Share

8. Permulaan

Penulis: Miafily
last update Terakhir Diperbarui: 2020-09-26 11:01:49

Olevey menatap langit-langit yang selama beberapa hari ini selalu menyapanya ketika bangun tidur. Namun, kali ini Olevey sadar jika dirinya tidak terbangun dari tidur malamnya yang nyaman. Olevey teringat apa yang terjadi tadi malam, dan rasa dingin menguasai telapak tangan dan kakinya yang sebenarnya masih terlindungi selimut tebal yang halus. Mungkin, Olevey memang tinggal nyaman selayaknya tinggal di dunia manusia. Hanya saja, Olevey melupakan fakta, jika dunia iblis dan dunia manusia jauh berbeda. Olevey terlalu terbuai dengan keindahan yang jelas-jelas hanyalah kamuflase untuk membuat manusia terbuai. Jelas, Olevey hampir saja menjadi salah satu manusia yang terbuai.

“Nona, Anda sudah bangun?”

Olevey mendengar suara Jennet dan suara langkah yang mendekat. Tanpa melihat pun, saat ini Olevey sudah bisa menebak dengan tepat, jika saat ini Jennet pasti tengah melangkah mendekatinya. Ah, lebih tepatnya mendekat pada ranjang yang ia tempati. Namun, Olevey sama sekali tidak ingin diganggu oleh siapa pun, termasuk Jennet. “Tolong tinggalkan aku sendiri, aku tidak mau dingganggu oleh siapa pun,” ucap Olevey.

“Tapi Nona, saya harus membantu Nona untuk segera bersiap. Yang Mulia Raja meminta Anda untuk hadir dalam acara makan siang nanti,” ucap Jennet.

Olevey tersenyum tipis. “Aku yakin, kamu tau apa yang terjadi tadi malam. Lalu, apa kamu pikir aku masih bisa makan bersama atau setidaknya bertemu tatap dengan kalian?” tanya Olevey membuat Jennet mematung. Ia tidak menyangka jika Olevey malah akan mengatakan hal ini padanya.

Namun, Jennet sendiri sadar jika Olevey pasti terkejut dengan apa yang sudah terjadi. Jadi, pada akhirnya Jennet berkata, “Kalau begitu, saya akan ke luar. Tapi saya akan tetap berada di depan pintu. Jika Nona membutuhkan bantuan, Nona bisa memanggil saya.”

Olevey sama sekali tidak menjawab, dan tetap berbaring di posisinya. Namun, Jennet tahu jika Olevey mendengar apa yang sudah ia katakan. Jennet beranjak meninggalkan kamar mewah yang ditinggali oleh Olevey di kastel kerajaan dunia iblis, di mana Diederich sebagai penguasa tunggal. Olevey pun bangkit dan duduk di tepi ranjang. Ia menunduk dan menatap ujung jemari kakinya. “Aku tidak bisa lagi bertemu dengan orang tuaku. Aku kehilangan keluarga, dan kini aku harus tinggal di dunia yang jelas bukanlah tempatku,” ucap Olevey pada dirinya sendiri.

Olevey menghela napas panjang. “Aku ingin pulang.”

“Pulang ke mana? Ini sudah menjadi rumahmu.”

Olevey tersentak dan berdiri dari posisinya sembari menatap nyalang pada sosok yang mengejutkan karena tiba-tiba hadir di dalam kamar yang tentu saja harus menjadi tempat pribadi baginya. “Jangan masuk tiba-tiba ke dalam kamarku seperti ini,” ucap Olevey penuh peringatan. Olevey tampak lupa akan sopan santun, di mana dirinya harus meletakkan hormat pada Diederich yang memiliki status tertinggi di dunia iblis ini. Sepertinya, merasa rindu dengan rumah membuat Olevey hilang akal. Namun, sepertinya hal itu sama sekali tidak membuat Diederich terganggu.

Malahan, apa yang dikatakan oleh Olevey rupanya disambut oleh kekehan mengerikan Diederich. “Ternyata kau sudah mengakui kamar ini sebagai kamarmu. Aku tidak keberatan. Tapi coba ingat, kamarmu ini ada di dalam kastelku. Itu berarti, kamar ini juga milikku. Aku berhak untuk masuk ke mana pun sesukaku,” ucap Diederich sembari menyeringai dan membuat wajahnya terlihat semakin tampan saja.

Namun Olevey sadar, jika rupa yang menawan ini adalah kamuflase. Tidak ada satu pun iblis yang memliki rupa yang indah. “Ya, ini hanya kamuflase,” ucap Olevey tanpa sadar membuat Diederich terdiam. Tentu saja saat ini Diederich yang cerdas bisa membaca apa yang dipikirkan oleh Olevey. Sayang sekali, Olevey adalah satu-satunya orang yang tidak bisa Diederich dengan pikirannya. Jadi, Diederich hanya bisa menebak-nebak apa yang dipikirkan oleh gadis manusia satu ini.

“Ya, bisa dibilang ini adalah kamuflaseku, tapi penampilan menawan ini tidak terlalu jauh dari tampilan iblisku. Bukankah ini penampilan yang membuat hatimu berdegup kencang? Kenapa? Apa sekarang kau sudah jatuh hati padaku?” tanya Diederich membuat Olevey yang mendengarnya mengernyitkan keningnya dalam-dalam.

“Itu tidak masuk akal,” sanggah Olevey.

Diederich sedikit memiringkan kepalanya dan berkata, “Sejak awal, kau memang sangat menarik. Kau adalah eksistensi yang terasa begitu aneh sekaligus unik. Dimulai dari pikiranmu yang tidak bisa kubaca, hingga sosokmu yang menarik perhatianku, ah bukan. Bukan hanya perhatianku. Tapi kau bisa menarik perhatian semua iblis kelas menengah ke bawah. Saking tertariknya mereka, ketika mereka berada dalam penampilan iblis mereka, mereka tidak bisa menahan nafsu mereka. Entah untuk membunuh atau melakukan hubungan seksual.”

“Tunggu, apa itu artinya tadi malam—”

“Ya, tadi malam aku sengaja mengajakmu ke pesta untuk membuktikan apa yang sudah aku simpulkan di awal. Tapi ternyata, apa yang aku simpulkan terbukti. Kau memiliki sesuatu yang bisa membuat kami, para iblis merasakan ketertarikan yang begitu besar padamu,” potong Diederich membuat Olevey merasakan firasat buruk.

Firasat buruk yang semakin menjadi saat tiba-tiba Olevey melihat jika Diederich melangkah mendekat padanya. Secara naluri, Olevey tentu saja mengambil langkah mundur. Sayangnya, itu adalah tindakan yang bodoh. Karena itu sesuai dengan perkiraan Diederich dan sesuai dengan apa yang ia harapkan. Kini, Olevey tersudutkan dengan Diederich yang kini memeluk pinggangnya, sementara salah satu tangannya menangkup pipi lembut Olevey. Entah kenapa, Olevey tidak bisa mendorong mundur Diederich untuk menjauh darinya. Bukan karena Olevey terpengaruh sihir, tetapi ada sesuatu yang menahan Olevey.

Diederich mengusap lembut pipi Olevey yang putih mulus. “Termasuk aku. Mungkin di sini, aku yang paling besar merasakan ketertarikan yang terasa tidak masuk akal ini. Awalnya, aku merasa bingung. Kenapa, dan untuk apa rasa tertarik ini,” ucap Diederich begitu dekat dengan wajah Olevey.

Hawa panas yang menguar dari tubuh Diederich terasa begitu jelas di kulit Olevey, apalagi pada pinggangnya yang kini dipeluk erat oleh Diederich. Dirinya yang hanya mengenakan gaun tidur, bisa merasakan telapak tangan lebar dan panas yang tadi malam menggenggam pergelangan kakinya. Telapak tangan yang jelas membawa hawa panas yang membawa getaran aneh yang tidak Olevey kenali. Namun, Diederich tentu saja dengan mudah membaca apa yang saat ini dirasakan oleh Olevey, dan ini memang sesuai dengan apa yang ia harapkan.

“Tapi aku sadar, jika aku tidak perlu bingung. Aku yakin, jika ketertarikan ini bukanlah hal yang ada tanpa alasan. Hal yang mudah jika aku menyimpulkan bahwa kau memang sudah ditakdirkan untuk menjadi milikku, Eve. Mulai detik ini, kau resmi menjadi milikku. Kau tidak bisa pergi dariku, tanpa seizinku. Baik hidup beserta tubuhmu, kini sudah menjadi milikku, Eve,” ucap Diederich membuat jantung Olevey berdetak dengan gilanya.

Belum juga Olevey akan mengelak apa yang dikatakan oleh Diederich, bibirnya sudah lebih dibungkam oleh ciuman panas dan dalam oleh Diederich. Olevey, terkejut dan berusaha untuk menghindari ciuman tersebut, tetapi hal tersebut sangatlah mustahil. Diederich membawa tubuh Olevey untuk menempel dengan eratnya pada tubuh bagian depannnya. Olevey merasakan kepalanya berputar ketika Diederich memperdalam ciumannya. Ini terasa sangat aneh, dan baru bagi Olevey.

Selama delapan belas tahun hidup Olevey, ia tidak pernah mendapatkan perlakuan sedemikian tidak sopan oleh seorang pria. Apalagi, saat ini Diederich memberikan sentuhan yang membuat Olevey merasakan panas dingin di sekujur tubuhnya. Olevey kesulitan bernapas, dan kini tubuhnya lunglai dan jatuh dalam pelukan Diederich seutuhnya. Diederich kini menopang Olevey sepenuhnya karena kedua kaki Olevey memang sudah tidak lagi kuat untuk berdiri dengan benar.

Wajah Olevey yang putih bersih, kini merona dengan cantiknya. Saat Olevey hampir kehilangan pasokan oksigen, Diederich melepaskan tautan bibirnya dan membuat Olevey bernapas dengan lega. Diederich terkekeh saat melihat Olevey yang susah payah mengambil napas, sepertinya ia sudah terlalu berlebihan mecium gadis yang baru pertama kali berciuman. Diederich mengusap bibir bawah Olevey yang tampak merah merekah dan basah oleh air liur. “Ini hanya permulaan, ke depannya, kita akan melakukan hal yang lebih menarik, Eve,” bisik Diederich penuh arti.

Bab terkait

  • Olevey and the Devil King (Bahasa Indonesia)   9. Akhir dari Takdir

    “Bulannya sudah berganti merah,” gumam Olevey sembari melihat langit malam yang dihiasi oleh bulan sempurna yang berpendar merah. Terasa sangat aneh bagi Olevey, menayksikan saat-saat bulan yang berganti berwarna semerah darah ini. Tentu saja, ini kali pertama bagi Olevey melihat bulan yang berwarna merah. Merah darah atau merah rubi? Olevey tidak bisa memisahkan dan membedakannya. Hanya saja, warna merah itu membuatnya teringat Diederich. Olevey tanpa sadar menyentuh bibirnya dengan jemari lembutnya. Olevey menggigit bibirnya saat teringat kejadian di mana Diederich dengan tanpa

    Terakhir Diperbarui : 2020-09-26
  • Olevey and the Devil King (Bahasa Indonesia)   10. Tanda

    Di sebuah ranjang luas dan mewah, Olevey terbaring. Wajahnya pucat pasi, dan napasnya telihat berat. Keningnya dihiasi anak-anak rambut yang menempel erat sebab keringat dingin terus mengucur deras dan membuat rambutnya yang halus serta mengembang dengan indah, kini terlihat lepek. Olevey tampak begitu tersiksa dengan kondisinya yang tentu saja terasa tidak nyaman.Seorang pria berjubah tampak memeriksa Olevey dengan sihir yang berpendar biru gelap. Pria itu menarik tangannya dan menggeser tubuhnya. Ia membungkuk pada Diederich yang rupanya berdiri di dekat kaki ranjang. Diederich tampak cukup berbeda dengan

    Terakhir Diperbarui : 2020-09-26
  • Olevey and the Devil King (Bahasa Indonesia)   11. Penyempurnaan

    Diederich membawa Olevey yang masih tak sadarkan diri dalam gendongannya yang kokoh dan hangat. Ia membawa Olevey kembali ke dalam kamar pribadinya yang tentu saja adalah kamar paling luas, paling mewah, dan paling ketat penjagaannya. Diederich membaringkan Olevey di tengah ranjang. Namun, Diederich sama sekali tidak beranjak dari sisi Olevey. Ia malah ikut berbaring di samping gadis yang kini tampak sudah jauh lebih barik kondisinya. Napas Olevey sudah cukup teratur, tidak terlihat lagi jika Olevey kesulitan bernapas. Diederic mengulurkan tangannya dan merasakan suhu tubuh Olevey yang sudah kembali normal.

    Terakhir Diperbarui : 2020-09-26
  • Olevey and the Devil King (Bahasa Indonesia)   12. Dasar Iblis

    “Ayah,” panggil Leopold setengah putus asa sembari menatap ayahnys yang tengah duduk di kursi bacanya. Saat ini, gelapnya malam sudah memeluk semesta dengan sempurna. Leopold sudah menyelesaikan tugas hariannya dan kini datang ke ruang baca pribadi milik sang ayah, untuk kembali membicarakan hal yang mengganggunya.Karl menghela napas panjang. Ia meletakkan bukunya di atas meja, lalu menatap sang putra yang duduk di seberangnya. “Kamu sendiri sudah melihat apa yang sudah Ayah dan para Uskup Agung lakukan, bukan? Dunia iblis, dan Raja iblis bukanlah sesuatu yang bisa kita hada

    Terakhir Diperbarui : 2020-09-26
  • Olevey and the Devil King (Bahasa Indonesia)   13. Hanya Satu

    Olevey diantar oleh Slevi menuju aula istana di mana singgasana milik Diederich berada. Tentu saja, Olevey perlu bertemu dengan Diederich untuk membicarakan hal aneh yang terjadi pada tubuhnya. Beruntungnya Olevey, saat ini bukanlah masa di mana bulan merah kehilangan cahaya, hingga Olevey tidak akan melihat bentuk-bentuk iblis yang mengerikan. Bentuk iblis yang mungkin saja bisa membuatnya terkena serangan jantung, dan jatuh tak sadarkan diri karena melihatnya. Namun, Olevey masih bisa merasakan jika para iblis yang bertugas sebagai pengawal, memperhatikan dan mencuri pandang padanya. Tampaknya, apa yang dikatakan oleh Diederich jika ia memiliki sesuatu yang membuatnya menarik di mata para iblis bukanlah omong kosong.

    Terakhir Diperbarui : 2020-09-29
  • Olevey and the Devil King (Bahasa Indonesia)   14. Istriku

    Olevey terbangun dari tidurnya karena tidurnya yang nyaman disambangi mimpi buruk. Olevey tersentak dan membuka matanya menatap langit-langit kamarnya. Setelah sembuh sakitnya, Olevey sudah kembali ke kamarnya yang sudah sangat nyaman dan familier dengannya ini. Jelas, kamar ini lebih nyaman daripada kamar bernuansa gelap yang sebelumnya Olevey tempati ketika sakit. Namun, saat ini Olevey tidak bisa merasakan kenyamanan yang biasanya selalu ia rasakan ketika berada di dalam kamarnya ini. Biasanya, Olevey merasa aman berada di dalam kamar yang memang tidak bisa didatangi oleh iblis-iblis lainnya.O

    Terakhir Diperbarui : 2020-09-29
  • Olevey and the Devil King (Bahasa Indonesia)   15. Mimpi Indah

    “Tunggu, apa yang Anda maksud?” tanya Olevey.“Apalagi? Tentu saja aku tengah membicarakanmu, istriku,” ucap Diederich dengan seringai yang membuat bulu kuduk di sekujur tubuh Olevey berdiri.

    Terakhir Diperbarui : 2020-09-29
  • Olevey and the Devil King (Bahasa Indonesia)   16. Mimpi

    Olevey berdiri di bawah guyuran bulan merah yang berpendar keemasan. Kening Olevey mengernyit dalam saat melihat keindahan bulan merah keemasan yang belum pernah ia lihat. Olevey mengedarkan pandangannya dan tersadar jika dirinya berdiri dengan dikelilingi pohon pinus yang menjulang tinggi. Olevey tidak mengerti, kenapa dirinya bisa berakhir di tempat yang tidak pernah ada dalam ingatannya. Olevey tentu saja sadar, jika ini adalah dunia iblis, tetapi Olevey tidak pernah menginjakkan kakinya di hutan pinus yang ia kenal sebagai pebatasan menuju portal penghubung.

    Terakhir Diperbarui : 2020-10-02

Bab terbaru

  • Olevey and the Devil King (Bahasa Indonesia)   PENGUMUMAN

    Halo semuanya, untuk kalian penggemar Olevey dan Diederich, ada kabar baik buat kalian wkwk. Kalian yang mau peluk mereka dalam bentuk fisik, bisa banget ikutan PO cetak ulangnya yang akan berlangsung sejak tanggal 3 hingga tanggal 13 Januari 2021 ya.Harganya Rp. 110.000 (diluar ongkir)Tentu saja ada perbedaan dari versi di platfrom online ya. Jadi enggak nyesel kalau beli versi cetaknya hehe.(Ps. judul yang naik cetak bukan hanya Olevey aja lho. Hampir semua cerita Mimi yang sudah mejeng di Goodnovel akan naik cetak)Untuk yang tertarik, atau mau tanya-tanya dulu bisa hubungi Mimi lewat DM di instagram difimi_Atau kalian bisa langsung hubungi salah satu nomor admin di bawah ini :1. 0853426571592. 081324971213Sekian, terima kasih semuanyaa

  • Olevey and the Devil King (Bahasa Indonesia)   Ekstra Part 7 : Perpisahan Sang Putri

    Enam bulan berlalu dengan cepat, dan Penelope tumbuh dengan sangat baik. Ia tumbuh menjadi seorang putri cantik yang sangat mudah untuk dicintai. Seperti saat ini, Penelope yang sudah bisa duduk dengan tegap tanpa bantuan siapa pun, terlihat bermain dengan mainan yang digantung di atas ranjang bayi miliknya. Netra emeraldnya tampak berkilauan saat dirinya menggapai-gapai mainan yang rupanya sangat menarik baginya. Namun, Penelope tidak bisa menggapai mainannya dengan mudah. Untungnya, Felix yang menyelesaikan latihannya menyempatkan diri untuk datang ke kamar Penelope. Ia ingin melihat adiknya yang tengah tidur siang.

  • Olevey and the Devil King (Bahasa Indonesia)   Ekstra Part 6 : Kesepakatan

    Olevey baru merasakan kontraksi saat kandungannya menginjak usia empat puluh minggu, alias tepat sepuluh bulan. Jelas, ini adalah masa kandungan yang tidak lumrah baik bagi kaum iblis, maupun bagi kaum manusia. Lalu, rasa sakitnya juga sangat berbeda daripada kontraksi saat akan melahirkan Felix. Rasa sakitnya berkali-kali lipat, dan membuat keringat membanjir di sekujur tubuhnya yang mungil dan lembut. Wajah Olevey yang pucat pasi, masih tetap berusaha terlihat ceria dan memasang senyum manis. Hal itu terjadi, karena Felix terlihat begitu cemas. “Sayang, keluarlah. Tunggu dengan Ayah di luar ya. Ibu baik-baik saja,” ucap Olevey.

  • Olevey and the Devil King (Bahasa Indonesia)   Ekstra Part 5 : Kakek Tua

    Wajah Diederich terlihat tidak baik-baik saja. Ia tampak begitu kesal, hingga terus saja menguarkan aura mengerikan yang membuat para bawahannya mengambil langkah untuk menjaga jarak aman dari sang raja ibli yang sepertinya tengah cemburu besar. Kecemburuannya itu disebabkan oleh putranya sendiri yang rupanya sudah kembali menempel pada Olevey. Setelah kedatangan Felix menemui Olevey yang tengah mengalami kondisi kesehatan yang memburuk, Felix sama sekali tidak menampilkan rasa ketidaksukaannya pada kehamilan Olevey yang rupanya sudah menginjak usia lima bulan. Felix juga tidak menjaga jarak dengan Olevey, dan kini malah bersikap sangat manis dengan mengikuti Olevey ke mana pun ibunya itu pergi.

  • Olevey and the Devil King (Bahasa Indonesia)   Ekstra Part 4 : Ibu, maafkan aku

    Felix benar-benar mengamuk saat mengetahui ibunya mengandung. Amukan Felix bahkan sukses menghancurkan sebuah bangungan kastel yang khusus dibangun untuknya, lalu disusul dengan pemusnahan seperempat populasi iblis, dan sebagian besar hutan di perbatasan dunia iblis di mana portal berada. Kemarahan Felix bahkan membawa dampak yang cukup berat di dunia manusia. Ada topan dan hujan yang membuat bencana yang cukup membuat kerugian besar di sana. Rasanya, Olevey ingin meredakan kemarahan Felix. Namun, ia tidak bisa. Tubuhnya terlalu lemah untuk saat ini. Berbeda dari kehamilan pertamanya, Olevey saat ini bahkan tidak bisa turun dari ranjangnya.

  • Olevey and the Devil King (Bahasa Indonesia)   Ekstra Part 3 : Rajukan Felix

    Selama beberapa hari, Felix merajuk dan tidak mau berbicara pada kedua orang tuanya. Mungkin, bagi Diederich itu adalah kabar baik, karena waktunya dengan Olevey tidak diganggu oleh Felix. Namun, hal itu berbeda dengan Olevey. Ia merasa cemas, karena diabaikan oleh putranya. Felix benar-benar mengabaikan Olevey, dan lebih memilih fokus untuk belajar sihir dan sejarah. Olevey menatap pintu kamar Felix yang tertutup rapat di hadapannya. Biasanya, ia tidak perlu mengetuk pintu saat datang ke kamar Felix. Karena putranya itu akan menyambut dengan ceria, saat dirinya datang mengunjungi kamarnya. Namun, kali ini berbeda. Padahal Olevey sudah menunggu lama dan mengetuk pintu berulang kali, tetapi Felix belum juga membukakan pintu.

  • Olevey and the Devil King (Bahasa Indonesia)   Ekstra Part 2 : Beberapa Adik

    “Astaga, apa yang terjadi?!” tanya Olevey saat dirinya tidak percaya dengan apa yang ia lihat di hadapannya.Olevey terlihat sangat terkejut hingga tidak bisa mempertahankan keseimbangannya. Untung saja, Diederich berada di posisi yang tepat dan bisa menahan tubuh Olevey yang limbung. Dengan salah satu tangannya yang kekar, Diederich sudah lebih dari cukup bisa menahan tubuh Olevey yang terasa sangat ringan baginya. Diederich menyeringai saat melihat putranya yang juga tengah terlihat bingung dengan situasi yang terjadi. Keterkejutan keduanya terjadi karena penampilan Felix yang be

  • Olevey and the Devil King (Bahasa Indonesia)   Ekstra Part 1: Senjata Pamungkas

    Sudah tiga tahun lebih Olevey menjadi seorang permaisuri di dunia iblis yang jelas sangat berbeda dengan dunia manusia di mana dirinya terlahir dan tumbuh besar. Namun, karena merasa jika semua ini adalah takdir yang sudah digariskan oleh Sang Pencipta, Olevey sama sekali tidak memiliki pilihan lain, selain menjalaninya.Toh, kehidupannya di dunia iblis ternyata tidak seburuk yang ia pikirkan sebelumnya. Kehidupannya malah terasa lebih bebas dan menyenangkan. Apa mungkin, karena dirinya bisa bebas melakukan apa pun yang ia ingikan tanpa harus memperhatian tata krama bangsawan dan sejenisnya? Sepertinya karena itu. Olevey tersenyum merasa lucu dengan pikirannya sendiri.

  • Olevey and the Devil King (Bahasa Indonesia)   48. Takdir Paling Indah (END)

    Olevey mengernyitkan keningnya, saat mendengar kebisingan yang mengganggu tidur lelapnya. Meskipun enggan, pada akhirnya Olevey membuka mata dan terkejut saat melihat Diederich yang tampaknya tengah sangat kesal. Dalam pelukan Diederich, terlihat seorang bayi mungil yang tampan tengah menangis dengan kuatnya. Slevi, Exel, dan Zul juga terlihat di sana, dengan wajah yang cemas.Ketiganya terlihat tengah membujuk Diederich untuk memberikan sang bayi pada Slevi, serta membujuk sang bayi untuk berhenti menangis. Awalnya, karena rasa lelah yang memeluk sekujur tubuhnya, Olevey ingin kembali tertidur. Namun, melihat bayi tampan yang merengek menginginkan sesuatu, Olevey sama sekali tidak bisa memal

DMCA.com Protection Status