Assa baru kembali ke rumahnya keesokan harinya. Tanpa memberikan kabar sekalipun pada Alyssa, hal tersebut tentu saja membuat wanita yang tengah berbadan dua itu khawatir, maka begitu Assa datang Alyssa langsung menyerbunya dengan banyak pertanyaan yang berisi segala kekhawatirannya.“Kau dari mana saja? Apa kau baik-baik saja? Aku tidak bisa menghubungi kamu sama sekali? Apa ponselmu kehabisan daya?”Assa tersenyum kecil, dia mengusap sisi kepala Alyssa dengan lembut. “Aku baik-baik saja Alyssa. Kemarin ada sedikit urusan. Apa Hanna tidak memberitahumu?”“Hanna? Dia tidak menghubungiku sama sekali.”Tangan Alyssa diraih Assa untuk digenggam, lalu menuntut wanita itu masuk. “Jeff diculik, dan dia ditembak Argo. Saat itu Hanna bersamanya dan dia masih di rumah sakit menemani Jeff.”“Lalu bagaimana kondisi Jeff?”“Dia akan segera baik-baik saja. Dokter sudah mengoperasinya," jawab Assa, dia kemudian teringat dengan apa yang diperbuatnya pada Argo. "Aku ingin tidur. Ayo! temani aku."“B
Proses sidang kasus yang melibatkan Elliot dan Alfredo dimulai. Assa, Mark dan Edmund datang sebagai saksi hari ini. Agenda pengadilan dibuka dengan pembacaan dakwaan yang dilakukan oleh Jaksa penuntut umum. Hanya saja hari ini Alfredo masih belum bisa hadir karena kondisinya. Pria itu dijadwalkan pada sidang berikutnya.Persidangan berlangsung secara terbuka. Masyarakat umum dan wartawan dipersilahkan hadiri mengisi ruang sidang. Assa duduk dengan tenang di kursinya menunggu giliran dipanggil untuk memberikan keterangan pada hakim. Sampai tiba gilirannya, Assa masih tetap tenang.Semua yang hadir mengikuti jalan persidangan dengan baik, meski pengacara Elliot mengajukan keberatan atas dakwaan atas tuntutan Jaksa. Persidangan berjalan dengan sengit. Kedua belah pihak saling memberikan bukti, hanya saja sebagian besar bukti dari pihak Elliot ditolak hakim atau dibantah oleh bukti yang diberikan Jaksa penuntut umum. Sidang selesai pada pukul sebelas siang, Assa segera keluar dari ruan
Sore hari Hanna sudah pulang dari kediaman Alyssa setelah menikmati kue buatannya bersama sahabatnya itu. Salju turun lebih lebat dari kemarin, Alyssa merapatkan pakaian hangatnya. Tangannya turun mengusap perutnya yang sudah terlihat membuncit.Tiba-tiba Alyssa dikagetkan dengan pelukan hangat dari belakangnya, tangan asam melingkari perutnya memberikan kenyamanan dan juga kehangatan sekaligus. Alyssa bisa merasakan hembus nafas Assa di lehernya lalu satu kecupan pun dirasanya kemudian. "Apa yang tengah kau pikirkan Alyssa?" Assa bertanya pada Alyssa dengan suaranya yang terdengar serak.Alyssa mengusap tangan Assa yang berada di atas perutnya kemudian dia berkata. “Tidak ada, aku hanya tengah menikmati sore yang tenang ini.”“Tapi udara di luar sini terlalu dingin untukmu. Aku tidak mau kamu sampai sakit," Assa kemudian melepaskan pelukannya dan membalik tubuh Alyssa hingga menatapnya. “Ayo sebaiknya kamu masuk ke dalam. Aku akan menyalakan perapian untukmu agar kamu merasa lebih h
Ada banyak cara mendefinisikan perasaan Alyssa saat ini, salah satunya adalah dengan membuatkan sarapan untuk Assa. Wanita yang sedang berbadan dua itu yakin bahwa makanan yang dibuatnya mampu menyampaikan perasaan cinta pada Assa. Alyssa membuat sarapan sambil bersenandung riang. Kegiatan yang dilakukan Alyssa mengundang perhatian para asisten rumah tangganya. Sejak kehadiran wanita itu, rumah tempat mereka bekerja terasa lebih berwarna. Selain untuk Assa, Alyssa juga menyiapkan sarapan untuk ayahnya yang hari ini akan kembali ke rumah lamanya. “Apakah ada yang bisa kami bantu?” tanya Diana.“Tidak, kau bisa mengerjakan pekerjaan yang lain Diana.”“Baiklah kalau begitu,” kata Diana kemudian berlalu dari dapur bersama Bertha. Sedangkan Helga pagi-pagi sekali pergi ke kediaman Lucy setelah Assa semalam memberitahunya bahwa pria itu akan menikahi Alyssa dengan segera dan meminta Helga yang mengurus semua itu. Helga menghubungi Lucy memberitahu kabar baik tersebut, keduanya sepakat be
Assa datang lima menit setelah dirinya dibicarakan. Hal tersebut membuat Lusi merasa sangat jengkel sekali dengan Assa. Wanita itu tanpa segan mengomeli Assa yang baru saja datang. “Kau benar-benar terlambat Assa, Alyssa sudah selesai mengukur pakaiannya. Sekarang giliranmu. Ayo cepat! Ibu sudah sangat lapar dan ingin segera makan bersama Alyssa.”“Kalau Ibu sudah lapar, maka Ibu bisa pergi dulu untuk makan siang. Alyssa akan ikut bersamaku kami akan menyusulmu bagaimana itu lebih adil bukan?”“Ibu dan Alyssa berencana akan menjenguk Jeff ke rumah sakit, bagaimanapun pria itu sudah sangat dekat dengan keluarga kita.”Assa mendengung sebal dengan penuturan Lucy. "Ibu tidak perlu repot-repot melakukan hal itu. Aku baru saja mengunjunginya dan dia terlihat baik-baik saja, jadi tidak perlu dikunjungi siapapun lagi.”“Benar-benar kamu ini, dia itu temanmu juga. Keluarga ibu juga,” kata Lucy yang kesal benar dengan Assa. “Sudah sana, sekarang kamu harus mengukur pakaianmu.”“Apa Alyssa suda
Assa membuka matanya yang terasa berat. Pusing masih menderanya. Sejenak Assa terdiam menatap langit-langit kamar yang bukan miliknya. Dia melirik Lena yang lelap dalam dekapannya. Sadar bahwa semalam dirinya telah bercinta dengan Lena, hingga kemudian helaan nafas berat terdengar. Assa mengusap wajahnya dengan tangan. Perlahan dia menyingkirkan Lena yang menindih tangannya. Lena terusik. Dia membuka matanya. “Kau sudah bangun?” tanyanya kemudian. “Lena, kau tahu aku mabuk. Kenapa tidak mencegahku?”“Aku ingin Assa. Anggap saja ini sebagai hadiah terakhir darimu untukku. Aku janji setelah tidak akan memberitahu siapapun atas apa yang kita lewati semalam.”“Aku harap kau bisa menjaga ucapanmu,” Assa turun dari tempat tidur. Dia menuju kamar mandi untuk membersihkan dirinya. Sedangkan Lena di termenung di tempat tidurnya. Semalam dia merasa sangat bahagia karena Assa mendesahkan namanya, namun pagi ini dia harus kembali dihadapkan pada kenyataannya bahwa Assa sudah kembali menjadi mi
Samuel membereskan rumah lamanya. Banyak debu-debu yang menempel pada furnitur rumah. Sudah lama sekali rasanya dia meninggalkan rumah yang dibelinya bersama mendiang istrinya itu. Rumah sederhana dengan dua kamar tidur. Ada banyak kilasan memori di setiap Samuel melihat sekeliling rumahnya. Pria itu menatap pada potret keluarga yang masih terpajang di dinding. Alyssa masih kecil saat foto itu diambil, namun sekarang Samuel harus segera melepaskan Alyssa untuk hidup bersama Assa.Satu ketukan pintu membuat Samuel berhenti memandangi foto itu. Dia membukakan pintu untuk tamunya yang dia sendiri tidak tahu siapa. Ketika pintu terbuka, Samuel kaget melihat Jane yang datang memperlihatkan kotak makanan cepat saji dari restoran ternama.“Aku mendengar kau ada di sini dari Alyssa. Jadi aku datang,” katanya memberi penjelasan pada Samuel tanpa diminta.“Masuklah,” Samuel membuka lebar pintu rumahnya. “Maaf tempatnya masih sangat berantakan.”“Tidak masalah,” balas Jane dia meletakan makanan
Sepulang dari acara makan malam bersama keluarga Mark, Assa membawa Alyssa ke rooftop rumahnya yang disulap menjadi yang sangat indah dengan nuansa romantis yang kental. Di atas kolam renang yang beku taburan kelopak mawar disusun membentuk kalimat Marry Me.Ada meja dengan lilin-lilin menyala. Tak lupa juga bunga-bunga lainnya yang menghiasi tempat tersebut. Alyssa memandang takjub dengan apa-apa yang Assa siapkan untuknya.“Kejutan yang terlambat, seharusnya aku memberikan semua ini ketika memberikan cincin.”“Tidak masalah, aku tetap menyukainya.”Assa menggulung lengan kemejanya. Dia kemudian berkata. “Aku harap ruang di perutmu masih kosong, karena aku akan membuatkan daging panggang untukmu.”“Aku akan rasa porsi makanku menjadi lebih banyak sejak aku hamil,” jelas Alyssa yang berarti dirinya juga memberitahu Assa bahwa dia masih lapar. Bahan makanan daging dan juga aneka saos sudah siap tersaji di meja dekat kolam renang. Bertha dan Diana sudah menyiapkan semua itu sebelumnya