Share

10. Tanda

Penulis: Miafily
last update Terakhir Diperbarui: 2020-09-26 11:04:54

Di sebuah ranjang luas dan mewah, Olevey terbaring. Wajahnya pucat pasi, dan napasnya telihat berat.  Keningnya dihiasi anak-anak rambut yang menempel erat sebab keringat dingin terus mengucur deras dan membuat rambutnya yang halus serta mengembang dengan indah, kini terlihat lepek. Olevey tampak begitu tersiksa dengan kondisinya yang tentu saja terasa tidak nyaman.

Seorang pria berjubah tampak memeriksa Olevey dengan sihir yang berpendar biru gelap. Pria itu menarik tangannya dan menggeser tubuhnya. Ia membungkuk pada Diederich yang rupanya berdiri di dekat kaki ranjang. Diederich tampak cukup berbeda dengan rambut hitam legamnya yang kini berubah menjadi sewarna dengan netranya yang sewarna dengan rubi. Ini adalah rupa Diederich ketika bulan merah tengah berpendar dengan sempurna. Hal yang berubah dari Diederich memang hanya warna rambutnya, ini membuktikan jika Diederich memiliki kemampuan kontrol diri yang tinggi.

“Bagaimana?” tanya Diederich.

“Mohon maaf Yang Mulia, dengan tubuh manusianya yang lemah, rasanya sangat tidak mungkin untuk selamat dari danau kegelapan. Para iblis saja, tidak bisa selamat saat sudah tenggelam di sana, apalagi manusia seperti Nona Elevey. Sekarang, jiwanya sedikit demi sedikit sudah diserap oleh energi danau kegelapan. Mungkin, tinggal menunggu beberapa waktu lagi hingga ia ma—”

Pria itu tidak bisa melanjutkan apa yang ia katakan, karena lehernya sudah lebih dulu dililit oleh rantai merah yang terasa membara. Pria yang berstatus sebagai seorang ahli sihir dan obat di istana milik Diederich tersebut segera berlutut setelah sadar jika dirinya sudah melakukan kesalahan yang fatal. “Ma-maafkan saya Yang Mulia! Saya melakukan kesalahan!” seru ahli sihir bernama Zul itu.

“Aku memanggilmu untuk menganalisis dan mencari solusi, bukan memutuskan apa dia bisa hidup atau tidak,” ucap Diederich dingin lalu menarik kembali sihirnya yang membentuk rantai merah berselimut api membara yang melilit leher Zul.

“Sekali lagi saya meminta maaf, Yang Mulia,” ucap Zul meminta ampun.

“Sekarang pikirkan baik-baik, dengan cara apa kondisinya bisa kembali normal,” perintah Diederich pada Zul. Tentu saja, Diederich tidak akan membiarkan Olevey mati begitu saja.

Zul lalu teringat dengan buku yang diturunkan oleh leluhurnya sebagai seorang ahli sihir dan obat yang senantiasa berada di sisi Diederich sebagai raja iblis. “Yang Mulia, saya teringat dengan buku yang leluhur saya. Sepertinya, akan ada jawaban di sana. Hanya saja, apa pun caranya, pasti akan ada bayaran mahal yang perlu dibayar,” ucap Zul yang tentu saja dapat dimengerti dengan mudah oleh Diederich.

“Lakukan saja.” Diederich mengatakannya tanpa menatap Zul, dan malah menatap Olevey yang dari waktu ke waktu terlihat semakin tersiksa. Hal itu terlihat dari kernyitan pada keningnya dan napasnya yang semakin memberat.

Mendapatkan persetujuan dari Diederich, Zul pun mengulurkan tangannya dan tiba-tiba sebuah buku tebal yang tampak usang muncul di telapak tangannya. Zul merapalkan mantra dan buku yang terlindungi sihir tersebut terbuka. Zul tenggelam dalam buku leluhurnya yang ditulis dengan bahasa kuno, di mana tidak sembarangan orang bisa membacanya. Sementara itu, Diederich yang semula masih mengawasi Olevey merasakan kehadiran Exel, bawahannya yang paling setia.

“Yang Mulia, saya kembali,” lapor Exel.

“Bagaimana?” tanya Diederich tanpa basa-basi.

“Pelayan itu sama sekali tidak berbohong. Ia tidak memiliki hubungan apa pun dengan kejadian yang membahayakan Nona Olevey. Namun, Jennet memang tidak bisa melawan perwujudan dari energi danau kegelapan yang tiba-tiba muncul dan menyerangnya. Setelah menyerang Jennet, perwujudan energi itu menyerang Nona Olevey hingga terjatuh ke dalam danau dan hampir tenggelam,” jelas Exel. Ia memang ditugaskan untuk mengusut tuntas masalah yang menimpa Olevey.

Diederich mengangguk. “Sepertinya, energi danau kegelapan saja tidak bisa menahan diri untuk menarik Olevey. Meskipun pelayan itu tidak memiliki keterkaitan dengan masalah ini, jangan biarkan dia untuk kembali melayani Olevey. Asingkan dia.”

Exel tentu saja mengangguk. Ia tidak mungkin melawan perintah yang sudah diberikan oleh Diederich. Toh, Jennet memang perlu mendapatkan hukuman atas kelalaiannya yang tidak bisa melindungi Olevey sebagai seorang pelayan. Bertepatan dengan Diederich yang selesai memberikan perintah pada Olevey, Zul pun berkata, “Yang Mulia, saya sudah mendapatkan cara yang bisa menyelamatkan Nona Olevey.”

Diederich menatap Zul dan bertanya, “Apa caranya?”

Zul menatap kedua netra jungjungannya dan menjawab, “Tanda. Berikan tanda kepemilikian Yang Mulia padanya, maka dia akan selamat.”

Exel yang mendengar hal itu jelas terkejut, sementara Diederich mendengkus lalu terkekeh pelan. “Sepertinya, takdir memang senang bermain denganku,” bisik Diederich dengan nada mengerikan.

***

Diederich melangkah menyusuri lorong gelap yang sangat jarang dilewati oleh siapa pun. Hal ini terjadi karena area ini adalah area terbatas di mana tidak sembarang orang bisa memasukinya. Diederich berdiri di hadapan sepasang pintu berukuran berkali lipat dari tubuhnya yang terbilang sudah tinggi besar. Diederich adalah iblis yang paling menawan. Bagaimana tidak menawan jika dirinya memiliki tinggi hampir mencapai seratus sembilan puluh sentimeter. Bahunya lebar, dan otot tubuhnya terbentuk dengan sempurna. Tentu saja, semua itu membuat sosoknya semakin siap untuk menawan hati wanita mana pun yang melihatnya.

Poin utamanya adalah pada wajahnya yang terpahat tanpa cela. Hidungnya tinggi berpadu dengan tulang pipi dan rahang tegas. Jika Diederich datang ke dunia manusia, sudah bisa dipastikan jika siapa pun bisa menyimpulkan bahwa Diederich adalah seorang aristrokat yang terpelajar, dan tidak mungkin berpikir jika Diederich adalah seorang raja iblis yang hanya memiliki kekejaman dalam dirinya. Kali ini, Diederich  menggunakan jubah hitam dengan sulaman merah darah di beberapa bagiannya membuat sosok Diederich semakin misterius saja.

Pintu besar tersebut terbuka. Dan Diederich disambut oleh sebuah ruangan yang cukup remang-remang. Namun, Diederich masih bisa melihat jika di tengah ruangan tersebut terdapat sebuah ranjang berkelambu merah. Hanya saja, sekeliling ranjang tersebut, adalah air yang terlihat begitu dalam. Ya, bisa dibilang jika ranjang tersebut berdiri di atas air. Diederich melangkah di permukaan air. Benar di atas permukaan air, dan Diederich sama sekali tidak tenggelam. Bahkan, kakinya sama sekali tidak basah. Tibalah Diederich di samping ranjang berkelambu tersebut. Ia menyibak kelambu dan akhirnya melihat sosok cantik bergaun merah rubi yang berbaring di tengah ranjang.

Gaun yang ia kenakan tampak menerawang dan menunjukkan lekuk tubuhnya yang menggoda. Sebenarnya, bahannya tidak terlalu menerawang, tetapi karena sosok cantik tersebut berkeringat dengan derasnya. Diederich mengernyit saat mendengar napas sosok cantik itu terdengar berat dan sesekali terdengar begitu kesulitan. Benar, sosok cantik tersebut tak lain adalah Olevey yang sudah dipersiapkan untuk mengikuti ritual kepemilikian. Diederich memejamkan matanya sebelum menghela napas. Ia membuka matanya dan naik ke atas ranjang.

Tepat saat itu, atap ruangan di atas ranjang tersebut terbuka. Hal itu membuat cahaya bulan merah yang sudah kembali berpendar menyirami sosok Diederich yang melepaskan jubah yang ia kenakan. Rambut Diederich kembali pada warna aslinya, hitam kelam. Penampilan Diederich terlihat begitu menawan dengan bagian tubuh atas yang polos, dan membuat perut, bahu, dan punggungnya yang dihiasi otot terlihat begitu sempurna. Diederich membungkuk dan mengungkung Olevey yang masih tak sadarkan diri.

Ia menyeka keringat yang membasahi kening lembut Olevey. “Ini mungkin akan terasa sakit, tetapi aku harus melakukannya,” bisik Diederich.

Apa yang akan dilakukan oleh Diederich memang tidak sepenuhnya atas kemauan Diederich. Ia terdorong oleh situasi. Jika saja, ini bukan jalan satu-satunya untuk menyelamatkan nyawa Olevey yang kini digerogoti oleh energi gelap danau kegelapan, Diederich tidak akan melakukan hal ini. Diederich menunduk, lalu menancapkan giginya yang meruncing tepat pada tulang selangka Olevey. Sengatan sakit yang disebabkan oleh gigitan tersebut membuat Olevey yang semula masih tidak sadarkan diri, mulai menggeliat dan tersentak bangun.

Olevey menangis terisak. “Sakit,” erang Olevey lalu berusaha untuk mendorong Diederich yang memeluknya dengan erat.

Namun, Diederich sama sekali tidak mau melepaskan Olevey. Ia malah memperdalam gigitannya dan membuat Olevey semakin menjerit karena siksaan rasa sakit yang seakan-akan menusuk hingga tulang-tulang di sekujur tubuhnya. Kepala Olevey pening bukan main. Rasa panas tiba-tiba menyebar dari bekas gigitan Diederich, begitu Diederich melepaskan gigitannya dan menjilat darah yang menetes dari sudut bibirnya. Napas Olevey semakin memberat dan pandangannya mengabur. Ketika Diederich mengeluarkan sepasang sayap hitam yang lebar, dan dihujani cahaya bulan merah, Olevey kembali jatuh tak sadarkan diri.

Diederich menghela napas panjang. Ia mengulurkan salah satu tangannya untuk mengusap lembut sisi wajah Olevey yang basah oleh keringat. Diederich pun bergumam, “Ini belum selesai.”

Bab terkait

  • Olevey and the Devil King (Bahasa Indonesia)   11. Penyempurnaan

    Diederich membawa Olevey yang masih tak sadarkan diri dalam gendongannya yang kokoh dan hangat. Ia membawa Olevey kembali ke dalam kamar pribadinya yang tentu saja adalah kamar paling luas, paling mewah, dan paling ketat penjagaannya. Diederich membaringkan Olevey di tengah ranjang. Namun, Diederich sama sekali tidak beranjak dari sisi Olevey. Ia malah ikut berbaring di samping gadis yang kini tampak sudah jauh lebih barik kondisinya. Napas Olevey sudah cukup teratur, tidak terlihat lagi jika Olevey kesulitan bernapas. Diederic mengulurkan tangannya dan merasakan suhu tubuh Olevey yang sudah kembali normal.

    Terakhir Diperbarui : 2020-09-26
  • Olevey and the Devil King (Bahasa Indonesia)   12. Dasar Iblis

    “Ayah,” panggil Leopold setengah putus asa sembari menatap ayahnys yang tengah duduk di kursi bacanya. Saat ini, gelapnya malam sudah memeluk semesta dengan sempurna. Leopold sudah menyelesaikan tugas hariannya dan kini datang ke ruang baca pribadi milik sang ayah, untuk kembali membicarakan hal yang mengganggunya.Karl menghela napas panjang. Ia meletakkan bukunya di atas meja, lalu menatap sang putra yang duduk di seberangnya. “Kamu sendiri sudah melihat apa yang sudah Ayah dan para Uskup Agung lakukan, bukan? Dunia iblis, dan Raja iblis bukanlah sesuatu yang bisa kita hada

    Terakhir Diperbarui : 2020-09-26
  • Olevey and the Devil King (Bahasa Indonesia)   13. Hanya Satu

    Olevey diantar oleh Slevi menuju aula istana di mana singgasana milik Diederich berada. Tentu saja, Olevey perlu bertemu dengan Diederich untuk membicarakan hal aneh yang terjadi pada tubuhnya. Beruntungnya Olevey, saat ini bukanlah masa di mana bulan merah kehilangan cahaya, hingga Olevey tidak akan melihat bentuk-bentuk iblis yang mengerikan. Bentuk iblis yang mungkin saja bisa membuatnya terkena serangan jantung, dan jatuh tak sadarkan diri karena melihatnya. Namun, Olevey masih bisa merasakan jika para iblis yang bertugas sebagai pengawal, memperhatikan dan mencuri pandang padanya. Tampaknya, apa yang dikatakan oleh Diederich jika ia memiliki sesuatu yang membuatnya menarik di mata para iblis bukanlah omong kosong.

    Terakhir Diperbarui : 2020-09-29
  • Olevey and the Devil King (Bahasa Indonesia)   14. Istriku

    Olevey terbangun dari tidurnya karena tidurnya yang nyaman disambangi mimpi buruk. Olevey tersentak dan membuka matanya menatap langit-langit kamarnya. Setelah sembuh sakitnya, Olevey sudah kembali ke kamarnya yang sudah sangat nyaman dan familier dengannya ini. Jelas, kamar ini lebih nyaman daripada kamar bernuansa gelap yang sebelumnya Olevey tempati ketika sakit. Namun, saat ini Olevey tidak bisa merasakan kenyamanan yang biasanya selalu ia rasakan ketika berada di dalam kamarnya ini. Biasanya, Olevey merasa aman berada di dalam kamar yang memang tidak bisa didatangi oleh iblis-iblis lainnya.O

    Terakhir Diperbarui : 2020-09-29
  • Olevey and the Devil King (Bahasa Indonesia)   15. Mimpi Indah

    “Tunggu, apa yang Anda maksud?” tanya Olevey.“Apalagi? Tentu saja aku tengah membicarakanmu, istriku,” ucap Diederich dengan seringai yang membuat bulu kuduk di sekujur tubuh Olevey berdiri.

    Terakhir Diperbarui : 2020-09-29
  • Olevey and the Devil King (Bahasa Indonesia)   16. Mimpi

    Olevey berdiri di bawah guyuran bulan merah yang berpendar keemasan. Kening Olevey mengernyit dalam saat melihat keindahan bulan merah keemasan yang belum pernah ia lihat. Olevey mengedarkan pandangannya dan tersadar jika dirinya berdiri dengan dikelilingi pohon pinus yang menjulang tinggi. Olevey tidak mengerti, kenapa dirinya bisa berakhir di tempat yang tidak pernah ada dalam ingatannya. Olevey tentu saja sadar, jika ini adalah dunia iblis, tetapi Olevey tidak pernah menginjakkan kakinya di hutan pinus yang ia kenal sebagai pebatasan menuju portal penghubung.

    Terakhir Diperbarui : 2020-10-02
  • Olevey and the Devil King (Bahasa Indonesia)   17. Apa Ini Waktunya?

    12. Apa Ini Waktunya?

    Terakhir Diperbarui : 2020-10-09
  • Olevey and the Devil King (Bahasa Indonesia)   18. Tengah Dalam Bahaya

    Olevey berbalik dan mendorong Diederich menjauh darinya, lalu meraih selimut yang berada di dekatnya. Olevey menggunakan selimut itu untuk membalut tubuhnya yang memang hanya menggunakan pakaian dalam. Meskipun merasa sangat malu karena Diederich melihatnya saat berada dalam kondisi yang tidak pantas, Olevey berusaha untuk mengendalikan diri. Termasuk mencoba untuk mengendalikan rasa sakit yang menyerang bahu dan sekujur tubuhnya. Untuk saat ini, hal yang paling penting adalah mengusir Diederich dari kamar sebelum ada hal yang tidak diinginkan terjadi.“Dengan hormat, saya minta Yang Mul

    Terakhir Diperbarui : 2020-10-09

Bab terbaru

  • Olevey and the Devil King (Bahasa Indonesia)   PENGUMUMAN

    Halo semuanya, untuk kalian penggemar Olevey dan Diederich, ada kabar baik buat kalian wkwk. Kalian yang mau peluk mereka dalam bentuk fisik, bisa banget ikutan PO cetak ulangnya yang akan berlangsung sejak tanggal 3 hingga tanggal 13 Januari 2021 ya.Harganya Rp. 110.000 (diluar ongkir)Tentu saja ada perbedaan dari versi di platfrom online ya. Jadi enggak nyesel kalau beli versi cetaknya hehe.(Ps. judul yang naik cetak bukan hanya Olevey aja lho. Hampir semua cerita Mimi yang sudah mejeng di Goodnovel akan naik cetak)Untuk yang tertarik, atau mau tanya-tanya dulu bisa hubungi Mimi lewat DM di instagram difimi_Atau kalian bisa langsung hubungi salah satu nomor admin di bawah ini :1. 0853426571592. 081324971213Sekian, terima kasih semuanyaa

  • Olevey and the Devil King (Bahasa Indonesia)   Ekstra Part 7 : Perpisahan Sang Putri

    Enam bulan berlalu dengan cepat, dan Penelope tumbuh dengan sangat baik. Ia tumbuh menjadi seorang putri cantik yang sangat mudah untuk dicintai. Seperti saat ini, Penelope yang sudah bisa duduk dengan tegap tanpa bantuan siapa pun, terlihat bermain dengan mainan yang digantung di atas ranjang bayi miliknya. Netra emeraldnya tampak berkilauan saat dirinya menggapai-gapai mainan yang rupanya sangat menarik baginya. Namun, Penelope tidak bisa menggapai mainannya dengan mudah. Untungnya, Felix yang menyelesaikan latihannya menyempatkan diri untuk datang ke kamar Penelope. Ia ingin melihat adiknya yang tengah tidur siang.

  • Olevey and the Devil King (Bahasa Indonesia)   Ekstra Part 6 : Kesepakatan

    Olevey baru merasakan kontraksi saat kandungannya menginjak usia empat puluh minggu, alias tepat sepuluh bulan. Jelas, ini adalah masa kandungan yang tidak lumrah baik bagi kaum iblis, maupun bagi kaum manusia. Lalu, rasa sakitnya juga sangat berbeda daripada kontraksi saat akan melahirkan Felix. Rasa sakitnya berkali-kali lipat, dan membuat keringat membanjir di sekujur tubuhnya yang mungil dan lembut. Wajah Olevey yang pucat pasi, masih tetap berusaha terlihat ceria dan memasang senyum manis. Hal itu terjadi, karena Felix terlihat begitu cemas. “Sayang, keluarlah. Tunggu dengan Ayah di luar ya. Ibu baik-baik saja,” ucap Olevey.

  • Olevey and the Devil King (Bahasa Indonesia)   Ekstra Part 5 : Kakek Tua

    Wajah Diederich terlihat tidak baik-baik saja. Ia tampak begitu kesal, hingga terus saja menguarkan aura mengerikan yang membuat para bawahannya mengambil langkah untuk menjaga jarak aman dari sang raja ibli yang sepertinya tengah cemburu besar. Kecemburuannya itu disebabkan oleh putranya sendiri yang rupanya sudah kembali menempel pada Olevey. Setelah kedatangan Felix menemui Olevey yang tengah mengalami kondisi kesehatan yang memburuk, Felix sama sekali tidak menampilkan rasa ketidaksukaannya pada kehamilan Olevey yang rupanya sudah menginjak usia lima bulan. Felix juga tidak menjaga jarak dengan Olevey, dan kini malah bersikap sangat manis dengan mengikuti Olevey ke mana pun ibunya itu pergi.

  • Olevey and the Devil King (Bahasa Indonesia)   Ekstra Part 4 : Ibu, maafkan aku

    Felix benar-benar mengamuk saat mengetahui ibunya mengandung. Amukan Felix bahkan sukses menghancurkan sebuah bangungan kastel yang khusus dibangun untuknya, lalu disusul dengan pemusnahan seperempat populasi iblis, dan sebagian besar hutan di perbatasan dunia iblis di mana portal berada. Kemarahan Felix bahkan membawa dampak yang cukup berat di dunia manusia. Ada topan dan hujan yang membuat bencana yang cukup membuat kerugian besar di sana. Rasanya, Olevey ingin meredakan kemarahan Felix. Namun, ia tidak bisa. Tubuhnya terlalu lemah untuk saat ini. Berbeda dari kehamilan pertamanya, Olevey saat ini bahkan tidak bisa turun dari ranjangnya.

  • Olevey and the Devil King (Bahasa Indonesia)   Ekstra Part 3 : Rajukan Felix

    Selama beberapa hari, Felix merajuk dan tidak mau berbicara pada kedua orang tuanya. Mungkin, bagi Diederich itu adalah kabar baik, karena waktunya dengan Olevey tidak diganggu oleh Felix. Namun, hal itu berbeda dengan Olevey. Ia merasa cemas, karena diabaikan oleh putranya. Felix benar-benar mengabaikan Olevey, dan lebih memilih fokus untuk belajar sihir dan sejarah. Olevey menatap pintu kamar Felix yang tertutup rapat di hadapannya. Biasanya, ia tidak perlu mengetuk pintu saat datang ke kamar Felix. Karena putranya itu akan menyambut dengan ceria, saat dirinya datang mengunjungi kamarnya. Namun, kali ini berbeda. Padahal Olevey sudah menunggu lama dan mengetuk pintu berulang kali, tetapi Felix belum juga membukakan pintu.

  • Olevey and the Devil King (Bahasa Indonesia)   Ekstra Part 2 : Beberapa Adik

    “Astaga, apa yang terjadi?!” tanya Olevey saat dirinya tidak percaya dengan apa yang ia lihat di hadapannya.Olevey terlihat sangat terkejut hingga tidak bisa mempertahankan keseimbangannya. Untung saja, Diederich berada di posisi yang tepat dan bisa menahan tubuh Olevey yang limbung. Dengan salah satu tangannya yang kekar, Diederich sudah lebih dari cukup bisa menahan tubuh Olevey yang terasa sangat ringan baginya. Diederich menyeringai saat melihat putranya yang juga tengah terlihat bingung dengan situasi yang terjadi. Keterkejutan keduanya terjadi karena penampilan Felix yang be

  • Olevey and the Devil King (Bahasa Indonesia)   Ekstra Part 1: Senjata Pamungkas

    Sudah tiga tahun lebih Olevey menjadi seorang permaisuri di dunia iblis yang jelas sangat berbeda dengan dunia manusia di mana dirinya terlahir dan tumbuh besar. Namun, karena merasa jika semua ini adalah takdir yang sudah digariskan oleh Sang Pencipta, Olevey sama sekali tidak memiliki pilihan lain, selain menjalaninya.Toh, kehidupannya di dunia iblis ternyata tidak seburuk yang ia pikirkan sebelumnya. Kehidupannya malah terasa lebih bebas dan menyenangkan. Apa mungkin, karena dirinya bisa bebas melakukan apa pun yang ia ingikan tanpa harus memperhatian tata krama bangsawan dan sejenisnya? Sepertinya karena itu. Olevey tersenyum merasa lucu dengan pikirannya sendiri.

  • Olevey and the Devil King (Bahasa Indonesia)   48. Takdir Paling Indah (END)

    Olevey mengernyitkan keningnya, saat mendengar kebisingan yang mengganggu tidur lelapnya. Meskipun enggan, pada akhirnya Olevey membuka mata dan terkejut saat melihat Diederich yang tampaknya tengah sangat kesal. Dalam pelukan Diederich, terlihat seorang bayi mungil yang tampan tengah menangis dengan kuatnya. Slevi, Exel, dan Zul juga terlihat di sana, dengan wajah yang cemas.Ketiganya terlihat tengah membujuk Diederich untuk memberikan sang bayi pada Slevi, serta membujuk sang bayi untuk berhenti menangis. Awalnya, karena rasa lelah yang memeluk sekujur tubuhnya, Olevey ingin kembali tertidur. Namun, melihat bayi tampan yang merengek menginginkan sesuatu, Olevey sama sekali tidak bisa memal

Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status