Jeff selepas pulang dari rumah sakit melarikan dirinya ke sebuah klub yang sering didatanginya bersama Argo dahulu. Ketika Jeff mabuk berat, maka Argo akan menjaga Jeff dan mengantar pria itu pulang sampai dengan selamat. Argo selama ini cenderung menjadi seorang penjaga bagi Jeff. Apa yang terjadi jelas banyak mengusik hati dan pikiran Jeff. Jeff duduk di meja bar sambil memperhatikan bartender yang membuat minuman untuk para pelanggannya. Beberapa bartender dikenal baik oleh Jeff bahkan salah satu dari mereka bertanya kepada. "Saya mendengar berita tentang Argo. Meskipun tidak begitu dekat, tapi itu cukup menguras emosi saya apa kau baik-baik saja”“Hanya kecewa, tapi hidup memang selalu seperti itu bukan? Ada kecewa dan bahagia.”Bartender tersebut tertawa renyah. “Ini seperti bukan dirimu. Terlalu bijak,” katanya kemudian meragukan Jeff yang mendadak jadi bijaksana itu.Jeff tertawa mendengar penuturan baru tender bernama Bernaus itu. “Sepertinya gelar brengsek memang lebih cocok
Ketika Jeff tidak bisa dihubungi untuk pertama kalinya asal langsung merasa ada hal yang aneh. Sampai kemudian dia berusaha menghubungi Jeff lagi namun hasilnya tetap sama pria itu tidak bisa dihubungi. Asa kemudian memerintahkan Wolf dan Sam untuk menyelidiki apa yang terjadi pada Jeff sebab hingga siang hari ini ponselnya masih tidak aktif. Jelas saja asam menjadi curiga sebab itu bukanlah kebiasaan dari Jeff. Memastikan kondisinya dengan benar-benar Asa bahkan sampai datang ke apartemen Jeff, namun begitu sampai di depan pintu dan menekan belnya tak pernah ada satu orang pun yang membukakan pintu untuknya. Sampai akhirnya Assa bertanya pada bagian resepsionis dan juga security apartemen tempat tinggal Jeff, mereka mengatakan bahwa Jeff keluar pada pukul sebelas malam dan tidak melihat Jeff kembali ke apartemen. Asa kemudian meminta tolong pada pihak apartemen untuk memeriksa kamera pengawas. Semalam Jeff benar-benar tidak kembali setelah dia keluar. Kecurigaan Assa kian menjadi k
Jeff hanya perlu mengulur waktu sampai bantuan datang, itulah sebabnya dia mengajukan pertanyaan konyol pada mereka tentang makan siang. Pertanyaan yang sampai membuat Hanna menepuk jidat. Lebih konyol lagi ketika salah satu dari mereka menjawab pertanyaan Jeff.“Hanya mereka yang sudah, saya belum,” jawab pria yang menodongkan senjata pada Jeff.“Apa kau mau makan siang dulu? Kalau mau silahkan, kita akan melanjutkan perkelahian setelah makan siang.”“Ide yang bagus.”Teman pria itu berkata. “Benarkah kau belum makan? Seingatku kau sudah makan kentang goreng dan juga sepotong Pizza.”“Kau pikir makan sepotong bisa kenyang? Apakah kau menghabiskan semua jatah makan siangku?”Hanna jadi semakin heran dengan situasinya sekarang. Bagaimana mungkin pria-pria yang semula terlihat seram itu berubah menjadi sangat konyol ketika berdebat tentang makanan. Rasanya dia mau gila berada di antara mereka. Namun kesempatan itu dimanfaatkan dengan baik oleh Jeff.Mereka lengah hingga Jeff dengan muda
Assa baru kembali ke rumahnya keesokan harinya. Tanpa memberikan kabar sekalipun pada Alyssa, hal tersebut tentu saja membuat wanita yang tengah berbadan dua itu khawatir, maka begitu Assa datang Alyssa langsung menyerbunya dengan banyak pertanyaan yang berisi segala kekhawatirannya.“Kau dari mana saja? Apa kau baik-baik saja? Aku tidak bisa menghubungi kamu sama sekali? Apa ponselmu kehabisan daya?”Assa tersenyum kecil, dia mengusap sisi kepala Alyssa dengan lembut. “Aku baik-baik saja Alyssa. Kemarin ada sedikit urusan. Apa Hanna tidak memberitahumu?”“Hanna? Dia tidak menghubungiku sama sekali.”Tangan Alyssa diraih Assa untuk digenggam, lalu menuntut wanita itu masuk. “Jeff diculik, dan dia ditembak Argo. Saat itu Hanna bersamanya dan dia masih di rumah sakit menemani Jeff.”“Lalu bagaimana kondisi Jeff?”“Dia akan segera baik-baik saja. Dokter sudah mengoperasinya," jawab Assa, dia kemudian teringat dengan apa yang diperbuatnya pada Argo. "Aku ingin tidur. Ayo! temani aku."“B
Proses sidang kasus yang melibatkan Elliot dan Alfredo dimulai. Assa, Mark dan Edmund datang sebagai saksi hari ini. Agenda pengadilan dibuka dengan pembacaan dakwaan yang dilakukan oleh Jaksa penuntut umum. Hanya saja hari ini Alfredo masih belum bisa hadir karena kondisinya. Pria itu dijadwalkan pada sidang berikutnya.Persidangan berlangsung secara terbuka. Masyarakat umum dan wartawan dipersilahkan hadiri mengisi ruang sidang. Assa duduk dengan tenang di kursinya menunggu giliran dipanggil untuk memberikan keterangan pada hakim. Sampai tiba gilirannya, Assa masih tetap tenang.Semua yang hadir mengikuti jalan persidangan dengan baik, meski pengacara Elliot mengajukan keberatan atas dakwaan atas tuntutan Jaksa. Persidangan berjalan dengan sengit. Kedua belah pihak saling memberikan bukti, hanya saja sebagian besar bukti dari pihak Elliot ditolak hakim atau dibantah oleh bukti yang diberikan Jaksa penuntut umum. Sidang selesai pada pukul sebelas siang, Assa segera keluar dari ruan
Sore hari Hanna sudah pulang dari kediaman Alyssa setelah menikmati kue buatannya bersama sahabatnya itu. Salju turun lebih lebat dari kemarin, Alyssa merapatkan pakaian hangatnya. Tangannya turun mengusap perutnya yang sudah terlihat membuncit.Tiba-tiba Alyssa dikagetkan dengan pelukan hangat dari belakangnya, tangan asam melingkari perutnya memberikan kenyamanan dan juga kehangatan sekaligus. Alyssa bisa merasakan hembus nafas Assa di lehernya lalu satu kecupan pun dirasanya kemudian. "Apa yang tengah kau pikirkan Alyssa?" Assa bertanya pada Alyssa dengan suaranya yang terdengar serak.Alyssa mengusap tangan Assa yang berada di atas perutnya kemudian dia berkata. “Tidak ada, aku hanya tengah menikmati sore yang tenang ini.”“Tapi udara di luar sini terlalu dingin untukmu. Aku tidak mau kamu sampai sakit," Assa kemudian melepaskan pelukannya dan membalik tubuh Alyssa hingga menatapnya. “Ayo sebaiknya kamu masuk ke dalam. Aku akan menyalakan perapian untukmu agar kamu merasa lebih h
Ada banyak cara mendefinisikan perasaan Alyssa saat ini, salah satunya adalah dengan membuatkan sarapan untuk Assa. Wanita yang sedang berbadan dua itu yakin bahwa makanan yang dibuatnya mampu menyampaikan perasaan cinta pada Assa. Alyssa membuat sarapan sambil bersenandung riang. Kegiatan yang dilakukan Alyssa mengundang perhatian para asisten rumah tangganya. Sejak kehadiran wanita itu, rumah tempat mereka bekerja terasa lebih berwarna. Selain untuk Assa, Alyssa juga menyiapkan sarapan untuk ayahnya yang hari ini akan kembali ke rumah lamanya. “Apakah ada yang bisa kami bantu?” tanya Diana.“Tidak, kau bisa mengerjakan pekerjaan yang lain Diana.”“Baiklah kalau begitu,” kata Diana kemudian berlalu dari dapur bersama Bertha. Sedangkan Helga pagi-pagi sekali pergi ke kediaman Lucy setelah Assa semalam memberitahunya bahwa pria itu akan menikahi Alyssa dengan segera dan meminta Helga yang mengurus semua itu. Helga menghubungi Lucy memberitahu kabar baik tersebut, keduanya sepakat be
Assa datang lima menit setelah dirinya dibicarakan. Hal tersebut membuat Lusi merasa sangat jengkel sekali dengan Assa. Wanita itu tanpa segan mengomeli Assa yang baru saja datang. “Kau benar-benar terlambat Assa, Alyssa sudah selesai mengukur pakaiannya. Sekarang giliranmu. Ayo cepat! Ibu sudah sangat lapar dan ingin segera makan bersama Alyssa.”“Kalau Ibu sudah lapar, maka Ibu bisa pergi dulu untuk makan siang. Alyssa akan ikut bersamaku kami akan menyusulmu bagaimana itu lebih adil bukan?”“Ibu dan Alyssa berencana akan menjenguk Jeff ke rumah sakit, bagaimanapun pria itu sudah sangat dekat dengan keluarga kita.”Assa mendengung sebal dengan penuturan Lucy. "Ibu tidak perlu repot-repot melakukan hal itu. Aku baru saja mengunjunginya dan dia terlihat baik-baik saja, jadi tidak perlu dikunjungi siapapun lagi.”“Benar-benar kamu ini, dia itu temanmu juga. Keluarga ibu juga,” kata Lucy yang kesal benar dengan Assa. “Sudah sana, sekarang kamu harus mengukur pakaianmu.”“Apa Alyssa suda