Beranda / Romansa / On CEO's Bed / 115. Lebih Dari Indah

Share

115. Lebih Dari Indah

Penulis: Yellowflies
last update Terakhir Diperbarui: 2023-09-05 19:16:53

Sepulang dari acara makan malam bersama keluarga Mark, Assa membawa Alyssa ke rooftop rumahnya yang disulap menjadi yang sangat indah dengan nuansa romantis yang kental. Di atas kolam renang yang beku taburan kelopak mawar disusun membentuk kalimat Marry Me.

Ada meja dengan lilin-lilin menyala. Tak lupa juga bunga-bunga lainnya yang menghiasi tempat tersebut. Alyssa memandang takjub dengan apa-apa yang Assa siapkan untuknya.

“Kejutan yang terlambat, seharusnya aku memberikan semua ini ketika memberikan cincin.”

“Tidak masalah, aku tetap menyukainya.”

Assa menggulung lengan kemejanya. Dia kemudian berkata. “Aku harap ruang di perutmu masih kosong, karena aku akan membuatkan daging panggang untukmu.”

“Aku akan rasa porsi makanku menjadi lebih banyak sejak aku hamil,” jelas Alyssa yang berarti dirinya juga memberitahu Assa bahwa dia masih lapar.

Bahan makanan daging dan juga aneka saos sudah siap tersaji di meja dekat kolam renang. Bertha dan Diana sudah menyiapkan semua itu sebelumnya
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

  • On CEO's Bed   116. Kekesalan Hanna

    Lain Alyssa, lain pula kisah Hanna. Wanita itu menghela napas lelah, dengan kesal dia keluar dari mobilnya. Melangkah menuju rumah sakit tempat pria brengsek yang sangat menyebalkan itu dirawat. Wajah wanita itu tampak muram sepanjang jalan menuju ruangan tempat pria itu berada. Gerutuan pun tidak lepas dari mulutnya. Kalau saja bukan karena paksaan dari ibunya, dia tidak akan sudi lagi mengunjungi lelaki tidak tahu malu itu. Hanna akan lebih memilih berdiam diri di rumah. Menikmati waktu santainya yang berharga. Entah apa yang sebenarnya ibunya itu pikirkan sampai memaksa Hanna untuk ke sini lagi. Padahal sedari kemarin Hanna sudah berada di sini. Menemani dan merawat lelaki yang tidak disukainya itu. Jika dipikir-pikir Hanna melakukan tindakan yang cukup bodoh, dan ia semakin bodoh karena mau saja kembali kemari hanya karena paksaan dari ibu tercintanya. Anggap saja aku sedang berbaik hati karena merasa kasihan pada Si Sialan itu. gerutu Hanna dalam hati. Tak memakan waktu lama

    Terakhir Diperbarui : 2023-09-05
  • On CEO's Bed   117. Masih Tentang Hanna dan Jeff

    Tidak tahan lagi dengan apa yang ibu dan Jeff lakukan, Hanna mendekat pada ibunya. Ia menarik paksa tangannya. Membawanya ke arah pintu. Margaret yang terkejut tentu saja tidak terima dengan kelakuan anaknya itu. Dia tetap mencoba bertahan di sana. Masih ingin mengobrol dengan Jeff. Ingin mengetahui lebih banyak tentang lelaki yang menjadi pacar anaknya. “Hanna, apa yang kau lakukan. Ibu sedang berbicara dengan Jeff!” sentak Margaret kesal. Hanna tersenyum terpaksa. Ia menahan amarah dan rasa jengkelnya agar tidak dilampiaskan pada ibunya. Tarikannya benar-benar kuat sampai Margaret kesulitan untuk melepaskannya. “Ibu, Jeff sudah waktunya untuk beristirahat. Jika Ibu mengajaknya berbincang, dia tidak akan bisa beristirahat,” kata Hanna penuh tekanan. Jeff yang juga mendengar perkataannya menimpali. “Aku tidak masalah dengan itu, aku masih bisa berbincang dengan Ibu.” Hanna langsung memberikan Jeff tatapan super tajamnya. Aura permusuhan yang begitu kental. Membuat Jeff langsung m

    Terakhir Diperbarui : 2023-09-05
  • On CEO's Bed   118. Kesaksian Leonidas

    Hari yang ditunggu-tunggu telah tiba. Mengenakan gaun formal sederhana berwarna biru tua dengan renda di kerah, Alyssa berdiri di hadapan gedung pengadilan untuk warga sipil London. Gedung bergaya arsitektur barok dengan pilar-pilar kelabu yang diukir itu akan menjadi saksi penyelesaian kasus yang selama ini menghantui Leonidas. Anak malang ini akan mendapatkan keadilan. Alyssa tak datang sendiri. Bersama Mark dan Belinda, ia menemani Leonidas untuk mendapatkan keadilan. Meskipun ia bukan saudara atau orang tua Leonidas, rasa sayangnya pada anak malang tersebut membuatnya rela mengikuti seluruh rangkaian penyelidikan kasus Leonidas. Ia ingin Leonidas mendapatkan haknya. Ingin orang biadab yang sudah membuat Leonidas jadi seperti ini mendapatkan hukuman seberat-beratnya. Leonidas sendiri berdiri di samping Alyssa dengan takut. Tangan kecilnya melingkar di lengan wanita yang tengah mengandung itu untuk menenangkan dirinya. Ada banyak orang berlalu-lalang di sekitarnya. Beberapa di ant

    Terakhir Diperbarui : 2023-09-05
  • On CEO's Bed   119. Sidang Yang Kacau

    Pengadilan benar-benar ricuh. Seperti kata sang psikolog anak, kekacauan tak hanya di dalam aula utama, tapi juga di koridor bahkan di halaman depan gedungPara penonton sidang kini tak hanya marah pada Elliot, tapi juga pada hakim yang memimpin sidang. Mereka tidak terima sang hakim menunda persidangan itu. Mereka berniat tidak akan pulang sampai sang hakim mau melanjutkan persidangan.Mark sendiri terjebak di dalam aula. Ia tak bisa melewati kerumunan massa yang semakin brutal seiring berjalannya waktu. Ia mendapat kabar dari istrinya terkait Alyssa yang kurang enak badan, tapi tidak bisa segera keluar menjemput mereka.Karena khawatir dengan kondisi Alyssa, Mark pun menelepon Assa untuk menjemput pasangannya yang tengah mengandung itu. “Assa, apa kau sibuk sekarang?” tanyanya begitu telepon tersambung.Jawab Assa dari seberang telepon, “Mark! Tidak. Aku tidak sibuk sekarang. Bagaimana persidangannya? Apa berjalan lancar?”“Benar-benar kacau. Semua orang nyaris menghajar Elliot. Per

    Terakhir Diperbarui : 2023-09-05
  • On CEO's Bed   120. Terlalu Lelah

    Sidang yang sempat dijeda karena kerusuhan sebelumnya, dan juga dipotong waktu istirahat kini dilanjutkan lagi. Hakim, Jaksa, Pengacara dan juga tersangka kembali duduk di tempat mereka masing-masing. Jaksa penutur sudah siap dengan pertanyaan selanjutnya yang masih melibatkan Leonidas. Anak itu masih bersama Alyssa di ruang tersembunyi.“Sidang dilanjutkan! Jaksa silahkan melanjutkan pertanyaan Anda,” kata hakim ketua majelis mempersilahkan jaksa penuntut melanjutkan.“Terima kasih yang Mulia,” ujar Jaksa. Dia kemudian kembali terhubung dengan kamera dan layar di mana dia bisa melihat Leonidas. “Halo Leonidas! Kau sudah siap untuk pertanyaan selanjutnya?”Leonidas terlihat mengangguk di layar besar itu.“Baiklah, apakah kau tahu wajah paman itu?”Leonidas mengangguk.“Kau bisa menyebutkan ciri-cirinya?”Sejenak Leonidas terdiam, lalu menjawab. “Matanya biru,” katanya, meski hanya sebuah jawaban yang singkat namun itu cukup memberikan kejelasan sebab, warna mata Elliot memang biru. “

    Terakhir Diperbarui : 2023-09-05
  • On CEO's Bed   121. Permintaan Maaf

    “Hanna?” Hanna tersenyum malas dan menatap Alyssa dengan tatapan melas. Ia lalu merentangkan tangannya meminta pelukan. Alyssa yang masih agak terkejut dengan kedatangan sahabatnya itu hanya menghela, sebelum kemudian dia ikut merentangkan tangan membalas permintaan Hanna. “Ada apa? Sepertinya mood mu buruk,” kata Alyssa saat ia dan Hanna sudah berpelukan beberapa detik. Hanna yang mendengar pertanyaan itu bergumam malas. Mengeratkan pelukannya dan memejamkan mata sejenak sebelum menjawabnya. “Suasana hatiku memang sangat buruk, buruk sekali,” keluhnya agak manja. “Alyssa.. aku sangat jengkel sekali.” Alyssa mengangkat kedua alisnya samar. Ia lalu menguraikan pelukan mereka. Wajah sahabatnya itu tertekuk seperti kertas. Benar-benar tidak enak untuk dilihat. “Ayo masuk dulu. Kita bicarakan di dalam!” ajak Alyssa kemudian. Hanna mengangguk. Lalu keduanya berjalan ke ruang tamu. Alyssa meminta Diana dan Bertha untuk membuatkan minum dan camilan. Yang langsung dituruti oleh keduanya.

    Terakhir Diperbarui : 2023-09-05
  • On CEO's Bed   122. Dibalik Rasa

    Sejak Hanna datang menghampirinya, Jeff bagai kincir angin yang tak henti-hentinya mengeliling kamar tempatnya dirawat. Botol infus masih tersambung ke pembuluh darahnya, tapi ia mondar-mandir gelisah memikirkan apa yang harus ia lakukan agar Hanna tak lagi marah padanya.“Apa yang harus aku lakukan?” gumamnya pada diri sendiri.Wolf dan Sam yang melihat teman mereka seperti itu hanya bisa menggelengkan kepala.Mau bagaimana lagi. Semua ini memang salah Jeff. Pria itu terlalu banyak bermain dengan wanita dan inilah saatnya ia mendapatkan karma. Gadis asing seperti perawat yang tak dikenalnya bahkan berani ia cium. Sungguh kelakuan pria murahan.Melihat kue yang rusak teronggok di ats lantai rumah sakit membuat Wolf dan Sam tak mampu menahan tawa. Diam-diam, mereka bertepuk tangan pada Hanna yang berani melempar kue ke wajah Jeff.Jeff kemudian menghentikan langkahnya untuk menoleh ke arah para mengawal Assa yang gagal menutup mulut mereka. Pria itu menatap sinis kedua temannya dan ber

    Terakhir Diperbarui : 2023-09-05
  • On CEO's Bed   123. Bersama Alyssa

    Mendekati hari pernikahan putrinya membuat Samuel merasa gugup sebagai seorang ayah. Sudah beberapa hari ini dia menempati rumah lamanya. Alyssa memberikannya izin, namu ketika hari pernikahannya tinggal hitungan satu atau dua hari, Alyssa memintanya untuk tinggal sementara lagi di Mansion sampai Natal tiba. Sebab Alyssa benar-benar ingin menikmati merayakan Natal secara itu bersama ayahnya. Namun sebelum hari itu tiba Samuel ingin mengajak Alyssa pergi jalan-jalan hanya berdua dengannya saja.Atas persetujuan Assa, pria itu datang dengan membawa mobil lamanya. Dia menjemput Alyssa di Mansion. Alyssa langsung keluar dari Mansion dengan mantel hangatnya, lalu masuk ke mobil Samuel. Duduk di sisinya. “Ayah akan membawaku kemana?”“Kejutan, apa Assa sudah pergi ke kantornya?”“Sudah. Dia bilang ayah akan datang untuk membawaku jalan-jalan, jadi dia memintaku bersiap-siap,” terang Alyssa pada ayahnya itu.Perlahan mobil Samuel bergerak meninggalkan Mansion. Jalanan Hempstead terlihat puti

    Terakhir Diperbarui : 2023-09-05

Bab terbaru

  • On CEO's Bed   147. Ending

    Kabar kelahiran putra dari Assa Zachary meramaikan media berita dan menjadi trending topic utama di kota London. Bahkan kabar tersebut sampai ke telinga Eliot dan Alfredo yang berada di penjara, dua pria itu meratapi nasibnya yang nelangsa. Mungkin baru terasa Setelah sekian lama berbuat jahat lalu menerima hukuman dari Tuhan. Proses keadilan benar-benar berjalan dengan baik tidak ada satupun yang menyalahi aturan atau melanggar keadilan itu sendiri. Assa juga berhasil mengambil alih perusahaan Edmund sehingga tidak akan berani melakukan apa yang ingin dilakukannya yaitu membantu Eliot bebas dari penjara. Lalu kabar lainnya datang dari Lena, wanita itu berusaha untuk menyakiti dirinya sendiri. Dia melompat dari lantai dua sehingga menyebabkan dirinya keguguran. Walaupun demikian nyawanya masih bisa diselamatkan namun Lena mengalami kelumpuhan total mendengar kabar itu tentu saja membuat Alisha menjadi sedih, meskipun Lena beberapa kali berusaha menghancurkan hidupnya dan juga Assa.

  • On CEO's Bed   146. Kelahiran Sang Pewaris

    Rumah sakit bersalin Kasih Maria menjadi tempat Alyssa melakukan proses persalinannya. Assa, suaminya memberikan royal room layaknya sebuah hotel berbintang lima. Ruang bersalin itu mempunyai ruang tamu dengan set televisi, lalu juga ada kamar lainnya untuk siapapun yang datang menjenguk. Dibandingkan memikirkan tentang persalinan, Alyssa lebih merasa bahwa dirinya sedang melakukan staycation di sebuah hotel mewah. Segala fasilitas terbaik untuk golongan very very important person siap untuk Alyssa gunakan selama proses persalinan nanti. Sesuai rencana Alyssa akan melakukan persalinan secara normal jika tidak ada kendala, hari ini atau paling lambat besok pagi Alyssa sudah melahirkan. Wanita yang baru pertama kali akan melahirkan itu merasakan was-was yang luar biasa, tapi mertuanya Lucy datang untuk memberikan semangat padanya. Selain Lucy, Alyssa juga kedatangan Belinda beserta Leonidas. Kepada Belinda, Leonidas bercerita bahwa dia sangat ingin melihat bayi dalam kandungan Alyssa

  • On CEO's Bed   145. Kisah Jeff dan Hanna

    Hanna duduk memandangi bunga-bunga yang mulai bermekaran di halaman rumahnya, dia merenungkan banyak hal terutama hubungannya dengan Jeff selama ini. Hanna berburuk sangka terhadap pria itu. Jeff memang begitu brengsek di matanya, namun ketika Jeff menyelamatkan ibunya dengan segera tanpa memikirkan apapun membuat Hanna berpikir dua kali tentang Jeff. Hanna menemukan sisi baik dari seorang Jeff yang selama ini dianggapnya seperti iblis. Benar memang bahwa manusia tidak selalu baik dan tidak melulu buruk. Berkat bantuan Jeff juga keadaan ibunya sekarang sudah jauh lebih baik. Rumah Sakit mahal itu memberikan pelayanan yang terbaik sesuai dengan jumlah uang yang dikeluarkan. Jika diminta untuk mengembalikan, maka Hana tak akan pernah Sanggup. Margaret ibu kandung Hanna keluar dari dalam rumah dengan membawa sesuatu di tangan kanannya, paper bag berwarna biru muda itu berisi kue yang pagi tadi dibuatnya Margaret kemudian berkata kepada Hana. "Hanna Tolong antarkan ibu bertemu dengan Je

  • On CEO's Bed   144. Keluarga Mark

    Waktu berlalu begitu cepat, beberapa bulan terlewati sudah. Perasaan lega juga tengah dirasakan keluarga Mark. Mereka hari ini memutuskan untuk pindah rumah ke tempat yang lebih tenang, dimana Leonidas bisa bermain dengan senang. Belinda sudah menyelesaikan segala urusannya dengan sang mantan suami si calon perdana menteri yang gagal, dan Mark perusahaannya sudah tidak terikat apapun lagi dengan perusahaan milik Edmund. Kabar terakhir yang Mark dengar tentang perusahaan itu adalah, beberapa investor menarik saham mereka terkait dengan kasus yang melibatkan kembaran Edmund.Lalu untuk putrinya—Jane wanita itu sekarang menenggelamkan dirinya dengan kesibukan di perusahaan. Mark seringkali cemas melihat keadaan Jane yang sekarang, namun dia tahu bahwa semua itu adalah proses kehidupan yang kelak akan menguatkan Jane. Hal terpenting bagi Mark dan Belinda adalah mereka tetap selalu ada kapanpun Jane membutuhkan mereka. Pelan-pelan wanita itu menata hati dan hidupnya setelah ditinggal pergi

  • On CEO's Bed   143. Bulan Madu

    Bali, Indonesia.“Arggggh!!” Alyssa berteriak melepaskan segala penat dan dukanya di tepi pantai yang biru. Mereka benar-benar pergi ke Bali untuk menikmati bulan madunya. Lucy menyiapkan terbaik untuk mereka. Penginapan di Ubud yang hijau dan tenang, namun sore ini mereka tengah berjalan-jalan di pantai terdekat dengan tempat penginapan mereka. Wangi pasir dan angin laut membuat Alyssa merasakan ketenangan yang luar biasa.Jika selama di London dia harus selalu dengan mantelnya, namu di sini Alyssa bisa memamerkan perutnya yang membulat. Hangat matahari yang dirasakannya jauh berbeda dengan hangat matahari di London. Suasana yang baru, tempat yang baru menjadikan Alyssa seperti manusia yang baru lagi. Dia tersenyum memandang Assa.Kaki-kakinya menapaki pasir putih tanpa alas kaki, merasakan tekstur pasir yang lembut dan juga membiarkan ombak menyentuh kakinya, lalu menarik serta pasir ke laut. Sepasang suami istri itu berjalan-jalan sambil bergandengan tangan menyusuri pantai yang s

  • On CEO's Bed   142. Semua Hal Berlalu

    Hari ini Assa dan juga Alyssa mengantarkan keluarga Satoshi ke bandara. Mereka akan kembali ke Jepang, begitu pula dengan Takeda. Segala hal yang terjadi selama mereka di London adalah sebuah kebahagiaan dan kejutan yang tak pernah mereka duga-duga. Tuan dan Nyonya Fujiwara tak henti mengucapkan terima kasih, dan juga belasungkawa yang tulus pada Alyssa. mereka berpesan pada Assa untuk selalu mendampingi Alyssa. “Jagalah dia dengan baik,” pesan nyonya Fujiwara pada Assa. “Baik, aku akan melakukannya dengan senang hati. Jaga kesehatanmu, lain waktu aku akan datang berkunjung lagi ke Jepang.”“Datanglah kapanpun kau mau,” ungkap tuan Fujiwara yang berada di sisi mereka.Lalu Aoyama dan Sora memeluk Alyssa bergantian. Sora berkata pada Alyssa. “Bibi beritahu aku jika anakmu sudah lahir.”“Tentu saja, aku pasti akan memberitahu. Kalau perlu kau akan dijemput oleh paman Assa untuk datang lagi ke sini.”“Naik Jet milik paman Assa lagi?” tanya Sora jenaka.“Pasti, dia akan menjemputmu.”“H

  • On CEO's Bed   141. Kejutan Luar Biasa

    Telepon Lena semalam rupanya membuat Assa merasa resah. Dia khawatir Lena membocorkan apa yang sudah terjadi antara dirinya dan wanita itu, maka sebelum Alyssa tahu dari mulut Lena hari ini juga Assa berniat member tahu Alyssa. Pria itu keluar dari kamarnya menghampiri Aoyama dan Sora yang tengah bermain di ruang keluarga.Assa bertanya pada mereka. “Apakah kalian melihat bibi Alyssa?”“Bibi Alyssa kedatangan seorang tamu wanita. Dia ada di ruang tamu sekarang,” jawab Aoyama jelas.Assa ingin tahu siapa tamu wanita yang dimaksud oleh Aoyama, maka dia menghampiri. Langkah Assa terhenti ketika melihat orang yang paling dikenalnya menangis tersedu di hadapan Alyssa yang bungkam. Di atas meja ada beberapa lembar foto yang membuatnya tersentak kaget. Itu adalah foto percintaan dirinya dan Lena beberapa minggu yang lalu.“Sialan kau Lena!” Assa berseru sambil berjalan mendekati Lena, namun Alyssa menahan Assa.“Jangan lakukan apapun padanya.”“Alyssa dengarkan aku.”“Aku akan mendengarkanmu

  • On CEO's Bed   140. Membalas Luka

    Kematian Samuel menyisakan luka yang begitu dalam, meski Alyssa berusaha merelakan namun kematian itu membuat Alyssa menjadi lebih banyak diam. Terkadang Assa memergoki istrinya itu melamun seorang diri. Sayangnya hari ini Assa tak bisa berlama-lama menemani Alyssa. Dia harus segera menemukan Argo sebelum pria itu kembali bertindak lebih jauh. Assa bahkan meminta keluarga Satoshi untuk tinggal lebih lagi di Mansionnya. Dia tidak hal-hal buruk terjadi pada mereka.Di sinilah sekarang Assa berada. Di markas milik Wolf dan Sam. Mereka akan bergerak mala mini setelah mengetahui lokasi terakhir Argo berada. Pihak kepolisian melacak mereka keberadaan Argo lebih dahulu, tapi Assad an yang lainnya akan mencegat Argo sebelum polisi sampai. Ada Sergio yang sudah siap dengan senjatanya. Beberapa pisau ada di antara kakinya, dua senjata api disiapkan. Walaupun sebenarnya Sergio lebih suka menggunakan senjata tajam untuk menghabisi musuhnya.“Kemungkinan besar polisi akan melewati jalanan ke arah

  • On CEO's Bed   139. Luka Tanpa Kata

    Jane dipersilahkan masuk untuk melihat jenazah Samuel di kamar mayat setelah proses otopsi selesai. Ada petugas yang menenamaninya, membantu Jane mengeluarkan jenazah tersebut dari lemari pendingin mayat. Tubuh Samuel ditutupi kain putih. Langkah Jane terasa berat ketika mendekatinya, seperti ada ribuan ton batu yang dirantai di kakinya. Begitu berdiri tepat di sisi, kini giliran tangannya yang berat terangkat untuk membuka kain putih itu.Gemetar sudah tangannya, tubuhnya pun seperti tak merasakan apa-apa lagi. Jane tidak langsung membuka kain itu ketika tangannya menyentuh ujungnya. Dia mengatur nafasnya sendiri, berusaha sekuat mungkin untuk melihat apa yang akan dilihatnya. Perlahan, mili demi mili kain itu disingkap Jane dengan tangannya yang gemetar hebat. Begitu wajah Samuel jelas terlihat, maka hanya air mata yang mewakilkan segala kesakitan yang Jane rasakan sekarang. Dia tidak bisa berkata-kata lagi. Bibirnya gemetar, kakinya lunglai, dan Jane menjatuhkan kepalanya di atas t

DMCA.com Protection Status