Share

Bab 43

Sudah lewat tengah malam, di kamarnya, Sera yang duduk memeluk lutut di salah satu sudut masih betah memperdengarkan isakan, meski bulir air mata tak lagi turun.

Habis sudah air mata perempuan itu menangisi semua kesedihan yang ada. Tak ada eskpresi di wajah lelahnya. Mata yang bengkak itu menyiratkan kekosongan juga luka yang mendera.

Jelas, kilasan peristiwa beberapa hari lalu menari-nari di pelupuk mata. Lengkap dengan semua makian dan hinaan yang kembali menyayat sanubari.

Hari itu sekitar pukul sepuluh pagi, Sera baru tiba di rumah sang ibu, karena diminta Tina untuk segera pulang. Suatu keadaan yang belum apa-apa sudah membuat ia panik.

Sera diminta duduk oleh Tina yang wajahnya sudah berderai air mata. Tak ada Theo atau Hares yang bisa ditanyai perihal apa yang sudah terjadi, si ibu sempat hanya menangis selama setengah jam, tak mau menjelaskan apa-apa.

Barulah ketika sebuah kotak p

Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status