Dengan bismillah juga menebalkan muka Naufal mengulas senyum sebelum melangkah ke tempat di mana mereka akan berkumpul. Menggunakan kacamata hitam juga topi yang ingin rasanya ia lepas tapi dilarang oleh sang istri karena katanya penampilannya menjadi tambah keren. Naufal tidak pernah memakai aksesoris selain peci di kepalanya hingga rasanya aneh saat menggunakan barang-barang itu. Pakaian yang ia pakai pun baru kali ini ia gunakan di luar rumah karena selama ini jika di luar laki-laki itu selalu memakai kain sarung dan baju koko."Uh... Suami aku ganteng banget sih," puji Oncom dengan mengaitkan lengannya pada lengan Naufal."Jangan dipuji terus dong Aa nya jadi malu," balas Naufal.Jujur dirinya salting dipuji terus menerus oleh Oncom. Pujian yang keluar dari mulut istrinya terasa berbeda membuatnya berbunga hingga pipinya terasa panas karena malu."Kok malu sih? Neng 'kan jujur Aa emang keliatan beda banget, lebih seger lebih muda dan tambah ganteng. Jadi cinta," balas Oncom denga
Semesta sepertinya sengaja membuatnya semakin terluka yang selalu mempertemukan Firda dengan penyebab luka hatinya. Niatnya ingin menikmati indahnya laut dengan tenang untuk menenangkan pikiran dari patah hati dalam yang membuatnya sempat terpuruk. Namun, nyatanya luka itu seperti ditaburi garam saat mata tidak sengaja melihat kemesraan yang sedang dipertontonkan oleh sekelompok orang di tepian pantai sana. Firda tetap bisa melihat jika laki-laki yang dicintainya ada di sana walau jarak mereka cukup jauh. "Ada dua kemungkinan kenapa aku harus melihat kamu lagi di sini, Fal. Pertama semesta mungkin sengaja mempertemukan kita untuk menambah luka hati agar aku bangkit. Atau yang kedua kemungkinan sebenarnya kita berjodoh hingga kita terus bertemu tanpa sengaja. Tapi aku yakin kemungkinan kedua yang membuat pertemuan ini," gumam Firda dalam kesendiriannya. Setelah semalaman banyak bercerita dan juga mendengar cerita dari Marsih wanita itu merenung di dalam kamar hotel tempatnya menginap
Pengalaman baru didapatkan oleh Naufal saat mereka bermain begitu bebas di atas air. Pantai yang tidak ramai karena masuk ke dalam lahan pribadi hotel membuatnya nyaman dengan pakaian dan kelakuannya saat ini. Para Anak Onta mengajak mereka bermain jetski berpasang-pasangan. Naufal yang belum pernah bertukar dengan Oncom yang menjadi drivernya. Sedangkan Hanif memang sudah beberapa kali bermain jadi dirinya sudah sedikit lihai. "Siap enggak nih?" tanya Oncom dengan sombongnya. Naufal sedikit dagdigdug mendengar istrinya bertanya seperti itu. Ia takut akan jatuh dan Oncom terluka. Bukan Naufal takut air, hanya saja rasanya dibonceng oleh wanita ia tidak bisa."Hukumannya apa dulu kalau kalah?" tanya Hendrik yang paling semangat karena itu permainan kesukaannya."Abisin sepuluh buah air kelapa sama waffle dua tumpuk," saran Gita yang langsung disetujui oleh mereka semua."Mi kalau kita kalah gimana?" tanya Hanif khawatir. Di antara mereka semua Hanif yakin jika dirinya belum seahli m
Menjadi bahan tontonan untuk orang-orang sekitar merupakan hal biasa bagi Oncom dan Gita saat mereka bersama Anak Onta. Perbedaan fisik yang sangat mencolok membuat orang-orang penasaran dan kerap kali bertanya walau dalam hati apa hubungan keduanya dengan para lelaki tampan itu, karena memang mereka tinggal di negara dengan tingkat kekepoan nomor satu di dunia menurut versi keduanya. "Gue punya ide."Oncom sudah menemukan cara bagaimana hukumannya menjadi lebih nikmat. Air kelapa jika hanya diminum langsung rasanya kurang nikmat, jadi mereka memerlukan tambahan perasa agar menjadi lebih segar. "Apaan?" tanya Hendrik curiga. "Kita bikin rujak kelapa pake sirup coco pandan sama lemon," jawab Oncom dengan nada yang mendayu-dayu."Cocok sih panas-panas gini rujak kelapa muda emang paling nikmat," timpal Rian membayangkan minuman segar dari perpaduan air kelapa juga dagingnya ditambah sirup serta perasaan lemon memang sangat menyegarkan."Dih! Lu semua curang! kalau gitu gue yang engg
Matahari semakin naik seiring berputarnya waktu, sinarnya semakin terik menyengat kulit dengan suara dari deburan ombak yang terus bersahutan. Beruntung mereka duduk dikelilingi empat pohon waru yang melindungi teriknya sang surya. Setelah menghabiskan rujak kelapa muda yang menyegarkan dahaga kini saatnya mereka membakar ikan sebagai menu santap siang yang sudah disiapkan. "Ini ikan apa aja banyak amat?" tanya Oncom melihat beberapa ikan besar yang sudah dimarinasi."Ini ikan kuwe, kakap sama gurame. Katanya Neng mau gurame," jawab Hanif menyebutkan satu persatu enam ekor dengan ukuran cukup besar.Mendengar Hanif menyebut istrinya dengan panggilan Neng membuat Naufal sedikit cemburu. Panggilan itu seharusnya khusus untuk dirinya kepada sang istri agar beda dari yang lain, tapi Naufal tidak menyangka jika teman-temannya justru mengikuti. Istrinya memang teramat friendly tanpa mengenal apa itu kata canggung, bahkan pada Hanif sekalipun yang alim menjadi ikut gesrek jika bersama Oncom
semua pasti pernah merasakan yang namanya masa muda. Bagaimana serunya kehidupan pada masa yang akan dirindukan saat tua nanti. Bermain tanpa kenal waktu, bercanda tanpa kenal batas dan bercerita dengan nyaman bersama sahabat. Sayangnya, di dunia ini tidak semua orang mempunyai sahabat dalam hidupnya, terkadang mereka yang kita kenal hanyalah sebatas teman yang tidak memiliki arti sedalam sahabat. Karena seorang sahabat bisa melebihi seorang saudara. Persahabatan yang dibangun oleh Oncom dan teman-temannya bukan satu atau dua tahun, melainkan hampir lima belas tahun. Berkumpul selama tiga tahun, lalu dipisahkan oleh jarak dan waktu yang tidak bisa dihindari saat proses menuju kedewasaan. Maka dari itu mereka sangat menghargai setiap moment pertemuan tanpa adanya alat komunikasi yang akan menggangu waktu mereka semua. Memang sedari awal mereka berteman tidak diperbolehkan mengeluarkan ponsel agar pertemuan lebih bermakna dengan banyak melakukan hal gila dan menyenangkan. Dengan begitu
Setelah seharian berjemur di bawah teriknya matahari kini saatnya mereka kembali ke kamar hotel untuk menyejukkan tubuh. Jam sudah menunjukkan waktu shalat ashar dan mereka harus segera membersihkan diri untuk menjalankan kewajibannya sebagai seorang hamba. Kali ini mereka beribadah di kamar masing-masing dan setelahnya beristirahat sebentar hingga ba'da maghrib nanti. Anak Onta akan kembali ke negaranya masing-masing setelah sholat isya."Mulai sekarang Aa ganti panggilan jadi, Sayang. Bukan Neng lagi. Panggilan Neng tuh harusnya cuma buat Aa kenapa mereka jadi ikut-ikutan sih?" ujar Naufal tiba-tiba sambil memeluk istrinya manja di atas ranjang.Masih ada waktu satu jam kurang sebelum masuk waktu maghrib, Naufal tentu tidak menyia-nyiakan kesempatan itu untuk berkasih mesra dengan istrinya setelah sholat dan sedikit membaca Al- Qur'an. Laki-laki itu kembali cemburu saat mengingat panggilan khusus untuk istrinya dipakai oleh orang lain."Ini ceritanya Aa cemburu lagi?" tanya Oncom ti
Menjalani kehidupan rumah tangga dengan orang yang dicintai dan mencintai kita adalah suatu keindahan yang selalu membuat hati mengucap rasa syukur. Cinta dengan porsi yang pas dan seimbang tanpa berat sebelah adalah kenikmatan yang dijalani oleh Oncom juga Naufal. Wanita itu membalas besarnya cinta sang suami agar rajutan asmara mereka sama tanpa besar sebelah. Walaupun jelas pada awal pernikahan Naufal yang memiliki rasa itu terlebih dahulu sedangkan Oncom hanya mengikuti dengan ucapan rasa syukur karena bisa dicintai oleh laki-laki seperti Naufal yang katanya spek syurga. "Hari minggu Aa ada undangan ke daerah Bogor, Sayang. Nanti Neng ikut ya," ucap Naufal memberitahu istrinya tentang acar yang akan ia hadiri.Setelah pulang bulan madu dari Swiss satu bulan lalu dan dilanjutkan sakit selama empat hari, karena suhu tubuh Naufal yang tidak bersahabat dengan cuaca di sana akhirnya Naufal kembali menerima undangan untuk mengisi ceramah. Hal yang menjadi bahan omongan orang sekitar da