Proses sidang kasus yang melibatkan Elliot dan Alfredo dimulai. Assa, Mark dan Edmund datang sebagai saksi hari ini. Agenda pengadilan dibuka dengan pembacaan dakwaan yang dilakukan oleh Jaksa penuntut umum. Hanya saja hari ini Alfredo masih belum bisa hadir karena kondisinya. Pria itu dijadwalkan pada sidang berikutnya.Persidangan berlangsung secara terbuka. Masyarakat umum dan wartawan dipersilahkan hadiri mengisi ruang sidang. Assa duduk dengan tenang di kursinya menunggu giliran dipanggil untuk memberikan keterangan pada hakim. Sampai tiba gilirannya, Assa masih tetap tenang.Semua yang hadir mengikuti jalan persidangan dengan baik, meski pengacara Elliot mengajukan keberatan atas dakwaan atas tuntutan Jaksa. Persidangan berjalan dengan sengit. Kedua belah pihak saling memberikan bukti, hanya saja sebagian besar bukti dari pihak Elliot ditolak hakim atau dibantah oleh bukti yang diberikan Jaksa penuntut umum. Sidang selesai pada pukul sebelas siang, Assa segera keluar dari ruan
Sore hari Hanna sudah pulang dari kediaman Alyssa setelah menikmati kue buatannya bersama sahabatnya itu. Salju turun lebih lebat dari kemarin, Alyssa merapatkan pakaian hangatnya. Tangannya turun mengusap perutnya yang sudah terlihat membuncit.Tiba-tiba Alyssa dikagetkan dengan pelukan hangat dari belakangnya, tangan asam melingkari perutnya memberikan kenyamanan dan juga kehangatan sekaligus. Alyssa bisa merasakan hembus nafas Assa di lehernya lalu satu kecupan pun dirasanya kemudian. "Apa yang tengah kau pikirkan Alyssa?" Assa bertanya pada Alyssa dengan suaranya yang terdengar serak.Alyssa mengusap tangan Assa yang berada di atas perutnya kemudian dia berkata. “Tidak ada, aku hanya tengah menikmati sore yang tenang ini.”“Tapi udara di luar sini terlalu dingin untukmu. Aku tidak mau kamu sampai sakit," Assa kemudian melepaskan pelukannya dan membalik tubuh Alyssa hingga menatapnya. “Ayo sebaiknya kamu masuk ke dalam. Aku akan menyalakan perapian untukmu agar kamu merasa lebih h
Ada banyak cara mendefinisikan perasaan Alyssa saat ini, salah satunya adalah dengan membuatkan sarapan untuk Assa. Wanita yang sedang berbadan dua itu yakin bahwa makanan yang dibuatnya mampu menyampaikan perasaan cinta pada Assa. Alyssa membuat sarapan sambil bersenandung riang. Kegiatan yang dilakukan Alyssa mengundang perhatian para asisten rumah tangganya. Sejak kehadiran wanita itu, rumah tempat mereka bekerja terasa lebih berwarna. Selain untuk Assa, Alyssa juga menyiapkan sarapan untuk ayahnya yang hari ini akan kembali ke rumah lamanya. “Apakah ada yang bisa kami bantu?” tanya Diana.“Tidak, kau bisa mengerjakan pekerjaan yang lain Diana.”“Baiklah kalau begitu,” kata Diana kemudian berlalu dari dapur bersama Bertha. Sedangkan Helga pagi-pagi sekali pergi ke kediaman Lucy setelah Assa semalam memberitahunya bahwa pria itu akan menikahi Alyssa dengan segera dan meminta Helga yang mengurus semua itu. Helga menghubungi Lucy memberitahu kabar baik tersebut, keduanya sepakat be
Assa datang lima menit setelah dirinya dibicarakan. Hal tersebut membuat Lusi merasa sangat jengkel sekali dengan Assa. Wanita itu tanpa segan mengomeli Assa yang baru saja datang. “Kau benar-benar terlambat Assa, Alyssa sudah selesai mengukur pakaiannya. Sekarang giliranmu. Ayo cepat! Ibu sudah sangat lapar dan ingin segera makan bersama Alyssa.”“Kalau Ibu sudah lapar, maka Ibu bisa pergi dulu untuk makan siang. Alyssa akan ikut bersamaku kami akan menyusulmu bagaimana itu lebih adil bukan?”“Ibu dan Alyssa berencana akan menjenguk Jeff ke rumah sakit, bagaimanapun pria itu sudah sangat dekat dengan keluarga kita.”Assa mendengung sebal dengan penuturan Lucy. "Ibu tidak perlu repot-repot melakukan hal itu. Aku baru saja mengunjunginya dan dia terlihat baik-baik saja, jadi tidak perlu dikunjungi siapapun lagi.”“Benar-benar kamu ini, dia itu temanmu juga. Keluarga ibu juga,” kata Lucy yang kesal benar dengan Assa. “Sudah sana, sekarang kamu harus mengukur pakaianmu.”“Apa Alyssa suda
Assa membuka matanya yang terasa berat. Pusing masih menderanya. Sejenak Assa terdiam menatap langit-langit kamar yang bukan miliknya. Dia melirik Lena yang lelap dalam dekapannya. Sadar bahwa semalam dirinya telah bercinta dengan Lena, hingga kemudian helaan nafas berat terdengar. Assa mengusap wajahnya dengan tangan. Perlahan dia menyingkirkan Lena yang menindih tangannya. Lena terusik. Dia membuka matanya. “Kau sudah bangun?” tanyanya kemudian. “Lena, kau tahu aku mabuk. Kenapa tidak mencegahku?”“Aku ingin Assa. Anggap saja ini sebagai hadiah terakhir darimu untukku. Aku janji setelah tidak akan memberitahu siapapun atas apa yang kita lewati semalam.”“Aku harap kau bisa menjaga ucapanmu,” Assa turun dari tempat tidur. Dia menuju kamar mandi untuk membersihkan dirinya. Sedangkan Lena di termenung di tempat tidurnya. Semalam dia merasa sangat bahagia karena Assa mendesahkan namanya, namun pagi ini dia harus kembali dihadapkan pada kenyataannya bahwa Assa sudah kembali menjadi mi
Samuel membereskan rumah lamanya. Banyak debu-debu yang menempel pada furnitur rumah. Sudah lama sekali rasanya dia meninggalkan rumah yang dibelinya bersama mendiang istrinya itu. Rumah sederhana dengan dua kamar tidur. Ada banyak kilasan memori di setiap Samuel melihat sekeliling rumahnya. Pria itu menatap pada potret keluarga yang masih terpajang di dinding. Alyssa masih kecil saat foto itu diambil, namun sekarang Samuel harus segera melepaskan Alyssa untuk hidup bersama Assa.Satu ketukan pintu membuat Samuel berhenti memandangi foto itu. Dia membukakan pintu untuk tamunya yang dia sendiri tidak tahu siapa. Ketika pintu terbuka, Samuel kaget melihat Jane yang datang memperlihatkan kotak makanan cepat saji dari restoran ternama.“Aku mendengar kau ada di sini dari Alyssa. Jadi aku datang,” katanya memberi penjelasan pada Samuel tanpa diminta.“Masuklah,” Samuel membuka lebar pintu rumahnya. “Maaf tempatnya masih sangat berantakan.”“Tidak masalah,” balas Jane dia meletakan makanan
Sepulang dari acara makan malam bersama keluarga Mark, Assa membawa Alyssa ke rooftop rumahnya yang disulap menjadi yang sangat indah dengan nuansa romantis yang kental. Di atas kolam renang yang beku taburan kelopak mawar disusun membentuk kalimat Marry Me.Ada meja dengan lilin-lilin menyala. Tak lupa juga bunga-bunga lainnya yang menghiasi tempat tersebut. Alyssa memandang takjub dengan apa-apa yang Assa siapkan untuknya.“Kejutan yang terlambat, seharusnya aku memberikan semua ini ketika memberikan cincin.”“Tidak masalah, aku tetap menyukainya.”Assa menggulung lengan kemejanya. Dia kemudian berkata. “Aku harap ruang di perutmu masih kosong, karena aku akan membuatkan daging panggang untukmu.”“Aku akan rasa porsi makanku menjadi lebih banyak sejak aku hamil,” jelas Alyssa yang berarti dirinya juga memberitahu Assa bahwa dia masih lapar. Bahan makanan daging dan juga aneka saos sudah siap tersaji di meja dekat kolam renang. Bertha dan Diana sudah menyiapkan semua itu sebelumnya
Lain Alyssa, lain pula kisah Hanna. Wanita itu menghela napas lelah, dengan kesal dia keluar dari mobilnya. Melangkah menuju rumah sakit tempat pria brengsek yang sangat menyebalkan itu dirawat. Wajah wanita itu tampak muram sepanjang jalan menuju ruangan tempat pria itu berada. Gerutuan pun tidak lepas dari mulutnya. Kalau saja bukan karena paksaan dari ibunya, dia tidak akan sudi lagi mengunjungi lelaki tidak tahu malu itu. Hanna akan lebih memilih berdiam diri di rumah. Menikmati waktu santainya yang berharga. Entah apa yang sebenarnya ibunya itu pikirkan sampai memaksa Hanna untuk ke sini lagi. Padahal sedari kemarin Hanna sudah berada di sini. Menemani dan merawat lelaki yang tidak disukainya itu. Jika dipikir-pikir Hanna melakukan tindakan yang cukup bodoh, dan ia semakin bodoh karena mau saja kembali kemari hanya karena paksaan dari ibu tercintanya. Anggap saja aku sedang berbaik hati karena merasa kasihan pada Si Sialan itu. gerutu Hanna dalam hati. Tak memakan waktu lama
Kabar kelahiran putra dari Assa Zachary meramaikan media berita dan menjadi trending topic utama di kota London. Bahkan kabar tersebut sampai ke telinga Eliot dan Alfredo yang berada di penjara, dua pria itu meratapi nasibnya yang nelangsa. Mungkin baru terasa Setelah sekian lama berbuat jahat lalu menerima hukuman dari Tuhan. Proses keadilan benar-benar berjalan dengan baik tidak ada satupun yang menyalahi aturan atau melanggar keadilan itu sendiri. Assa juga berhasil mengambil alih perusahaan Edmund sehingga tidak akan berani melakukan apa yang ingin dilakukannya yaitu membantu Eliot bebas dari penjara. Lalu kabar lainnya datang dari Lena, wanita itu berusaha untuk menyakiti dirinya sendiri. Dia melompat dari lantai dua sehingga menyebabkan dirinya keguguran. Walaupun demikian nyawanya masih bisa diselamatkan namun Lena mengalami kelumpuhan total mendengar kabar itu tentu saja membuat Alisha menjadi sedih, meskipun Lena beberapa kali berusaha menghancurkan hidupnya dan juga Assa.
Rumah sakit bersalin Kasih Maria menjadi tempat Alyssa melakukan proses persalinannya. Assa, suaminya memberikan royal room layaknya sebuah hotel berbintang lima. Ruang bersalin itu mempunyai ruang tamu dengan set televisi, lalu juga ada kamar lainnya untuk siapapun yang datang menjenguk. Dibandingkan memikirkan tentang persalinan, Alyssa lebih merasa bahwa dirinya sedang melakukan staycation di sebuah hotel mewah. Segala fasilitas terbaik untuk golongan very very important person siap untuk Alyssa gunakan selama proses persalinan nanti. Sesuai rencana Alyssa akan melakukan persalinan secara normal jika tidak ada kendala, hari ini atau paling lambat besok pagi Alyssa sudah melahirkan. Wanita yang baru pertama kali akan melahirkan itu merasakan was-was yang luar biasa, tapi mertuanya Lucy datang untuk memberikan semangat padanya. Selain Lucy, Alyssa juga kedatangan Belinda beserta Leonidas. Kepada Belinda, Leonidas bercerita bahwa dia sangat ingin melihat bayi dalam kandungan Alyssa
Hanna duduk memandangi bunga-bunga yang mulai bermekaran di halaman rumahnya, dia merenungkan banyak hal terutama hubungannya dengan Jeff selama ini. Hanna berburuk sangka terhadap pria itu. Jeff memang begitu brengsek di matanya, namun ketika Jeff menyelamatkan ibunya dengan segera tanpa memikirkan apapun membuat Hanna berpikir dua kali tentang Jeff. Hanna menemukan sisi baik dari seorang Jeff yang selama ini dianggapnya seperti iblis. Benar memang bahwa manusia tidak selalu baik dan tidak melulu buruk. Berkat bantuan Jeff juga keadaan ibunya sekarang sudah jauh lebih baik. Rumah Sakit mahal itu memberikan pelayanan yang terbaik sesuai dengan jumlah uang yang dikeluarkan. Jika diminta untuk mengembalikan, maka Hana tak akan pernah Sanggup. Margaret ibu kandung Hanna keluar dari dalam rumah dengan membawa sesuatu di tangan kanannya, paper bag berwarna biru muda itu berisi kue yang pagi tadi dibuatnya Margaret kemudian berkata kepada Hana. "Hanna Tolong antarkan ibu bertemu dengan Je
Waktu berlalu begitu cepat, beberapa bulan terlewati sudah. Perasaan lega juga tengah dirasakan keluarga Mark. Mereka hari ini memutuskan untuk pindah rumah ke tempat yang lebih tenang, dimana Leonidas bisa bermain dengan senang. Belinda sudah menyelesaikan segala urusannya dengan sang mantan suami si calon perdana menteri yang gagal, dan Mark perusahaannya sudah tidak terikat apapun lagi dengan perusahaan milik Edmund. Kabar terakhir yang Mark dengar tentang perusahaan itu adalah, beberapa investor menarik saham mereka terkait dengan kasus yang melibatkan kembaran Edmund.Lalu untuk putrinya—Jane wanita itu sekarang menenggelamkan dirinya dengan kesibukan di perusahaan. Mark seringkali cemas melihat keadaan Jane yang sekarang, namun dia tahu bahwa semua itu adalah proses kehidupan yang kelak akan menguatkan Jane. Hal terpenting bagi Mark dan Belinda adalah mereka tetap selalu ada kapanpun Jane membutuhkan mereka. Pelan-pelan wanita itu menata hati dan hidupnya setelah ditinggal pergi
Bali, Indonesia.“Arggggh!!” Alyssa berteriak melepaskan segala penat dan dukanya di tepi pantai yang biru. Mereka benar-benar pergi ke Bali untuk menikmati bulan madunya. Lucy menyiapkan terbaik untuk mereka. Penginapan di Ubud yang hijau dan tenang, namun sore ini mereka tengah berjalan-jalan di pantai terdekat dengan tempat penginapan mereka. Wangi pasir dan angin laut membuat Alyssa merasakan ketenangan yang luar biasa.Jika selama di London dia harus selalu dengan mantelnya, namu di sini Alyssa bisa memamerkan perutnya yang membulat. Hangat matahari yang dirasakannya jauh berbeda dengan hangat matahari di London. Suasana yang baru, tempat yang baru menjadikan Alyssa seperti manusia yang baru lagi. Dia tersenyum memandang Assa.Kaki-kakinya menapaki pasir putih tanpa alas kaki, merasakan tekstur pasir yang lembut dan juga membiarkan ombak menyentuh kakinya, lalu menarik serta pasir ke laut. Sepasang suami istri itu berjalan-jalan sambil bergandengan tangan menyusuri pantai yang s
Hari ini Assa dan juga Alyssa mengantarkan keluarga Satoshi ke bandara. Mereka akan kembali ke Jepang, begitu pula dengan Takeda. Segala hal yang terjadi selama mereka di London adalah sebuah kebahagiaan dan kejutan yang tak pernah mereka duga-duga. Tuan dan Nyonya Fujiwara tak henti mengucapkan terima kasih, dan juga belasungkawa yang tulus pada Alyssa. mereka berpesan pada Assa untuk selalu mendampingi Alyssa. “Jagalah dia dengan baik,” pesan nyonya Fujiwara pada Assa. “Baik, aku akan melakukannya dengan senang hati. Jaga kesehatanmu, lain waktu aku akan datang berkunjung lagi ke Jepang.”“Datanglah kapanpun kau mau,” ungkap tuan Fujiwara yang berada di sisi mereka.Lalu Aoyama dan Sora memeluk Alyssa bergantian. Sora berkata pada Alyssa. “Bibi beritahu aku jika anakmu sudah lahir.”“Tentu saja, aku pasti akan memberitahu. Kalau perlu kau akan dijemput oleh paman Assa untuk datang lagi ke sini.”“Naik Jet milik paman Assa lagi?” tanya Sora jenaka.“Pasti, dia akan menjemputmu.”“H
Telepon Lena semalam rupanya membuat Assa merasa resah. Dia khawatir Lena membocorkan apa yang sudah terjadi antara dirinya dan wanita itu, maka sebelum Alyssa tahu dari mulut Lena hari ini juga Assa berniat member tahu Alyssa. Pria itu keluar dari kamarnya menghampiri Aoyama dan Sora yang tengah bermain di ruang keluarga.Assa bertanya pada mereka. “Apakah kalian melihat bibi Alyssa?”“Bibi Alyssa kedatangan seorang tamu wanita. Dia ada di ruang tamu sekarang,” jawab Aoyama jelas.Assa ingin tahu siapa tamu wanita yang dimaksud oleh Aoyama, maka dia menghampiri. Langkah Assa terhenti ketika melihat orang yang paling dikenalnya menangis tersedu di hadapan Alyssa yang bungkam. Di atas meja ada beberapa lembar foto yang membuatnya tersentak kaget. Itu adalah foto percintaan dirinya dan Lena beberapa minggu yang lalu.“Sialan kau Lena!” Assa berseru sambil berjalan mendekati Lena, namun Alyssa menahan Assa.“Jangan lakukan apapun padanya.”“Alyssa dengarkan aku.”“Aku akan mendengarkanmu
Kematian Samuel menyisakan luka yang begitu dalam, meski Alyssa berusaha merelakan namun kematian itu membuat Alyssa menjadi lebih banyak diam. Terkadang Assa memergoki istrinya itu melamun seorang diri. Sayangnya hari ini Assa tak bisa berlama-lama menemani Alyssa. Dia harus segera menemukan Argo sebelum pria itu kembali bertindak lebih jauh. Assa bahkan meminta keluarga Satoshi untuk tinggal lebih lagi di Mansionnya. Dia tidak hal-hal buruk terjadi pada mereka.Di sinilah sekarang Assa berada. Di markas milik Wolf dan Sam. Mereka akan bergerak mala mini setelah mengetahui lokasi terakhir Argo berada. Pihak kepolisian melacak mereka keberadaan Argo lebih dahulu, tapi Assad an yang lainnya akan mencegat Argo sebelum polisi sampai. Ada Sergio yang sudah siap dengan senjatanya. Beberapa pisau ada di antara kakinya, dua senjata api disiapkan. Walaupun sebenarnya Sergio lebih suka menggunakan senjata tajam untuk menghabisi musuhnya.“Kemungkinan besar polisi akan melewati jalanan ke arah
Jane dipersilahkan masuk untuk melihat jenazah Samuel di kamar mayat setelah proses otopsi selesai. Ada petugas yang menenamaninya, membantu Jane mengeluarkan jenazah tersebut dari lemari pendingin mayat. Tubuh Samuel ditutupi kain putih. Langkah Jane terasa berat ketika mendekatinya, seperti ada ribuan ton batu yang dirantai di kakinya. Begitu berdiri tepat di sisi, kini giliran tangannya yang berat terangkat untuk membuka kain putih itu.Gemetar sudah tangannya, tubuhnya pun seperti tak merasakan apa-apa lagi. Jane tidak langsung membuka kain itu ketika tangannya menyentuh ujungnya. Dia mengatur nafasnya sendiri, berusaha sekuat mungkin untuk melihat apa yang akan dilihatnya. Perlahan, mili demi mili kain itu disingkap Jane dengan tangannya yang gemetar hebat. Begitu wajah Samuel jelas terlihat, maka hanya air mata yang mewakilkan segala kesakitan yang Jane rasakan sekarang. Dia tidak bisa berkata-kata lagi. Bibirnya gemetar, kakinya lunglai, dan Jane menjatuhkan kepalanya di atas t