirinya sudah sedikit lihai. "Siap enggak nih?" tanya Oncom dengan sombongnya. Naufal sedikit dagdigdug mendengar istrinya bertanya seperti itu. Ia takut akan jatuh dan Oncom terluka. Bukan Naufal takut air, hanya saja rasanya dibonceng oleh wanita ia tidak bisa."Hukumannya apa dulu kalau kalah?" tanya Hendrik yang paling semangat karena itu permainan kesukaannya."Abisin sepuluh buah air kelapa sama waffle dua tumpuk," saran Gita yang langsung disetujui oleh mereka semua."Mi kalau kita kalah gimana?" tanya Hanif khawatir. Di antara mereka semua Hanif yakin jika dirinya belum seahli m

  • Oncom Milik Ustadz   Pertanyaan Polos Naufal

    Menjadi bahan tontonan untuk orang-orang sekitar merupakan hal biasa bagi Oncom dan Gita saat mereka bersama Anak Onta. Perbedaan fisik yang sangat mencolok membuat orang-orang penasaran dan kerap kali bertanya walau dalam hati apa hubungan keduanya dengan para lelaki tampan itu, karena memang mereka tinggal di negara dengan tingkat kekepoan nomor satu di dunia menurut versi keduanya. "Gue punya ide."Oncom sudah menemukan cara bagaimana hukumannya menjadi lebih nikmat. Air kelapa jika hanya diminum langsung rasanya kurang nikmat, jadi mereka memerlukan tambahan perasa agar menjadi lebih segar. "Apaan?" tanya Hendrik curiga. "Kita bikin rujak kelapa pake sirup coco pandan sama lemon," jawab Oncom dengan nada yang mendayu-dayu."Cocok sih panas-panas gini rujak kelapa muda emang paling nikmat," timpal Rian membayangkan minuman segar dari perpaduan air kelapa juga dagingnya ditambah sirup serta perasaan lemon memang sangat menyegarkan."Dih! Lu semua curang! kalau gitu gue yang engg

  • Oncom Milik Ustadz   Membingungkan

    Matahari semakin naik seiring berputarnya waktu, sinarnya semakin terik menyengat kulit dengan suara dari deburan ombak yang terus bersahutan. Beruntung mereka duduk dikelilingi empat pohon waru yang melindungi teriknya sang surya. Setelah menghabiskan rujak kelapa muda yang menyegarkan dahaga kini saatnya mereka membakar ikan sebagai menu santap siang yang sudah disiapkan. "Ini ikan apa aja banyak amat?" tanya Oncom melihat beberapa ikan besar yang sudah dimarinasi."Ini ikan kuwe, kakap sama gurame. Katanya Neng mau gurame," jawab Hanif menyebutkan satu persatu enam ekor dengan ukuran cukup besar.Mendengar Hanif menyebut istrinya dengan panggilan Neng membuat Naufal sedikit cemburu. Panggilan itu seharusnya khusus untuk dirinya kepada sang istri agar beda dari yang lain, tapi Naufal tidak menyangka jika teman-temannya justru mengikuti. Istrinya memang teramat friendly tanpa mengenal apa itu kata canggung, bahkan pada Hanif sekalipun yang alim menjadi ikut gesrek jika bersama Oncom

  • Oncom Milik Ustadz   Mengenang Masa Lalu

    semua pasti pernah merasakan yang namanya masa muda. Bagaimana serunya kehidupan pada masa yang akan dirindukan saat tua nanti. Bermain tanpa kenal waktu, bercanda tanpa kenal batas dan bercerita dengan nyaman bersama sahabat. Sayangnya, di dunia ini tidak semua orang mempunyai sahabat dalam hidupnya, terkadang mereka yang kita kenal hanyalah sebatas teman yang tidak memiliki arti sedalam sahabat. Karena seorang sahabat bisa melebihi seorang saudara. Persahabatan yang dibangun oleh Oncom dan teman-temannya bukan satu atau dua tahun, melainkan hampir lima belas tahun. Berkumpul selama tiga tahun, lalu dipisahkan oleh jarak dan waktu yang tidak bisa dihindari saat proses menuju kedewasaan. Maka dari itu mereka sangat menghargai setiap moment pertemuan tanpa adanya alat komunikasi yang akan menggangu waktu mereka semua. Memang sedari awal mereka berteman tidak diperbolehkan mengeluarkan ponsel agar pertemuan lebih bermakna dengan banyak melakukan hal gila dan menyenangkan. Dengan begitu

  • Oncom Milik Ustadz   Berpisah Kembali

    Setelah seharian berjemur di bawah teriknya matahari kini saatnya mereka kembali ke kamar hotel untuk menyejukkan tubuh. Jam sudah menunjukkan waktu shalat ashar dan mereka harus segera membersihkan diri untuk menjalankan kewajibannya sebagai seorang hamba. Kali ini mereka beribadah di kamar masing-masing dan setelahnya beristirahat sebentar hingga ba'da maghrib nanti. Anak Onta akan kembali ke negaranya masing-masing setelah sholat isya."Mulai sekarang Aa ganti panggilan jadi, Sayang. Bukan Neng lagi. Panggilan Neng tuh harusnya cuma buat Aa kenapa mereka jadi ikut-ikutan sih?" ujar Naufal tiba-tiba sambil memeluk istrinya manja di atas ranjang.Masih ada waktu satu jam kurang sebelum masuk waktu maghrib, Naufal tentu tidak menyia-nyiakan kesempatan itu untuk berkasih mesra dengan istrinya setelah sholat dan sedikit membaca Al- Qur'an. Laki-laki itu kembali cemburu saat mengingat panggilan khusus untuk istrinya dipakai oleh orang lain."Ini ceritanya Aa cemburu lagi?" tanya Oncom ti

  • Oncom Milik Ustadz   Lalongge

    Menjalani kehidupan rumah tangga dengan orang yang dicintai dan mencintai kita adalah suatu keindahan yang selalu membuat hati mengucap rasa syukur. Cinta dengan porsi yang pas dan seimbang tanpa berat sebelah adalah kenikmatan yang dijalani oleh Oncom juga Naufal. Wanita itu membalas besarnya cinta sang suami agar rajutan asmara mereka sama tanpa besar sebelah. Walaupun jelas pada awal pernikahan Naufal yang memiliki rasa itu terlebih dahulu sedangkan Oncom hanya mengikuti dengan ucapan rasa syukur karena bisa dicintai oleh laki-laki seperti Naufal yang katanya spek syurga. "Hari minggu Aa ada undangan ke daerah Bogor, Sayang. Nanti Neng ikut ya," ucap Naufal memberitahu istrinya tentang acar yang akan ia hadiri.Setelah pulang bulan madu dari Swiss satu bulan lalu dan dilanjutkan sakit selama empat hari, karena suhu tubuh Naufal yang tidak bersahabat dengan cuaca di sana akhirnya Naufal kembali menerima undangan untuk mengisi ceramah. Hal yang menjadi bahan omongan orang sekitar da

  • Oncom Milik Ustadz   Tidak Peduli

    Mungkin ini yang disebut dengan salah satu keindahan menikah. Dulu Oncom paling anti yang namanya berurusan dengan bumbu dapur, tapi sekarang wanita itu sudah famliliar memegangnya. Bahkan tak jarang moment yang Oncom tunggu adalah memasak dengan sang suami yang selalu romantis. Saat dirinya menggoreng ikan ataupun tempe Naufal tidak pernah absen untuk menciptakan kemesraan yang membuatnya melayang. Memeluknya dari belakang adalah agenda wajib bagi laki-laki itu saat istrinya berada di depan kompor. "Tempenya wangi banget sih," ujar Naufal dengan menghirup aroma mawar yang keluar dari rambut Oncom."Yang wangi tempe kenapa yang diciumin rambut, Neng?"Oncom berbalik memandangi wajah suaminya, mengalungkan kedua tangannya pada leher Naufal yang otomatis membuat laki-laki itu menunduk. Keromantisan yang setiap hari terjadi saat mereka berada di dapur, kebahagiaan sederhana yang membuat rumah tangga mereka terasa begitu manis melebihi gula. "Karena Neng lebih wangi dari apa pun di dun

Bab terbaru

  • Oncom Milik Ustadz   Naufal Jodohnya Oncom

    Apa yang paling penting dalam sebuah hubungan selain komunikasi? Disaat kasih sayang berlimpah diiringi materi yang cukup belum bisa membuat suatu hubungan berjalan lancar tanpa adanya komunikasi yang baik. Bahkan untuk hal sekecil apa pun harus dibicarakan pada pasangan agar hubungan nyaman tanpa ada yang merasa bersalah atau terbebani.Untuk kali ini Naufal menyadari kesalahannya, dia yang kurang peka tentang perasaan istrinya karena terlalu bahagia atas hadirnya anak mereka. Benar memang Saka sudah banyak yang menyayangi dan memperhatikan, bahkan saat anak kecil itu menangis semua orang khawatir dan saat tertidur semua orang akan bahagia dengan terus memuji dan membangga-banggakannya. Naufal harusnya lebih memperhatikan istrinya yang sedang berjuang untuk membuat anaknya selalu dalam keadaan kenyang dan nyaman. "Maafin Aa yang enggak ngertiin perasaan, Neng."Obrolan mereka diawali dengan Naufal yang meminta maaf pada istrinya. Duduk ditepi ranjang yang entah mengapa rasanya cangg

  • Oncom Milik Ustadz   Isi Pikiran Oncom

    Oncom bingung bagaimana ia harus menjawab pertanyaan mereka. Rasanya memalukan jika yang ia permasalahkan adalah rasa iri pada anaknya sendiri yang mengambil semua perhatian orang lain. Sikap mereka tetap sama menyayangi dirinya tapi mereka semua selalu tertuju pada Saka. Suaminya bahkan sering tidak mendengar panggilan darinya saat sedang bermain dengan bayi itu."Gue enggak tau kenapa, cuma gue ngerasa iri sama anak sendiri. Kadang-kadang gue mikir kalau anak gue itu ngerebut semua perhatian orang. Setiap orang yang datang aja langsung berebut entah cuma pengen liat atau pengen gendong. Bahkan suami gue juga perhatiannya kayak cuma terpusat sama, Saka."Naufal yang mendengar jawaban istrinya sangat merasa bersalah. Ia tidak tahu jika sang istri merasakan hal seperti itu karena selama ini sikapnya biasa saja. Ia memang terlalu bahagia dan menyayangi anaknya hingga benar-benar memusatkan perhatian pada malaikat kecil itu. Gita langsung memeluk sahabatnya yang kini sedang menangis ka

  • Oncom Milik Ustadz   Iri Pada Saka

    Selain hamil, masa menyusui adalah masa-masa paling berat yang dialami oleh seorang ibu. Air susu sedikit, anak yang terus menangis bahkan banyak wanita kurang beruntung yang tidak mendapatkan dukungan dari orang terdekat adalah masa paling berat untuk dijalani. Maka dari itu banyak wanita mengalami baby blues bahkan sampai membahayakan nyawa anaknya karena terlalu lelah jika berada dilingkungan tanpa support yang baik. Untuk Oncom sendiri gejalanya berbeda, asi nya deras, anaknya tidak terlalu cengeng, keluarganya mendukung penuh apa yang ia lakukan dan selalu ikut menjaga Saka hingga ia tidak lelah sendirian. Suami siaga bahkan mertua juga orang tua yang dua puluh empat jam menjaga dirinya juga bayinya. Jika Saka sedang rewel mereka tidak akan membiarkan Oncom bergadang sendirian dan sebisanya menenangkan membuat Oncom bersyukur. Namun, satu hal menyerang Oncom selama ia dalam masa menyusui di mana ia iri pada anaknya sendiri. Oncom merasa anaknya mengambil perhatian semua orang t

  • Oncom Milik Ustadz   Menjadi Ibu

    Untuk Oncom hari menjadi seorang ibu yang sesungguhnya dimulai saat pertama kali dirinya memberikan asi pada putranya. Susah dan penuh perjuangan walau sudah mencoba beberapa kali. Air susu yang belum keluar juga puting yang kecil menjadi tantangan karena putranya bingung."Udah bisa yeay!!"Oncom sedikit bersorak saat bayi kecil itu berhasil menyedot putingnya walau belum keluar air susu, tidak apa-apa karena itu untuk rangsangan."Alhamdulillah, pinternya anak, Abba.""Tangan Aa luka."Oncom baru sadar saat ia melihat tangan kanan suaminya yang terluka dan mengeluarkan darah yang sudah kering. Oncom tahu itu luka karena apa dan sangat sadar jika dirinya yang melakukan tadi saat sedang berjuang melawan rasa sakit untuk mengeluarkan anak mereka. Padahal kukunya pendek tapi tetap menggores tangan suaminya."Enggak apa-apa, Sayang. Ini enggak sakit kok," balas Naufal karena sakit yang dirasakan istrinya berkali-kali lipat dibandingkan luka kecil yang ia rasa. "Bu bidan, tolong ke sini

  • Oncom Milik Ustadz   Sakala Zayyan Afkar

    Naufal benar-benar menunjukkan sisi lemahnya tanpa peduli jika ada orang lain di dalam ruangan itu. Jika tidak melihat istrinya dan berusaha sekuat tenaga untuk bersikap tegar sudah pasti ia akan luruh ke lantai karena jujur saja kakinya bergetar saat melihat proses istrinya berjuang. Genggaman tangannya bahkan belum lepas dengan sorot mata penuh rasa bahagia sekaligus bangga. "Laper, A."Setelah berjuang mengeluarkan tubuh anak lelakinya dengan mata yang sangat berat kini perut Oncom terasa sangat keroncongan. Oncom juga merasakan keanehan pada perutnya yang kini seolah kosong apalagi setelah bidan selesai membersihkan dan menjahit bagian intimnya. Dua jahitan dalam dan tiga jahitan luar karena posisi Oncom yang bagus jadi tidak ada sobekan tapi tetap dijahit untuk proses percepatan."Mau makan apa, Sayang?" tanya Naufal semangat."Nasi padang enak kayaknya.""Ustadz anaknya boleh diadzani dulu," sela bidan membawa anaknya yang sudah rapi dengan kain bedong berwarna biru muda."Adz

  • Oncom Milik Ustadz   Neng Hebat!

    Terlahir menjadi seorang wanita memang tidak bisa menghindari rasa sakit dari banyak hal. Dari sakit ringan saat datang tamu bulanan bahkan sampai sakit yang harus mempertaruhkan nyawa seperti melahirkan baik secara normal maupun operasi Caesar karena semuanya sama-sama meninggalkan rasa sakit yang tidak akan terlupakan. Butuh perjuangan berat bagi seorang perempuan untuk melahirkan seorang anak ke dunia ini. Jika secara normal tidak memungkinkan maka operasi adalah pilihan dan jangan pernah menganggap jika seorang wanita tidak sempurna jika tidak melahirkan secara normal, karena bagaimanapun cara seseorang lahir ke dunia tetaplah membuat seorang ibu kesakitan tanpa bisa dihindari. Naufal sangat berusaha menguatkan diri agar ia bisa menemani istrinya berjuang mengeluarkan anak mereka. Matanya tidak beralih dari mata istrinya dengan terus mengucapkan kata-kata semangat juga do'a agar diringankan dan juga dilancarkan semuanya."Coba kita liat lagi ya udah pembukaan berapa," ajak bidan.

  • Oncom Milik Ustadz   Tingkah Naufal

    Laila berlari menuju rumah orang tuanya, ia tidak sabar untuk segera sampai tapi kenapa rasanya jarak itu sangat jauh hingga napasnya naik turun dan tidak sampai-sampai walau ia sudah berlari cukup kencang menurutnya. "Assalamu'alaikum, Ibu!" Laila mengetuk pintu dengan tergesa begitu sampai di depan pintu kamar orang tuanya. Ia tahu di dalam kamar hanya ada ibunya karena Abah Yai sedang menghadiri pengajian rutin di balai desa yang berlangsung sampai tengah malam. "Waalaikumsalam, ada apa, La?" "Teteh kayaknya mau lahiran deh, Bu. Udah meringis aja dari tadi," jawab Laila dengan wajah paniknya. "Ayo kita ke sana," ajak Bu Nyai.Dua wanita beda generasi itu segera berjalan menuju rumah Naufal setelah meminta salah satu santri untuk mengabarkan pada Abah Yai juga pada Sarif untuk menyiapkan mobil. Kebahagiaan yang diselimuti kekhawatiran rasanya sangat mendebarkan apalagi untuk seorang Ibu seperti Bu Nyai yang sudah merasakan bagaimana sakitnya melahirkan. "Assalamu'alaikum, Neng

  • Oncom Milik Ustadz   Tanda-tanda

    Perkiraan lahirnya masih dua minggu lagi tapi perutnya sudah sering kencang dan tendangan yang cukup kuat kadang membuat Oncom meringis. Jangan tanya bagaimana khawatirnya Naufal yang bahkan sangat jarang tidur pada malam hari yang ia isi dengan berbagai dzikir sekaligus menjaga istrinya, karena kata dokter kelahiran anak mereka bisa kurang dari hari perkiraan lahir atau lebih. Naufal selalu siaga berjaga-jaga anaknya ingin segera keluar di malam hari hingga dirinya harus bergadang dan akan tidur setelah sholat subuh walaupun itu bukan waktu yang baik, tapi semua ia lakukan demi anaknya. Naufal berpikir jika siang hari banyak orang yang menjaga istrinya maka dari itu malam adalah bagiannya. Laila bahkan sudah satu minggu menginap di rumahnya berjaga-jaga jika mereka membutuhkan bantuan. Adiknya juga sudah membantu mempersiapkan tas berisi perlengkapan kakak iparnya jika sewaktu-waktu sang keponakan ingin segera lahir. "Kenapa, Sayang?" tanya Naufal saat melihat istrinya meringis.Ja

  • Oncom Milik Ustadz   Ganti Panggilan

    Sebagai calon orang tua yang mempersiapkan dengan sangat baik semua kenyamanan dan kesehatan istri serta calon anaknya Naufal mengikuti semua instruksi dari dokter kandungan yang datang setiap minggu satu kali ke rumahnya. Dokter kandungan dari rumah sakit swasta yang terkenal dengan pelayanan ramahnya bernama Anggia, teman dari Hendrik yang diminta dan dibayar langsung oleh anak Onta satu itu untuk mengontrol calon keponakannya. "Jangan lupa senam hamil ya bapaknya juga ikutan. Banyakin sujud sama jalan pagi kalau kuat jangan pake sendal. Hari rabu kita USG ya. Pikirannya ditenangin ya Teh jangan sampe tensi nya naik lagi," pesan Anggia setelah ia memeriksa kondisi Oncom."InsyaAllah, Dok. Makasih ya udah selalu siaga buat saya," balas Oncom karena dokter itu begitu baik dan lembut."Sama-sama dan udah tugas saya. Kalau gitu saya permisi dulu ya. Buat obatnya abisin yang kemarin aja. Enggak usah dianter assalamu'alaikum," salam Anggia pada keduanya."Waalaikumsalam warahmatullahi w

DMCA.com Protection Status