Share

3. Menghilang

Penulis: Miafily
last update Terakhir Diperbarui: 2020-09-26 10:51:17

Leopold mengepalkan kedua tangannya erat-erat saat melihat semua harta dan persembahan lainnya yang berada di lembar Darc masih tersaji dengan rapi tanpa ada satu pun yang hilang. Ah, Leopold salah. Ada satu hal yang hilang. Putra mahkota dari kerajaan Xilen tersebut melangkah menyusuri jalan setapak yang memang disediakan untuk menjalani jalanan yang akan dilewati oleh gadis persembahan serta rombongan yang membawa persembahan bagi sang Iblis.

Leopold berhenti di sebuah gazebo cantik yang memang disediakan untuk para gadis persembahan untuk menjalankan tugasnya menunggui semua persembahan. Gadis persembahan akan tetap berada di sana hingga sang iblis mengambil semua persembahan dan memberikan hadiah bagi para gadis berupa batu rubi yang besarannya berbeda-beda tergantung seberapa puasnya sang iblis dengan kecantikan gadis persembahan tersebut. Biasanya, keesokan harinya sang gadis persembahan akan bisa kembali ke pelukan keluarganya setelah pihak istana mengirimkan kereta kuda untuk menjemput sang gadis persembahan yang memang sudah selesai mengerjakan tugasnya.

Namun, kali ini berbeda. Sejak awal, Leopold sudah merasa tidak nyaman dan merasa begitu cemas saat mendengar kabar bahwa Olevey lah yang terpilih menjadi keindahan tahun ini, dan dinobatkan sebagai gadis persembahan. Karena rasa cemas tersebut, Leopold tergerak untuk ikut dalam rombongan penjemput Olevey yang memang bertugas sebagai gadis persembahan. Lalu saat inilah Leopold menyaksikan bukti firasat buruk yang selama beberapa minggu ini menyerang hatinya.

Leopold mengetatkan rahangnya, saat melihat gazebo cantik tersebut sudah tidak memiliki penghuni hidup di sana. Olevey sudah menghilang dan digantikan dengan batu ruby—ah lebih tepatnya bongkahan batu rubi besar serta sangat berkilau di dalam gazebo tersebut. Dadanya saat ini dipenuhi oleh kemarahan yang menggebu-gebu. Seakan-akan siap untuk meledakkan dirinya saat ini juga.

“Vey, kamu sudah berjanji untuk kembali dengan selamat dan mendengar apa yang ingin aku katakan. Lalu, sekarang kamu pergi ke mana?” bisik Leopold sembari menatap nyalang pada bongkahan batu rubi yang berkilauan di hadapannya ini. Seumur hidup Leopold, ia tidak pernah melihat jika sang Iblis menghadiahkan batu rubi sebesar dan seindah ini pada utusan pihak manusia. Lalu kenapa kali ini sang Iblis bermurah hati dengan memberikan hadiah sebesar ini, dan malah membawa gadis persembahan yang biasanya selalu tidak tersentuh serta bisa kembali dengan selamat?

Kecemasan demi kecemasan terus menyerang Leopald, pria tinggi tersebut mengangkat pandangannya dan menatap sisi lembar Darc yang ditutupi kabut gelap. Itu adalah batas dari daerah kekuasaan kerajaan Xilen, dengan daerah tak terjamah yang disebut sebagai tanah iblis. Kabut tersebut tidak boleh dilewati oleh siapa pun, dan jika ada yang melanggarnya, maka riwayat hidupnya berakhir saat itu juga. Kenapa? Karena siapa pun yang berusaha untuk melewatinya, tidak pernah bisa kembali dan menceritakan apa yang sudah mereka lewati serta apa yang mereka saksikan di balik kabut tebal tersebut.

“Kita kembali ke istana. Ini harus segera kita laporkan pada Yang Mulia Raja, dan harus didiskusikan pada Pendeta Agung, baik Pendeta Hitam maupun Pendeta Putih,” ucap Leopold tegas dan berbalik pada bawahannya yang kini mengangguk dan segera berbagi tugas.

Sebagian prajurit akan ikut kembali dengan Leopold, dan sebagian lagi menjaga semua persembahan serta bongkahan batu rubi yang menjadi pertanda jika sang Iblis memang datang untuk melihat persembahan yang sudah disiapkan oleh rakyat kerajaan Xilen. Kini Leopold menunggangi kuda dan memacunya dengan kecepatan tinggi. Tentu saja, sebagian prajurit segera mengikuti Leopold. Meskipun jarak antara lembar Darc dan ibu kota di mana istana kerajaan berada terbilang jauh, Leopold dan rombongannya bisa mencapai ibu kota dengan rentang waktu yang tidak terlalu lama.

Sudah ada rakyat yang menyambut kedatangan Leopold dengan alunan musik yang meriah. Namun, musik meriah dan suka cita itu terhenti seketika saat semua orang melihat wajah Leopold yang tegang dan tidak berkespresi ramah seperti biasanya. Apalagi saat mereka melihat, tidak ada kereta kuda yang mengikuti rombongan Leopald. Yang ada hanyalah para pengawal yang memang menunggang kuda perang mereka. Saat itulah, semua rakyat merasakan firasat buruk. Mereka menyimpulkan jika ada sesuatu yang salah dalam persembahan tadi malam.

Semua orang mulai bertanya-tanya, apa mungkin persembahan kali ini tidak diterima oleh sang iblis? Atau mungkin, ada sesuatu yang terjadi dengan lady Olevey yang memang mencetak sejarah dengan menarik perhatian semua kupu-kupu agung? Semua hanya bisa berbisik-bisik dalam bayang-bayang. Tentu saja tidak ada orang yang ingin menyinggung keluarga Duke Meinhard atau bahkan menyinggung keluarga kerajaan. Mengingat hubungan kedua keluarga tersebut memang sangat baik, dan digadang-gadang keduanya akan menjalin hubungan keluarga. Sebab sang putra mahkota yang memang menyimpan perasaan pada sang nona muda.

Kini, Leopolad tiba di istana. Semua kalangan bangsawan yang memang sudah berada di istana untuk menyambut kedatangan gadis persembahan, tentu saja merasa bingung sekaligus terkejut saat melihat jika Leopold tiba tanpa membawa Olevey serta. Ilse dan Walfred tentu saja yang paling pertama bertanya ke mana putri mereka pergi, dan kenapa Leopold tidak membawa serta putri mereka yang memang sudah bertugas sebagai gadis persembahan untuk pulang bersana?

Namun, Leopold yang memang menggunakan pakaian resminya sebagai putra mahkota sama sekali tidak tergerak untuk memberikan jawaban yang diinginkan oleh pasangan Duke tersebut. Saat ini, Leopold malah mengedarkan pandangannya ke sekeliling dirinya, di mana semua para bangsawan kerajaan Xilen yang hadir menatapnya dengan penuh tanda tanya. Terakhir, Leopold memandang sang ayah yang saat ini memutuskan untuk bertanya, “Putraku, Putra Mahkota, di mana Lady Olevey kita berada? Kenapa kamu tidak membawanya serta? Tidak ada hal buruk yang terjadi, bukan?”

Leopold yang mendengar pertanyaan tersebut tidak bisa menahan diri untuk mengepalkan tangannya erat-erat. Tentu saja, Leopold sangat enggan untuk menjawab pertanyaan yang diberikan oleh semua orang ini. Leopold enggan mengungkap jika saat ini Olevey menghilang dan kemungkinan di bawa oleh Sang Iblis ke dunia bawah. Namun, Leopold tidak bisa menyembunyikan fakta ini lebih lama. Kepulangannya saat ini, tentu saja untuk mendiskusikan alasan mengapa Olevey bisa dibawa oleh sang Iblis, dan kenapa hanya Olevey?

Leopold menatap Karl, sang raja kerajaan Xilen tersebut dengan tatapan kelabu. Karl yang mendapatkan tatapan tersebut jelas saja terkejut. Ia mengenal putranya dengan sangat baik. Setelah istrinya meninggal, Karl tidak pernah berniat untuk mengambil seorang permasuri baru untuk menjadi ibu kerajaan dan ibu pengganti bagi Leopld. Jadi, sudah dipastikan jika Karl yang merawat Leopold sejak kecil bisa merasakan ikatan batin yang cukup kuat dengan putra ini. Melihat tatapan yang diberikan oleh Leopold, Karl bisa menyimpulkan jika memang ada hal buruk yang sudah terjadi. Dan sudah dipastikan jika kabar buruk tersebut berkaitan dengan Olevey, gadis yang dicintai oleh putranya.

“Olevey … menghilang,” ucap Leopold dingin dengan nada datar, membuat semua orang tersentak dengan apa yang mereka dengar.

“A, Apa? Menghilang?” tanya Ilse tidak percaya dengan apa yang ia dengar. Walferd yang berdiri di sisi Ilse dengan sigap menahan tubuh istrinya yang goyah. Tentu saja Walferd merasa terkejut dan merasa begitu sedih dengan kabar yang ia dengar ini. Namun, Walferd tetunya harus berpikir dengan jernih sebagai seorang ayah, sebagai suami, dan sebagai seorang Duke.

Leopold menatap Ilse dengan penuh penyesalan. “Maafkan aku Nyonya Duchess, tetapi aku harus menegaskannya kembali. Olevey menghilang. Ia menghilang dan digantikan dengan bongkahan batu rubi paling besar serta paling berkilau yang pernah aku lihat selama ini. Tapi, Nyonya dan Tuan Duke cemas, aku yakin di mana pun Olevey berada saat ini, Olevey pasti dalam keadaan baik-baik saja,” ucap Leopold dengan penuh kesungguhan. Mendengar hal tersebut, Ilse tidak bisa menahan diri untuk menangis dengan pilu. Sebagai seorang ibu, tentu saja Ilse merasakan hatiny tercabik mendengar jika putrinya sudah menghilang dan dirinya ditukar oleh sebongkah batu rubi.

Tentu saja Leopold juga merasakan kesedihan yang sama besar dengan kedua orang tua Olevey. Namun, Leopold yakin dengan apa yang ia katakan. Di mana pun kini Olevey berada, Leopold lebih dari yakin jika Olevey berada dalam kondisi baik-baik saja. Olevey adalah gadis kuat dan cerdas, ia pasti bisa melewati situasi sesulit apa pun itu. Ya, Leopold yakin.

Bab terkait

  • Olevey and the Devil King (Bahasa Indonesia)   4. Sang Iblis

    Keyakinan Leopold memang benar adanya. Tidak ada hal buruk yang terjadi pada diri Olevey. Gadis satu itu, kini tampak begitu tenang dalam tidur pulasnya. Olevey yang sebelumnya tampak gelamor dengan gaun mewah dan riasan full, kini tampak begitu polos selayaknya Olevey biasanya. Ia tampak mengenakan gaun berbahan sutra terbaik berwarna merah gelap. Rambutnya yang berwarna kecokelatan tergerai begitu saja di atas bantal empuk yang menyangga kepalanya. Benar, Olevey memang terbaring nyaman di atas ranjang luas yang memiliki empat tiang penyangga bagi kelambu merah tipis yang kini menggantung dengan anggun di setiap tiang.

    Terakhir Diperbarui : 2020-09-26
  • Olevey and the Devil King (Bahasa Indonesia)   5. Pemegang Kuasa

    Olevey membuka mata saat merasakan belaian hangat pada wajahnya. Sepasang netra emerald yang berkilauan seketika menyapa dunia yang terasa asing bagi pemiliknya. Tentu saja, Olevey masih mengingat kejadian di mana dirinya baru saja terbangun dan disambut dengan sebuah cekikan yang membuatnya kembali jatuh tak sadarkan diri. Itu benar-benar menegangkan, dan Olevey sendiri berpikir jika dirinya akan mati saat itu juga. Olevey mendesah dan memilih untuk bangkit dan duduk bersandar pada kepala ranjang. Ia mengulurkan tangannya untuk menyentuh lehernya yang sebelumnya dicekik dengan sekuat tenaga oleh pria pemilik netra sewarna rubi.

    Terakhir Diperbarui : 2020-09-26
  • Olevey and the Devil King (Bahasa Indonesia)   6. Undangan

    “Apa yang sedang Nona pikirkan?” tanya Jennet membuat Olevey berjengit.Olevey menoleh pada Jennet yang berdiri di sampingnya. Olevey menghela napas panjang sebelum mengalihkan pandangannya kembali pada padang hijau yang menghampar luas. Olevey terlihat linglung. “Sudah berapa hari aku tinggal di dunia ini?” tanya Olevey pada Jennet yang sudah resmi menjadi pelayan yang akan melayaninya di dunia iblis.

    Terakhir Diperbarui : 2020-09-26
  • Olevey and the Devil King (Bahasa Indonesia)   7. Pesta dan Kejutannya

    “Nona benar-benar cantik. Saya rasa, Nona pasti akan menjadi sosok yang paling cantik malam ini,” ucap Jennet pada Olevey yang barusan selesai ia rias.Apa yang dikatakan oleh Jennet memang benar adanya. Hanya dengan riasa tipis, dan aksesoris sederhana, Olevey sudah tampak begitu memukau serta luar biasa. Rasanya sangat mungkin jika Olevey akan menjadi gadis yang paling cantik di tengah pesta bulan perak nanti. Ya, Olevey dirias sedemikian rupa karena dirinya akan menghadiri pesta bulan perak sesuai dengan apa yang dikatakan oleh Diederich sebelumnya. Tentu saja, Olevey tidak berk

    Terakhir Diperbarui : 2020-09-26
  • Olevey and the Devil King (Bahasa Indonesia)   8. Permulaan

    Olevey menatap langit-langit yang selama beberapa hari ini selalu menyapanya ketika bangun tidur. Namun, kali ini Olevey sadar jika dirinya tidak terbangun dari tidur malamnya yang nyaman. Olevey teringat apa yang terjadi tadi malam, dan rasa dingin menguasai telapak tangan dan kakinya yang sebenarnya masih terlindungi selimut tebal yang halus. Mungkin, Olevey memang tinggal nyaman selayaknya tinggal di dunia manusia. Hanya saja, Olevey melupakan fakta, jika dunia iblis dan dunia manusia jauh berbeda. Olevey terlalu terbuai dengan keindahan yang jelas-jelas hanyalah kamuflase untuk membuat manusia terbuai. Jelas, Olevey hampir saja menjadi salah satu manusia yang terbuai.

    Terakhir Diperbarui : 2020-09-26
  • Olevey and the Devil King (Bahasa Indonesia)   9. Akhir dari Takdir

    “Bulannya sudah berganti merah,” gumam Olevey sembari melihat langit malam yang dihiasi oleh bulan sempurna yang berpendar merah. Terasa sangat aneh bagi Olevey, menayksikan saat-saat bulan yang berganti berwarna semerah darah ini. Tentu saja, ini kali pertama bagi Olevey melihat bulan yang berwarna merah. Merah darah atau merah rubi? Olevey tidak bisa memisahkan dan membedakannya. Hanya saja, warna merah itu membuatnya teringat Diederich. Olevey tanpa sadar menyentuh bibirnya dengan jemari lembutnya. Olevey menggigit bibirnya saat teringat kejadian di mana Diederich dengan tanpa

    Terakhir Diperbarui : 2020-09-26
  • Olevey and the Devil King (Bahasa Indonesia)   10. Tanda

    Di sebuah ranjang luas dan mewah, Olevey terbaring. Wajahnya pucat pasi, dan napasnya telihat berat. Keningnya dihiasi anak-anak rambut yang menempel erat sebab keringat dingin terus mengucur deras dan membuat rambutnya yang halus serta mengembang dengan indah, kini terlihat lepek. Olevey tampak begitu tersiksa dengan kondisinya yang tentu saja terasa tidak nyaman.Seorang pria berjubah tampak memeriksa Olevey dengan sihir yang berpendar biru gelap. Pria itu menarik tangannya dan menggeser tubuhnya. Ia membungkuk pada Diederich yang rupanya berdiri di dekat kaki ranjang. Diederich tampak cukup berbeda dengan

    Terakhir Diperbarui : 2020-09-26
  • Olevey and the Devil King (Bahasa Indonesia)   11. Penyempurnaan

    Diederich membawa Olevey yang masih tak sadarkan diri dalam gendongannya yang kokoh dan hangat. Ia membawa Olevey kembali ke dalam kamar pribadinya yang tentu saja adalah kamar paling luas, paling mewah, dan paling ketat penjagaannya. Diederich membaringkan Olevey di tengah ranjang. Namun, Diederich sama sekali tidak beranjak dari sisi Olevey. Ia malah ikut berbaring di samping gadis yang kini tampak sudah jauh lebih barik kondisinya. Napas Olevey sudah cukup teratur, tidak terlihat lagi jika Olevey kesulitan bernapas. Diederic mengulurkan tangannya dan merasakan suhu tubuh Olevey yang sudah kembali normal.

    Terakhir Diperbarui : 2020-09-26

Bab terbaru

  • Olevey and the Devil King (Bahasa Indonesia)   PENGUMUMAN

    Halo semuanya, untuk kalian penggemar Olevey dan Diederich, ada kabar baik buat kalian wkwk. Kalian yang mau peluk mereka dalam bentuk fisik, bisa banget ikutan PO cetak ulangnya yang akan berlangsung sejak tanggal 3 hingga tanggal 13 Januari 2021 ya.Harganya Rp. 110.000 (diluar ongkir)Tentu saja ada perbedaan dari versi di platfrom online ya. Jadi enggak nyesel kalau beli versi cetaknya hehe.(Ps. judul yang naik cetak bukan hanya Olevey aja lho. Hampir semua cerita Mimi yang sudah mejeng di Goodnovel akan naik cetak)Untuk yang tertarik, atau mau tanya-tanya dulu bisa hubungi Mimi lewat DM di instagram difimi_Atau kalian bisa langsung hubungi salah satu nomor admin di bawah ini :1. 0853426571592. 081324971213Sekian, terima kasih semuanyaa

  • Olevey and the Devil King (Bahasa Indonesia)   Ekstra Part 7 : Perpisahan Sang Putri

    Enam bulan berlalu dengan cepat, dan Penelope tumbuh dengan sangat baik. Ia tumbuh menjadi seorang putri cantik yang sangat mudah untuk dicintai. Seperti saat ini, Penelope yang sudah bisa duduk dengan tegap tanpa bantuan siapa pun, terlihat bermain dengan mainan yang digantung di atas ranjang bayi miliknya. Netra emeraldnya tampak berkilauan saat dirinya menggapai-gapai mainan yang rupanya sangat menarik baginya. Namun, Penelope tidak bisa menggapai mainannya dengan mudah. Untungnya, Felix yang menyelesaikan latihannya menyempatkan diri untuk datang ke kamar Penelope. Ia ingin melihat adiknya yang tengah tidur siang.

  • Olevey and the Devil King (Bahasa Indonesia)   Ekstra Part 6 : Kesepakatan

    Olevey baru merasakan kontraksi saat kandungannya menginjak usia empat puluh minggu, alias tepat sepuluh bulan. Jelas, ini adalah masa kandungan yang tidak lumrah baik bagi kaum iblis, maupun bagi kaum manusia. Lalu, rasa sakitnya juga sangat berbeda daripada kontraksi saat akan melahirkan Felix. Rasa sakitnya berkali-kali lipat, dan membuat keringat membanjir di sekujur tubuhnya yang mungil dan lembut. Wajah Olevey yang pucat pasi, masih tetap berusaha terlihat ceria dan memasang senyum manis. Hal itu terjadi, karena Felix terlihat begitu cemas. “Sayang, keluarlah. Tunggu dengan Ayah di luar ya. Ibu baik-baik saja,” ucap Olevey.

  • Olevey and the Devil King (Bahasa Indonesia)   Ekstra Part 5 : Kakek Tua

    Wajah Diederich terlihat tidak baik-baik saja. Ia tampak begitu kesal, hingga terus saja menguarkan aura mengerikan yang membuat para bawahannya mengambil langkah untuk menjaga jarak aman dari sang raja ibli yang sepertinya tengah cemburu besar. Kecemburuannya itu disebabkan oleh putranya sendiri yang rupanya sudah kembali menempel pada Olevey. Setelah kedatangan Felix menemui Olevey yang tengah mengalami kondisi kesehatan yang memburuk, Felix sama sekali tidak menampilkan rasa ketidaksukaannya pada kehamilan Olevey yang rupanya sudah menginjak usia lima bulan. Felix juga tidak menjaga jarak dengan Olevey, dan kini malah bersikap sangat manis dengan mengikuti Olevey ke mana pun ibunya itu pergi.

  • Olevey and the Devil King (Bahasa Indonesia)   Ekstra Part 4 : Ibu, maafkan aku

    Felix benar-benar mengamuk saat mengetahui ibunya mengandung. Amukan Felix bahkan sukses menghancurkan sebuah bangungan kastel yang khusus dibangun untuknya, lalu disusul dengan pemusnahan seperempat populasi iblis, dan sebagian besar hutan di perbatasan dunia iblis di mana portal berada. Kemarahan Felix bahkan membawa dampak yang cukup berat di dunia manusia. Ada topan dan hujan yang membuat bencana yang cukup membuat kerugian besar di sana. Rasanya, Olevey ingin meredakan kemarahan Felix. Namun, ia tidak bisa. Tubuhnya terlalu lemah untuk saat ini. Berbeda dari kehamilan pertamanya, Olevey saat ini bahkan tidak bisa turun dari ranjangnya.

  • Olevey and the Devil King (Bahasa Indonesia)   Ekstra Part 3 : Rajukan Felix

    Selama beberapa hari, Felix merajuk dan tidak mau berbicara pada kedua orang tuanya. Mungkin, bagi Diederich itu adalah kabar baik, karena waktunya dengan Olevey tidak diganggu oleh Felix. Namun, hal itu berbeda dengan Olevey. Ia merasa cemas, karena diabaikan oleh putranya. Felix benar-benar mengabaikan Olevey, dan lebih memilih fokus untuk belajar sihir dan sejarah. Olevey menatap pintu kamar Felix yang tertutup rapat di hadapannya. Biasanya, ia tidak perlu mengetuk pintu saat datang ke kamar Felix. Karena putranya itu akan menyambut dengan ceria, saat dirinya datang mengunjungi kamarnya. Namun, kali ini berbeda. Padahal Olevey sudah menunggu lama dan mengetuk pintu berulang kali, tetapi Felix belum juga membukakan pintu.

  • Olevey and the Devil King (Bahasa Indonesia)   Ekstra Part 2 : Beberapa Adik

    “Astaga, apa yang terjadi?!” tanya Olevey saat dirinya tidak percaya dengan apa yang ia lihat di hadapannya.Olevey terlihat sangat terkejut hingga tidak bisa mempertahankan keseimbangannya. Untung saja, Diederich berada di posisi yang tepat dan bisa menahan tubuh Olevey yang limbung. Dengan salah satu tangannya yang kekar, Diederich sudah lebih dari cukup bisa menahan tubuh Olevey yang terasa sangat ringan baginya. Diederich menyeringai saat melihat putranya yang juga tengah terlihat bingung dengan situasi yang terjadi. Keterkejutan keduanya terjadi karena penampilan Felix yang be

  • Olevey and the Devil King (Bahasa Indonesia)   Ekstra Part 1: Senjata Pamungkas

    Sudah tiga tahun lebih Olevey menjadi seorang permaisuri di dunia iblis yang jelas sangat berbeda dengan dunia manusia di mana dirinya terlahir dan tumbuh besar. Namun, karena merasa jika semua ini adalah takdir yang sudah digariskan oleh Sang Pencipta, Olevey sama sekali tidak memiliki pilihan lain, selain menjalaninya.Toh, kehidupannya di dunia iblis ternyata tidak seburuk yang ia pikirkan sebelumnya. Kehidupannya malah terasa lebih bebas dan menyenangkan. Apa mungkin, karena dirinya bisa bebas melakukan apa pun yang ia ingikan tanpa harus memperhatian tata krama bangsawan dan sejenisnya? Sepertinya karena itu. Olevey tersenyum merasa lucu dengan pikirannya sendiri.

  • Olevey and the Devil King (Bahasa Indonesia)   48. Takdir Paling Indah (END)

    Olevey mengernyitkan keningnya, saat mendengar kebisingan yang mengganggu tidur lelapnya. Meskipun enggan, pada akhirnya Olevey membuka mata dan terkejut saat melihat Diederich yang tampaknya tengah sangat kesal. Dalam pelukan Diederich, terlihat seorang bayi mungil yang tampan tengah menangis dengan kuatnya. Slevi, Exel, dan Zul juga terlihat di sana, dengan wajah yang cemas.Ketiganya terlihat tengah membujuk Diederich untuk memberikan sang bayi pada Slevi, serta membujuk sang bayi untuk berhenti menangis. Awalnya, karena rasa lelah yang memeluk sekujur tubuhnya, Olevey ingin kembali tertidur. Namun, melihat bayi tampan yang merengek menginginkan sesuatu, Olevey sama sekali tidak bisa memal

Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status